Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK

OLEH :

ANGGI PUTRI ANGGRAENI


2008006

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA
SEMARANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep Mobilisasi Fisik
A. Definisi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk
meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit
khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak,
2008).
Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana
individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total,
tetapi juga mengalami penurunan aktifitas dari kebiasaan
normalnya (Mubarak, 2008).
Gangguan mobilitas fisik (immobilisasi) didefinisikan oleh
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai
suatu keadaan dimana individu yang mengalami atau beresiko
mengalami keterbatasn gerakan fisik. Individu yang mengalami
atau beresiko mengalami keterbatasan fisik antara lain : lansia,
individu dengan penyakit yang mengalami penurunan kesadaran
lebih dari 3 hari atau lebih, individu yang kehilangan fungsi
antaomi akibat perubahan isiolohi (kehilangan fungsi motorik,
klien dengan stroke, klien pengguna kursi roda), penggunaan alat
eksternal (seperti gips atau traksi) dan pembatasan gerakan
volunteer (Potter&Perry,2005)
B. Klasifikasi
1. Jenis Mobilitas
a. Mobilitas penuh.
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari- hari. Mobilitas penuh ini merupakan
saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang.
b. Mobilitas sebagian.
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena di
pengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan saraf sensorik pada
area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau
patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat
mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena
kehilngan control mekanik dan sensorik.
Mobilitas sebagian di bagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan
individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
sementara. Hal tersebut dapat disebabakan oleh trauma
reversibel pada system muskuloskeletal, contohnya
adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
2) Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan
individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya
system saraf yang refersibel. Contohnya terjadinya
hemiplegic karena stroke, paraplegi karena cedera
tulang belakang,poliomyelitis karena terganggunya
system saraf motorik dan sensoris.
2. Rentang Gerak dalam mobilisasi
Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :

a. Rentang gerak pasif


Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-
otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain
secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan
kaki pasien.

b. Rentang gerak aktif


Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya
berbaring pasien menggerakkan kakinya.

c. Rentang gerak fungsional


Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan
melakukan aktifitas yang diperlukan (Carpenito, 2000).
2. Jenis Immobilitas:
Menurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam
keadaan imobilitas antara lain :
a. Imobilitas fisik :kondisi ketika seseorang mengalami
keterbatasan fisik yang disebabkan oleh factor lingkungan
maupun kondisi orang tersebut.
b. Imobilitas intelektual :kondisi ini dapat disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan untuk dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, misalnya pada kasus kerusakan otak.
c. Imobilitas emosional :kondisi ini bias terjadi akibat proses
pembedahan atau kehilangan seseorang yang dicintai.
d. Imobilitas sosial :kondisi ini bias menyebabkan perubahan
interaksi sosial yang sering terjadi akibat penyakit.
C. Etiologi
Penyebab
Penyebab utama immobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidakseimbangan, dan masalah psiokologis.
Penyebab secara umum :
a. Kelainan postur
b. Gangguan perkembangan otot
c. Kerusakan system saraf pusat
d. Trauma langsung pada system musculoskeletal dan
neuromuscular
e. Kekakuan otot
Kondisi – kondisi yang menyebabkan immobilisasi antara lain
(Restrick, 2005) :
a. Fall
b. Fracture
c. Stroke
d. Postoperative bedrest
e. Dimentia and Depression
f. Instability
g. Hipnotic medicine
h. Impairment ofvision
i. Polipharmacy
j. Fear of fall
D. Patofisiologi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular,
meliputi sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago,
dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya
kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai
sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan
isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot
menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan
peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada
pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan
klien untuk latihan kuadrisep. Gerakan volunter adalah kombinasi
dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi
isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian
energi meningkat. Perawat harus mengenal adanya peningkatan
energi (peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi irama jantung,
tekanan darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra
indikasi pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit
obstruksi paru kronik). Postur dan Gerakan Otot merefleksikan
kepribadian dan suasana hati seseorang dan tergantung pada
ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan
pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan
aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang
melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot
yang seimbang.
Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi
dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot
mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung
kembalinya aliran darah ke jantung.
Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi
berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari
empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak
beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan,
melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan
kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem
a. Gaya hidup
Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat
pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang
akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan
tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan
mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI
akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari
atau seorang pemabuk.
b. Proses penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan
mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah
tulang akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian
pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri
mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya
klien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit
tertentu misalnya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan
penyakit kardiovaskuler.
c. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi sikap dalam melakukan
aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki
setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang
biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton
akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang
wanita madura dan sebagainya.
d. Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi,
orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan
dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
e. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya
dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit
dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat
kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
F. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
a) Tanda dan Gejala
1. Kontraktur sendi
Disebabkan karena tidak digunakan atrofi dan pendekatan
saraf otot.
2. Perubahan eliminasi urine
Eliminasi urine pasien berubah karena adanya imobilisasi
pada posisi tegak lurus, urine mengalir keluar dari pelvis
ginjal lalu masuk kedalam ureter dan kandung kemih akibat
gaya gravitasi.
3. Perubahan system integument
Dekubitus terjadi akibat iskemia dan anoreksia jaringan.
Jaringan yang tertekan, darah membentuk dan kontriksi
kuat pada pembuluh darah akibat tekanan persistem pada
kulit dan struktur di bawah kulit sehingga respirasi selular
terganggu dan sel menjadi mati.
4. Perubahan metabolik
Ketika cidera atau stress terjadi, system endokrin memicu
serangkaian respon yang bertujuan untuk mempertahankan
tekanan darah dan memelihara hidup.
5. Perubahan system muskulus skeletal
Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui
kehilangan daya tahan, penurunan massa otot atrofi dan
penurunan stabilitas.
6. Perubahan pada system respiratori
Klien dengan pasca operasi dan imobilisasi beresiko tinggi
mengalami komplikasi pada paru- paru

