Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL PENELITIAN

Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Dinas


Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara

Planning Analysis of Health Human Resource in Health Office Southeast


Minahasa District

Grace A. Salamate 1) A. J. M. Rattu 2) J. N. Pangemanan 2)


1)
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara
2)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak Health human resources are the various types


of clinical and non-clinical health workers who
Sumber daya manusia kesehatan yaitu carry out the efforts of the medical and public
berbagai jenis tenaga kesehatan klinik maupun health interventions. Performance of health
nonklinik yang melaksanakan upaya medis dan services is dependent upon the knowledge, skills
intervensi kesehatan masyarakat. Kinerja dari and motivation of the people who are responsible
pelayanan kesehatan sangat tergantung kepada for health care. Health human resources is closely
pengetahuan, keterampilan dan motivasi dari linked to the respective functions of a healthcare
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap organization and also interact between these
pelayanan kesehatan. Sumber daya manusia functions. To achieve the vision and mission of an
kesehatan berhubungan erat dengan masing-masing organization's human resources required skills and
fungsi suatu organisasi kesehatan dan juga abilities who are able to diagnose problems and
berinteraksi diantara fungsi-fungsi tersebut. Untuk intervene to obtain settlement of any issues of the
mencapai visi dan misi suatu organisasi diperlukan duties and functions of the organization. Human
keterampilan dan kemampuan SDM yang mampu resources can also be a threat to implementing
mendiagnosa permasalahan dan mengintervensi policies, strategies, programs, and procedures of
sehingga didapatkan penyelesaian dari setiap an activity if it is not managed properly and
permasalahan yang menjadi tugas pokok dan fungsi appropriately. Objectives to be achieved from this
organisasi. Sumber daya manusia tersebut juga research is to analyze the Human Resource
dapat menjadi ancaman bagi pelaksana kebijakan, Planning (HR) in Health in Southeast Minahasa
strategi, program, dan prosedur suatu kegiatan District Health Office. The results showed that the
apabila tidak dikelola dengan baik dan tepat. absence of equity in the provision of human
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah resources for health through formation are still
menganalisis Perencanaan Sumber Daya Manusia minimal amount given by the local government,
(SDM) Kesehatan di Di Dinas Kesehatan there is the development of human resources in
Kabupaten Minahasa Tenggara. Dari hasil Southeast Minahasa Health Department, there is
penelitian menunjukkan bahwa Tidak adanya the maintenance of human health through the
pemerataan dalam pengadaan SDM Kesehatan provision of a guarantee of performance and there
melalui jumlah formasi yang masih minim yang are benefits from the use of human resources
diberikan oleh pemerintah daerah, terdapat through opportunity to develop his career.
pengembangan SDM kesehatan di Dinas Kesehatan
Minahasa Tenggara, terdapat pemeliharaan SDM Keywords : Human Resources of Health,
kesehatan melalui jaminan pemberian tunjangan Development, Procurement, Maintenance, Usage
dari kinerja dan terdapat penggunaan SDM
kesehatan melalui kesempatan untuk dapat
mengembangkan karirnya.

Kata Kunci : SDM Kesehatan, Pengembangan,


Pengadaan, Pemeliharaan, Penggunaan. Pendahuluan

Fokus utama manajemen Sumber Daya


Abstract Manusia (SDM) adalah memberikan
kontribusi pada suksesnya organisasi.

