Anda di halaman 1dari 6

Nursing Science Journal (NSJ) p-ISSN: 2722-4988

Volume 1, Nomor 1, Juni 2020 e-ISSN : 2722-5054


Hal 1-6

PEMBERIAN TERAPI OKSIGENASI DALAM MENGURANGI


KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS PADA PASIEN CONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF) DI RUANG ICU/ICCU
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Mugihartadi 1, Mei Rika Handayani2

Akademi Keperawatan Pemkab Purworejo


Purworejo, (0275) 3140576
E-mail : gik_kippi@yahoo.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Congestive Heart Failure atau Gagal Jantung yaitu ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk melakukan metabolisme memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrient dengan kata lain, diperlukan peningkatan tekanan yang abnormal
pada jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Masalah utama pada klien dengan gagal
jantung kongestif yaaitu ketidakefektifan pola nafas. Untuk mengatasi pola nafas dilakukan dengan
pemberian terapi oksigen. Tujuan : mengetahui penerapan pemberian terapi oksigenasi dalam
mengurangi ketidakefektifan pola nafas pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang
ICU/ICCU RSUD DR. Soedirman Kebumen. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif
menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah dua orang klien yang
mengalami gagal jantung kongestif dengan kriteria mengalami sesak nafas dan kesadaran
composmentis. Hasil: menunjukkan bahwa ada perubahan pola nafas menjadi lebih baik, tidak
mengalami sesak dan frekuensi pernafasan normal setelah diberikan terapi oksigenasi. Kesimpulan:
masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi dapat teratasi
dengan terapi pemberian oksigen dan peningkatan oksigen

Kata kunci : Congestive Heart Failure, Ketidakefektifan Pola Nafas, Terapi Pemberian Oksigen

ABSTRACT

Background : Congestive Heart Failure is the inability of the heart to pump enough blood to carry out
metabolism to meet the requirements for oxygen and nutrients in other words, it requires an abnormal
increase in pressure on the heart to meet the needs of metabolism. The main problem with clients with
congestive heart failure is ineffective breathing patterns. To overcome the breathing pattern is giving
oxygen therapy. Objective : to determine know the application of oxygenation therapy in reducing the
effectiveness of breathing patterns in patient congestive heart failure in ICU/ICCU Room DR.
Soedirman Kebumen Hospital. Method : This type of research is descriptive using a case study approach.
The subjects in this study were two clients who experienced congestive heart failure with criteria
experiencing shortness of breath and compositional awareness. Results : showed that there were changes
in breathing patterns for the better, not experiencing shortness and normal breathing frequency after
being given oxygenation therapy. Conclusion : Nursing problems with ineffective breathing patterns
associated with hyperventilation can be overcome with giving oxygen therapy, and increased oxygen.

Keywords: Congestive Heart Failure, Ineffective Breathing Patterns, Giving Oxygen Therapy

1
Latar Belakang merupakan penyakit tertinggi kedua setelah
Gagal jantung atau Congestive Heart penyakit hipertensi. Diperkirakan dari tahun
Failure adalah suatu keadaan ketika jantung 2015 adalah 603.840 kasus dan 18,33% dari
tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang kasus tersebut ialah klien dengan penderita
cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan penyakit jantung. Data Riset Kesehatan Dasar
darah pada vena itu normal. Gagal jantung (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian
menjadi penyakit yang terus meningkat penyakit jantung dan pembuluh darah semakin
terutama pada lansia. Pada Congestive Heart meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15
Failure atau Gagal Jantung adalah dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064
ketidakmampuan jantung untuk individu di Indonesia menderita penyakit
mempertahankan curah jantung yang adekuat jantung.
guna memenuhi kebutuhan metabolik dan Masalah keperawatan yang muncul
kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun pada pasien dengan gagal jantung adalah resiko
aliran balik vena yang adekuat (Asmoro, 2017). tinggi penurunan curah jantung, nyeri dada,
Masalah kesehatan dengan gangguan resiko tinggi gangguan pertukaran gas,
sistem kardiovaskuler lebih tepatnya ketidakefektifan pola napas, kelebihan volume
Congestive Heart Failure (CHF) masih cairan, intoleransi aktifitas. Pada pasien gagal
menduduki peringkat yang tinggi, menurut data jantung dengan pola nafas tidak efektif terjadi
Whorld Health Organization (WHO) pada karena ventrikel kiri tidak mampu memompa
tahun 2007 dilaporkan bahwa Congestive Heart darah yang datang dari paru sehingga
Failure (CHF) mempengaruhi lebih dari 20 terjadi peningkatan tekanan dalam sirkulasi
juta pasien di dunia dan meningkat seiring paru yang menyebabkan cairan terdorong ke
pertambahan usia dan pada umumnya jaringan paru (Retno dkk, 2016).
mengenai pasien dengan usia sekitar lebih dari Menurut Retno, dkk (2016) pada pasien
65 tahun dengan presentase sekitar 6-10% lebih CHF sering kesulitan mempertahankan
banyak mengenai laki-laki dari pada wanita. oksigenasi sehingga mereka cenderung sesak
Pada tahun 2030 WHO memprediksi bahwa nafas. Mengingat masih banyaknya penderita
peningkatan penderita Congestive Heart gagal jantung kongestif dengan pola nafas tidak
Failure (CHF) mencapai 23 juta jiwa di dunia. efektif yang masih kurang tertangani oleh
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan tenaga medis sehinga penulis tertarik untuk
salah satu masalah khas utama pada beberapa mengambil judul “Pemberian Terapi
negara industri maju dan Negara berkembang Oksigenasi dalam Mengurangi
seperti Indonesia (Austaryani, 2012). Ketidakefektifan Pola Nafas pada Pasien
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang
Provinsi Jawa Tengah (2015) menunjukan ICU/ICCU RSUD DR. Soedirman Kebumen”.
Penyakit jantung di Indonesia sendiri

