Anda di halaman 1dari 2

RANGKAIAN ARUS SEARAH

 Arus Listrik
Arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik. Pergerakan muatan ini terjadi pada
bahan yang disebut konduktor. Konduktor bias berupa logam, gas, atau larutan, sedangkan
pembawa muatannya sendiri tergantung pada jenis konduktor, yaitu pada:
 Logam, pembawa muatannya adalah elektron-elektron
 Gas, pembawa muatannya adalah ion positif dan elektron
 Larutan, pembawa muatannya adalah ion positif dan ion negatif

Muatan listrik dapat mengalir di dalam suatu rangkaian apabila ada sumber energi sebagai
“pompa energi”. Akibatnya muatan listrik akan dikenai suatu “gaya”, yaitu gaya gerak listrik
(ggl) sehingga timbullah arus listrik. Ggl ini disebut juga sumber tegangan yang menimbulkan
beda potensial sehingga arus listrik mengalir dalam suatu rangkaian.
Arus listrik dapat terjadi karena muatan positif yang bergertak atau muatan negative yang
bergerak. Arah arus listrik adalah arah aliran muatan positif. Jika yang bergerak adalah muatan
negatif seperti elektron dalam logam misalnya, maka arah arus listrik berlawanan dengan arah
aliran elektron.
 Arus listrik adalah aliran muatan listrik
 Arah arus listrik berlawanan arah dengan arah aliran muatan negative
 Arus listrik mengalir dari titik yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial
rendah dalam rangkaian tertutup.

 Kuat Arus Listrik


Besarnya kuat arus listrik I merupakan laju perubahan muatan listrik Q per satuan waktu t.
ΔQ
I=
Δt
I = kuat arus listrik (ampere = A)
ΔQ = jumlah muatan listrik (coulomb = C)
Δt = waktu (s)

Untuk arus searah jumlah muatan yang mengalir melalui penampang kawat/konduktor adalah
konstan sehingga dapat dituliskan:
Q
I=
t
Jumlah elektron yang mengalir adalah besar muatan dibagi dengan muatan 1 elektron
Q
n=
e
n = jumlah elektron
Q = besar muatan (C)
e = muatan 1 elektron
= 1,6 x 10-19 C

Bila luas penampang yang dilewati arus sebesar A, maka rapat arus (J) dapat dituliskan menjadi:
I
J=
A
J = rapat arus (A/m2)
I = kuat arus listrik (A)
A = luas penampang kawat (m2)
 Hukum Ohm dan Hambatan Listrik
 Hukum Ohm
Tegangan V pada hambatan yang memenuhi Hukum Ohm berbanding lurus terhadap
kuat arus I untuk suhu yang konstan

I (A)
I~V
V
R=
V =IR atau I
V (volt)

 Hambatan Listrik
Secara umum, beberapa factor yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan listrik
pada sebuah kawat penghantar (atau bahan) adalah:
- Jenis bahan
- Panjang (l)
- Luas penampang (A)
- Suhu (T)
Dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa besar
kecilnya hambatan listrik suatu bahan dapat dinyatakan dengan:
l
R= ρ
A
R = hambatan listrik (ohm = Ω)
ρ = hambatan jenis (Ω.m)
l = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang kawat (m2)

Hambatan jenis ρ merupakan suatu besaran yang dipengaruhi oleh suhu.


ρ= ρ0 ( 1+αΔT )
dengan:
ρ = hambatan jenis pada suhu T
ρo = hambatan jenis pada suhu To
α = koefisien suhu hambatan jenis
ΔT = T-To = perubahan suhu
Karena hambatan listrik R berbanding lurus dengan hambatan jenis ρ, maka bisa kita
tuliskan
R=R o ( 1+αΔT )
dengan:
R = hambatan pada suhu T
Ro = hambatan pada suhu To

Anda mungkin juga menyukai