625
JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014

Kunci untuk meningkatkan kinerja WHO (2006) melaporkan bahwa


organisasi adalah dengan memastikan tenaga kesehatan memberikan konstribusi
aktivitas SDM mendukung usaha hingga 80% dalam keberhasilan
organisasi yang terfokus pada pembangunan kesehatan. Desentralisasi di
produktivitas, pelayanan dan kualitas. Indonesia yang mulai diterapkan pada
tahun 2001 membawa perubahan yang
Sumber daya manusia kesehatan yaitu
cepat disemua pembangunan termasuk
berbagai jenis tenaga kesehatan klinik
sektor kesehatan. Peran dari perencanaan
maupun nonklinik yang melaksanakan
SDM kesehatan dialihkan ke pemerintah
upaya medis dan intervensi kesehatan
daerah sehingga provinsi dan kab/kota
masyarakat. Kinerja dari pelayanan
didorong untuk merencanakan tenaga
kesehatan sangat tergantung kepada
kesehatan yang diperlukan berdasarkan
pengetahuan, keterampilan dan motivasi
kebutuhan lokal. Badan Kepegawaian
dari orang-orang yang bertanggung jawab
Daerah (BKD) memiliki kekuatan yang
terhadap pelayanan kesehatan. Sumber
lebih besar dibandingkan institusi lain
daya manusia kesehatan berhubungan erat
untuk mengalokasikan kuota yang tersedia
dengan masing-masing fungsi suatu
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
organisasi kesehatan dan juga berinteraksi
diberikan oleh pusat dan melakukan
diantara fungsi-fungsi tersebut. Untuk
seleksi dan rekrutmen. Kebijakan
mencapai visi dan misi suatu organisasi
perencanaan ini diakui oleh pemerintah
diperlukan keterampilan dan kemampuan
daerah sebagai peluang untuk
SDM yang mampu mendiagnosa
mendapatkan tenaga kesehatan sesuai
permasalahan dan mengintervensi
dengan kebutuhan setempat.
sehingga didapatkan penyelesaian dari
setiap permasalahan yang menjadi tugas Pengelolaan SDM kesehatan
pokok dan fungsi organisasi. Sumber daya khususnya perencanaan kebutuhan SDM
manusia tersebut juga dapat menjadi kesehatan selama ini masih bersifat
ancaman bagi pelaksana kebijakan, administratif kepegawaian dan belum
strategi, program, dan prosedur suatu dikelola secara professional, masih bersifat
kegiatan apabila tidak dikelola dengan top down dari pusat belum bottom up (dari
baik dan tepat. (Anonimous, 2008) bawah), belum sesuai kebutuhan
organisasi dan kebutuhan nyata di
Amanat Undang-Undang Nomor 36
lapangan, serta belum berorientasi pada
Tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal
jangka panjang. Perencanaan SDM atau
21 ditetapkan bahwa pemerintah mengatur
perencanaan tenaga kerja diartikan sebagai
perencanaan, pengadaan, pendayagunaan
suatu proses menentukan kebutuhan akan
serta pemberdayaan (pembinaan dan
tenaga kerja berdasarkan peramalan,
pengawasan mutu) tenaga kesehatan dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan pengembangan, pengimplementasian, dan
pengendalian kebutuhan tersebut yang
kesehatan. Untuk meningkatkan SDM
berintegrasi dengan perencanaan
Kesehatan, dalam SKN yang ditetapkan
organisasi agar tercipta jumlah pegawai,
pada tahun 2009 pengembangan dan
penempatan pegawai yang tepat dan
pemberdayaan SDM Kesehatan
bermanfaat secara ekonomis (Anonimous,
diselenggarakan melalui 4 (empat) upaya
2004).
pokok, yaitu : (1) Perencanaan SDM
Kesehatan; (2) Pengadaan SDM Penelitian oleh Guspianto (2010),
Kesehatan; (3) Pendayagunaan SDM tentang Analisis Penyususnan Rencana
Kesehatan; (4) Pemberdayaan (Pembinaan Kebutuhan SDM Kesehatan Puskesmas di
dan Pengawasan Mutu) SDM Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi menyimpulkan
(Anonimous, 2009). bahwa penyusunan rencana kebutuhan
SDM Kesehatadi bagian dalam dokumen

