Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kanker merupakan penyakit tidak menular, kanker di tandai dengan

pertumbuhan sel yang tidak normal secara terus menerus dan tidak terkendali

sehingga dapat merusak jaringan sekitarnya dan akan menjalar ke tempat atau ke

jaringan lainya, Sel kanker dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel yang dalam

tubuh manusia, sel kanker ini bersifat ganas sehingga dapat membunuh manusia yang

menderita kanker tersebut (Seniorita 2017). Kanker juga biasa disebut tumor oleh

beberapa masyarakat, tumor ini terbagi atas dua yaitu tumor ganas. ada beberapa jenis

kanker seperti kanker hati, kanker rahim, kanker mulut, kanker payudara, dan lain-

lain (Rahayu et al 2020).

Kanker payudara biasanya terjadi pada wanita, kanker ini pada umumnya

menyerang perempuan, tetapi pria juga tidak menutup kemungkinan akan terserang

penyakit ini dengan perbandingan 1:1000 (Maifita 2017). Beberapa faktor yang di

perkirakan memiliki pengaruh yang besar terhadap kanker payudara antara lain

adalah riwayat keluarga atau keturunan, faktor hormon dan faktor yang sifatnya dari

luar seperti kurangnya antisipasi dini oleh perempuan tentang kanker ini sehingga

secara tidak sadar kalau sudah terdapat Fibrio Adonema Mammae (FAM) pada

payudara (Yunita et al 2020). Faktor lainya yang di duga menjadi penyebab


terserangnya penyakit kanker payudara ini adalah gaya hidup seperti sering

mengonsumsi makanan cepat saji, seringya terpapar radiasi dari media elektronik,

dan perubahan kondisi lingkungan (Maifita 2020).

Kasus penderita kanker payudara di dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) dari 2008 hingga 2012 penderita kanker payudara ini meningat dari 1,4 juta

kasus menjadi 12,7 juta kasus, jumlah kemaian yang di sebabkan oleh kanker ini

meningkat dari 7.600.000 kasus menjadi 8.200.000 kasus. Kanker payudara

merupakan salah satu penyakit yang mematikan, kanker payudara berasal dari

pembelahan di luar kendali sel-sel yang ada pada jaringan payudara, kanker ini dapat

berasal dari jaringn itu sendiri ataupun dari jaringan kanker lainnya (Seniorita 2017)

Menurut data Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2019 kasus kanker

payudara di indonesai adalah 42,1 per 100.000 penduduk dan rata-rata kematian ada

pada angka 17 per 100.000 penduduk. Kasus screaning awal sebagai deteksi dini

kanker payudara di Provinsi Gorontalo menurut Dinkes Provinsi Gorontalo pada

tahun 2018 pemeriksaan di lakukan pada 1816 perempuan dengan usia 30-50 tahun

dan mendapatkan hasil 20 orang dengan persentase 1,1%, pada tahun 2019

mengalami penurunan karena ada satu kabupaten yang tidak memasukan data

skrining awal, dengan hasil 12 orang dengan persentase 1,2% dari 1024 perempuan

yang di periksa, sedangkan pada tahun 2020 mendapatkan hasil 8 orang dari 1013

perempuan yang melakukan pemeriksaan CBE. Agar jumlah penderita berkurang

maka sangatlah penting untuk dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)


pada remaja sebagai deteksi dini tanpa harus ke dokter atau ke tenaga kesehatan

lainnya dengan tujuan untuk mengetahui apa ada kelainan bentuk atau benjolan pada

payudara remaja tersebut.

Remaja merupakan seseorang yang memiliki rentan usia antara 10-19 tahun,

dimana pada usia tersebut remaja mengalami pertumbuhan dan juga perkembangan

tanda seksual sekunder, perkembangan tanda seksual sekunder pada remaja putri

berneda dengan remaja putra, dimana remaja putri mengalami menstruasi,

pertumbuhan payudara dan pertumbuhan lainya, sedangkan pada remaja putera

mengalami perkembangan tanda-tanda maskulinitas (Rahayu 2020). Remaja puteri

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada bagian-bagian seksual

sekunder yang di akibatkan oleh peningkatan jumlah dan aktifitas hormone estrogen,

dengan tingginya hormone estrogen ini dapat membuat payudara pada remaja puteri

menstimulasi dan mencapai ukuran dan fungsi yang optimal, dengan adanya proses

perkembangan tersebut maka berhubungan juga dengan keadaan dimana mempunyai

resiko terjadinya FAM (fibro adenoma maliginancy), FAM ini merupakan tumor

jinak yang ada pada payudara (Saragi 2020).

