Anda di halaman 1dari 57

TUGAS AKHIR

UJI CEMARAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM JAMU


SINOM DARI PENJUAL JAMU GENDONG DI DAERAH GUBENG
SURABAYA

Oleh :

HAFSYAH EL NAVIS

NIM : 151510113001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS MEDIS


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS
AIRLANGGA SURABAYA
2018
UJI CEMARAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM JAMU
SINOM DARI PENJUAL JAMU GENDONG DI DAERAH GUBENG
SURABAYA

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat guna


memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.)
Analis Medis

Oleh :

HAFSYAH EL

NAVIS NIM.

151510113001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS MEDIS

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS

AIRLANGGA SURABAYA

2018
Manik Retno Wahyunitisari, dr., Mkes
NIP. 19660521 199702 2001
HALAMAN PERSEMBAHAN

Inilah sebuah karya sederhana sebagai wujud Tugas Akhir perjuangan seorang
mahasiswa Analis Medis Universitas Airlangga, untuk itu karya ini akan saya
persembahkan kepada :
Bapak Bambang Gatot Iswahyudi dan Ibunda Siti Nurdjanah.
Sosok luar biasa dalam hidup saya, malaikat tanpa sayap yang selalu
memberikan cinta kasihnya serta doa-doa terbaik untuk putra-putrinya.

Laki-laki hebat yang senantiasa mewarnai hidup saya, Ilham Fuchoiroh


dan Muhammad Robbi Al-Ghiffari.

Saudara yang selalu menguatkan dan memberikan saya perlindungan.


Saya mendapatkan ilmu kehidupan yang luar biasa melalui keluarga sederhana
namun penuh cinta ini. Saya memohon agar Allah memberikan saya banyak
waktu untuk membahagiakan dan melukis senyuman di wajah mereka.

Saudara dan teman-teman terbaikku “THORACALIS 2015”

Sosok-sosok hebat yang Allah kirimkan untuk menjadi penyemangat dan


penghibur lara dalam perjuangan menuntut ilmu di kota perantauan.

Untuk DIA dan MEREKA yang akan menemani saya dimasa depan nanti.

Meski saya belum mengenal dan memiliki kalian, tapi percayalah saya selalu
menjadikan kalian sebagai semangat untuk saya menjadi yang terbaik. Semoga
Allah menyatukan saya dengan kalian secepat dan setepat waktunya.
Aamiin Allahuma Aamiin.
HALAMAN MOTTO

“Sebaik-baik seorang muslim adalah mereka yang bermanfaat untuk


orang lain”

“Jaga Imanmu, Hatimu dan Dirimu Baik-baik”


(Hafsyah E.N)

“Memperindah perjuangan bukan hanya demi mencapai hasil yang


maksimal namun untuk mendapatkan keberkahan
(Hafsyah E.N)

“Bersyukurlah untuk masa-masa sulit, karena dimasa itulah kamu


sedang tumbuh”
(Hafsyah E.N)

“Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka


jawablah SESUNGGUHNYA AKU INI DEKAT, Aku mengabulkan
pemohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Hendaknya mereka itu
memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka
memperoleh kebenaran.
(Q.S Al-Baqarah 2: 186)

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan


shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar” (Q.S. Al-Baqarah : 153)
i
Uji Cemaran Bakteri Escherichia coli dalam Jamu
Sinom dari
Penjual Jamu Gendong di Daerah Gubeng Surabaya

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT atas berkat,

rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir mata kuliah

Bakteriologi dengan judul “Uji Cemaran Bakteri Escherichia Coli dalam Jamu

Sinom dari Penjual Jamu Gendong di Daerah Gubeng Surabaya” sebagai

persyaratan kelulusan dan memperoleh gelar Ahli Madya (Amd.) pada Program

Studi D3 Analis Medis Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

Dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa terimakasih

kepada pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini,

karena penulis menyadari peran yang begitu penting atas bimbingan, doa, serta

bantuan sehingga Tugas Akhir ini mampu selesai tepat pada waktunya. Rasa

terimakasih khusus penulis sampaikan kepada dosen pembimbing tercinta, Manik

Retno W. dr., M.kes yang telah dengan sabar membimbing dan menuntun proses

pembuatan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas doa dan

bantuannya kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Bambang Gatot I, S.Pd dan Ibu Siti

Nurdjanah, dan juga kedua adik saya Ilham Fuchoiroh dan Muhammad

Robbi Al-Ghiffari yang telah sepenuh hati membantu kesulitan yang

dihadapi penulis, baik dalam doa, semangat maupun usaha yang penuh

rasa cinta.

Program Studi Analis Medis Fakultas Vokasi


Universitas Airlangga
2. Diah Puspita Rini, dr., Sp.PK., selaku Koordinator Program Studi

Analis Medis Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

3. Rana Pradata, dr., MS., dan Ibu Dwi Wahyu selaku dosen wali yang

memberikan banyak ilmu dan nasihat.

4. Para dosen dan staf Program Studi D3 Analis Medis yang telah

memberikan bimbingan dan ilmunya dengan ikhlas.

5. Keluarga tercinta THORACALIS yang selalu ada dalam suka maupun

duka. Rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang kita ciptakan untuk

berjuang bersama dalam menempuh pendidikan selama tiga tahun terakhir

ini. Semoga persahabatan dan silaturahim kita tidak berhenti sampai di

sini.

6. Kelompok A1 (Rafli, Sar, Mega dan Anisa) dan Kelompok D (Rafli,

Anju, Al, Wiwin dan Icha) yang yang bersama-sama bekerja sama

dalam melaksanakan MKP ini sehingga memberikan suatu pelajaran

dan pengalaman berharga yang tak terlupakan.

7. Dan seluruh pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu per satu

yang telah memberikan kontribusi atas penulisan tugas akhir ini.


Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh

dari sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan

maupun dalam pembahasan materi. Sehingga penulis mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat membangun mudah-mudahan dikemudian hari

dapat memperbaiki segala kekuranganya. Terima kasih.