626
Salamate, Rattu dan Pangemanan, Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia

laporan kegiatan rutin tahunan Dinas sejak tahun 2010 Kabupaten Minahasa
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Tenggara yang tadinya memiliki 6
Demikian juga Budiman (2006) dalam Kecamatan dan 76 desa, dimekarkan
penelitiannya yang berjudul Perencanaan menjadi 12 Kecamatan dengan 9
Sumber Daya Manusia Kesehatan di Kota kelurahan, 135 desa, luas wilayah 76,582
Pangkalpinang (2006-2010) diketahui Km2, jumlah penduduk 107.548 jiwa.
bahwa perencanaan SDM kesehatan Jumlah Puskesmas perawatan 8 dan
puskesmas dibuat secara insidentil dan Puskemas non perawatan 3, Puskesmas
hanya membuat rekapitulasi usulan Pembantu 10, poskesdes 24 dan posyandu
kebutuhan tenaga kesehatan yang diajukan 144 buah. Pada akhir tahun 2012
oleh puskesmas, belum dalam bentuk ketambahan 1 Puskesmas di Kecamatan
dokumen perencanaan sumber daya Silian Raya sehingga total Puskesmas
manusia kesehatan puskesmas yang berjumlah 12 Puskesmas (Anonimous,
lengkap, karena kurangnya jumlah dan 2012).
kualitas tenaga perencana, tidak Kurangnya SDM kesehatan dapat
teralokasinya dana untuk perencanaan, berpengaruh pada pelayanan kesehatan
belum dikembangkannya sistem informasi masyarakat terlebih bagi tenaga perawatan
sumber daya manusia, fasilitas yang dalam hal ini tenaga dokter dan bidan yang
terbatas dan tidak adanya prosedur kerja masih kurang. Bagi tenaga bidan yang
standar, demikian juga proses penyusunan masih kurang disiasati dengan
perencanaannya tidak dilakukan melalui memberikan tugas rangkapan yaitu 1 bidan
proses pentahapan yang sistematis, memegang beberapa desa yang berdekatan
berkesinambungan dan pertimbangan yang
sebagai desa binaan.
seksama.
Bagi tenaga-tenaga lain yang kelebihan
Penelitian lain di Sulawesi Utara oleh disatu puskesmas tapi kekurangan di
Damula (2011) tentang analisis kebutuhan puskesmas lain perlu disampaikan bahwa
tenaga kesehatan di era otonomi pada hal itu disebabkan karena penempatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang pegawai di Kabupaten dilakukan oleh
Mongondow Utara menyimpulkan bahwa BKDD sehingga terjadi penumpukan jenis
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan tenaga tertentu disatu puskesmas tapi
baik di dinas kesehatan maupun di dilain pihak puskesmas lain kekurangan
puskesmas tidak mempunyai sistem tenaga tersebut. Hal lain mengenai
informasi komputerisasi data ketenagaan, penempatan yaitu bahwa tenaga yang
serta distribusi tenaga kesehatan yang
sudah ditempatkan melalui SK yang
tidak proporsional. dikeluarkan datang mengeluh dengan
Kabupaten Minahasa Tenggara alasan tempat bekerja berjauhan dari
terbentuk dengan Undang-Undang No. 09 tempat tinggal ataupun dengan keluarga.
Tahun 2007 sebagai hasil pemekaran dari Berdasarkan latar belakang masalah
Kabupaten Minahasa Selatan. Sebagai diatas maka tujuan yang akan dicapai dari
salah satu daerah otonom, Kabupaten penelitian ini adalah menganalisis
Minahasa Tenggara juga wajib Perencanaan Sumber Daya Manusia
melaksanakan urusan kesehatan dalam (SDM) Kesehatan di Di Dinas Kesehatan
rangka menunjang derajat kesehatan
Kabupaten Minahasa Tenggara
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah
yang cukup untuk melaksanakan program
dan upaya kesehatan. Secara administratif

