Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

. A.    Latar Belakang

Aplikasi insectisida bukan sebuah kata yang asing bagi kita semua, terutama bagi sobat-sobat
yang bergelut dibidang pertanian. Aplikasi pestisida merupakan suatu cara yang ditempuh untuk
mengendalikan serangan opt (organisme pengganggu tanaman) agar tidak terjadi kerusakan yang
berlebihan sehingga target produksi dari tanaman yang dibudidayakan akan tercapai sesuai yang di
inginkan. Nah dalam aplikasi pestisida itu sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
memperoleh efektifitas yang maksimal.

Sebagian besar insektisida (pestisida) diproduksi sebagai bahan yang relatif murni. 
Umumnya, insektisida yang relatif murni tersebut kemudian diproses menjadi bentuk yang dapat
menjamin keamanan dan efikasinya saat diaplikasikan.   Berbagai bentuk formulasi insektisida
memiliki berbagai karakteristik yang pada akhirnya sangat berperan.   Formulasi insektisida
merupakan pertimbangan penting dalam pengendalian hama dilihat dari beberapa karakteristik seperti
habitat hama, konstruksi bangunan, keamanan operator,  ketersediaan alat, metoda pengendalian,
tuntutan pelanggan dsb.   Keberhasilan pengendalian memerlukan pengetahuan serta hubungan antara
hama, jenis formulasi insektisida serta cara aplikasinya.  Dalam tulisan ini akan dibahas lebih dalam
tentang  hubungan formulasi insektisida dan cara aplikasinya.

 B.  Tujuan

1. Agar terjadi kontak secara maksimal antara insektida dengan serangga hama.
2. Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan alat mistblower dan spraying
3. Agar mahasiswa mengaetahi kegunaan dan fungsi aplikasi pestisda
BAB II

PEMBAHASAN

Ada beberapa cara untuk  “menyalurkan” insektisida agar dapat kontak dengan hama sasaran
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.  Dalam industri pengendalian hama permukiman, aplikasi
insektisida sapat dibagi dalam  empat kelompok sehubungan dengan jenis serangga dan perilakunya :

a. Space Spray untuk serangga terbang,


b. Surface Spray untuk serangga merayap,
c. Fumigasi, dan
d. Pengumpanan (Baiting).

Untuk memperoleh hasil yang optimal ada lima faktor yang mempengaruhi efikasi pestisida,
atau biasa dikenal dengan 5 tepat:

a. Tepat sasaran
Meliputi tahapan agar memperoleh sasaran yang tepat antara lain: pengamatan,
pengenalan opt, pengenalan musuh alami hama dan peranannya, kepekaan sasaran)
b. Tepat jenis
Tepat jenis ini mengandung pengertian jenis pestisida apa yang akan di aplikasikan,
antara lain: cara kerja; kelompok kimia; formulasi; selektifitas)
c. Tepat waktu
Kapan waktu yang tepat untuk aplikasi pestisida, yaitu pada saat serangan hama dan
penyakit tanaman sudah mencapai ambang ekonomi atau ambang pengendalian, dalam
hal ini yang harus diperhatikan antara lain: tingkat perkembangan opt; pertimbangan
cuaca; strategi untuk menghindari/menunda kekebalan hama; post harvest interval)
d. Tepat takaran
Berkaitan dengan ketepatan dosis dan konsentrasi aplikasi pestisida, beberapa acuan
untuk diperhatikan adalah: hubungan dan imbangan antara dosis, konsentrasi dan volume
semprot
Pengertian takaran aplikasi pestisida
Dosis: jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk pengendalian hama per satuan luas lahan
(kg/ha, liter/ha, dsb.). Dosis banyak digunakan dalam aplikasi herbisida, aplikasi
insektisida dan fungisida butiran, dsb.
Konsentrasi: dalam aplikasi dengan cara penyemprotan, kecuali dosis kita masih harus
mempertimbangkan konsentrasi, yakni jumlah pestisida yang harus dicampurkan dalam
setiap liter air (gram/liter; ml/liter, dsb.). Konsentrasi banyak digunakan pada aplikasi
penyemprotan insektisida dan fungisida
Dalam penyemprotan harus dicari imbangan yang cocok antara dosis dan konsentrasi.
Imbangan tersebut dipengaruhi oleh volume semprot.
e. Tepat cara aplikasi
Dan yang tak kalah pentingnya adalah ketepatan cara aplikasi yang berhubungan dengan
volume semprot; ukuran droplet; liputan; distribusi; recovery.

alat yang digunakan berupa:

1. Mist blower

Mist blower adalah salah satu tipe sprayer yang menggunakan tenaga motor berukuran kecil, yang
dikonstruksi untuk dapat memecah suatu cairan atau larutan suspensi menjadi partikel-partikel yang
halus (atomized) dari suatu cairan pengendali hama dan penyakit tanaman yang berkonsentrasi tinggi
ke dalam suatu arus udara berkecepatan tinggi.

Mist blower ini di samping dapat menghembuskan bahan dalam bentuk cairan, dapat pula
digunakan untuk menghembuskan bahan kimia dalam bentuk bubuk atau dalam bentuk butiran, itulah
sebabnya mist blower dapat pula disebut duster.