b) Penatalaksanaan
1. Membantu pasien duduk di tempat tidur
Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan
kemampuan mobilitas pasien. Tujuan :
a. Mempertahankan kenyamanan
b. Mempertahankan toleransi terhadap aktifitas
c. Mempertahankan kenyamanan
2. Mengatur posisi pasien di tempat tidur
a. Posisi fowler adalah posisi pasien setengah duduk/duduk
Tujuan:
1) Mempertahankan kenyamanan
2) Menfasilitasi fungsi pernafasan
b. Posisi sim adalah pasien terbaring miring baik kekanan atau
kekiri
Tujuan:
1) Melancarkan peredaran darah keotak

2) Memberikan kenyamanan

3) Melakukan huknah

4) Memberikan obat peranus(inposutoria)

5) Melakukanpemeriksaandaerahanus
c. Posisi terlentang adalah menempatkan pasien di tempat
tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki
Tujuan : untuk melancarkan peredaran darah
d. Posisi genu pectorat adalah posisi nungging dengan kedua
kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat
tidur.
3. Memindahkan pasien ketempat tidur/ kekursi rodaTujuan :
a. Melakukan otot skeletal untuk mencegah kontraktur

b. Mempertahankan kenyamanan pasien

c. Mempertahankan control diri pasien

d. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan


4. Membantu pasien berjalan
Tujuan :
a. Toleransi aktifitas
b. Mencegah terjadinya kontraktur sendi

II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Mobilisasi Fisik


A. Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
a. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang
abnormal akibat tumor tulang.Pemendekan ekstremitas,
amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran
anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan
pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah
tulang.
b. Mengkaji tulang belakang
1) Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
2) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
3) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian
pinggang berlebihan)
c. Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas,
stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
d. Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi,
dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk
memantau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
e. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila
salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai
kondisi neurologist yang berhubungan dengan cara berjalan
abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara
berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron,
cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
f. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas
atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi
perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu
dan waktu pengisian kapiler.
g. Mengkaji fungsional klien
 Kategori tingkat kemampuan aktivitas
Rentang gerak (range ofmotion-ROM)
Tipe Gerakan Deraja trentang
normal
Leher, spinal, servikal
Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada 45
Ekstensi : mengembalikan kepala keposisi tegak 45
Hiperekstensi : menekuk kepala kebelakang sejauh mungkin 10
Fleksi lateral : memiringkan kepala sejauh mungkin kearah 40-45
setiap bahu
Rotasi : memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan 180
sirkuler
Bahu
Fleksi : menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh 180
kedepan keposisi di atas kepala
Ekstensi : mengembalikan lengan keposisi semula 180
Abduksi : menaikkan lengan keposisi samping di atas kepala 180
dengan telapak tangan jauh dari kepala
Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang 320
tubuh sejauh mungkin
Rotasi dalam :dengan siku fleksi, memutar bahu dengan 90
menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap kedalam
dan kebelakang.
Rotasi luar : dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai 90
ibu jari keatas dan samping kepala
Lengan bawah
Supinasi : memutar lengan bawa dan telapak tangan seingga 70-90
telapak tangan menghadap keatas
Pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan 70-90
menghadap kebawah
Pergelangan tangan
Fleksi : menggerakkan telapak tangan kesisi dalam lengan 80-90
bawah
Ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari, tangan, 80-90
dan lengan bawa berada pada arah yang sama
Abduksi (fleksi radial) : menekuk pergelangan tangan miring Sampai 30
(medial) ke ibu jari
Adduksi (fleksiluar) : menekuk pergelangan tangan miring 30-50
(medial) keibu jari
Jari-jari tangan
Fleksi : membuat pergelangan 90
Ekstensi : meluruskan jari tangan 90
Hiperkstensi : menggerakkan jari-jari tangan kebelakang 30-60
sejauh mungkin
Ibu jari
Fleksi : menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak 90
tangan

Ekstensi : menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan 90

Pinggul

Fleksi : menggerakkan tungkai kedepan dan atas 90-120

Ekstensi : menggerakkan kembali kesamping tungkai yang 90-120


lain

Lutut

Fleksi : menggerakkan tumit kearah belakang paha 120-130

Ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai 120-130

Mata kaki

Dorso fleksi : menggerakkan sehingga jari-jari kaki menekuk 20-30


keatas
Plantar fleksi : menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki 45-50
menekuk kebawah

