Anda di halaman 1dari 8

Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang

ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 1, 2016

EKSISTENSI HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL


TERHADAP HUKUM SIBER
Mahmuda Pancawisma Febriharini
mahmudapancawisma@yahoo.com
Fakultas Hukum UNTAG Semarang

ABSTRAKSI
Eksistensi Hak Atas Kekayaan Intelektual Terhadap Hukum Siber, memiliki kedudukan yang
khusus mengingat kegiatan siber sangat lekat dengan pemanfaatan tehnologi informasi yang
berbasis pada Hukum Hak Cipta, Merek, Rahasia Dagang yang masih mengalami kesulitan dalam
melakukan penegakan hukum terkait pembuktian apabila terjadi kasus-kasus hukum seperti,
Rahasia Dagang yang terdapat dalam komputer dan jaringan internet, Desain Industri melindungi
dengan tampilan tampilan seperti homepage.
Penerapan asas-asas Yuridiksi dalam ruang siber menurut Hukum Internasional antara lain dengan
menggunakan tiga jenis Yuridiksi untuk menetapkan Undang-undang (the yurisdiction to
prescribe), Yuridiksi untuk Penegakan Hukum (the yurisdiction to enforce) dan yurisdiksi untuk
menuntut (the yurisdiction to adjudicate)
Kata Kunci: Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hukum siber

ABSTRACT
Existence of Intellectual Property Rights Against cyber Law , has a special position considering the
cyber activities is closely linked to the utilization of information technology based on the Copyright
Law, Trademark , Trade Secret are still having troubles in performing law an forcment associated
with evidence in the event of legal cases such as , Trade Secrets in the computers and internet
networks , industrial designs protected with displays like homepage.
The Application of the jurisdiction principles in the cyber space according to the International Law,
among others, by using three types of jurisdiction that is (the yurisdiction to prescribe) ,
Jurisdiction for Law Enforcement (the yurisdiction to enforce) and the jurisdiction to prosecuting
(the yurisdiction to adjudicate)

berlangsung demikian cepat. Teknologi


1. Pendahuluan informasi saat ini menjadi pedang
Zaman terus berkembang dan melakukan bermata dua, karena selain memberikan
revolusi-revolusi kearah modernisasi. kontribusi bagi peningkatan
Dalam hal ini tehnologi pun mengikuti kesejahteraan, kemajuan dan peradaban
perkembangan zaman tersebut, manusia, sekaligus menjadi sarana efektif
perkembangan Tehnologi merambah perbuatan melawan hukum.
pada dunia komunikasi, sehingga cara Dunia hukum sebenarnya sudah sejak
mengakses komunikasi mengalami lama memperluas asas dan normanya
perubahan yang drastis. Orang semakin ketika menghadapi persoalan yang
mudah berkomunikasi dengan orang lain bersifat tidak berwujud, misalnya dalam
dengan lingkup yang luas atau jauh tanpa kasus pencurian listrik yang pada
harus menunggu tenggang waktu yang awalnya sulit dikategorikan sebagai delik
lama untuk berkomunikasi. pencurian, tetapi akhirnya dapat diterima
Teknologi informasi dan komunikasi sebagai perbuatan pidana. Kenyataan saat
telah mengubah perilaku masyarakat dan ini yang berkaitan dengan kegiatan siber
peradaban manusia secara global. Di tidak lagi sesederhana itu, mengingat
samping itu perkembangan teknologi kegiatannya tidak lagi bisa dibatasi oleh
informasi telah menyebabkan pula dunia teritorial suatu Negara, aksesnya dengan
menjadi tanpa batas dan menyebabkan mudah dapat dilakukan dari belahan
perubahan sosial yang secara signifikan dunia manapun, kerugian dapat terjadi