Mist blower adalah instument yang digunakan untuk membasmi hama dengan cara mengisinya
dengan pestisida yang sesuai. Mist blower berbeda dengan foging karena foging menghasilkan asap
sedangkan mist blower menghasilkan cold fog atau asap dingin yang lebih berat sehingga partikel
akan jatuh ke bawah. Mist blower bertujuan bukan untuk langsung membunuh tetapi lebih kepada
melekatkan residu yang menyebabkan kecacatan pada pertumbuhan insekta serangga.

Cara penyemprotan yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan secara rata pada tempat-
tempat yang berpotensi adanya nyamuk dan berjalan mundur menjauhi tempat yang sudah disemprot.
Ketika melakukan penyemprotan wajib untuk menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti masker
dan sarung tangan. Selain itu menggunakan formulasi/ takaran yang sesuai dan efektif untuk nyamuk.
Cara Kerja:

 Bahan bakar bensin ditambah oli


 Tangki insektisida di campur dengan air 15 liter air tambah inseksida
 On – on gas dikendorkan
 Setelah itu arahkan ke lokasi yang telah ditentukan mengarah ke atas
 Biuka kran saluran air
 Mulai melakukan penyemprotan
 Jika telah selesai turunkan gasnya
 Matikan saluran air
 Dan kemudian matikan mesinnya
 Penyemprotan telah selesai

2. spraying

Pada praktikum yang telah dilaksanakan adalah mempelajari dan memahami alat spraing.
Spraying adalah alat yang sering digunakan untuk penyemprotan nyamuk malaria. Berbentuk seperti
alat penyemprot hama. Tidak membutuhkan bahan bakar untuk menghidupkannya. Tetapi dengan
menggunakan udara. Cara kerjanya yaitu, dengan menyemprotkan bahan aktifnya ( ICON ) yang
dicampur dengan air ke dinding rumah. Output yang dikeluarkannya adalah berbentuk cairan. ).
Dalam praktikum Spraying ini, yang perlu disiapkan pertama adalah Alat semprot (spraying)
yang dipakai untuk penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-pert dengan Volume 8,5 liter,
kemudian mahasiswa harus dapat menentukan Konsentrasi Suspensi sesuai dengan ketentuan WHO
yang optimal diperlukan untuk menyemprot 1 m permukaan dinding adalah 40ml. Selanjutnya
memilih Nozzle yang akan dipakai adalah yang berkode 8002 E HSS (Hardened Stainless Stell/tahan
karat), lalu mahasiswa harus dapat mengukur tekanan dalam tangki guna menentukan efektifitas
penyemprotan. Sedapat mungkin harus dijaga agar tekanan tetap stabil pada suhu 2,8 kg/cm,dalam
prakteknya sangat sulit untuk mempertahankan tekanan sebesar itu sehingga diambil interval tekanan
antara 1,8-3,8 kg/cm atau 25-55 PSI.
Prinsip kerja alat penyemprot adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang
menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif
dan merata ke seluruh permukaan dinding. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan
dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic
atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan
akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan
mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-
partikel yang sangat halus. Alat yang satu ini hanya digunakan untuk penyemprotan nyamuk
malaria. Berbentuk seperti alat penyemprot hama. Tidak membutuhkan bahan bakar untuk
menghidupkannya. Tetapi dengan menggunakan udara. Cara kerjanya yaitu, dengan menyemprotkan
bahan aktifnya ( ICON ) yang dicampur dengan air ke dinding rumah. Output yang dikeluarkannya
adalah berbentuk cairan.

Cara kerja spraying:

 Buka tutup alat lalu isi air 2 liter


 Tutup alatnya
 Lalu dipompa hingga garis ke 50
 Lalu dipakaikan dibahu
 Di semprotkan ke arah dinding
 Cara menyemprot, maju, naik ke atas lalu mundur dan seterusnya.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

aplikasi insektisida adalah faktor yang sangat penting untuk pengendalian kimiawi secara efisien
dan aman.  Disamping itu, pengetahuan tentang perilaku dan biologi serangga hama tidak boleh
ditinggalkan.

B. Saran

1. Tindakan ini harus dilakukan secara benar sehingga  mendapatkan hasil yang maksimal dengan
tingkat resiko terhadap manusia dan organisme bukan sasaran  minimal atau bahkan ditiadakan. 
2. Teknik aplikasi diperlukan agar dosis bahan aktif insektisida  (yang kadang sangat rendah) dapat
didistribusikan ke suatu ruangan/bangunan secara merata. 
3. Pemilihan alat dan cara pemakaian yang benar dapat membantu distribusi insektisida dan
pengendalian yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

https://wwwavisapestcontrol.blogspot.co.id/p/formulasi-dan-aplikasi-insektisida.html
http://www.belajarbarenghidroponik.com/2016/01/pengenalan-dan-cara-penggunaan_17.html
http://seratlontar.blogspot.co.id/2014/02/Rahasia-Teknik-Aplikasi-Pestisida-Dengan-5-Tepat.html
LAMPIRAN

Alat spraying proses memasukkan air dan insectisida

Mistblower proses penyomprotan

Proses menghidupkan mistblower

Anda mungkin juga menyukai