PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik,
bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari
sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian,
lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan
titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan,
kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu
garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas
penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.
Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor.
Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel
sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam
dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon).
B. Tujuan
69
BAB II
DASAR TEORI
Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog
ke dalam format digital meliputi objek-objek yang ada dalam peta.
Dalam proses digitasi ini memerlukan sebuah meja digitasi atau digitizer.
Digitasi onscreen paling sering dilakukan karena lebih mudah dilakukan, tidak
memerlukan tambahan peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila
terjadi kesalahan.
Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor
komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi geografis
seperti Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain. Data sumber yang akan
didigitasi dalam metode ini tidak dalam bentuk peta analog atau hardcopy. Data
sumber tersebut terlebih dahulu disiam (scan) dengan perangkat scanner. Penyiaman
ini akan membentuk sebuah data yang mirip dengan hardcopy yang disiam, dalam
bentuk data raster dengan format file seperti .jpg, .bmp, .tiff, .gif, dan lain-lain. Data
tersebut berujud file gambar raster yang dapat dilihat dengan menggunakan berbagai
perangkat lunak pengolah gambar.
70
sebagai layer-layer yang berbeda. Misal, dari sebuah data raster peta administrasi
terdapat fenomena jalan, sungai, dan batas administrasi. Ketiga fenomena tersebut
dalam proses digitasi sebaiknya dipisahkan menjadi layer-layer jalan, sungai, dan
administrasi, sehingga masing-masing fenomena dapat dipisahkan sebagai file yang
berdiri sendiri.
71
BAB III
METODELOGI
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
N ALAT KEGUNAAN
O
1. Laptop Sebagai Media dalam Pengolahan Data.
2. Flashdisk Mengcopy, Memindahkan File/Data.
3. Peta Sebagai Bahan Dasar dalam Pengolahan SIG.
4. Software Sebagai Aplikasi untuk Pengolahan data,
menyimpan, editing dan layout.
5 Mouse Untuk mempermudah dalam digitasi
N BAHAN KEGUNAAN
O
1 Peta Sebagai Bahan Dasar dalam Pengolahan SIG.
C. Cara Kerja
72
1. Klik ikon Add data untuk menampilkan data raster yang telah digeoreferensi.
2. Klik Dropdown list pada item Look in, arahkan ke direktori penyimpanan data
yang telah tergeoreferensi.
4. Aktifkan tools Editor dengan meng-klik Customize -> Toolbars -> Editor
7. Pada jendela ArcCatalog, klik ikon Connect to Folder untuk mencari direktori yang
akan dijadikan tempat penyimpanan data vektor yang akan dibangun.
8. Arahkan kursor pada folder penyimpanan data. Klik kanan pada folder
“VEKTOR_DIGITASI”, dropdown pada ikon New -> Shapefile
10. Tulis nama data vektor yang akan dibuat pada item Name, dan klik dropdown list
pada item Feature Type untuk memilih jenis data vektor.
Pemilihan feature type disesuaikan dengan jenis data yang akan dibangun.
Misalnya:
Name : Ibukota_Kecamatan
11. Klik tombol Edit pada jendela Create New Shapefile untuk menentukan sistem
koordinat yang akan digunakan. Sistem koordinat yang akan digunakan sebaiknya
disesuaikan dengan sistem koordinat yang digunakan pada data raster peta (peta hasil
scanning). Selanjutnya, klik Select pada jendela Spatial Reference Properties untuk
73
memilih sistem koordinat yang akan digunakan. Pilih sistem koordinat yang akan
digunakan, kemudian klik Add.
Edit -> Select -> Geographic Coordinate Systems -> World -> WGS 1984.prj -> Add
12. Tampilan Spatial Reference Properties yang telah berisi koordinat. Pada tampilan
tersebut klik Apply -> OK
Kemudian klik OK pada jendela Create New Shapefile, sehingga data vektor yang
dibuat telah memiliki referensi spasial.
13. Data vektor yang telah dibuat ditampilkan pada jendela Table of Content dan
ArcCatalog
14. Untuk membuat atribut (informasi) pada data vektor, arahkan mouse pada data
vektor yang akan dibuat pada jendela ArcCatalog, klik kanan mouse dan pilih
Properties. Selanjutnya akan muncul jendela Shapefile Properties. Untuk membuat
data atribut, klik Fields. Pada kondisi default, akan terdapat 3 field data atribut, yaitu:
FID, Shape dan ID.