Surabaya, 20 April 2018

Hafsyah El Navis
ABSTRAK

Jamu sinom merupakan merupakan salah satu minuman kesehatan yang

banyak dikonsumsi bagi masyarakat. Penjual jamu sinom memproduksi jamunya

dengan menggunakan cara sederhana atau manual. Kondisi yang demikian

memungkinkan jamu sinom dapat tercemar bakteri Escherichia coli. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari 30 sampel yang diperiksa tidak

terdapat bakteri Escherichia coli. Akan tetapi didapatkan cemaran bakteri

Staphylococcus aureus dalam satu sampel dan sembilan sampel lainnya

didapatkan cemaran Yeast pada jamu sinom yang diperiksa.

Kata kunci : Jamu Sinom, Kontaminasi mikroba, S.aureus, Yeast


ABSTRACT

“Jamu sinom” is one of the many health drinks consumed by the community.

Jamu sinom seller produces it by using simple or manual methods. These

conditions could make jamu sinom contaminated with E.coli or other microbes.

We conducted these research with 30 samples obtained from jamu sinom seller in

Gubeng Surabaya. Based on our study, we could not ound E.coli in all of these

samples. However these was a contamination of S.aureus in one sample while

other nine samples showed Yeast contamination.

Keyword : Jamu Sinom, Microbial Contamination, S.aureus, Yeast


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................iv

DAFTAR ISI.......................................................Error! Bookmark not defined.vi

DAFTAR TABEL...................................................................................................ix

Tabel 5.1. Hasil BAP, MC dan Pengecatan Gram.....................................................ix

Tabel 5.2. Uji Katalase dan Koagulase......................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan.............................................................................................................4

1.4 Manfaat...........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5

2.1 Obat Tradisional.............................................................................................5

2.2 Jamu Gendong................................................................................................5

2.3 Pengolahan Jamu Gendong............................................................................6

2.4 Jenis-jenis Jamu Gendong..............................................................................8

2.5 Jamu Sinom....................................................................................................9

2.6 Keamanan Pangan........................................................................................10


2.7 Bakteri..........................................................................................................11

2.8 Escherichia coli............................................................................................12

2.9 Penyakit yang Ditularkan Melalui Makanan dan Minuman.........................14

2.10 Ruang Lingkup Pengawasan Mutu Pangan................................................14

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL...............................................................16

3.1 Pengambilan Sampel....................................................................................16

3.2 Skema Analisis Mikrobiologi Jamu Gendong dengan Indikator..........Error!

Bookmark not defined.16

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..............................................................21

4.1 Rancangan Penelitian...................................................................................21

4.2 Populasi Penelitian.......................................................................................21

4.2.1 Krtiteria Inklusi......................................................................................21

4.3 Sampel..........................................................................................................21

4.4 Tanggal dan Tempat Penelitian....................................................................21

4.5 Cara Penelitian.............................................................................................21

4.5.1 Pemilihan Sampel..................................................................................21

4.5.2 Pengambilan Sampel.............................................................................22

4.5.3 Pengolahan Sampel................................................................................22

4.6 Langkah Kerja..............................................................................................22


BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................28

5.1 Hasil Penelitian............................................................................................28

5.2 Pembahasan..................................................................................................29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................32

6.1 Kesimpulan...................................................................................................32

6.2 Saran.............................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33

LAMPIRAN...........................................................................................................36
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Hasil BAP, MC dan Pengecatan Gram..........................................26

Tabel 5.2. Uji Katalase dan Koagulase...........................................................27


1
Uji Cemaran Bakteri Escherichia coli dalam Jamu
Sinom dari Penjual Jamu Gendong di Daerah
Gubeng Surabaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki

keanekaragaman hayati tinggi, baik flora maupun faunanya. Lebih dari 3.300

lebih spesies tanaman yang tumbuh di Indonesia sebagian besar mempunyai

khasiat untuk menjadi obat. (Kementrian Kehutanan RI, 2005)

Tanaman obat sendiri merupakan sumber daya alam hayati yang memiliki

nilai ekonomi tinggi. Pemanfaatan obat tradisional pada umumnya untuk

mencegah penyakit dan menjaga kesehatan, serta upaya sebagai pengobatan suatu

penyakit (Santoso, 2000).

Salah satu kelompok tanaman obat yang sering diolah dan dikonsumsi

oleh masyarakat adalah jamu. Sejak jaman nenek moyang sampai sekarang jenis

jamu yang masih tetap ada dikalangan masyarakat yaitu jamu gendong. Ramuan

tradisional Indonesia ini sejak dahulu dipakai sebagai pencegahan dan pengobatan

berbagai penyakit (Tilaar dkk, 2010).

Riset kesehatan tahun 2010, menunjukkan bahwa persentase penduduk

Indonesia yang pernah mengonsumsi jamu sebanyak 59,12% terdapat semua

kelompok umur, laki-laki dan perumpuan baik di pedesaan maupun perkotaan.

Penduduk Indonesia yang mengonsumsi jamu sebesar 95,60% merasakan

manfaatnya dari jamu tersebut (Depkes RI, 2011).

Program Studi Analis Medis Fakultas Vokasi


Universitas Airlangga
Jamu gendong yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah jamu

sinom. Rasanya yang segar dan tidak pahit membuat jamu sinom disukai oleh

anak-anak hingga orang dewasa. Jamu sinom dikemas dalam botol dan diletakkan

dalam keranjang yang digendong. Jamu ini dijajakan dari rumah ke rumah oleh

para pedagang. Sebagian besar jamu yang dijual berbentuk cair yang tidak

diawetkan dan diedarkan tanpa penandaan. Hal ini memungkinkan jamu gendong

dapat diproduksi oleh siapa saja.