2
Metode beberapa peralatan yang akan digunakan
Desain penelitian ini adalah deskriptif,
dalam proses pengumpulan data yaitu
dalam bentuk studi kasus. Penelitian diarahkan
tensimeter jarum, stetoskop, jam tangan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
dan alat tulis.
bagaimana penerapan asuhan keperawatan
3. Wawancara
pada pasien dengan Congestive Heart Failure
Dalam penelitian ini wawancara yang
(CHF) di ruangan ICCU selama 3 hari. Subyek
dilakukan dengan menggunakan
dala penelitian ini adalah dua orang klien yang
wawancara. Wawancara jenis ini
mengalami gagal jantung kongestif dengan
merupakan kombinasi dari wawancara
kriteria mengalami sesak nafas dan kesadaran
tidak terpimpin dan wawancara terpimpin.
composmentis.
4. Dokumentasi
Pelaksanaan pengumpulan data
Dokumentasi yang dilakukan oleh penulis
dilakukan di RSUD Dr. Soedirman Kebumen
yaitu pendokumentasi hasil pengkajian,
khususnya di ruang ICCU. Waktu penelitian
analisa data, diagnosa keperawatan,
studi kasus ini dimulai pada tanggal 26 – 28
rencana keperawatan, tindakan
Juni 2019 untuk partisipan I (Tn.S) dan pada
keperawatan, dan evaluasi dari tindakan.
tanggal 27 – 29 Juni 2019 untuk partisipan II
Instrumen pengumpulan data yang
(Tn.P) Waktu untuk studi kasus selama 3 hari
meliputi:
untuk partisipan pertama dan 3 hari untuk
1. Memasang nasal kanul Oksigen
partisipan yang kedua
menggunakan SOP Rumah Sakit.
Pengumpulan data tentang pemberian
2. Pedoman observasi respiratory rate (RR)
terapi oksigenasi dalam mengurangi
atau frekuensi nafas.
ketidakefektifan pola nafas pada pasien
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk
Congestive Heart Failure (CHF), yaitu:
menguji kualitas data atau informasi yang
1. Observasi
diperoleh dalam penelitian sehingga
Dalam penelitian ini, penulis
menghasilkan data dengan validitas tinggi.
mengobservasi atau melihat keadaan
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan
umum partisipan dengan pemeriksaan
triangulasi observasi, yaitu hasil pengukuran
fisik (dengan pendekatan IPPA : inspeksi,
respiratory rate post test dan triangulasi waktu,
palpasi, perkusi, dan auskultasi).
yaitu dilakukan dengan mengukur respiratory
2. Pengukuran
rate setelah diberikan terapi oksigenasi.
Dalam penelitian ini, penulis mengukur
menggunakan alat ukur pemeriksaan,
Hasil
seperti melakukan pengukuran tekanan
Tn. S (umur 22 tahun) dan Tn. P (32
darah, menghitung frekuensi napas, dan
tahun) alamat Kebumen, Jawa Tengah, agama
menghitung frekuensi nadi, frekuensi
yang dianut adalah agama islam, tanggal masuk
nafas (RR). Penulis menggunakan
3
rumah sakit pada Tn. S 24 Juni 2019 sedangkan frekuensi pernafasan pada klien dengan respon
pada Tn. P pada tanggal 25 Juni 2019, diagnosa subyektif klien mengatakan sesak nafas, data
medis congestive heart failure (CHF). obyektif didapatkan klien tampak sesak nafas,
Saat pengkajian di dapatkan data bahwa RR 28x/menit, SPO2 96%. Penulis melakukan
alasan masuk klien ke rumah sakit yaitu klien pemasangan O2 kanul nasal 4l/menit dan
mengalami sesak nafas. Tn. S mengatakan jika memposisikan pasien semi fowler.
sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit Pada hari kedua tanggal 27 Juni 2019
namun tidak sampai masuk ruang ICCU, klien pukul 08.30 WIB pada Tn. S penulis
sering mengatakan cemas dan sering memonitor status respirasi dan oksigen dengan
memikirkan tentang penyakit yang dideritanya data subyektif klien mengatakan masih sesak
saat ini, sedangkan pada Tn. P klien lebih nafas dan data data obyektif klien tampak
tenang dan rileks tentang penyakitnya saat ini. sesak, klien tampak cemas, 27x/menit,
Pengkajian primer pada Tn. S terpasang O2 kanul nasal 4l/menit.
didapatkan bahwa airway: klien tidak Pada hari ketiga tanggal 28 Juni 2019
mengalami sumbatan jalan nafas. Breathing : pukul 15.00 WIB memonitor status respirasi
frekuensi nafas 27x/menit, menggunakan otot dan status oksigen pada klien dengan data
bantu pernafasan, SPO2 96%, serta terpasang subyektif klien mengatakan merasakan sesak
kanul nasal 4l/menit. Circulation : tekanan nafas tetapi berkurang, RR : 22x/menit dan data
darah 120/81 mmHg, nadi 81x/menit, suhu obyektif klien tampak rileks dan sudah tidak
36,4° tidak terjadi perdarahan pada klien, akral terpasang kanul oksigen.
dingin. Disability : kesadaran klien Tn. S Pada Tn. P, saat hari pertama tanggal 27
composmentis dengan keadaan umum lemah, Juni 2019 pukul 07.00 WIB dilakukan
pupil isokor. monitoring status respirasi dan status oksigen
Pada Tn. P di dapatkan bahwa airway : dengan data subjektif klien mengatakan sesak
klien tidak mengalami sumbatan jalan nafas, nafas, dan data obyektif klien tampak sesak, RR
breathing, frekuensi nafas 25x/menit, 30x/menit, tampak adanya cuping hidung dan
menggunakan otot bantu pernafasan, SPO2 otot-otot bantu pernafasan. Penulis
98%, serta terpasang kanul nasal 4l/menit. memberikan posisi semifowler pada klien dan
Circulation : tekanan darah 118/70mmHg,nadi melakukan pemasangan O2 kanul nasal
68x/menit, suhu 36°C, tidak terjadi perdarahan 4l/menit.
pada klien, CRT <2 detik. Disability: kesadaran Pada hari kedua pada Tn. P, penulis
Tn. P composmentis dengan keadaan umum memonitor status respirasi dan oksigen dengan
lemah, pupil isokor. hasil klien mengatakan tidak merasakan sesak
Pada hari pertama tanggal 26 Juni 2019 seperti hari kemarin, data obyektif RR
pukul 07.00 WIB Tn. S dengan congestive 28x/menit, klien tampak lebih rileks dan
heart failure (CHF), penulis menemukan tenang, Penulis memberikan posisi semifowler