FAM ini pada umumnya menyerang perempuan dengan rentan usia 15-30

tahun, hal ini membuat FAM atau tumor jinak pada payudara ini memiliki resiko

yang tinggi terhadap perempuan, oleh karena itu kaum perempuan perlu melakukan

pemeriksaan payudara secara sendiri sebagai upaya untuk mendeteksi tumor jinak

payudara tersebut (Suastina et al 2013).


FAM dianggap oleh sebagian kaum awam sebagai kanker payudara, namun

penyakit ini berbeda karena FAM ini merupakan tumor jinak yang terdapat pada

payudara, sedangkan kanker payudara merupakan tumor ganas, namun kedua hal ini

saling berkaitan (Nanda et al 2019). Peningkatan resiko terkena kanker payudara ini

berawal dari tumor jinak, karena berhubungan dengan adanya proses proliferasi yang

berlebihan tanpa adanya pengendalian kematian sel yang terprogram oleh proses

apoptosis akan memicu terjadinya tumor ganas atau kanker payudara, sehingga hal

tersebut harus di cegah sebelum terjadinya kanker payudara (Alini 2018).

Kanker payudara sebenarnya dapat di deteksi dengan beberapa upaya, salah

satunya adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pemeriksaan

SADARI merupakan upaya yang di lakukan wanita dengan cara melihat dan juga

memeriksa apa terdapat perubahan fisik pada payudara sebaga deteksi dini kanker

payudara (Pratiwi 2018). SADARI sebaiknya di lakukan secara berkala, yaitu satu

bulan sekali pemeriksaan, ada baiknya perempuan dengan usia 20 tahun ke-atas, hal

ini di lakukan agar dapat mengetahui dengan cepat ada tidaknya benjolan pada

payudara (Sarina et al 2020). SADARI di lakukan dilakukan pada hari ke 7-10 setelah

menstruasi, karena pada saat itu payudara terasa lunak, pemeriksaan SADARI ini di

lakukan secara rutin dengan tujuan agar dapat mengenal lekuk-lekuk payudara

sehingga jika terdapat perubahan dapat di ketahui dengan cepat (Rahayu 2020).

Pemeriksaan SADARI sangat mudah untuk dilakukan akan tetapi pada

kenyataannya tidak sedikit wanita yang bersikap acuh tak acuh dengan kondisi
kesehatan reproduksinya. Meningkatnya pengetahuan tentang pemeriksaan SADARI

akan mempengaruhi sikap para wanita khususnya remaja putri bahwa penting untuk

melakukan pemeriksaan SADARI untuk mencegah resiko terjadinya kanker

payudara.

Berdasarkan hasil observasi awal yang di lakukan pada tanggak 14 Januari

2021 terhadap 10 siswi SMA Negeri 2 Gorontalo Utara didapatkan hasil bahwa

sepuluh siswa tersebut belum pernah mendengar atau tidak mengetahui tentang

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) tersebut. menurut informasi dari sekolah

bahwa tidak ada mata pelajaran yang membahas mengenai kesehatan reproduksi

khususnya masalah kanker payudara, dan pihak puskesmas setempat belum pernah

mengadakan sosisalisasi mengenai hal tersebut. karena masih sangat kurangnya

pengetahuan siswi SMA NEGERI 2 Gorut tentang kesehatan reproduksi, khususnya

pengetahuan tentang kanker payudara dan praktik SADARI, maka sangatlah penting

untuk dilakukan pendidikan kesehatan dengan harapan dapat mengubah pengetahuan

tentang kesehatan reproduksi pada siswi SMA NEGERI 2 Gorut.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Edukasi Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

Terhadap Pengetahuan Remaja Putri di SMA Negeri 2 Gorontalo Utara”.