Pengolahan jamu sinom sangat sederhana. Ada dua cara dalam pembuatan

jamu yang lazim digunakan di masyarakat, yaitu pertama dengan merebus semua

bahan, kedua dengan memeras sari yang ada kemudian mencampurnya dengan air

matang. Keterlibatan manusia dalam pengolahan suatu produk industri akan

membawa dampak yang tidak diinginkan misalnya kontaminasi mikroba bakteri,

jamur, dan mikroorganisme lainnya. Suatu mikroba yang tumbuh pada suatu

produk pangan akan mengubah warna, bau maupun rasanya. Tidak terkecuali

jamu. Keadaan yang demikian ini merupakan hasil dari dekomposisi mikroba

dengan bahan yang dibuat untuk minuman jamu (Suriawiria, 2003).

Kesederhanaan dalam pengolahan jamu sinom sering kali melupakan faktor

kebersihannya. Air untuk bahan baku jamu, botol yang digunakan sebagai wadah

jamu maupun alat penyajian seperti gelas yang kurang bersih. Minuman yang

sehat dan aman dapat diperoleh dengan memperhatikan apakah minuman tersebut
mengalami kontamiasi atau tidak. Jamu gendong akan lebih cepat tercemar oleh

mikroorganisme pada waktu pencucian dan pengisian jamu ke dalam wadah.

(Caritas, 2015)

Salah satu golongan bakteri coliform yang paling sering ditemukan

mengkontaminasi makanan dan minuman serta menyebabkan gangguan

pencernaan adalah Escherichia coli (Widyanti dan Ristianti, 2004). Escherichia

coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena keberadaannya di dalam

air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang

kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya.

Di kota Surabaya ini banyak ditemukan penjual jamu gendong yang

menjual jamunya secara luas. Meskipun dikota Surabaya sebagian besar para

penjual mengubah cara menjual jamunya, dengan tidak lagi digendong tetapi

menggunakan gerobak yang didorong. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Uji Cemaran Bakteri Escherichia

coli dalam Jamu Sinom dari Penjual Jamu Gendong di Daerah Gubeng Surabaya.”
1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan diteliti pada studi ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah cemaran bakteri Escherichia coli dalam jamu sinom dari

penjual jamu gendong di Kecamatan Gubeng Surabaya?

2. Bagaimanakah kualitas jamu sinom yang dijual oleh pedagang di

wilayah Gubeng Surabaya?

3. Apakah jamu sinom layak untuk dikonsumsi?

1.3 TUJUAN

Tujuan umum :

1. Menganalisis kualitas jamu sinom yang dijual oleh pedagang di

wilayah Gubeng Surabaya

2. Mengetahui kualitas layak tidaknya jamu sinom untuk dikonsumsi

Tujuan khusus:

Mengetahui ada tidaknya cemaran Escherichia coli pada jamu sinom.

1.4 MANFAAT

1. Sebagai sumbangan pikiran dan bahan masukan bagi masyarakat di

daerah Gubeng Surabaya tentang keamanan produk jamu di daerah

tersebut.

2. Sebagai bahan informasi bagi instansi yang terkait dalam upaya

meningkatkan kualitas keamanan produksi jamu gendong dan

meminimalisir tercampurnya bakteri dalam pembuatan produk jamu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat Tradisional

Pengertian obat tradisional adalah suatu bahan atau ramuan bahan yang

berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)

atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan

untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku

dimasyarakat. (BPOM RI, 2014)

2.2 Jamu Gendong

Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati

masyarakat Indonesia, karena harganya murah dan mudah diperoleh. jamu adalah

obat tradisional berbentuk cair yang tidak diawetkan dan diedarkan tanpa

penandaan. Jamu gendong salah satu industri rumah tangga yang dibuat dan

diolah dengan peralatan sederhana, pembuatannya cukup mudah dan bahan baku

yang digunakan banyak tersedia di pasar-pasar atau di toko bahan baku jamu.

(Suharmiati dan Handayani, 2005)

Data departemen kesehatan menunjukkan peningkatan jumlah penjual

jamu gendong cukup pesat, yaitu dari 13.128 orang pada tahun 1989 menjadi

25.077 orang pada tahun 1995. Angka tersebut mungkin masih di bawah angka

sebenarnya, mengingat banyak penjual jamu gendong sehingga besar

kemungkinan banyak yang tidak terdata (Suharmiati, 2003) .


Masyarakat memiliki kebiasaan untuk mengonsumsi jamu seperti halnya

orang minum teh. Hal itu sudah menjadi tradisi yang berkembang diberbagai

kalangan masyarakat. Oleh sebab itu para pembuat jamu gendong perlu diberi

kesadaran untuk menjaga konsistensi, baik takaran maupun komposisi jamu yang

diraciknya, sehingga kepercayaan masyarakat atau konsumen tetap terjaga.

(Suharmiati, 2003)

2.3 Pengolahan Jamu Gendong

Mengolah jamu gendong ada beberapa hal yang harus dilakukaan

diantaranya adalah memilih bahan baku, membersihkan, menakar, melumatkan,

menyaring, dan memasukkan ke wadah setelah menjadi obat tradisional. Agar

mendapatkan jamu yang baik dan aman bagi kesehatan, masalah, higiene dan

sanitasi saat proses pengolahan atau pembuatan jamu gendong juga perlu

diperhatikan.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengelola jamu gendong,

antara lain :

a. Mengetahui khasiat yang akan diambil dari obat tradisional

Langkah awal dalam meracik obat tradisional adalah mengetahui khasiat

obat yang akan diracik. Setelah itu disiapkan bahan-bahan yang mempunyai

khasiat sesuai dengan tujuan tersebut.

b. Menentukan komposisi bahan obat tradisional


Setelah mengetahui tujuan khasiat dari obat tradisional yang akan dibuat,

perlu disiapkan bahan-bahan yang mempunyai khasiat tersebut dengan takaran

atau komposisi yang tepat.

c. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan Bahan baku bisa diperoleh

dari hasil panen sendiri atau dengan cara membeli. Bahan tersebut bisa

berupa bahan segar atau bahan yang telah dikeringkan. Bahan baku segar

umumnya dapat dibeli dengan mudah di pasar-pasar tradisional yang

menjual bumbu-bumbu masakan. Ketepatan bahan baku sangat penting

dalam pembuatan jamu, karena terkait dengan manfaat dan rasa jamu.