15
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 1, 2016

baik pada pelaku internet maupun orang dan kualifikasi hukum konvensional
lain yang tidak berhubungan sekalipun, untuk dapat dijadikan objek dan
misalnya dalam pencucian dana kartu perbuatan, sebab jika cara ini yang
kredit melalui pembelanjaan di internet. ditempuh akan terlalu banyak kesulitan
Disamping itu masalah pembuktian dan hal-hal-hal yang lolos dari jerat
merupakan faktor yang sangat penting, hukum, mengingat kegiatan siber adalah
mengingat data elektronik bukan saja kegiatan virtual yang berdampak sangat
belum terakomodasi dalam sistem hukum nyata meskipun alat buktinya bersifat
acara Indonesia, tetapi dalam elektronik. Dengan demikian subjek
kenyataannya data dimaksud ternyata pelakunya harus dikualifikasikan pula
sangat rentan untuk diubah, disadap, sebagai orang yang telah melakukan
dipalsukan dan dikirim ke berbagai perbuatan hukum secara nyata.
penjuru dunia dalam waktu hitungan Demikian juga dalam kegiatan e-
detik. Sehingga dampak yang commerce antara lain dikenal adanya
diakibatkanpun bisa demikian cepat. dokumen-dokumen elektronik yang
Persoalan yang lebih luas juga terjadi kedudukannya disetarakan dengan
untuk masalah-masalah keperdataan, dokumen-dokumen yang dibuat diatas
karena saat ini transaksi e-commerce kertas.
telah menjadi bagian dari perniagaan
nasional dan internasional. Contoh 2. Permasalahan
kongkret adalah membayar zakat atau Berangkat dari uraian tersebut diatas,
berkurban pada saat Idhul Adha, atau maka permasalahan yang akan diangkat
memesan obat-obatan yang bersifat dalam makalah ini adalah :
sangat pribadi orang cukup 1. Bagaimanakah Eksistensi Hak
melakukannya melalui internet. Atas Kekayaan Intelektual
Kenyataan ini menunjukkan bahwa tehadap Hukum siber ?
konvergensi di bidang telematika 2. Bagaimanakah penerapan Asas-
berkembang terus tanpa dapat dibendung, asas yurisdiksi dalam ruang
seiring dengan diketemukannya Hak siber ?
cipta dan paten baru dibidang teknologi
informasi. 3. Pembahasan
Menurut Ahmad M. Ramli, 1). kegiatan
siber meskipun bersifat virtual dapat 1)Eksistensi Hak Atas
dikategorikan sebagai tindakan dan Kekayaan Intelektual
perbuatan hukum yang nyata. Secara Terhadap Hukum Siber
yuridis dalam hal ruang siber sudah tidak Teknologi informasi adalah suatu
pada tempatnya lagi untuk tehnologi yang digunakan untuk
mengkategorikan sesuatu dengan ukuran mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan,
1).
Ahmad M. Ramli, Kekuatan Akta
menyusun, menyimpan,
Elektronik Sebagai Alat Bukti memanipulasi data dalam
Pada Transaksi e-comerce Dalam berbagai cara untuk
Sistem Hukum Indonesia, menghasilkan informasi yang
Makalah disampaikan pada
kongkres Ikatan Notaris berkualitas, yaitu informasi yang
Indonesia, Bandung, 23 Januari relevan, akurat dan tepat waktu
2003, Hal. 12.

