Anda di halaman 1dari 4

1.

Peran Posyandu Balita Dalam Upaya Perbaikan Gizi di Desa Sambawofuar

LATAR BELAKANG

Menurut Menkes, gizi buruk yang terjadi di Indonesia bukan hanya gizi kurang saja tapi juga gizi lebih.
Maka itu, memperkuat posyandu di seluruh Indonesia merupakan kunci sukses dalam upaya perbaikan
gizi. Tujuan Posyandu sangat mulia yakni fokus melayani ibu dan anak serta mensejahterakan kesehatan
masyarakat dengan program dan pelayanan terpadu.  Menurunkan angka kematian ibu dan anak 
Meningkatkan pelayanan kesehatan anak dan ibu demi mencengahnya kematian anak dan ibu 
Mewujudkan keluarga kecil sehat sejahtera  Meningkatkan rasa peduli masyarakat akan pentingnya
kesehatan Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.

PERMASALAHAN

Masih banyaknya ibu-ibu yang tidak membawa anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan posyandu
secara rutin tiap bulannya dikarenakan alasan kerja atau dengan alasan apabila anak mereka ikut
posyandu dan mendapat imunisasi, maka anak mereka akan menjadi sakit.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi yang diberikan adalah dengan mengadakan penyuluhan yang diadakan saat program
posyandu Balita di Desa Sambawofuar

 PELAKSANAAN

Hari/ Tanggal : Desember 2018

Waktu : 10.00 WIT-Selesai

Tempat : Balai Desa Sambawofuar

Kegiatan :Penyuluhan, Penimbangan Berat Badan Balita, dan Konseling mengenai gizi balita.

MONITORING & EVALUASI

Monitoring dilakukan dengan melihat hasil KMS balita tiap bulannya dan evaluasi tiap bulan dengan
melihat jumlah kunjungan yang ada.

2. Penyuluhan Gizi Pada Lansia di Desa Adainasnosen

LATAR BELAKANG

Makanan yang aman dan sehat merupakan hal yang sangat penting. Banyak penyakit yang dapat
ditimbulkan dari makanan, antara lain keracunan, diare, muntah, hepatitis, bahkan kegemukan atau
obesitas sering disebabkan karena pola makan yang tidak sehat. Makanan yang sehat dan aman tidak
harus mahal, banyak sekali bahan makanan yang sehat dan aman dapat ditemukan di sekitar kita
dengan harga yang terjangkau.

Saat ini banyak sekali makanan instant yang mengandung zat-zat kimia yang tidak baik bagi kesehatan
tubuh jika dikonsumsi setiap hari. Terutama jajanan-jajanan yang sering ditemukan mengandung
pengawet dan pewarna tekstil yang sangat berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, kita wajib berhati-
hati dan senantiasa menjaga makanan yang kita makan sehari-hari, baik dalam hal menyimpan dan
mengolahnya.

PERMASALAHAN

- Kurangnya pengetahuan dan meningkatkan kesadaran tentang makanan sehat dan aman yang baik
untuk dikonsumsi sendiri dan keluarga maupun diperdagangkan di Desa Adainasnosen

- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai makanan apa saja yang aman untuk di konsumsi pada
lansia berikut cara pengaturan diet tersebut sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari - hari. Hingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan pada lansia di Desa
Adainasnosen

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Bentuk Kegiatan

Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada peserta posyandu lansia di Posyandu Lansia Desa
Adainasnosen. Pada penyuluhan ini akan menggunakan metode ceramah sebagai metode informasi
kepada peserta penyuluhan. Akan dijelaskan mengenai jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi pada
lansia

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Sabtu, 13 September 2020

Tempat : Posyandu Lansia Desa Adainasnosen

Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya jawab

 PELAKSANAAN

Penyuluhan mengenai gizi pada lansia telah selesai diadakan di Posyandu Lansia Desa Adainasnosen
pada tanggal Sabtu, 13 September 2020. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan tanya jawab.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode ceramah dan konseling
yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat dipahami peserta. Dan di dalam proses
penyuluhan tersebut ada proses interaksi atau feed back antara penyuluh dan sasaran yang berguna
bagi sasaran dalam memperjelas tujuan program dan isi materi yang disampaikan.

Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup baik menyimak
penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai macam pertanyaan seputar makanan
apa saja yang dapat dikonsumsi pada lansia.

MONITORING & EVALUASI

- Penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan masyarakat disekitar Posyandu Desa
Adainasnosen tentang gizi pada lansia agar masyarakat dapat memilah asupan makanan apa yang baik
dan yang tidak baik dikonsumsi bagi lansia.

- Melalui kegiatan penyuluhan tentang diet bagi lansia ini diharapkan akan meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai makanan apa saja yang aman untuk di konsumsi pada lansia berikut cara
pengaturan diet tersebut sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari. Hingga
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan pada lansia.

3. Penyuluhan Stunting Di Desa Adainasnosen

LATAR BELAKANG

Stunting merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/ 2010 tentang
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, menyebutkan bahwa stunting adalah status gizi yang
didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Stunting
(pendek) adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur diukur
dengan dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya: kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola
asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi
pendek. Masalah gizi terutama stunting pada balita dapat menghambat menghambat perkembangan
anak, dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya seperti penurunan
intelektual, rentan terhadap penyakit tidak menular, penurunan produktivitas hingga menyebabkan
kemiskinan dan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (UNICEF, 2012; dan WHO, 2010).

PERMASALAHAN

- Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya status gizi anak demi kepentingan pertumbuhan
dan perkembangan anak

- Untuk mengetahui jumlah kasus stunting pada Desa Adainasnosen

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Penyuluhan untuk mengukur tinggi badan dan BB

Didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak,
hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/
stunted) dan <-3 SD (sangat pendek / severely stunted)

 PELAKSANAAN

Pemberian penyuluhan dengan metode ceramah

Penyuluhan audiovisual

Demonstrasi memasak MPASI

Tanya jawab

MONITORING & EVALUASI

Evaluasi:

Bagi Puskesamas Ridge

- Diharapkan pihak puskesmas lebih meningkatkan pemberian

makanan tambahan untuk ibu hamil dan program perbaikan gizi sebelum hamil.

- Peran aktif ibu hamil dalam memantau perkembangan kesehatan ibu dan janin saat hamil, asupan gizi
ibu ketika hamil dan pengetahuan gizi ibu mengenai makanan yang harus

dikonsumsi ibu selama hamil.

- Bayi berat lahir rendah (BBLR) berisiko lebih besar dibanding bayi yang berat lahirnya normal untuk
mengalami kejadian stunting.

Anda mungkin juga menyukai