1.2 Identifikasi Masalah

1. Prevalensi penderita kanker payudara di dunia menurut Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) dari 2008 hingga 2012 penderita kanker payudara ini meningat

dari 1,4 juta kasus menjadi 12,7 juta kasus, jumlah kemaian yang di sebabkan

oleh kanker ini meningkat dari 7.600.000 kasus menjadi 8.200.000 kasus.

2. Di Indonesia penderita kanker payudara menurut data Kemenkes RI pada

tahun 2019 kanker payudara di indonesia adalah 42,1 per 100.000 penduduk

dan rata-rata kematian ada pada angka 17 per 100.000 penduduk.

3. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tentang screaning awal sebagai

deteksi dini kanker payudara pada tahun 2018 terdapat 20 kasus dari 1816

perempuan yang di periksa, pada tahun 2019 terdapat 12 kasus dari 1024, dan

pada tahun 2020 terdapat 8 kasus dari 1013 pemeriksaan. Kasus kanker

payudara di Kabupaten Gorontalo Utara menurut data surveilans kasus

penyakit tidak menular (PTM) Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara

dua tahun terakhir, pada tahun 2019 hanya terdapat 1 kaszus, sedangkan pada

tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 2 kasus dan 1 meninggal.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian kali ini

adalah “Apakah Ada Pengaruh Edukasi Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker

Payudara Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Di SMA Negeri 2 Gorontalo

Utara?”
1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisa Pengaruh Edukasi Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

Terhadap Pengetahuan Remaja Putri di SMA Negeri 2 Gorontalo Utara.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengetahuan remaja puteri dalam melakukan SADARI sebagai

deteksi dini kanker payudara sebelum diberikan edukasi kesehatan.

2. Mengetahui pengetahuan remaja puteri dalam melakukan SADARI sebagai

deteksi dini kanker payudara setelah diberikan edukasi kesehatan.

3. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi kesehatan terhadap pengetahuan

remaja putri tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

edukasi deteksi dini kanker payudara sendiri (SADARI)

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi Peneliti

Dapat menjadi acuan dan menambah pengetahuan peneliti tentang

pengaruh edukasi sadari sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap

pengetahuan remaja puteri

2. Bagi insitusi pendidikan


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan bacaan

bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Olahraga

Dan Kesehatan, dan dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi

kesehatan tentang SADARI.

3. Bagi Remaja Putri

Bagi Remaja Putri diharapkan dengan adanya penelitian ini para remaja

putri mampu mengimplementasikan keterampilan SADARI sebagai

upaya untuk mendeteksi dini kanker payudara


BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESISI

2.1 Edukasi

2.1.1 Pengertian Edukasi

Edukasi atau pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau

upaya yang ditunjukan kepada perilaku,agar perilaku tersebut kondusif untuk

kesehatan, mengupayakan agar perilaku individu, kelompok, atau masyarakat

mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

(Notoatmodjo 2014). pendidikan kesehatan menurut wijayanto (2018) adalah

suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan atau mengajarkan tentang kesehatan

terhadap masyarakat, penyampaian pendidikan kesehetan bertujuan dengan

harapan adanya perubahan perilaku yang lebih baik. pendidikan kesehatan yang

di sampaikan meliputi penyuluhan atau sosialisasi upaya mengurangi faktor

resiko, meningkatkan kesejahteraan individu atau kelompok, dan mengambil

langkah-langkah perllindungan kesehatan tertentu. ( )

2.1.2 Tujuan Edukasi Kesehatan

Pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pengetahuan, sikap serta

tindakan individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-norma hidup

sehat. pendidikan kesehatan akan berpengaruh pada perilaku kesehatan,

selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator


kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. dengan

kata lain pendidkan kesehatan berfungsi sebagai media atau sarana kesehatan

sehingga individu atau kelompok masyarakat berperilaku hidup sehat (Ratna

indah sari dewi et all 2018)

2.1.3 Sasaran Edukasi Kesehatan

1. Ruang lingkup berdasarkan aspek kesehatan

a) Aspek Promotif

Sasaran pada aspek promotif ialah kelompok orang sehat dengan tujuan

agar kelompok ini tetap sehat atau lebih meningkat.