16
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 1, 2016

yang digunakan untuk keperluan suatu yang tidak terlihat dan


pribadi, bisnis, serta semu.
pemerintahan dan merupakan Salah satu implikasi teknologi
informasi yang strategis untuk informasi yang saat ini menjadi
pengambilan keputusan. Dan perhatian adalah pengaruhnya
tehnologi yang memanfaatkan terhadap eksistensi Hak Atas
komputer sebagai perangkat Kekayaan Intelektual (HAKI) 3).
utama untuk mengolah data dan Disamping terhadap bidang-
menjadi informasi yang bidang lain seperti transaksi
bermanfaat. bisnis (elektronik), kegiatan e-
Hukum siber (Cyber Law) adalah government, dan lain-lain.
istilah hukum yang terkait Kasus-kasus terkait dengan
dengan pemanfaatan tehnologi pelanggaran Hak Cipta dan
informasi, istilah lain yang Merek melalui sarana internet
digunakan adalah Hukum dan media komunikasi lainnya
Tehnologi Informasi ( Law Of adalah contoh yang marak terjadi
Information Technology), saat ini.
Hukum Dunia Maya (Virtual Secara umum dapat dikatakan
World Law) dan Hukum bahwa Hak Atas Kekayaan
Mayantara. Istilah istilah tersebut Intelektual, yang merupakan
lahir mengingat kegiatan internet terjemahan dari Intellectual
dan pemanfaatan tehnologi Property Right, sebenarnya
informasi berbasis virtual. adalah keberadaan hak-hak yang
Sebagaimana dikemukakan oleh lahir atas perwujudan kreasi
Ahmad M. Ramli . 2). Bahwa intelektual manusia yang
Istilah Hukum Siber diartikan mencakup rasa, karsa dan cipta
sebagai padanan kata dari Cyber manusia. Berdasarkan konvensi
law, yang saat ini secara Internasional yang menjadi
internasional digunakan untuk induknya HAKI dapat
istilah hukum yang terkait dikategorikan dalam dua lingkup
dengan pemanfaatan teknologi besar, yakni Hak Cipta dan Hak-
informasi. Syber jika di hak yang berkenaan dengan Hak
definisikan dengan dunia maya Cipta yang meliptui Paten,
akan cukup menghadapi Merek, Desain Industri, Rahasia
persoalan ketika terkait Dagang, dan sebagainya.
pembuktian dan penegakan Dalam dunia tehnologi informasi
hukumnya. Mengingat para masalah yang berhubungan
penegak hukum akan dengan etika dan hukum
menghadapi kesulitan jika harus bermunculan, mulai dari
membuktikan suatu persoalan
yang diasumsikan sebagai maya, 3).
Ahmad M. Ramli, Pengaruh
Perkembangan Cyber Law
Terhadap Pemanfaatan Teknologi
2).
Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan Informasi di Indonesia, (Jakarta:
HAKI, Dalam Sistem Hukum Di Badan Pembinaan Hukum Nasional
Indonesia, (Bandung: PT.Refika Departemen Kekakiman dan HAM
Aditama, 2006), hal. 1-2. RI; 2003), hal 19.