627
JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014

Metode Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini digunakan dengan
pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk Berdasarkan hasil observasi dokumen
mendapatkan informasi secara mendalam Perencanaan Sumber Daya Manusia pada
tentang perencanaan sumber daya manusia informan yang ada hubungan langsung
kesehatan pada Dinas Kesehatan ataupun tidak langsung terhadap
Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian perencanaan SDM di Dinas Kesehatan,
akan dilakukan di Dinas Kesehatan didapatkan hasil bahwa masih banyak
Kabupaten Minahasa Tenggara selama yang tidak lengkap bahkan tidak memiliki
bulan Mei - Agustus 2014. Pemilihan dokumen perencanaan SDM. Hasil
sampel pada penelitian ini berdasarkan observasi dokumen perencanaan ini dapat
prinsip kesesuaian (appropriateness). dilihat pada tabel 1.
Kesesuaian adalah sampel dipilih
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki 1. Pengadaan SDM Kesehatan
yang berkaitan dengan topik penelitian.
Berdasarkan prinsip tersebut diatas, maka Berdasarkan pada hasil penelitian yang
yang dipilih menjadi informan yang dalam hal ini merupakan hasil yang
terlibat langsung maupun tidak langsung diperoleh dari beberapa jawaban dari para
dalam perencanaan SDM Kesehatan informan yang berisikan tentang jawaban
sebanyak 7 orang yaitu : 1 (satu) orang dari sebuah alasan adanya pengadaan
Kepala Bidang Pengembangan Pegawai SDM kesehatan menjelaskan bahwa pada
BKDD; 1 (satu) orang Sekretaris Dinas umumnya pengadaan SDM kesehatan
Kesehatan; 1 (satu) orang Kasubag. didasarkan pada faktor kebutuhan dari
Kepegawaian Dinas Kesehatan; 4 (orang) sebuah instansi dalam memenuhi
orang Kepala Puskesmas (Puskesmas kecukupan akan SDM untuk pencapaian
Ratahan, Tombatu, Silian dan Basaan). terlaksananya program-program kerja yang
Data Primer didapatkan dari hasil ada di instansi tersebut.
wawancara mendalam kepada Kepala
Kegiatan penarikan atau pengadaan
Bidang Pengembangan Pegawai BKDD
merupakan kegiatan dalam memenuhi
Kabupaten Minahasa Tenggara, Sekretaris
spesifikasi kebutuhan dari sebuah
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
organisasi ataupun instansi. Proses
Tenggara, Kepala Sub bagian
pengadaan ini sangat bervariasi. Masing-
Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten
masing menerapkan kebutuhan yang
Minahasa Tenggara, Kepala Puskesmas
berbeda dalam perlakuan pengadaan.
Ratahan, Tombatu, Silian dan Basaan.
Biasanya proses standar meliputi tes
Wawancara mendalam dilakukan dengan
seleksi, wawancara, referensi, dan evaluasi
menggunakan daftar pertanyaan pada
kesehatan (Rachmawati, 2008)
panduan wawancara mendalam dan
hasilnya dicatat atau direkam dengan Gambaran yang diberikan oleh
menggunakan hp. Analisis komponen hasil informan tentang keadaan dari pengadaan
penelitian dengan pendekatan analisis isi SDM kesehatan khususnya informan yang
(content analysis) yaitu membandingkan bersumber dari Puskesmas menjelaskan
hasil penelitian dengan teori-teori yang ada bahwa umumnya mereka tidak merasa
dikepustakaan. puas dengan pengadaan SDM kesehatan
yang ada di Kabupaten Minahasa
Tenggara dikarenakan apa yang menjadi
kebutuhan akan SDM kesehatan di
lapangan yang masih minim di sediakan
oleh pihak penyelenggara pengadaan SDM

628
Salamate, Rattu dan Pangemanan, Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia

kesehatan dalam bentuk penyediaan formasi.

Tabel 1. Hasil Observasi Dokumen Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Kepala Bidang Sekretaris Kasubag Kepala


Kepala Kepala Kepala
Pengembanga Dinas Kepegawaian Puskesmas
Puskesmas Puskesmas Puskesmas
n Pegawai Kesehatan Kab. Dinkes Kab.
Ratahan Tombatu Basaan
BKDD Mitra Mitra Silian
No. Observasi
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tida Ada Tidak
Ada Ada Ada Ada Ada k Ada
L T L T L T L T L T L T Ada L T
L L L L L L L

1. Dokumen √ √ √ √ √ √ √
ketenagaan di
Unit Kerja

2. Dokumen √ √ √ √ √ √ √
perencanaan
kebutuhan
tenaga
kesehatan

3. Dokumen √ √ √ √ √ √
Profil
Tahunan
Kepegawaian

4. Dokumen √ √ √ √ √
pelaksanaan
pelatihan
SDM
kesehatan

5. Dokumen √ √ √ √ √
Surat Tugas
pelatihan
SDM
Kesehatan

6. Dokumen √ √ √ √ √
SPPD
pelatihan
SDM
Kesehatan

7. Dokumen √ √ √ √ √
pelayanan
kesehatan
untuk pegawai

Dalam pengadaan SDM kesehatan di mengurangi jumlah SDM kesehatan yang


lapangan berdasarkan wawancara dari para dibutuhkan.
informan juga ditemui berbagai kendala. Hasil penelitian ini diperkuat
Kendala tersebut bersumber dari Notoatmodjo (2009) dalam teorinya yang
keikutsertaan dari SDM kesehatan yang
menjelaskan tentang pengadaan SDM
mendaftarkan diri dengan kata lain masih dalam sebuah organisasi dimana dalam
terdapat formasi yang tidak terisi, sehingga sebuah organisasi membuat proyeksi