Diperlukan kemampuan untuk mengidentifikasi bahan pada saat membeli

atau mengambil bahan baku.

Bahan baku jamu yang sudah terkumpul harus melalui beberapa

tahapan yaitu pencucian dan membuang bahan lain yang tidak berguna atau

berbahaya, misalnya rumput, kotoran binatang, bahan-bahan yang busuk, dan

benda lain yang mempengaruhi rasa jamu.(Muhlisah, 1999).

d. Menyiapkan alat-alat

Peralatan yang biasa digunakan untuk mengolah jamu diantaranya

kuali,panci, sendok makan, sendok bubur, sendok teh, kayu pengaduk, gelas

ukur, kayu, saringan, parut, blender, dan botol tempat ramuan. Sendok, gelas,

panci perebusan, saringan, botol, atau peralatan yang dipakai sebaiknya

dibersihkan terlebih dahulu. Jika perlu, alat tersebut direbus atau direndam

dalam air panas. Saringan atau perasan harus dibersihkan benar-benar,


sebaiknya direbus dengan air mendidih. Bila menggunakan saringan dari kain,

gunakan kain bersih.

e. Mengolah obat tradisional

Mengolah bahan obat tradisional ditujukan untuk menghasilkan obat

tradisional yang berkhasiat dan aman dikonsumsi. Pengolahan obat tradisional

secara umum dilakukan dengan cara merebus seluruh bahan atau hanya

mengambil sari yang terkandung dalam bahan dan mencampurnya dengan air

matang. Bila hanya ingin mengambil sarinya, bahan yang sudah dibersihkan,

diparut atau dihaluskan dan diberi sedikit air matang. Bahan tersebut

selanjutnya diperas dan disaring.

f. Higiene dan sanitasi

Higiene dan sanitasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjamin

terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Higiene lebih

mengarah pada aktivitas manusia, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan

pada faktor-faktor lingkungan. Jika dalam pembuatan jamu higiene dan

sanitasi tidak diterapkan dengan baik, akan dihasilkan ramuan yang tidak

bermutu. Selain itu bisa mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan untuk

kesehatan, misalnya malah menimbulkan penyakit. Pembuatan ramuan dalam

jumlah besar memberi peluang terjadinya pencemaran yang lebih tinggi.

2.4 Jenis-jenis Jamu Gendong

Ada pun jenis jamu gendong yang biasa dijual oleh penjual jamu gendong

sangat bervariasi. Hal tersebut tergantung dari jamu yang diminati dan pesanan
yang diminta konsumen. Jenis-jenis jamu ini mudah dibuat sendiri di rumah para

penjual jamu. Beberapa jenis jamu di antaranya adalah jamu beras kencur, cabe

puyang, kudu laos, kunci siruh, uyup-uyup atau gepyokan, kunir asam, pahitan

dan sinom (Suharmiati, 2003).

2.5 Jamu Sinom

Ramuan tradisional Indonesia ini terbuat dari bahan baku sinom atau daun

asam yang masih muda. Selain enak dan memberikan efek menyegarkan bagi

tubuh. Minuman tradisional ini juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan

kita. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu sinom ini

diantaranya adalah sinom, gula merah, gula pasir, kunyit, kayu manis.

A. Cara membuat jamu sinom

Bahan :

1 genggam daun asam

4 buah asam mentah

2 buah kunyit

2 sdm gula merah

Gula putih

Garam

700 ml air

Langkah :

1. Cuci bersih daun asam hingga bersih

2. Kupas kunyit kemudian potong tipis-tipis


3. Masukkan semua bahan ke dalam panci berisi air, rebus hingga matang

mendidih

4. Pindahkan ke mangkuk lain kemudian haluskan hingga hancur

5. Masukkan lagi ke dalam rebusan tadi

6. Tambahkan gula merah, gula putih dan garam secukupnya

7. Aduk hingga semua bahan tercampur rata

8. Saring air rebusan jamu sinom dan ambil airnya saja. (Dewwod, 2018)

B. Manfaat dari jamu sinom

Ada beberapa manfaat dri jamu sinom diantaranya :

1. Untuk menambah nafsu makan

2. Mengatasi peradangan lambung atau maag

3. Melancarkan air besar

4. Menjadi perut jadi dingin

5. Menghilangkan keputihan

6. Anti radang

7. Melancarkan peredaran darah

2.6 Keamanan Pangan

Masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global sehingga

mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat.

Berbagai macam penyakit akibat pangan dan kejadian-kejadian pencemaran

pangan tidak hanya terjadi di negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan

higiene umumnya buruk tetapi juga terjadi di negara maju. Diperkirakan satu dari
tiga orang penduduk di negara maju mengalami keracunan pangan setiap

tahunnya bahkan di Eropa keracunan pangan merupakan penyebab kematian

kedua terbesar setelah penyakit infeksi saluran pernapasan atas (BPOM, 2003).

Keamanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin bahwa pangan

yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan berbahaya yang dapat

mengakibatkan timbulnya penyakit, keracunan atau kecelakaan yang akan

merugikan konsumen. Penyakit yang ditimbulkan oleh pangan dapat digolongkan

ke dalam dua kelompok utama yaitu infeksi dan intoksikasi. Istilah infeksi

digunakan bila setelah mengkonsumsi pangan atau minuman yang mengandung

bakteri patogen, timbul gejala-gejala penyakit. Intoksikasi adalah keracunan yang

disebabkan karena mengkonsumsi pangan yang mengandung senyawa racun.

(Baliwati, 2004).