15. Untuk menambahkan atribut, ketik nama data atribut yang akan dibuat dibawah
baris Id, pengetikan nama atribut tidak diperbolehkan menggunakan spasi dan
maksimal hanya 10 karakter. Kemudian klik drop down list pada kolom Data Type
untuk memilih jenis data atribut yang akan dibuat dan tentukan jumlah karakter pada
item Fields Properties, klik Apply -> OK.
Misalnya : akan menambahkan atribut Kecamatan, pilihlah Data Type “Text”, karena
nama kecamatan berupa teks (huruf) dan bukan terdiri dari angka.
16. Tutup jendela ArcCatalog dengan meng-klik Close untuk memudahkan proses
digitasi.
74
17. Pada Table Of Contents, klik vektor yang akan diedit (misalnya: Ibukota
Kecamatan). Selanjutnya klik menu Editor Start Editing. Pada jendela utama
ArcGIS akan muncul Create Features.
18. Zoom in pada Map View dan mulailah mendigitasi titik. Temukan objek yang
dapat direpresentasikan sebagai titik, misalnya : titik ibukota kecamatan.
19. Klik “Ibukota Kecamatan” pada Create Features dan klik Point pada jendela
Construction Tools.
20. Selanjutnya, klik kiri 1 kali pada objek yang akan didigitasi. Titik akan berwarna
biru muda, yang berarti sudah dilakukan digitasi.
21. Buka Tabel Ibukota_Kecamatan dengan cara klik kanan Ibukota_Kecamatan pada
Table Of Contens -> Open Attribute Table, dan akan muncul tabel yang berisikan
atribut titik yang didigitasi. Pada Field Kecamatan, ketik nama kecamatan sesuai
dengan peta hasil scanning.
Lakukan semua titik kecamatan yang ada pada peta hasil scanning. Apabila terjadi
kesalahan sewaktu input data titik, buka tabel data kemudian klik pada data yang
salah dan klik ikon Delete, sehingga data akan terhapus.
22. Simpan hasil digitasi dengan mengklik: Menu Editor -> Save Edits
24. Tahapan selanjutnya adalah digitasi objek berupa garis (misalnya: jalan).
Lakukan Prosedur No.8. Buka ArcCatalog, klik kanan folder penyimpanan data
vektor “VEKTOR_DIGITASI”, dropdown pada ikon New -> Shapefile
25. Tulis nama data vektor yang akan dibuat pada item Name, dan klik dropdown list
pada item Feature Type untuk memilih jenis data vektor.
75
Pemilihan feature type disesuaikan dengan jenis data yang akan dibangun.
Misalnya:
Name : Jalan
27. Data vektor yang telah dibuat ditampilkan pada jendela Table of Content dan
ArcCatalog
29. Untuk menambahkan atribut, ketik nama data atribut yang akan dibuat dibawah
baris Id, pengetikan nama atribut tidak diperbolehkan menggunakan spasi dan
maksimal hanya 10 karakter. Kemudian klik drop down list pada kolom Data Type
untuk memilih jenis data atribut yang akan dibuat dan tentukan jumlah karakter pada
item Fields Properties, klik Apply -> OK.
Misalnya : akan menambahkan atribut Ket_Jalan, pilihlah Data Type “Text”, karena
keterangan jalan berupa teks (huruf) dan bukan terdiri dari angka.
30. Tutup jendela ArcCatalog dengan meng-klik Close untuk memudahkan proses
digitasi.
31. Pada Table Of Contents, klik vektor yang akan diedit, yaitu : Jalan. Selanjutnya
klik menu Editor -> Start Editing. Pada jendela utama ArcGIS akan muncul Create
Features.
32. Zoom in pada Map View dan mulailah mendigitasi garis. Temukan objek yang
dapat direpresentasikan sebagai garis, misalnya : jalan.