629
JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014

kebutuhan SDM dalam waktu tertentu mengakibatkan peningkatan produktivitas


yang dilanjutkan dengan pemenuhan kerja (Yuniarsih & Suwatno, 2008).
lowongan yang dibutuhkan tersebut. Rendahnya kualitas SDM kesehatan
Lowongan atau permintaan ini dapat dan kompetensi tenaga kerja berimplikasi
dipenuhi dari dua sumber, yakni dapat pada rendahnya kualitas layanan yang
berasal dari para karyawan yang ada di diberikan dan lemahnya daya saing
dalam organisasi itu sendiri yang akan bangsa. Penguatan kompetensi SDM
dialihtugaskan atau promosikan, atau dari sebagai bagian utama dalam penguatan
luar organisasi yang bersangkutan. Sumber mutu tenaga kesehatan memerlukan
daya manusia yang berasal dari luar keselarasan pola pembinaan pelatihan dan
organisasi pada hakikatnya adalah orang- ketrampilan kerja. Oleh sebab itu,
orang yang belum bekerja dan karyawan diperlukan suatu lembaga standarisasi dan
dari organisasi lain. sertifikasi kompetensi kerja yang bersifat
Meskipun indikator kesehatan nasional dan diakui oleh semua pihak
menunjukkan kemajuan yan baik, kinerja (Kurniati & Efendi, 2011).
dari sistem kesehatan saat ini masih perlu Namun demikian dalam upaya
ditingkatkan khususnya untuk mencapai pengembangan ini bukan berarti tidak
target Millennium Development Goals terdapat kendala didalamnya dimana para
(MDGs). Akselerasi pembangunan informan menjelaskan pengembangan
kesehatan dan merata terdistribusi untuk SDM kesehatan belum maksimal
mendukung berfungsinya sistem dikarenakan oleh anggaran yang masih
kesehatan, meskipun kekurangan tenaga sangat minim untuk diadakannya sebuah
kesehatan dan maldistribusi telah diketahui diklat. Umumnya pelatihan yang ada lebih
sebagai salah satu permasalahan umum di banyak untuk tenaga teknis sedangkan
Indonesia (Kemkes, 2008 dalam Kuniati untuk SDM kesehatan sendiri lebih banyak
dan Efendi, 2011) bersumber dari pengadaan pelatihan di
Provinsi ataupun dari anggaran yang
bersumber dari APBN.
2. Pengembangan SDM Kesehatan
Program pengembangan mengajarkan
Hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai ketrampilan baru kepada para
jawaban para informan menjelaskan karyawan agar mereka tidak menjadi
bahwa pengembangan SDM kesehatan usang dan untuk memenuhi keinginan
bersumber dari beberapa diklat atau karier mereka akibat perubahan
pelatihan yang diadakan baik dari tingkat lingkungan kerja. Kemudian dilakukan
Kabupaten/Kota maupun Provinsi. Diklat penilaian prestasi kerja yang bertujuan
tersebut merupakan salah satu wadah untuk melihat kinerja pegawai apakah
dalam SDM Kesehatan memperoleh sudah sesuai dengan diharapkan.
keahlihan yang sesuai dengan bidangnya Selanjutnya pengembangan dilakukan
selain adanya kesempatan yang diberikan dengan bimbingan konseling, disiplin,
bagi SDM kesehatan untuk dapat serta berlanjut pada pengembangan
melanjutkan pada tingkat pendidikan yang organisasi (Rachmawati, 2008).
tinggi lagi.
Pelatihan merupakan salah satu faktor 3. Pemeliharaan SDM Kesehatan
dalam pengembangan sumber daya
manusis. Pelatihan tidak saja menambah Berdasarkan data yang diperoleh
pengetahuan karyawan, tetapi juga berdasarkan wawancara langsung
meningkatkan ketrampilan yang menjelaskan bahwa pemeliharaan SDM
dapat dilakukan melalui penyediaan