Skala ADL (Acthyfiti Dayli Living)

0 : Pasien mampu berdiri

1 : Pasien memerlukan bantuan/ peralatan minimal

2 :Pasien memerlukan bantuan sedang/ dengan pengawasan

3 : Pasien memerlukan bantuan khusus dan memerlukan


alat

4 : Tergantung secara total pada pemberian asuhan

Kekuatan Otot/ Tonus Otot


0 : Otot sama sekali tidak bekerja

1 (10%) : Tampak berkontraksi/ ada sakit gerakan tahanan


sewaktu jatuh

2 (25%) : Mampu menahan tegak tapi dengan sentuhan agak


jauh

3 (50%) : Dapat menggerakkan sendi dengan aktif untuk


menahan berat

4 (75%) : Dapat menggerakkan sendi dengan aktif untuk


menahan berat dan melawan tekanan secara stimulan

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 : Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
a. Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri.
b. Batasan Karakteristik (minor dan mayor) :
Gejala dan Tanda Mayor Minor
Subjektif Mengeluh sulit Nyeri saat bergerak
menggerakan Enggan melakukan
ekstremitas pergerakan
Merasa cemas saat
bergerak
Objektif Kekuatan otot Sendi kaku
menurun
Rentang gerak (ROM) Gerakan tidak
menurun terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah

c. Faktor yang Berhubungan :


 Kerusakan integritas struktur tulang
 Perubahan metabolisme
 Penurunan kendali otot
 Ketidakbugaran fisik
 Penurunan massa otot
 Penurunan kekuatan otot
 Kekakuan sendi
 Gangguan muskuloskeletal
 Gangguan neuromuskular
 Gangguan sensori persepsi
 Kecemasan
 Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik.
Diagnosa 2 : Defisit Perawatan Diri (D.0109)
a. Definisi
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri
b. Batasan Karakteristik (minor dan mayor) :
Gejala dan Mayor Minor
Tanda
Subyektif Menolak melakukan -
perawatan
Objektif Tidak mampu -
mandi/mengenakan
pakaian/makan/ke
toilet/berhias secara
mandiri
Minat melakukan
perawatan diri kurang.

c. Faktor yang Berhubungan :


 Gangguan muskuloskeletal
 Gangguan neuromuskuler
 Kelemahan
 Gangguan psikologis dan/ atau psikotik
 Penurunan motivasi/minat
C. PERENCANAAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1 Hambatan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan o Kaji keterbatasan gerak o Menentukan batas
asuhan keperawatan sendi gerakan yang akan
diharapkan pasien o Kaji motivasi klien dilakukan
dapat tetap untuk o Motivasi yang tinggi
mempertahankan mempertahankan dari pasien dapat
pergerakannya, pergerakan sendi melancarkan latihan
dengan criteria hasil: o Jelaskan o Agar pasien beserta
 Menggunakan alasan/rasional keluarga dapat
posisi duduk pemberian latihan memahami dan
yang benar kepada pasien/ mengetahui alas an
 Mempertahankan keluarga pemberian latihan
kekuatan otot o Monitor lokasi o Agar dapat
 Mempertahankan ketidaknyamanan atau memberikan
fleksibilitas sendi nyeri selama aktivitas intervensi secara
o Lindungi pasien dari tepat
cedera selama latihan o Cedera yang timbul
o Bantu klien keposisi dapat memperburuk
yang optimal untuk kondisi klien
latihan rentang gerak o Memaksimalkan
o Anjurkan klien untuk latihan
melakukan latihan o ROM dapat
range of motion secara mempertahankan
aktif jika pergerakan sendi
memungkinkan o ROM pasif dilakukan
o Anjurkan untuk jika klien tidak dapat
melakukan range of melakukan secar
motion pasif jika di aman diri
indikasikan. o Meningkatkan harga
o Beri reinforcement diri klien
positif setiap kemajuan
klien
Setelah dilakukan
2 Defisit perawatan diri asuhan keperawatan o Pertimbangkan o Pertimbangkan
diharapkan pasien budaya saat budaya saat
dapat tetap mempromosikan mempromosikan
mempertahankan aktivitas perawatan aktivitas perawatan
pergerakannya, diri diri
dengan kriteria hasil: o Tentukan jumlah dan o Tentukan jumlah dan
o Mengambil alat tipe terkait bantuan tipe terkait bantuan
mandi sendiri yang diberikan yang diberikan
o Mandi di bak o Sediakan lingkungan o Sediakan lingkungan
o cuci terapeutik dengan terapeutik dengan
o Mandi dengan memastikan memastikan
meyiram kehangatan kehangatan
o Mencuci wajah o Fasilitasi untuk o Fasilitasi untuk
o Mencuci badan menggosok gigi menggosok gigi
bagian atas o Monitor kebersihan o Monitor kebersihan
o Mandi kuku sesuai dengan kuku sesuai dengan
denganbagianba kemampuan pasien kemampuan pasien
wah
o Membersihkan
area perinium
o Mengiringkan
badan
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1.IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Suku/bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Rayungkusuman 4
Diagnosa :
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Menikah
Hub dg pasien : Anak