4
pada klien. Mengajarkan klien teknik nafas hiperventilasi. Hiperventilasi ini terjadi
dalam dan klien dapt melakukannya. karena metabolisme tubuh yang terlalu
Pada hari ketiga penulis memonitor tinggi sehingga mendesak alveolus
status respirasi dan oksigen dengan data melakukan ventilasi secara berlebihan
subyektif klien sudah tidak merasakan sesak (Somantri, 2009).
nafas, dan data obyektif RR 24x/menit, tampak 2. Gambaran frekuensi nafas (RR) setelah
rileks, dan lebih tenang. diberikan terapi oksigen
Berdasarkan hasil observasi yang Setelah diberikan terapi oksigen
didapatkan dari Tn. P dan Tn S menunjukkan Nasal kanul 4ltr/ menit pada Tn P dan Tn.
bahwa ada perubahan pola nafas menjadi lebih S tampak nyaman dan mampu mengatur
baik, tidak mengalami sesak dan frekuensi nafas dengan RR dalam batas normal (16-
pernafasan normal setelah diberikan terapi 24x/mnt), tidak menggunakan otot bantu
oksigenasi. pernafasan dan tidak ada cuping hidung.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bahtiar
Pembahasan (2015) klien dengan gangguan system
1. Gambaran frekuensi nafas (RR) sebelum pernapasan tidak dapat memenuhi
diberikan terapi oksigen kebutuhan oksigen secara normal, oksigen
Pada kedua klien sebelum sangat berperan dalam pernafasan,
diberikan terapi oksigenasi dengan nasal oksigen berperan didalam tubuh dalam
kanul 4liter per menit didapatkan bahwa proses pembentukam metabolisme sel
jalan nafas tidak ada hambatan, frekuensi sehingga jika kekurangan oksigen maka
nafas meningkat antara 28-30x/menit, akan berdampak buruk bagi tubuh,
menggunakan otot bantu pernafasan, dan sehingga diperlukan terapi tambahan
tampak adanya cuping hidung serta SPO2 untuk pasien yang mengalami gangguan
98%. oksigenasi. Lalu memposisikan klien
Menurut Padila (2012) fokus dengan semifowler dengan data subyektif
pengkajian pada klien congestive heart klien mengatakan lebih nyaman posisi
failure dengan keluhan utama yaitu tersebut untuk mempermudah fungsi
dyspnea atau sesak nafas, kelemahan fisik, pernapasan dengan adanya gravitasi
edema sistemik. Penyebab adanya dipsnea (Kushariyadi, 2010).
secara umum adalah gagal jantung
kongestif karna perubahan posisi pada Kesimpulan
pasien akan menyebabkan perubahan Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
ventilasi dan perfusi (Djojodibroto, 2009). disimpulkan bahwa masalah keperawatan
Penyebab adanya sesak nafas pada dengan ketidakefektifan pola nafas
pasien jantung biasanya karena berhubungan dengan hiperventilasi dapat