630
Salamate, Rattu dan Pangemanan, Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia

fasilitas yang lengkap yang dapat hal ini terjadi maka akan berakibat pada
menunjang kerja SDM kesehatan selain tingginya tingkat kemangkiran (bolos)
diikut sertakan dalam pelatihan. karyawan. Oleh karena itulah, suatu
Pemeliharaan SDM ini dipandang penting perusahaan yang ingin berkembang harus
dalam mengsukseskan pencapaian tujuan melakukan kegiatan pemeliharaan
dari program-program yang ada di instansi terhadap SDM yang bekerja diperusahaan.
yang lebih khususnya bagi tenaga Karena pemeliharaan karyawan erat
kesehatan yang melakukan pelayanan hubungannya dengan tingkat produktivitas
langsung kepada masyarakat, sebab ujung karyawan terhadap suatu perusahaan
tombak dari pelayanan kesehatan terletak (Rosidah, 2009).
pada mencapaian akan derajat kesehatan
yang seutuhnya.
4. Penggunaan SDM Kesehatan
Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan
dengan melihat prestasi kerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tidak hanya sekedar dievaluasi, tetapi juga untuk penggunaan SDM Kesehatan
menunjukkan seberapa baik berbagai berdasarkan pada hasil wawancara
kegiatan personalia telah dilakukan. Bila langsung kepada informan menjelaskan
karyawan melaksanakan pekerjaan dengan bahwa umumnya SDM Kesehatan
baik, mereka harus menerima kompensasi mempunyai kesempatan untuk dapat
yang layak dan adil (Rachmawati, 2008). mengembangkan karirnya hal ini didukung
Pemeliharaan pegawai harus mendapat apabila penempatan SDM kesehatan
perhatian yang sungguh dari atasan. Jika
tersebut sesuai dengan bidang
pemeliharaan kurang diperhatikan keilmuwannya. Pemberian kesempatan
semangat kerja, sikap bahkan loyalitas dalam berkarir dapat menjadi salah satu
pegawai akan menurun. Menurut Hasibuan pendorong untuk terus berkarya dalam
(2005) menyatakan maintance adalah pekerjaannya sehingga hal tersebut
usaha mempertahankan dan atau
menjadi salah satu wadah untuk berkarir.
meningkatkan kondisi fisik, mental dan
sikap karyawan, agar mereka tetap loyal Instansi harus mendukung pegawainya
dan bekerja produktif untuk menunjang untuk mengembangkan karir mereka
tercapainya tujuan perusahaan (Yuniarsih karena hal ini sangat vital dalam menjaga
dan Suwatno, 2011). loyalitas. Atasan harus berusaha
membantu pegawai untuk bekerja seefektif
Pemeliharaan SDM disini
mungkin dan menciptakan iklim kerja
dimaksudkan sebagai suatu kegiatan yang memungkinkan tercapainya
manajemen untuk mempertahankan pengembangan karir dan kepuasan kerja
stamina SDM dalam melakukan
(Rachmawati, 2008).
pekerjaannya dalam perusahaan. Untuk
memelihara stamina tenaga kerja maka Dari segi pengembangan suatu instansi
perlu dilakukan usaha perlindungan fisik, pemerintah, perencanaan karir sangat
jiwa dan raga para karyawan dari berbagai diperlukan agar pengembangan kedepan
ancaman yang merugikan. Upaya sejalan dengan pengembangan
pemeliharaan ini perlu dilakukan terus kemampuan bagi para pegawai yang akan
menerus karena SDM yang kurang dipromosikan menduduki jabatan di
mendapat perhatian dan pemeliharaan dari instansi terkait. Pengembangan karir harus
perusahaan akan menimbulkan masalah, dimulai dari dalam diri pegawai itu sendiri.
semangat kerja dan prestasi karyawan akan Sedangkan instansi tempat bekerja hanya
merosot, loyalitas karyawan menurun. Jika berkewajiban untuk memfasilitasi