2.7 Bakteri

Bakteri adalah mikrorganisme yang memiliki ukuran 0,5 – 2 mikro dan 1 – 5

mikron. Bakteri bermultipikasi secara aseksual dengan pembelahan menjadi dua,

empat, delapan dan seterusnya. Setiap bakteri dapat melanjutkan proses

reproduksi secara tidak terbatas dengan cara yang sama dengan syarat tersedianya

makanan dan energi yang cukup dengan keadaan lingkungan seperti pH dan suhu

yang sesuai. (Irianto, 2014)


2.8 Escherichia coli

Klasifikasi taksonomi Escherichia coli :

Kingdom : Bacteria

Divisi : Proteobacteria

Kelas : Gamma

Proteobacteria Bangsa (Ordo) :

Enterobacteriales Sukun (Familia) :

Enterobacteriaceae Marga (Genus) :

Escherichia

Jenis (Spesies) : Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bagian famili Enterobacteriaceae, berbentuk

batang pendek (coccobasil), Gram negatif, kebanyakan bersifat motil (dapat

bergerak) dengan menggunakan flagella. Beberapa bakteri E.coli dapat

menyebabkan infeksi pada manusia seperti infeksi saluran kemih, meningitis,

diare dan lain-lain. Keberadaan E.coli pada makanan atau minuman, dapat

dianggap sebagai petunjuk terjadinya pencemaran. (Brooks dkk, 2012)

Terdapat 4 kelas E.coli yang bersifat enterovirulen, yaitu :

a. E.coli enteropatogenik (EPEC)

Merupakan penyebab diare pada bayi, khususnya di negara berkembang.

EPEC awalnya dihubungkan dengan terjangkitnya diare di ruang perawatan

di negara berkembang. EPEC melekat pada sel mucosa usus kecil. Akibat dari

infeksi EPEC adalah diare yang cair, yang biasanya susah diatasi namun tidak

kronis. Diare EPEC berhubungan dengan berbagai serotipe spesifik dari Strain
E.coli diidentifikasi dengan antigen O dan H. Tes untuk mengidentifikasi

EPEC dapat dilakukan di laboratorium yang sudah terrekomendasi. Diare

EPEC dapat diperpendek dan dapat disembuhkan dengan pemberian

antibiotik. (Arisman, 2008)

b. E.coli enterotoksigenik (ETEC)

Enterotoksigenik Escherichia coli, atau ETEC, merupakan penyebab

penting penyakit diare bakteri. Infeksi ETEC merupakan penyebab utama

diare travellers. ETEC ditularkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi

dengan kotoran hewan atau kotoran manusia. Meskipun ETEC menyebabkan

sejumlah besar penyakit di seluruh dunia, infeksi akan berakhir dengan

sendirinya dan jarang mengancam nyawa. (Arisman, 2008)

c. E.coli enteroinvasif (EIEC)

EIEC menginvasi sel-sel mukosa usus sehinga menyebabkan terjadinya

diare berair, disentri, demam, muntah, kram dan nyeri perut hebat. Penyakit

ini terjadi 8-24 jam setelah konsumsi makanan atau air yang tercemar bakteri

ini. (Arisman, 2008)

d. E.coli enterohemoragik (EHEC)

EHEC menimbulkan diare ringan hingga colitis hemoragik yang parah.

Diare berdarah bisa terjadi 1-2 hari setelah gejala prtama muncul dan demam

sering terjadi selama 4-10 hari. Mikroorganisme ini mampu mengeluarkan

verotoksin yang menyebabkan dua macam sindrom yaitu hemoragik colitis


dan HUS (Hemolitic Uremic Syndrome) yang bisa menyebabkan kematian 3-

5%. (Arisman, 2008)

2.9 Penyakit yang Ditularkan Melalui Makanan dan Minuman

Makanan juga sangat baik untuk pertumbuhan mikroba patogen. Oleh

karenanya, untuk mendapat keuntungan yang maksimum dari makanan, perlu

dijaga kebersihan makanan. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat

makanan dapat dikelompokkan menjadi keracunan makanan. (Soemirat, 2002).

Keracunan secara spesifik diartikan sebagai keadaan yang menimbulkan

gangguan gastero-intestinal (GI) yang mendadak dalam waktu 2-40 jam setelah

makan dengan menimbulkan gejala muntah berak, dapat bertahan 1-2 hari atau 7

hari atau lebih. Keracunan ini bila mendapat pertolongan yang baik, biasanya

dapat sembuh dengan cepat. (Soemirat,2002)

2.10 Ruang Lingkup Pengawasan Mutu Pangan

Pengawasan mutu pangan merupakan program yang tidak dapat

terpisahkan dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang meliputi proses

produksi, pengolahan, dan pemasaran. Pengawasan mutu mencakup pegertian

yang luas meliputi aspek kebijaksanaan, strandarisasi, pengendalian, jaminan

mutu, pembinaan mutu dan peraturan perundang-udangan.

Masalah jaminan mutu merupakan kunci keberhasilan suatu usaha.

Jaminan mutu merupakan sikap pencegahan terjadinya kesalahan dengan bertidak

sedini mungkin. Masalah pangan jaminan mutu salah satu program menyeluruh

yang meliputi segala aspek mengenai produk olahan, kondisi penanganan,


pengolahan, pengemasan, distribusi dan penyimpanan untuk menghasilkan mutu

terbaik dan menjamin produksi makan dan minuman aman. (Afrianto, 2008)
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Pengambilan Sampel

Pedagang Jamu Gendong


Manfaat jamu sinom:

Untuk menambah nafsu makan


Mengatasi peradangan lambung atau maag
Jamu Sinom Melancarkan air besar
Perut jadi dingin
Menghilangkan keputihan

Kandungan Jamu Sinom:

Daun asam muda Asam mentah Kunyit


Proses pembuatan
Gula merah Gula putih
jamu yang sederhana

Jamu sinom terkontaminasi bakteri

Pemeriksaan Laboratorium
Faktor yang mempengaruhi :
. Memakai air mentah
. Tidak menjaga kebersihan
. Tidak diproses sampai matang
. Tidak mencuci tangan saat proses
Keterangan
. Wadah yang dipakai masih kotor Tidak diteliti Diteliti
. Lingkungan berjualan kotor

Diambil sebanyak 30 sampel acak dari para pedagang jamu gendong di sekitar

Gubeng Surabaya. Dari 30 sampel diberi perlakuan sama. Di identifikasi di

laboratorium mikrobiologi segera setelah sampel di ambil.