17
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 1, 2016

penipuan, pelanggaran, baru. Hukum siber bertumpu


pembobolan informasi rahasia, pada disiplin-disiplin ilmu
persaingan curang sampai hukum yang telah lebih dulu ada.
kejahatan yang sifatnya pidana Beberapa cabang ilmu hukum
sudah sering terjadi tanpa dapat yang menjadi pilar hukum siber
diselesaikan secara memuaskan adalah Hak Kekayaan Intelektual
melalui hukum. (HAKI), hukum Perdata
Kenyataan ini menjadi persoalan Internasional, hukum Perdata
yang seringkali sulit hukum Internasional, hukum
terpecahkan, karena disamping acara dan pembuktian, hukum
perbuatan melawan hukum itu pidana internasional, hukum
dilakukan subjek yang terlekomunikasi dan lain-lain.
menggunakan sarana teknologi Dalam kerangka hukum siber,
canggih dan sulit dilacak Hak Kekayaan Intelektual
keberadaannya bahkan seringkali (HAKI) memiliki kedudukan
dilakukan dari luar teritorial yang sangat khusus mengingat
Indonesia atau sebaliknya, kegiatan siber sangat lekat
sebagai contoh subjeknya berada dengan pemanfaatan teknologi
di Indonesia tetapi sering informasi yang berbasis pada
modusnya dan lex loci delictinya perlindungan rezim hukum hak
terjadi di luar Indonesia yang cipta, Paten, Merek, Rahasia
menyebabkan pembuktiannya Dagang, Desain Industri dan
menjadi lebih sulit dibandingkan lain-lain.
dengan perbuatan melawan Ahmad M. Ramli, 5). mengatakan
hukum biasa meskipun bahwa Rahasia dagang lebih
pelakunya tertangkap. banyak melindungi subtansi data
Selanjutnya Ahmad M. Ramli 4). yang terdapat dalam computer
Mengatakan Perbuatan melawan dan jaringan internet. Desain
hukum di dunia siber sangat Industri melindungi hal-hal yang
tidak mudah diatasi dengan terkait dengan tampilan-tampilan
mengandalkan hukum positif seperti homepage, namun hal ini
konvensional, Indonesia saat ini sering kali menjadi perdebatan
sudah selayaknya merefleksikan karena adanya prinsip yang
diri dengan Negara-negara lain dianut beberapa Negara yang
seperti Malaysia, Singapura, menyatakan bahwa desain
India atau Negara-negara maju industri itu harus menyangkut
seperti Amerika Serikat dan objek yang diproduksi secara
Negara-negara Uni Eropa yang masal.
telah secara serius Undang-undang Nomor 31
mengintegrasikan regulasi Tahun 2000, tentang Desain
hukum siber ke dalam intrumen Industri jika dikaitkan dengan
hukum positif nasionalnya. perlindungan homepage
Sebagai cabang ilmu hukum,
5).
Hukum siber termasuk sangat Ahmad M. Ramli, Teori Dasar
Perlindungan Rahasia Dagang,
(Bandung, Mandar Maju; 2000), hal
4).
Ahmad M. Ramli, Ibd, hal. 5. 20.

18
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 1, 2016

memiliki persoalan yang cukup justru memiliki implikasi hukum


prinsipil karena menganut di Indonesia.
prinsip konstitutif secara ketat. Menurut Hukum internasional
Disamping memberikan manfaat, dikenal tiga jenis yurisdiksi
tingginya penggunaan teknologi untuk menetapkan undang-
informasi justru telah memberi undang (the yurisdiction to
akibat berupa ancaman terhadap prescribe), yurisdiksi untuk
eksistensi karya cipta dan invensi penegakan hukum (the
yang ditemukan oleh para yurisdiction to enforce) dan
penemu Hak Kekayaan yurisdiksi untuk menuntut (the
Intelektual. Karya-karya yurisdiction to adjudicate) 7).
intelektual berupa program Dalam kaitannya dengan
computer dan objek-objek hak penentuan hukum yang berlaku,
cipta yang ada di media internet dikenal beberapa asas yang biasa
dengan sangat mudah dilanggar, digunakan antara lain: 8).
dimodifikasikan dan digandakan. a) Subjektive territoriality
Sebagaimana dikemukan oleh yaitu asas yang menekankan
Mieke Komar bahwa Selain itu bahwa keberlakuan hukum
objek HKI lainnya seperti merek ditentukan berdasarkan
juga menjadi objek pelanggaran tempat perbuatan dilakukan
terus menerus di internet , hal dan penyelesaian tindak
yang terakhir ini bahkan pidananya dilakukan
seringkali berkembang menjadi dinegara lain.
perbuatan persaingan tidak sehat b) Objektive territoriality yaiu
(unfair competition), asas yang menyatakan
pemboncengan ketenaran bahwa hukum yang berlaku
(passing off) dan penyesatan adalah hukum dimana akibat
informasi.6). utama perbuatan itu terjadi
dan memberikan dampak
2) Penerapan Asas-asas yang sangat merugikan bagi
Yurisdiksi dalam Ruang Negara yang bersangkutan.
Siber c) Nationality asas yang
Dalam ruang siber pelaku menentukan bahwa Negara
pelanggaran seringkali menjadi mempunyai yurisdiksi untuk
sulit dijerat karena hukum dan menentukan hukum
pengadilan Indonesia tidak berdasarkan
memiliki yurisdiksi terhadap kewarganegaraan pelaku
pelaku dan perbuatan hukum
7).
yang terjadi, mengingat Ahmad M. Ramli, Cyber Law
pelanggaran hukum bersifat dan HAKI, Op. Cit, hal 19-20.
8).
Ahmad M. Ramli,
transnasional tetapi akibatnya Perkembangan Cyber Law Global
dan Implikasinya Bagi Indonesia,
Makalah Seminar The Importance of
Impormation System Security in E-
6).
Mieke Komar Kantaatmadja, Cyber CoGovernment, Tim Koordinasi
Law: Suatu Pengantar, (Jakarta: Telematika Indonesia, Jakarta 20
ELIPS Project; 2002), hal.110. Juli 2004, hal. 5-6.