631
JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014

pengembangan karir bagi setiap 1. Kepada Pemerintah Kabupaten


pegawainya. Oleh sebab itu setiap pegawai Minahasa Tenggara
harus merencanakan sendiri terhadap a. Hasil penelitian ini diharapkan
perkembangan karirnya masing-masing dapat menjadi salah satu sumber
(Notoatmodjo, 2009). informasi bagi penentu kebijakan
Hubungan antara pengembangan karir dalam hal ini untuk perencanaan
dan perencanaan SDM adalah cukup jelas. SDM kesehatan di Kabupaten
Pengembangan karir menyediakan bakat Minahasa Tenggara.
dan kemampuan, sementara perencanaan b. Diharapkan pemerintah Daerah
SDM memproyeksikan kebutuhan instansi meningkatkan penyediaan
terhadap bakat dan kemampuan. beasiswa bagi peningkatan dari
Pengembangan karir umumnya merupakan SDM kesehatan disamping adanya
fungsi dari departemen SDM, sementara penyediaan anggaran yang cukup
perencanaan SDM merupakan fungsi dari dalam APBD yang dikhususkan
perencanaan staf (Rivai dan Sagala, 2011). pada kegiatan kediklatan atau
pelatihan bagi SDM kesehatan.
2. Bagi Instansi Terkait
Kesimpulan
a. Hasil penelitian ini diharapkan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dijadikan bahan masukan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: dalam mengusulkan atau
1. Tidak adanya pemerataan dalam merencanakan SDM kesehatan di
pengadaan SDM Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
jumlah formasi yang masih minim Minahasa Tenggara.
yang diberika oleh pemerintah daerah b. Dalam pengusulan kebutuhan SDM
dalam arti pengecilan rekuitmen. kesehatan sebaiknya menggunakan
2. Terdapat pengembangan SDM metode tertentu yang sudah baku
kesehatan di Dinas Kesehatan sesuai dengan Kepmenkes No.
Minahasa Tenggara melalui 81/Menkes/SK/I/2004 tentang
pendidikan ke jenjang yang lebih pedoman penyusunan tenaga
tinggi lagi dan yang bersumber dari kesehatan di tingkat provinsi,
diklat atau pelatihan. kabupaten/kota serta rumah sakit
sehingga dapat terjadi pemerataan
3. Terdapat pemeliharaan SDM tenaga kesehatan.
kesehatan melalui jaminan pemberian
tunjangan dari kinerja yang telah c. Perlu melakukan koordinasi lintas
dilakukan dalam upaya meningkatkan sektoral dengan pihak BKDD
kerja dari para SDM kesehatan. maupun Dinas Kesehatan Provinsi
dalam pengembangan SDM baik
4. Terdapat penggunaan SDM kesehatan melalui pelaksanaan diklat yang
melalui kesempatan untuk dapat sesuai bagi jabatan fungsional yang
mengembangkan karirnya hal ini ada di instansi terkait yang
didukung apabila penempatan SDM tentunya telah dianggarkan dalam
kesehatan tersebut sesuai dengan penyusunan APBD.
bidang keilmuannya.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan referensi bagi
Saran mahasiswa dalam melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai

632
Salamate, Rattu dan Pangemanan, Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia

perencanaan SDM Kesehatan di Manusia (SDM) Kesehatan Di


Kabupaten/ Kota. Kabupaten Muaro Jambi. Prosiding
Seminar Nasional Kesehatan. Jurusan
Kesmas FKIK UNSOED
Daftar Pustaka Hasibuan, H. M. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Anonimous. 2004 KEPMENKES nomor :
PT. Bumi Aksara. Jakarta.
81/MENKES/SK/I/2004 Tentang
Penyusunan Perencanaan SDM Kurniati, A., dan F, Efendi. 2012. Kajian
Kesehatan Di Tingkat Propinsi, SDM Kesehatan di Indonesia. Salemba
Kab/Kota Serta Rumah Sakit. Medika. Jakarta.
Anonimous. 2012. Profil Dinas Notoatmodjo, S. 2009. Pengembangan
Kesehatan Kabupaten Minahasa Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta.
Tenggara. Jakarta.
Damula, N. 2011. Analisis Kebutuhan Rachmawati, I.K. 2008. Manajemen
Tenaga Kesehatan Di Era Otonomi Sumber Daya Manusia. Penerbit ANDI
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten OFFSET. Yogyakarta.
Bolaang Mongondow Utara. Jurnal Rivai, V. dan E.J, Sagala. 2009.
Ilmu Kesehatan Masyarakat Unsrat. Manajemen Sumber Daya Manusia
Vol. 1. ISSN 2088-3552. Pasca Sarjana Untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Unsrat. Praktik. PT Rajagrafindo Persada.
Guspianto. 2011. Analisis Penyusunan Jakarta.
Rencana Kebutuhan Sumber Daya

633

Anda mungkin juga menyukai