2. Status Kesehatan saat ini


a. Keluhan Utama : Pasien mengatakan pusing dan
kelemahan anggota gerak
b. Alasan masuk RS :-
c. Faktor pencetus : pasien mengatakan tidak tau
kenapa terjadi.
d. Lama keluhan : pasien mengatakan sudah
mengalami gejala tersebut sejak 3 bulan lalu sampai sekarang.
e. Timbul keluhan : pasien mengatakan keluhan tersebut
terjadi 3bulan yang lalu hingga saat ini.
f. Upaya yang dilakukan : pasien mengatakan pernah di bawa
kerumah sakit tapi tidak ada perkembangan lalu dibawa pulang dan
sekarang di pijat saraf.
g. Faktor yang memperberat : pasien mengatakan tidak
mengatahui penyebab penyakit yang beliau derita menjadi makin
parah.
3. Riwayat kesehatan lalu
a. Penyakit yang pernah dialami : klien mengatakan tidak
mempunyai penyakit sebelumnya. Klien mengatakan ada riwayat
asam urat dan pernah melakukan operasi katarak 4 bulan lalu.
b. Kecelakaan : klien mengatakan bahwa tidak pernah mengalami
kecelakaan.
c. Pernah dirawat : klien mengatakan bahwa pernah dirawat
sebelumnya.
d. Alergi (obat atau lainnya) :
Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat dan alergi makanan.
e. Imunisasi : -
4. Riwayat Kesehatan keluarga
1. Susunan kesehatan keluarga (genogram: 3 generasi)

2. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga


Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang
memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien.
3. Penyakit yang sedang diderita keluarga
Klien mengatakan bahwa anggota keluarga tidak ada yang sakit
saat ini.
5. Riwayat kesehatan lingkungan
a. Kebersihan rumah dan lingkungan
Klien mengatakan bahwa lingkungan sekitar rumah bersih.
b. Kemungkinan terjadinya bahaya
Klien mengatakan lingkungan sekitar rumah , karena setiap malam
ada yang berjaga di pos ronda. Tapi di rumah tidak ada pengaman
untuk berjalan.
II KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
► TULIS DATA SEBELUM SAKIT DAN SETELAH DIRAWAT
1. Kebutuhan Nutrisi
a. Pola makan (frekwensi, porsi makan, jenis makanan yang biasa
dimakan)
Sebelum sakit :
Klien mengatakan makan sebanyak 3x/hari 1porsi makan nasi, sayur
dan lauk habis.
Saat sakit :
Klien mengatakan makan sebanyak 3x/hari 1/2porsi dengan nasi halus
dan sayur terkadang habis terkadang tidak.
b. Apakah keadaan sakit saat ini mempengaruhi pola makan/ minum :
Klien mengatakan ada pengaruh terhadap pola makanan atau minuman
saat ini.
c. Makanan yang disukai pasien, adakah makanan pantangan/ makanan
tertentu yang menyebabkan alergi, adakah makanan yang dibatasi :
Klien mengatakan bahwa beliau tidak menghindari makan apapun.
d. Adakah keyakinan atau kebudayaan yang dianut yang mempengaruhi
diet :
Klien mengatakan tidak melakukan diet.
e. Kebiasaan mengkonsumsi vitamin/obat penambah nafsu makan
(jumlah yang dikonsumsi setiap hari, sudah berapa lama) :
Klien mengatakan bahwa ia tidak mengkonsumsi obat atau vitamin
saat ini.
f. Keluhan dalam makan
1) Adakah keluhan anoreksia nervosa, bulimia nervosa : -
2) Adakah keluhan mual/ muntah (jika muntah berapa jumlahnya) :
klien mengatakan pusing
3) Bagaimana kemampuan mengunyah dan menelan : -
g. Adakah penurunan berat berat badan dalam 6 bulan terakhir
(bagaimana BB dan TB pasien sebelum dan selama dirawat) :
Klien mengatakan bahwa mengalami penurunan berat badan, sekitar
5kg.
h. Pengkajian IMT – BB Ideal
𝐵𝐵 65 65 65
IMT = 𝑇𝐵𝑥2 = 170𝑥2 = 1,7 𝑥 2 = 3,4 = 19,1= 19
BB ideal = (TB (cm) – 100) – {(TB-100)x10%} : (170 – 100) – {(170
– 100)x 10%} : (70) – {(70)x10%} : 70 – 5 : 65kg
i. Kebutuhan kalori berdasarkan usia : 2325 kkal
A = BB = 65 kg, TB = 170 cm
B = tidak ada pemeriksaan laboratorium

C = mukosa bibir kering, rambut warna sedikit beruban,


kulit normal

D = nasi, lauk pauk, sayur


j. Kesimpulan : berat badan ideal klien 65kg dan IMT klien 19, pasien
mengalami pusing, nafsu makan menurun dan berat badan turun.