19
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 1, 2016

d) Passive Nationality adalah phenomena and physical


9).
asas yang menekankan logation.
yurisdiksi berdasarkan Dari uraian tersebut diatas dapat
kewarganegaraan korban dikatakan bahwa berdasarkan
e) Protective principle asas karakteristik khusus yang
yang menyatakan bahwa terdapat dalam ruang siber
berlakunya hukum dimana pengaturan dan
didasarkan atas keinginan penegakan hukum tidak dapat
Negara untuk melindungi menggunakan cara-cara
kepentingan Negara dari tradisional, namun asas
kejahatan yang dilakukan kebiasaan dan norma yang
diluar wilayahnya, yang mengatur ruang siber yang
umumnya digunakan tumbuh dalam praktek dan
apabila korban adalah diakui secara umum disebut
Negara atau pemerintah sebagai Lex Informatika.
f) Universality asas yang Jadi manakala diperhatikan
menentukan bahwa setiap secara seksama sengketa-
Negara berhak untuk sengkleta di ruang siber juga
menangkap dan terkait dengan hukum Perdata
menghukum para pelaku Internasional yang antara lain
pembajakan. menyangkut masalah kompetensi
Dengan demikian dapat forum yang berperan dalam
dikatakan bahwa asas menentukan kewenangan.
Universality ini yang selayaknya Misalnya pengadilan dan
memperoleh perhatian khusus arbitrase dalam menyelesaikan
bagi setiap Negara terkait kasus-kasus perdata internasional
dengan penanganan hukum (HPI)
kasus-kasus siber yang tidak Terdapat dua prinsip kompetensi
hanya saja mengenai kasus dalam HPI yaitu antra lain :
pembajakan akan tetapi perlu a) The principle of Basis of
kiranya diperluas sehingga precence, yang menyatakan
mencakup pula kejahatan bahwa kewenangan
terhadap kemanusiaan. pengadilan untuk mengadili
Oleh karena itu untuk ruang siber ditentukan oleh tempat
dibutuhkan suatu hukum baru tinggal tergugat
yang menggunakan pendekatan b) The principle of
yang berbeda dengan hukum effectiveness yang
yang dibuat berdasarkan batas- menyatakan bahwa
batas wilayah. Ruang siber dapat kewenangan pengadilan
diibaratkan sebagai suatu tempat untuk mengadili ditentukan
yang hanya dibatasi oleh screens oleh dimana harta benda
and passwords yang secara tergugat berada.
radikal ruang siber telah
mengubah hubungan antara
legally significant (online) 9).
Ahmad M. Ramli, Cyber Law
dan HAKI, Op. Cit, hal. 21