33. Klik “Jalan” pada Create Features dan klik Line pada jendela Construction Tools.
76
34. Proses digitasi dimulai dengan mengarahkan kursor berbentuk + pada objek yang
direpresentasikan sebagai garis. Selanjutnya klik kiri dan ikuti arah garis yang akan
didigitasi. Setiap belokan lakukan klik kiri sekali agar muncul vertex.
35. Bila telah selesai pada satu garis, double klik pada ujung garis. Buka attribute
tabel dengan meng-klik kanan “Jalan” pada Table Of Contents.
37. Apabila ingin memperbaiki garis yang telah didigitasi, klik ikon Edit Vertices
yang berada didekat Menu Editor.
38. Simpan hasil digitasi dengan mengklik: Menu Editor -> Save Edits
39. Tahapan selanjutnya adalah digitasi objek yang direpresentasikan dalam bentuk
polygon (misalnya : wilayah kecamatan dan sungai besar).
Lakukan Prosedur No.8. Buka ArcCatalog, klik kanan folder penyimpanan data
vektor “VEKTOR_DIGITASI”, dropdown pada ikon New -> Shapefile
40. Tulis nama data vektor yang akan dibuat pada item Name, dan klik dropdown list
pada item Feature Type untuk memilih jenis data vektor. Pemilihan Feature type
disesuaikan dengan jenis data yang akan dibangun.
Misalnya:
Name : Kecamatan
77
42. Data vektor yang telah dibuat ditampilkan pada jendela Table of Content dan
ArcCatalog
44. Untuk menambahkan atribut, ketik nama data atribut yang akan dibuat dibawah
baris Id, pengetikan nama atribut tidak diperbolehkan menggunakan spasi dan
maksimal hanya 10 karakter. Kemudian klik drop down list pada kolom Data Type
untuk memilih jenis data atribut yang akan dibuat dan tentukan jumlah karakter pada
item Fields Properties, klik Apply -> OK.
Misalnya : akan menambahkan atribut Nama_Kec, pilihlah Data Type “Text”, karena
nama kecamatan berupa teks (huruf) dan bukan terdiri dari angka.
45. Tutup jendela ArcCatalog dengan meng-klik Close untuk memudahkan proses
digitasi.
46. Pada Table Of Contents, klik vektor yang akan diedit, yaitu : Kecamatan.
Selanjutnya klik menu Editor -> Start Editing. Pada jendela utama ArcGIS akan
muncul Create Features.
47. Zoom in pada Map View dan mulailah mendigitasi polygon kecamatan. Temukan
objek yang dapat direpresentasikan sebagai polygon, misalnya : wilayah kecamatan.
48. Klik “Kecamatan” pada jendela Create Features dan klik Polygon pada jendela
Construction Tools.
49. Proses digitasi dimulai dengan mengarahkan kursor berbentuk + pada objek yang
direpresentasikan menjadi sebuah polygon. Selanjutnya klik kiri dan ikuti arah garis
yang membentuk polygon. Setiap belokan lakukan klik kiri sekali agar muncul
vertex.
78
50. Bila telah selesai pada satu polygon, double klik pada pertemuan ujung garis atau
klika kanan Finish Sketch.
51. Buka attribute tabel dengan meng-klik kanan “Kecamatan” pada Table Of
Contents. Selanjutnya, input keterangan nama kecamatan pada “Field Nama_Kec”.
52. Untuk memulai digitasi polygon yang berada disebelah polygon yang telah
didigitasi, dapat dilakukan dengan meng-klik ikon Auto Complete Polygon pada
jendela Construction Tools.
79
BAB IV
A. Hasil
B. Pembahasan
Secara umum digitasi merupakan proses konversi data analog sehingga menjadi
data berformat digital. Terdapat dua (2) cara dalam melakukan digitasi yaitu
menggunakan digitizer dan digitasi on screen langsung pada layar monitor yang
merupakan metode digitasi yang sering dilakukan oleh banyak praktisi dikarenakan
hanya membutuhkan sumberdaya peralatan berupa komputer personal.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke
dalam format digital meliputi objek-objek yang ada dalam peta.
B. Saran
Selain ketelitian system digitasi juga perlu kesabaran untuk itu diharapkan
kepada mahasiswa untuk bersabar.
81
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/54481879/Laporan-GPS
82