2. Kebutuhan eliminasi
a. Eliminasi feses :
1) Pola BAB (frekwensi, waktu, warna, konsistensi, penggunaan
pencahar/enema, adanya keluhan diare/konstipasi) :
Klien mengatakan BAB >1x/hari dengan konsistensi normal
2) Adakah perubahan dalam kebiasaan BAB (terpasang
kolostomi/ileostomy) :
Klien tidak terpasang kolostomi
b. Pola BAK (frekwensi, waktu, warna, jumlah)
Klien mengatakan BAK sebanyak ≤6x/hari, warna urin kuning
c. Adakah gangguan dalam eliminasi?
Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam eliminasi
Kesimpulan : Tidak ada gangguan pada eliminasi
3. Kebutuhan mobilisasi dan body mekanik
a. Kegiatan dalam pekerjaan :
Sebelum sakit : klien mengatakan semua kegiatan atau pekerjaan bisa
dilakukan sendiri.
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi √
Naik tangga √

Saat sakit : klien mengatakan mampu melakukan aktivitas makan dan


minum dengan mandiri karena makan dan minum sudah disiapkan
disamping tempat tidur, aktivitas berpindah dilakukan mandiri
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi √
Naik tangga √

Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilitas
Tingkat0 Mampu merawat diri secara
penuh
Tingkat1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain
Tingkat3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,
dan peralatan
Tingkat4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan

b. Olahraga yang dilakukan (jenis dan frekwensi) : klien mengatakan


tidak melakukan olahraga secara rutin.
c. Kesulitan /keluhan dalam aktifitas
1) Pergerakan tubuh : klien mengatakan megalami keterbatasan dalam
beraktivitas
2) Perawatan diri (mandi, mengenakan pakaian, bersolek, makan, dll)
: klien dapat ,melakukan secara mandiri.
3) Berhajat (BAK/BAB) : klien dibantu keluarga.
4) Keluhan sesak nafas setelah melakukan aktifitas : -
5) Mudah merasa kelelahan : klien mengatakan mudah merasa lelah
d. Pengkajian kekuatan otot :
4444 3333
4444 3333

Kekuatan Otot 50%


e. Kesimpulan: Klien mengalami gangguan mobilisasi.
4. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
a. Kebiasaan tidur (Waktu tidur, lama tidur dalam sehari) :
Klien mengatakan sebelum sakit tidur selama 8jam/hari,
Klien mengatakan selama sakit kualitas tidur berkurang, tidur
6jam/hari
b. Kesulitan tidur (mudah terbangun, sulit memulai tidur, insomnia, dll) :
Klien mengatakan selama sakit mengalami kesulitan tidur, terkadang
tengah malam terbangun.
c. Apakah keadaan sakit mempengaruhi kebiasaan tidur?
Klien mengatakan tidak mengetahui hal tersebut.
d. Kesimpulan : gangguan pola tidur
5. Kebutuhan rasa nyaman nyeri
a. Kesulitan yang dialami (sering pusing, menurunnya sensitifitas
terhadap nyeri dan panas/dingin) :
Klien mengatakan nyeri
b. Persepsi terhadap nyeri dengan menggunakan pendekatan P,Q,R,S,T
P = nyeri terkadang saat beraktifitas
Q = seperti seperti kesemutan
R = nyeri bagian sendi
S = Skala 3 (rentang 1-10)
T = hilang timbul
c. Pengkajian possisioning: klien mengatakan nyeri timbul saat
beraktivitas(kadang-kadang).
d. Kesimpulan : nyeri akut
6. Kebutuhan Oksigenasi
a. Kesulitan pernafasan yang dialami (dipsnea, apnea) :
b. Pola nafas (frekuensi, bunyi nafas, irama, otot bantu pernafasan) :
Frekuensi pernafasan 23x/menit, irama teratur,tidak menggunakan alat
bantu pernafasan.
c. Bila terpasang oksigen berapa liter yang masuk dalam sehari : -
d. Bila terpasang alat mayo dilakukan suction : -
e. Kesimpulan : tidak ada gangguan penafasan
7. Kebutuhan cairan
a. Pola minum (frekwensi dan jumlah cairan yang dikonsumsi, jenis
minuman yang biasa diminum) :
Sebelum sakit : Klien mengatakan minum air putih sebanyak 6-8 gelas/
hari, dan saat pagi hari minum teh 1 gelas.
Saat sakit : klien mengatakan minum lebih sedikit 4-6 gelas/hari, dan
saat pagi hari minum teh 1 gelas.
b. Bila pasien terpasang infuse berapa cairan yang masuk dalam sehari : -
c. Adanya keluhan demam : -
d. Pengakajian kebutuhan cairan berdasarkan usia : -
e. Pengkajian Balance cairan : -
f. Kesimpulan : tidak ada gangguan
8. Kebutuhan personal hygiene
a. Persepsi tentang kebersihan diri :
Klien mengatakan mandi sehari 2x pagi dan sore hari.
b. Menjaga kebersihan diri dari kepala sampai ujung kaki :
Klien mengatakan memotong kuku 2minggu sekali, keramas 1minggu
2x.
c. Menjaga kebersihan lingkungan
Klien mengatakan menjaga lingkungan rumah, membuang sampah
pada tempatnya.
d. Kebiasaan personal hygiene
Klien mengatakan sebelum tidur selalu mencuci muka dan gosok gigi.
e. Kesimpulan : tidak ada gangguan personal hygiene

III Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


1. Kesadaran
Pengkajian GCS (11) : E3M5V3
Tingkat Kesadaran : Composmentis
2. Penampilan
Pucat dan lesu
3. Vital sign
a. Suhu Tubuh : 36,8°C
b. Tekanan Darah : 118/80 mmHg
c. Respirasi: RR 23x/menit, irama teratur
d. Nadi : N 86x/menit
4. Kepala
a. Bentuk : Mesochepal
b. Rambut : tebal
c. Warna : hitam dengan sedikit uban putih
d. Kebersihan : bersih
e. Rontok : tidak ada kerontokan
f. Ketombe : tidak ada ketombe

5. Mata
a. Kemampuan Pengelihatan : Normal
b. Ukuran pupil : 2 mm
c. Reaksi terhadap cahaya : Normal
d. Konjungtiva anemis/tidak : Tidak anemis
e. Sclera ikterik/tidak : Anikterik
f. Alat bantu : tidak menggunakan alat bantu
seperti kacamata/softlens
g. Adanya secret : ada secret

6. Hidung
a. Kebersihan : Kotor
b. Adakah secret : ada secret
c. Epistaksis : tidak ada perdarahan/mimisan
d. Adakah polip : tidak ada polip
e. Adakah cuping hidung : tidak ada nafas cuping hidung
f. Pemakaian oksigen :-

7. Telinga
a. Bentuk : simetris
b. Pendengaran : mengalami penurunan pendengaran
c. Alat bantu dengar : tidak menggunakan alat bantu dengar
d. Serumen : ada serumen
e. Infeksi tinnitus : tidak ada

8. Mulut dan Tenggorokan


a. Gangguan bicara : tidak ada
b. Warna gigi : kekuningan
c. Bau : tidak berbau
d. Nyeri : tidak ada
e. Kesulitan mengunyah/menelan : tidak ada
f. Posisi trakea : normal
g. Benjolan dileher : tidak ada
h. Pembesaran tonsil : tidak ada
i. Keadaan vena jugularis : normal
9. Dada
a. Jantung
a) Inspeksi : simetris kanan kiri, ictus cordis tidak terlihat
b) Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5, midclavikula
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : Reguler
b. Paru-paru
a) Inspeksi : simetris
b) Palpasi : fremitus normal
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : vesikuler

10. Abdomen :
a. Inspeksi : simetris, tidak ada jejas
b. Auskultasi :bising usus <10x/menit
c. Perkusi : tidak ada nyeri tekan
d. Palpasi : timpani

11. Genetalia :
a. Kebersihan : Bersih
b. Adakah luka : tidak ada
c. Tanda infeksi : tidak ada
d. Terpasang kateter : tidak terpasang kateter
e. Adakah hemoroid : tidak ada

12. Ekstremitas atas dan bawah


a. Inspeksi kuku : bersih, kulit warna : coklat, kebersihan : bersih,
turgor : kulit kering, tidak ada edema, keutuhan : utuh
b. Capilarry refill : normal
c. Kemampuan berfungsi (mobilitas dan keamanan) :
Ekstremitas gerak atas bagian kanan lemah dan Ekstremitas
bawah(kaki) bagian kanan lemah.
1) Kekuatan otot :

4444 3333
4444 3333

2) Penggunaan alat bantu : tidak menggunakan


alat bantu.
d. Bila terpasang infus : -
13. Kulit
a. Kebersihan :bersih
b. Warna : coklat
c. Kelembaban : lembab, keriput
d. Turgor : kering
e. Adakah edema : tidak ada

14. DATA PENUNJANG


a. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tuliskan data fokus terkait penyakit pada :
1) Pemeriksaan laborat
2) Pemeriksaan Radiologi
3) dll
b. Diit yang diperoleh
c. Therapy

A. Analisa data

Tgl / jam Data Fokus Problem Etiologi TTD


21/12/20 DS: keluarga mengatakan Gangguan Neuromuskuler
Jam 09.00 semua aktivitas di bantu, Mobilitas
keluarga mengatakan fisik
klien susah bergerak,
klien mengatakan tangan
dan kaki kiri susah untuk
digerakan.

DO: klien tampak


beraktivitas di bantu
keluarga, klien tampak
gerak terbatas,klien
tampak sendi kaku,
kekuatan otot.
21/12/20 DS : klien mengatakan Kurang Defisit
Jam 09.00 penah dibawa ke orang Terpapar Pengetahuan
pintar oleh anaknya Informasi
karena menurut anaknya
klien sakit oleh guna-
guna
Keluarga Klien
mengatakan tidak
mengetahui mengapa
sakit semakin parah,
kebiasaan hidup tidak
sehat serta perokok berat,
hingga Klien sakit
merokok masih aktif.