20
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 1, 2016

Asas kompetensi ini harus bahwa hal itu dilakukan


dijadikan dasar pemilihan forum sehubungan dengan semakin
oleh para pihak dalam transaksi meningkatnya intensitas
e-commerce. Kekecualian digitalisasi, konvergensi dan
terhadap asas ini dapat dilakukan globalisasi yang berkelanjutan
jika ada jaminan pelaksanaan dari teknologi informasi, yang
putusan asing, misalnya melalui menurut pengalaman dapat
konvensi internasional. 10). digunakan untuk melakukan
Berdasarkan karakteristik khusus tindak pidana.
yang terdapat dalam ruang siber
maka dapat dikemukakan 4. Kesimpulan
beberapa teori sebagai berikut: 1) Eksistensi Hak Atasa Kekayaan
11).
Intelektual memiliki kedudukan
a) The theory of the uploader yang khusus mengingat kegiatan
yang dikatakan bahwa suatu siber sangat lekat dengan
Negara dapat melarang pemanfaatan tehnologi informasi
dalam wilayahnya kegiatan yang berbasis pada Hukum Hak
uploading dan downloading Cipta, Merek, Rahasia Dagang,
yang diperkirakan dapat Desain Industri,dll. Misalnya
bertentangan dengan Rahasia Dagang lebih
kepentingannya. Misalnya melindungi substansi data yang
suatu Negara dapat terdapat dalam komputer dan
melarang setiap orang untuk jaringan internet, Desain Industri
uploading kegiatan melindungi hal – hal yang terkait
perjudian atau kegiatan dengan tampilan-tampilan seperti
perusakan lainnya dalam homepage.
wilayahnya. 2) Penerapan asas-asas Yuridiksi
b) Theory the Law of the dalam ruang siber menurut
server, pendekatan ini Hukum Internasional antara lain
memperlakukan server dengan menggunakan tiga jenis
dimana webpages secara Yuridiksi untuk menetapkan
fisik berlokasi Undang-undang (the yurisdiction
c) The theory of International to prescribe), Yuridiksi untuk
Space menurut teori ini Penegakan Hukum (the
ruang siber dianggap yurisdiction to enforce) dan
sebagai the fourth space, yurisdiksi untuk menuntut (the
dimana ruangan siber adalah yurisdiction to adjudicate)
tidak terletak pada
kesamaan fisik, melainkan
pada sifat internasional. Daftar Pustaka
Apabila kita perhatikan uraian M. Ramli, Ahmad, Kekuatan Akta
diatas , maka dapat dikatakan Elektronik Sebagai Alat Bukti
Pada Transaksi e-commerce
10). Ibid, hal 23.
11).
Darrel Menthe dalam Ahmad M. Dalam Sistem Hukum Indonesia,
Ramli, Cyber Law dan HAKI, hal. Makalah disampaikan pada
3-4.

21
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 5 No. 1, 2016

kongkres Ikatan Notaris Makalah Seminar The Importance of


Indonesia, Bandung, 23 Januari Impormation System Security in E-
2003. CoGovernment, Tim Koordinasi
Telematika Indonesia, Jakarta 20
------------------, Cyber Law dan HAKI, Juli 2004.
Dalam Sistem Hukum Di
Indonesia, Bandung: Barda Nawawi Arief, Tindak Pidana
PT.Refika Aditama, 2006 Mayantara Perkembangan Kajian
Cybercrime Di Indonesia, Jakarta,
------------------, Pengaruh PT Raja Grafindo Persada, 2005
Perkembangan Cyber
Law Terhadap Darrel Menthe dalam Ahmad M. Ramli,
Pemanfaatan Teknologi Cyber Law dan HAKI, Dalam
Informasi di Indonesia, Sistem Hukum Di Indonesia,
Jakarta, Badan Bandung: PT.Refika Aditama, 2006
Pembinaan Hukum
Nasional Departemen Edmon Makarim, Pengantar Hukum
Kekakiman dan HAM RI, Telematika Suatu Kompilasi
2003. Kajian, Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, 2005
----------------------, Teori Dasar
Perlindungan Rahasia Josua Sitompul, Cyberspace,
Dagang, Bandung, Cybercrimes, Cyberlaw Tinjauan
Mandar Maju, 2000. Aspek Hukum Pidana, Jakarta,
Tatanusa, 2012
Ahmad M. Ramli, Perkembangan
Cyber Law Global dan Komar Kantaatmadja, Mieke, Cyber
Implikasinya Bagi Indonesia, Law: Suatu Pengantar, Jakarta,
ELIPS Project, 2002.

22

Anda mungkin juga menyukai