1) Aspek Pencegahan Dan Penyembuhan

a) Pencegahan Tingkat Pertama (primary prevention)

Pada aspek ini yang menjadi sasaran adalah kelompok masyarakat

yang beresiko tinggi terkena penyakit, dengan tujuan agar tidak jatuh

sakit atau terena penyakit.

b) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary prevention)

Sasaran paada aspek ini adalah penedrita penyakit kronis dengan

tujuan agar penedrita mampu mencegah penyakitnya agar tidak

menjadi lebih parah.

2. Ruang lingkup berdasarkan tingkat pelayanan

a) Promosi Kesehatan (Health promotion)


b) Diagnosis Dini Dan Pengobatan Segera (Early diagnosis and prompt

treatment)

c) Rehabilitasi (Rehabilitation)

(Notoatmojo 2014)

3. Meningkatkan keterampilan individu

Peningkatan keterampilan anggota masyarakat atau individu sangat penting

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam

memelihara serta meningkatkan kualitas kesehatan (maifita 2017)

2.1.5 Metode Edukasi Kesehatan

Metode edukasi merupakan suatu faktor yang mempengaruhi tercapainya hasil

secara optimal. metode edukasi menurut (Maifita (2014) antara lain :

a. Metode pendidikan Individual (Perorangan)

Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang.

Bentuk pendekatan ini yaitu dengan cara bimbingan dan penyuluhan

(guidance and counceling) dan wawancara (interview)

b. Metode pendidikan kelompok

Dalam metode ini peneliti harus menegetahui besarnya kelompok

sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.


1) Kelompok Besar

Kelompok besar adalah apabila peserta lebih dari 15 orang, dalam

kelomppok besar ini metode yang di pakai yaitu, metode ceramah

dan seminar.

2) Kelompopk Kecil

Pada kelompok kecil ini adalah dengan jumlah peserta kurang dari 15

orang. metode yang digunakan pada kelompok kecil ini yaitu:

a) Diskusi kelompok

Metode ini digunakan dengan tujuan agar anggota kelompok

dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi.

b) Curah Pendapat

Dalam metode ini peserta diberikan suatu masalah dan peserta

kemudian memberikan tanggapannya.

c) Memainkan peran (role playing)

Beberapa anggota kelompok memainkan suatu peran kemudian

mereka memperagakan.

2.2 Perilaku kesehatan

2.2.1 Definisi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah respon individu terhadap suatu stimulus untuk

melakukan suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi

spesifik.Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus


yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan serta lingkungan (Deviani et all 2018)

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah sesuatu yang di dapatkan dari hasil seseorang melakukan

penginderaan trhadap suatu objek tertentu. Seseorang dapat memperoleh dari

proses belajar (Seniorita 2017)

2. tingkat pengetahuan

Menurut Seniorita (2017), pengetahuan yang dicakup dalam kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know), adalah mengingat suatu materi yang telah terjadi

sebelumnya atau mengingat kembalil sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehensive)

memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara besar tentang objek yang diketahui dan dapat menjelaskan

materi secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menjelasan secara besar objek

yang diketahui dan dapat menjelaskannya serta dapat mengaplikasikan

suatu objek tersebut dengan benar.


4) Analisa (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

subjek ke dalam komponen-komponen-komponen tapi masih dalam

suatu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk melakukan, dan

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluhan yang

baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. penilaian berdasarkan

pada suatu kriteria yang telah ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Deviani et all (2018) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

terdiri atas faktor internal yang terbagi atas pendidikan, pekerjaan,dan umur.

serta faktor eksternal terbagi atas faktor lingkungan dan sosial budaya.

1) Faktor Internal

Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Pendidikan

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang tersebut

makin mudah menerima informasi.


b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

pekerjaan bukanlah sumber kesenangan akan tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

menyita waktu, berulang dan banyak tantangan.

c) Umur

Usia atau umur individu yang terhitung saat lahir sampai

berulang tahub. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja.

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal dibagi menjadi 2, yaitu:

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku seseorang.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informas.


2.3 Remaja

2.3.1 pengertian remaja

Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin

adolescene yang artinya pertumbuhan yang mencapai kematangan. Bangsa

primitive dan orang-orang purbakaalaa memandang masa puber dan masa remaja

tidak berbeda dengan periode lain dengan rentang kehidupan (Seniorita 2017).