3.2 Skema Analisis Mikrobiologi Jamu Gendong dengan Indikator

Bakteri E.coli

30 sampel Jamu Gendong

Blood Agar Plate Mac Conkey plate

Inkubasi 24 Inkubasi 24 jam


jam pada suhu pada suhu 37oC
37oC

Cat Gram

Gram Positif Gram Negatif

Uji Biokimia
IMViC
a. Triple Sugar Iron (TSI)

TSI Agar

Inkubasi 24 jam pada suhu 37oC

Acid/Acid Alkali/ Acid Alkali/ Alkali

H2S Gas

+ - + -

b. Citrate Test

Citrate Agar

Inkubasi 37o 24 Jam

+ _

Media Berubah Media tetap berwarna


Warna Menjadi Biru Hijau
c. Indole

Indol

Inkubasi 37o 24 jam

Tetesi reagen
kovac

(+) (-)

Terbentuk Terbentuk
Cincin Merah Cincin Kuning

d. Urease Test

Urease Agar

Inkubasi 37o 24 Jam

+ _

Media Berubah Media Tetap


Warna Menjadi Pink Berwarna Kuning
e. Motility

Media Motilitas
Inkubasi 37o 24 Jam

Tidak terdapat Garis Terdapat Garis Merah


Merah dan Penyebaran pada Tempat Penusukandan Penyebaran pada Tempat Penusukan

_ +
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisa pemeriksaan identifikasi koloni dan uji

biokimia. Sebelum di uji dengan IMViC, sampel ditumbuhkan pada media

Mac.Conkey dan Blood Agar Plate. Media Mac.Conkey merupakan suatu media

yang dapat membedakan antara lactose fermenter dan non lactose fermenter.

Setelah itu dilanjutkan pemeriksaan uji biokimia sebagai tes konfirmasi.

4.2 Populasi Penelitian

Jamu sinom yang dijual di daerah sekitar Gubeng Surabaya.

4.2.1 Krtiteria Inklusi

Pedagang jamu gendong yang berjualan di daerah sekitar Gubeng

Surabaya.

4.3 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 jamu sinom.

4.4 Tanggal dan Tempat Penelitian

Tanggal : 26 Maret 2018

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas

Airlangga

4.5 Cara Penelitian

4.5.1 Pemilihan Sampel

Tempat : Di pinggir jalan dan pasar sekitar daerah Gubeng Surabaya.


Waktu : 08.00-10.00 WIB

Bahan : Jamu sinom diambil dari pedagang jamu gendong di daerah yang

telah disebutkan diatas.

4.5.2 Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel:

1. Sampel diambil langsung dari pedangang jamu gendong ±150 ml.

2. Jamu yang berada di botol pedagang dituang ke dalam tabung steril.

3. Tabung steril di beri label kode tempat sampel diambil dan tanggal

pengambilan sampel.

4. Sampel dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Analis Medis Universitas

Airlangga.

4.5.3 Pengolahan Sampel

Sampel yang telah dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Analis Medis

Universitas Airlangga yang sebelumnya telah ditampung dengan tabung

steril, langsung dilakukan pemeriksaan dengan lankah pertama ditumbuhkan

pada media Mac.Conkey dan Blood Agar Plate

4.6 Langkah Kerja

Mac.Conkey Test:

1. Sediakan media Mac.Conkey.

2. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan yaitu Bunsen, sampel, dan Media

Mac.Conkey. Beri label sesuai sampel yang akan ditanam.

3. Nyalakan Bunsen untuk sterilisasi,


4. Buka sampel, lalu ambil sampel pada media dengan cara streak

menggunakan ose.

5. Lakukan pada media Mac. Conkey.

6. Setelah semua media selesai diberi sampel, masukkan kedalam

incubator 37o selama 24 jam.

7. Melihat hasilnya, apabila terdapat perubahan warna menjadi merah

muda, dapat dipastikan adanya pertumbuhan bakteri garam negatif.

Blood Agar Plate :

1. Sediakan media Blood Agar Plate.

2. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan yaitu Bunsen, sampel, dan Media

Blood Agar Plate. Beri label sesuai sampel yang akan ditanam.

3. Nyalakan Bunsen untuk sterilisasi,

4. Buka sampel, lalu ambil sampel,

5. Lakukan streak sampel pada media Blood Agar Plate,

6. Setelah semua media selesai diberi sampel, masukkan kedalam

incubator 37o selama 24 jam

Pengecatan Gram :

1. Ambil suspensi bakteri menggunakan ose steril.

2. Buat hapusan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak. Setelah

kering, fiksasi sediaan.

3. Warnai sediaan dengan AOCV selama 1-2 menit kemudian bilas

dengan air mengalir.


4. Tetesi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit, bilas dengan air

mengalir.

5. Lunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas

dengan air.

6. Tetesi sediaan zat warna safranin selam 1 menit, bilas dengan air.

7. Setelah preparat kering, amati dibawah mikroskop dengan perbesaran

objektif 100 kali.

TSI Test :

1. Sediakan media TSI

2. Siapkan peralatan yang dibutuhkan ose, bunsen, media Mac. Conkey,

media TSI

3. Beri label sesuai dengan sampel yang ditanam

4. Panaskan ose sampai membara dan steril diatas bunsen kemudian

dinginkan pada media Mac. Conkey pada bagian yang tidak ditumbuhi

kuman

5. Ambil sedikit kuman pada bagian yang berwarna merah muda dengan

menggunakan ose

6. Buka penutup botol media TSI kemudian lakukan penusukan

kemudian strik pada media TSI

7. Tutup kembali media tersebut

8. Setelah semua tabung terisi kuman inkubasi pada inkubator selama 24

jam.
INDOLE Test :

1. Sediakan media indole

2. Siapkan peralatan yang dibutuhkan ose, bunsen, media Mac. Conkey,

media indole

3. Beri label sesuai dengan sampel yang ditanam

4. Panaskan ose sampai membara dan steril diatas bunsen kemudian

dinginkan pada media Mac. Conkey pada bagian yang tidak ditumbuhi

kuman

5. Ambil sedikit kuman pada bagian yang berwarna merah muda dengan

menggunakan ose

6. Buka penutup botol media indole kemudian letakkan kuman pada

dinding tabung, kemudian tutup kembali tabung indole, miring-

miringkan tabung indole sampai mengenai kuman

7. Setelah semua tabung terisi kuman inkubasi pada inkubator selama 24

jam.