DO : klien tampak
lemah dan
kebingungan
- Klien terlihat
bingung dan tidak
paham saat di beri
pertanyaan
- Saat di tanya
tentang pengertian
gangguan
mobilisasi klien
tidak bisa
menjawab
B. Diagnosa Keperawatan & Prioritas Diagnosa: sesuai dengan Diagnosa
Keperawatan SDKI edisi terbaru.
1. Gangguan mobilisasi fisik dibuktikan dengan neuromuskuler ditandai
dengan keterbatasan kemampuan dalam melakukan aktivitas (D.0054)
2. Defisit pengetahuan dibuktikan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111)

C. Planning / intervensi
Tgl/Jam Diagnos Tujuan & Kriteria Planning TT
Keperawat hasil D
an
21/12/20 Hambatan setelah dilakukan Manajemen nyeri
18.00 mobilitas tindakan (SIKI I.08238)
WIB fisik b/d
keperawatan selama - Identifikasi skala
kelemahan
neuromus 3x8 jam diharapkan nyeri
uler. Mobilitas Fisik klien - Dentifikasi lokasi,
(D.0054)
meningkat dengan karakteristik, durasi,
KH : frekuesi, kualitas,
SLKI intensitas nyeri
1. Pergerakan - Identifikasasi
ekstremitas
pengaruh nyeri pada
meningkat
2. Kekuatan kualitas hidup
otot Edukasi Mobilisasi
meningkat (SIKI I.12394)
3. Nyeri
menurunm - Ajarkan
4. Kecemasan mobilisasi di
menurun tempat tidur
5. Kaku sendi
- Anjurkan
menurun
6. Gerakan pasien/keluarga
tidak mendemostrasik
terkoordinasi
an mobilisasi,
menurun
7. Gerakan miring kanan
terbatas miring kiri
menurun
8. Kelemahan - Demonstrasikan
fisik cara melatih
menurun rentang gerak
- Dukungan
mobilisasi
SIKI(I.05173
- Ajarkan
mobilisasi
sederhana
21/12/202 Defisit Setelah dilakukan SIKI (I.I2470)
0 pengetahu tindakan - Beri informasi
18.30 an b/d
keperawatan selama tentang penyakit
WIB kurang
terpapar 3x 8 jam diharapkan berupa alur,
informasi pengetahuan klien leaflet, gambar,
meningkat dengan untuk
KH : memudahkan
SLKI (L.12111) klien
1. Perilaku sesuai mendapatkan
anjuran
informasi
2. Kemampuan
menjelaskan - Anjurkan
pengetahuan keluarga
suatu topik
mendampingi
3. Persepsi yang
keliru terhadap klien selama
masalah fase akut,
berkurang progresif, atau
1. Mampu termina, jika
menjalani
memungkinkan
pemeriksaan
yang tepat - -Jelaskan faktor
resiko yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
- informasikan
kepada keluarga
untuk
memberikan
dukungan
D. Implementasi
Hari, tgl, jam No. Implementasi Respon TDD
Dx
Senin,21Desember 1&2 Memeriksa TTV klien Ds : klien
2020. Jam 11.00 mengatakan
merasa tenang
setelah di periksa
tekanan darahnya
Do : - klien tampak
tersenyum
S :36,7°C
TD : 160/90
MmHg
RR : 23x/menit
N : 90x/menit

11.30 1 Mengidentifikasi adanya Ds : klien


nyeri atau keluhan fisik mengatakan
lainnya
terkadang muncul
nyeri
Do : klien
memperlihatkan
bagian yang
biasanya muncul
nyeri
P : nyeri pada
tangan dan kaki
kanan
Q : seperti
kesemutan
R : ekstermitas
atas dan bawah
bagian kanan
S:3
T : hilang timbul

2 mengidentifikasi kesiapan Ds : Klien


12.30 dan kemampuan mengatakan tidak
menerima informasi
mengetahui
penyebab
penyakit menjadi
semakin parah
Do : - klien
tampak bingung

13.00 1 memonitor kondisi umum Ds : klien


mengatakan
selama melakukan terkadang susah
untuk beraktivitas
mobilisasi Do : klien tampak
menunjuk lokasi

14.00 1 mengajarkan rentang Ds : klien


mengatakan
gerak (ROM) nyaman saat
diajarkan rentang
gerak.
Do : klien tampak
kooperatif skoring
3 (50%).
Selasa , 22 Desember
2020 Ds :klien
Memberikan pendidikan mengatakan paham
08.30 2 kesehatan tentang hidup apa yang sudah
bersih dan sehat dijelaskan
Do : klien dapat
menjawab
pertanyaan.

Ds: klien
Kompres hangat pada sendi mengatakan rileks
09.00 1 yang kaku saat dilakukan
kompres hangat
Do : klien tampak
tersenyum.
09.30 2 Jelaskan faktor resiko yang Ds : klien
dapat mempengaruhi mengatakan
kesehatan mampu menerima
penjelasan dan
ingin
menerapkannya.
Do : kalien paham
apa yang
dijelaskan

10.00 1 Identifikasi adanya nyeri Ds : klien


atau keluhan fisik lainnya mengatakan nyeri
pada bagian kaki
P : nyeri pada kaki
kanan
Q : seperti
kesemutan
R : ekstremitas
bawah bagian
kanan
S : skala 4
T : hilang timbul
Do : klien tampak
meringis

12.00 1 Memeriksa tanda-tanda vital Ds : klien


mengatakan sedikit
pusing
Do : klien tampak
lemas dan lesu
S : 37,2°C
Td : 170/90 mmHg
Rr : 20x/menit
N : 85x/menit

13.00 1 Mengajarkan Rentang Gerak Ds : klien


(ROM) mengatakan
mampu
menggerakan
ekstremitas dengan
nyaman
Do : klien
tersenyum. Skoring
3 (50%).