5
teratasi dengan terapi pemberian oksigen, Kedokteran Universitas Udayana
RSUP Sanglah Udayana. Diakses Pada
peningkatan oksigen, untuk memperoleh
Tanggal 22 April 2019 Pukul
kriteria hasil yang akan dicapai. 15.08WIB.

Kasron. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem


Ucapan Terima Kasih Kardiovaskuler. Yogyakarta: Nuha
Medika. Kusharyadi. (2010). Asuhan
Dalam hal ini penulis mengucapkan
Keperawatan pada klien dengan
terima kasih kepada Direktur Akper Pemkab gangguan sistem kardiovaskuler.
Jakarta: Salemba Medika.
Purworejo dan Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat yang telah Miati, luji. 2015. Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Congestive Heart
memberikan dukungan moril maupun materiil Failure Di ICU RS Muhammdiyah
dalam penyelesaian publikasi ini. Purwokerto. Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah
Daftar Pustaka Purwokerto.

Asmoro, Didik Aji. 2017. Asuhan Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan


Keperawatan pada Klien Congestive Klien dengan Gangguan Sistem
Heart Failure (CHF) dengan Pernapasan. Jakarta: Salemba
Penurunan Curah Jantung di Ruang Medika.
ICU RSU PKU Muhammadiyah
Gombong. Program Studi DIII Nurarif, Huda. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi
Diakses pada tanggal 30 Maret 2019 Jilid 2. Jogjakarta : Mediaction Jogja.
Pukul 13.10 WIB
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/ Nurcholifah, Frischalia, 2017. Analisis
id/eprint/668 Asuhan Keperawatan Pola Nafas
Tidak Efektif Pada pasien CHF di
Austaryani, Nessma Putri 2012. Asuhan Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD
Keperawatan Pada Tn. J Dengan Cilacap. Program studi Profesi Ners
Congestive Heart Failure (CHF) Di Stikes Muhammadiyah Gombong. 1
Ruang Intensive Cardiovascular Care April 2019 Pukul 14.15 WIB.
Unit (Icvcu) Rumah Sakit http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/8
Dr.Moewardi Surakarta. Skripsi 12/1/FRISCHALIA%20NURCHOLI
thesis, Universitas Muhammadiyah FAH%20NIM.%20A31600953.pdf
Surakarta. Diakses pada tanggal 1
April 2019 Pukul 17.40 WIB. Oktavianus & Febriana Sartika Sari. 2014.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/22 Sistem Kardiovaskuler Dewasa.
066 Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Tengah Semarang. Diakses pada Medika.
tanggal 8 April 2019 Pukul 21.12
WIB.http://www.depkes.go.id/resourc Sonia, Koni. 2018. Standar Prosedur
es/download/profil/PROFIL_KES_PR Operasional Pemberian Oksigen.
OVINSI_2015/13_Jateng_2015.pdf Diakses pada tanggal 22 April 2019
Pukul 16.15 WIB.
Gede, Putu. 2017. Terapi Oksigen. Fakultas https://www.academia.edu/37691

Anda mungkin juga menyukai