CITRATE Test :

1. Sediakan media citrate

2. Siapkan peralatan yang dibutuhkan ose, bunsen, media Mac. Conkey,

media citrate

3. Beri label sesuai dengan sampel yang ditanam


4. Panaskan ose sampai membara dan steril diatas bunsen kemudian

dinginkan pada media Mac. Conkey pada bagian yang tidak ditumbuhi

kuman.

5. Ambil sedikit kuman pada bagian yang berwarna merah muda dengan

menggunakan ose

6. Buka penutup botol citrate kemudian lakukan strik pada media citrate

7. Tutup kembali media tersebut

8. Setelah semua tabung terisi kuman inkubasi pada inkubator selama 24

jam

UREA Test :

1. Sediakan media urea,

2. Siapkan peralatan yang dibutuhkan ose, bunsen, media Mac. Conkey,

media urea,

3. Beri label sesuai dengan sampel yang ditanam,

4. Panaskan ose sampai membara dan steril diatas bunsen kemudian

dinginkan pada media Mac.Conkey pada bagian yang tidak ditumbuhi

kuman,

5. Ambil sedikit kuman pada bagian yang berwarna merah muda dengan

menggunakan ose,

6. Buka penutup botol media urea kemudian lakukan strik pada media

urea,

7. Tutup kembali media tersebut


8. Setelah semua tabung terisi kuman inkubasi pada inkubator selama 24

jam

9. MOTILITY Test :

1. Sediakan media motility

2. Siapkan peralatan yang dibutuhkan ose, bunsen, media Mac. Conkey,

media motility

3. Beri label sesuai dengan sampel yang ditanam

4. Panaskan ose sampai membara dan steril diatas bunsen kemudian

dinginkan pada media Mac.Conkey pada bagian yang tidak ditumbuhi

kuman.

5. Ambil sedikit kuman pada bagian media yang ditumbuhi bakteri dengan

menggunakan ose

6. Buka penutup botol media motility kemudian lakukan tusukkan pada

media motility

7. Tutup kembali media tersebut

8. Setelah semua tabung terisi kuman inkubasi pada inkubator selama 24

jam
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil identifikasi dari penelitian “Uji Cemaran Bakteri Escherichia coli

dalam Jamu Sinom dari Penjual Jamu Gendong di Daerah Gubeng Surabaya”

yang telah dilakukan, hasil pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 5.1. Hasil BAP, MC dan Pengecatan Gram

Media Pertumbuhan
No. Jenis Sampel Cat Gram
MAC BAP

1. Sampel 1 Negatif Positif Yeast

2. Sampel 2 Negatif Positif Gram positif

3. Sampel 3 Negatif Positif Yeast

4. Sampel 4 Negatif Positif Yeast

5. Sampel 5 Negatif Positif Yeast

6. Sampel 6 Negatif Positif Yeast

7. Sampel 7 Negatif Positif Yeast

8. Sampel 8 Negatif Positif Yeast


9. Sampel 9 Negatif Positif Yeast

10. Sampel 10 Negatif Positif Yeast

Sampel nomor 11-30 tidak didapatkan pertumbuhan koloni baik pada Mac

Conkey maupun BAP. Hasil dari pengecatan Gram yang berasal dari BAP telah

diketahui bahwa sampel nomer 2 ditemukan bakteri Gram positif, sedangkan

sampel nomer 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 ditemukan mikroba dengan bentukan

Yeast. Sampel nomer 2 selanjutnya dilakukan uji katalase dan koagulase, berikut

hasil dari uji katalase dan koagulase sampel nomer 2 :

Tabel 5.2 Uji Katalase dan Koagulase

No. Jenis Sampel Uji Katalase Uji Koagulase

1. Sampel 2 Positif Positif

5.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya kontaminasi

bakteri Escherichia coli pada jamu sinom yang dijual oleh pedagang jamu

gendong di daerah Gubeng Surabaya. Dari hasil penelitian tidak ditemukan

kontaminasi bakteri Escherichia coli pada jamu sinom. Namun didapatkan

kontaminasi bakteri Staphylococcus aureus dalam satu sampel jamu sinom.

Sedangkan sembilan sampel lainnya didapatkan kontaminasi jamur yaitu jenis

Yeast dari sampel pedagang jamu gendong di daerah Gubeng Surabaya.


Hal tersebut diketahui melalui pengecatan Gram yang dilanjutkan dengan uji

katalase dan koagulase pada sampel nomer 2. Uji katalase yang sudah dilakukan

menunjukkan hasil positif dengan adanya gelembung udara sedangkan uji

koagulase juga didapatkan hasil positif dengan terbentuknya aglutinasi. Hal

tersebut menunjukkan bahwa spesies bakteri yang mengontaminasi adalah bakteri

Staphylococcus aureus. Sedangakan sampel lainnya mikroba yang

mengontaminasi adalah Yeast.

Tidak adanya kontaminasi bakteri Escherichia coli pada jamu sinom

menunjukkan bahwa para penjual jamu gendong di daerah Gubeng Surabaya

menggunakan air bersih dalam mengolah jamu sinom. Akan tetapi hal tersebut

tidak menutup kemungkinan bahwa jamu sinom yang dijual bebas dari

kontaminasi mikroba.