Rabu, 23 Desember 1 Menganjurkan melakukan DS : Klien


2020 mobilisasi dini mengatakan
13.00 bersedia dan dapat
melakukannya
sendiri
Do : klien
kooperatif

13.30 2 Menginformasikan kepada Ds : keluarga klien


keluarga untuk memberikan mengatakan
dukungan kepada klien bersedia
memberikan
dukungan kepada
klien
Do : klien
tersenyum dan
keluarga klien
kooperatif

13.30 1 Mengajarkan rentang gerak Ds : klien


(ROM) mengatakan sudah
dapat mengagkat
beban
Do : klien tampak
kooperatif. Skoring
4(75%)

14.00 1 Identifikasi adanya nyeri Ds : klien


atau keluhan fisik lainnya mengatakan nyeri
berkurang
P : nyeri pada kaki
kanan
Q: seperti
kesemutan
R : ekstremitas
bawah kanan
S : skala 3
T : hilang timbul
Do : klien tampak
tersenyum
E. Evaluasi
Tgl / Diagnosa Kep Catatan Perkembangan TTD
jam
21-12- Gangguan S: klien mengatakan klien
2020 mobilitas fisik mengatakan merasa nyeri dibagian
sendi-sendinya.
13.00 P = nyeri dirasakan saat untuk
Q = nyeri seperti ditusuk
R = nyeri dibagian sendi-sendi
S = skala 6
T = nyeri hilang timbul

O: klien tampak lemah, dan sesekali


memegangi bagian lutut

A: masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi adanya nyeriatau
keluhan fisik lainnya

13.15
S: klien mengatakan inginberjalan
namun kaki terasa kaku.

O : klien tampak kooperatif, klien


tampak hanya tiduran.

A: masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan

13.30 Defisit S : klien mengatakan tidak mengetahui


pengetahuan penyebab penyakitnya

O: Klien tampak lemah, dan bingung

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi kesiapan menerima
informasi.

13.40 S : klien mengatakan lantai kamar tidak


licin namun klien belum punya alat
bantu untuk berjalan.

O : klien tampak kooperatif

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Identifikasi faktor lingkungan
yang meningkatkan risoko jatuh.

22-12- Gangguan S : klien mengatakan bersedia untuk


2020 Mobilisasi fisik dilakukan kompres air hangat
08.17
O : klien tampak kooperatif, dan
tampak nyaman

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Berikan terapi komplementer
- Kompres hangat pada sendi yang
kaku.
1 S : klien mengatakan bersedia
08.20
O : klien kooperatif dan mendengarkan
yang disampaikan.

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

08.25 1 S : klien mengatakan bersedia dan


mengikuti yang dicontohkan

O : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Mengajarkan ROM

08.30 1
S : klien mengatakan tampak lebih
nyaman, nyeri kaki sedikit berkurang
P = nyeri dirasakan saat berjalan
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = nyeri dibagian sendi-sendi
S = skala 3
T = nyeri hilang timbul

O : klien tampak tenang


Td 120/90 mmHg
S 36°C
RR 20x/menit
Skoring 3 (50%)

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Monitor kondisi umum selama
mobilisasi.

10.00 Defisit S : klien mengatakan sudah paham apa


pengetahuan itu stroke

O : klien tampak tenang

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

10.15 S : klien mengatakan bersedia untuk


menguraki merokok

O : klien tampak kooperatif

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

S : klien mengatakan bersedia berjalan


23-12- Gangguan tanpa bantuan keluarga
2020 mobilisasi fisik
10.00 O : klien kooperatif

A : masalah teratasi
P : hentika intervensi

10.15 S : keluarga klien mengatakan bersedia


dan memberikan dukungan kepada
klien supaya dapat berjalan lagi

O : keluarga klien kooperatif

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

10.25 S : klien mengatakan bersedia untuk


dikompres lagi

O : klien tampak tenang

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Berikan terapi komplementer
- Kompres hangat pada sendi
kaku

10.35 S : klien mengatakan bersedia


melakukan rentang gerak kembali

O : klien kooperatif dan mengikuti


kegiatan.

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Menganjurkan melakukan
mobilisasi

S : klien mengatakan kaku sendi sedikit


11.00
berkurang
P = nyeri dirasakan saat untuk berjalan
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = nyeri dibagian sendi-sendi
S = skala 2
T = nyeri hilang timbul
O : klien tenang
Td : 120/90 mmHg
S 36,2°C
RR 20x/m
HR 95x/m
Skoring 4 (75%)

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
JURNAL

Anda mungkin juga menyukai