Pada sampel yang telah diteliti paling memungkinkan faktor penyebab

kontaminasi bakteri Staphylococcus aureus dan Yeast adalah masalah kebersihan

dalam pembuatan jamu sinom. Staphylococcus aureus merupakan flora normal

dari manusia yang biasanya hidup dalam saluran pernapasan dan kulit. Bakteri ini

bisa bersifat patogen apabila orang menelannya, sehingga orang menjadi mual

dan muntah dikarenakan bakteri ini memiliki enterotoksin. Jumlah enterotoksin

antara 0,1 – 1 µg dan 105-106 CFU/g dalam makanan dapat menyebabkan

penyakit. ( Honeyman dkk, 2001). Kasus kontaminasi bakteri Staphylococcus

aureus akibat kesalahan dalam pengolahan makanan pernah terjadi di Indonesia,

khusunya di daerah Kapuas Kalimantan Tengah. (Djimmy, 2017).


Sedangkan jamur atau Yeast sering terdapat juga pada lipatan-lipatan kulit.

Biasanya mikroorganisme ini dapat ditemukan di telapak tangan, ujung jari dan di

bawah kuku. (Madigan, 2008). Jamu bisa terkontaminasi kalau pembuat jamu

tidak mencuci tangan sebelum proses pembuatan jamu. Oleh karena itu dalam

mengolah jamu sebaiknya memakai sarung tangan selama proses pembuatan

jamu.

Tempat berjualan para pedagang jamu gendong juga memiliki peluang dalam

kontaminasi bakteri dan jamur dalam jamu sinom. Hal tersebut terjadi karena

jamu sinom ini di jual bebas tanpa penandaan mikroorganisme yang berada

diudara dapat mengontaminasi jamu sinom yang dijual.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari sampel jamu sinom yang diperiksa tidak ditemukan bakteri kontaminan

Escherichia coli pada jamu sinom tersebut. Namun didapatkan kontaminasi

bakteri Staphylococcus aureus pada salah satu sampel dan Yeast pada sembilan

sampel lainnya.

6.2 Saran

1. Bagi pedagang jamu gendong untuk selalu menjaga mutu dan kualitas

jamu sinom dengan menjaga kebersihan dalam pengolahan dan

pengemasan jamu.

2. Bagi konsumen untuk lebih jeli dan teliti dalam membeli setiap makanan

dan minuman.

3. Bagi penjual bisa mencoba menggunakan wadah sekali pakai sehingga

dapat memperkecil kontaminasi mikroorganisme


DAFTAR PUSTAKA

Afrianto. 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan. Jakarta :


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Arisman. 2008. Keracunan Makanan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Kedokteran
EGC, 93-95

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2003. Keamanan Pangan. Deputi Bidang
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI. Jakarta.

Badan Pengawasa Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014. Peraturan


Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia No.12
Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. BPOM : Jakarta
pasal 1

Baliwati, 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse TA . 2012. Jawetz, melnick, dan
adelberg’s Medical Microbiology Twenty Second Ed. Buku 1. Terjemahan
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta
:Salemba Medika.

Deprtemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
http://litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas20
10/Laporan riskesdas 20110.pdf. diakses tanggal 7 Januari 2018.
Dewwod Dewwi Dean. Resep Es Sinom Homemade.
https://cookpad.com/id/resep/3460507-es-sinom-homemade. diakses pada
tanggal 27 Desember 2017

Djimmy N. 2017. Penyebab Keracunan Massal Bakteri Staphylococcus aureus.


www.borneonews.co.id. Diakses pada tanggal 27 Juni 2018

Caritas C. 2015. “Uji Angka Kapang dan E.coli dalam Jamu Kunyit di Wilayah
Klaten” . Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Honeyman A.L., Friedman H., Bendinelli M. 2001. Staphylococcus aureus


Infection and disease. New York: Plenum Publisher.

Irianto. 2014. Bakteri Medis, Mikologi Medis dan Virologi Medis Bandung.
CV ALFABETA

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia Nomor: 33/MENHUT-II/2007:


Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kehutanan; 2005 : Jakarta

Madigan M.T., Martinko J.M., Dunlap P.V., Clark D.P. 2008. Biology of
Microorganisms 12th edition. San Fransisco: Pearson.

Muhlisah, F. 1999. Temu-Temuan dan Empon-Empon Budi Daya dan


Manfaatnya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman 24, 29,37,68.

Purnawijayanti, Hiasinta. 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja


Dalam Pengolahan Makanan. Jogjakarta : Kanisius.
Santoso, S.S. 2000. Penelitian Manfaat Pengobatan Tradisional untuk
Penyembuhan Penyakit Tidak Menular. JKPKBPPK/ Badan Litbang
Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses: 17 Desember 2017

Soemirat, J. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Suharmiati. 2003. Menguak Tabir dan Potensi Jamu Gendong. Jakarta :


Agromedia, pp. 51

Suharmiati dan Handayani L. 2005 . Cara Benar Meracik Obat Tradisional.


Jakarta: Penerbit Agromedia Pustaka. Halaman 1-2, 39-41.

Suriawiria, U, 2003. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan


Secara Biologis. Bandung: ITB

Tilaar M, Wong LW, Ranti AS. Green Science of Jamu. Jakarta: Dian Rakyat;
2010

Wasito, H. (2011). Obat Tradisional Kekayaan Alam Indonesia. Yogyakarta:


Penerbit Graha Ilmu. Halaman 37-39.

Widyanti dan Ristianti. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Coliform pada Depo
Air Minum Isi Ulang : Singaraja.
LAMPIRAN

HASIL MEDIA MAC CONKEY

NO. GAMBAR NO. GAMBAR

1. 2.

3. 4.

5. 6.
7. 8.

9. 10.
HASIL MEDIA BLOOD AGAR

NO. GAMBAR NO. GAMBAR

1. 2.

HASIL PENGECATAN GRAM

NO. GAMBAR NO. GAMBAR

1. 2.
1. 2.

3. 4.

5. 6.
1. 2.

HASIL UJI KATALASE DAN KOAGULASE

1 2

[Gambar 4. Hasil uji Katalase dan Koagulase sampel nomer 2 yang ditumbuhi
bakteri kontaminan. 1, hasil katalase positif ditunjukkan dengan adanya
gelembung pada tabung. 2, hasil koagulase positif juga ditunjukkan dengan
adanya gumpalan pada slide.}

Anda mungkin juga menyukai