Remaja merupakan seseorang yang memeiliki rentan usia antara 10-19 tahun

dimana pada usia tersebuut remaja mengalami pertumbuhan dan juga

perkembangan tanda seksual sekunder dimana remaja putri mengalami

mmensruasi, pertumbuhan payudara dan pertumbuhan lainnya, sedangkan pada

remaja putra mengalami perkembangan tanda-tanda maskulinitas (Rahayu 2020).

Menurut WHO batasan usia remaja 12-24 tahun, namun jika pada usia remaja

seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi

remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih bergantung

pada orang tua (tidak mandiri) maka dimasukan dalam kelompok remaja (Seniorita

2017)

2.3.2 Perubahan fisik remaja

Irianto (2013), Mengatakan bahwa sebagian besar remaja ditandai oleh ciri-ciri

pertumbuhan fisik, perkembangan seksual, cara berfikir kasualitas, emosi yang

meluap-luap, menarik perhatian lingkungan, dan terikat dengan kelompok.


a. Pertumbuhan fisik

Masa remaja terjadi banyak perubahan fisik termasuk juga perubahan

organ-organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang

ditunjukan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi.

Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti dengan

munculnya tanda-tanda seperti, Tumbuhnya rambut kemaluan, rambut

kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang dan

bulu ketiak bulu pada kulit wajah mulai nampak, pinggul menjadi

berkembang, membesar serta menguat,suara berubah menjadi merdu, dan

pertumbuhan buah dada (payudara) pada saat pubertas, buah dada akan

berkembang. Pertumbuhan payudara dapat dipakai sebagai salah satu

indikator sebagai berikut.

Tabel 2.1. Stadium Pubertas Pada Perempuan

(Seniorita 2017 )

Stadium Keterangan
Stadium I Hanya berupa benjolan putting, dan

sedikit pembengkakan jejaring

dibawahnya, stadium ini terjadi

pada usia 10-12 tahun


Stadium II Payudara mulai sedikit membesar di

sekitar puting dan aerola (daerah

hitam disekitar putting), disertai


dengan perluasan aerola
Stadium III Aerola, putting susu dan jejaring

payudara nampak semakin menonjol

dan membesar, tetapi aerola dan

putting masih belum tampak

terpisah dari jejaring sekitarnya


Stadium IV Stadium mataang, papila menonjol

aerola melebar, jejaring payudara

membesar dan menonjol

membentuk

b. Perkembangan seksual

Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan

masalah dan menjadi penyebab timbulnya pacaran perkelahian, tindakan seks

bebas, dan sebagainya. Tanda perkembangan seksual pada remaja khususnya

putri adalah datangnya menstruasi, penimbunan lemak yang membuat buah

dadanya membesar. kondisi remaja akibat perkeembangan seksual tersebut

telah mendorong remaja untuk saling suka dan cinta dengan lawan jenisnya.

c. Cara berpikir kasualitas

Remaja juga sudah mulai menunjukan cara berpikir kasualitas, yang

menyangkut hubungan sebab akibat dan berpikir kritis.

d. Emosi yang meluap-luap


keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan hormon.

Suatu saat remaja bisa lebih sedih sekali, di lain waktu remaja bisa marah

sekali. Emosi yang meluap-luap ini dapat mendorong remaja melakukan

tindakan yang melampaui batas dan kewajaran.

e. Bertindak menarik perhatian lingkungan

Manusia pada masa remaja mulai mencari perhatian dari lingkungan

sosialnya baik orang tua, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, remaja

berusaha mendapatkan status dan peran sosial. Tindakan remaja dalam

menarik perhatian lingkungan ada yang diwujudkan dalam bentuk tindakan

positif seperti belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh untuk menjadi

siswa berprestasi dalam bidang tertentu.Namun, ada pula remaja yang

melakukan tindakan negatif dalam rangka menarik perhatian lingkungan

seperti melakukan perkelahian, penyalahgunaan narkoba, tindakan seks

bebas, dan sebagainya.

f. Terikat dengan kelompok

masa remaja dalam kehidupan sosialnya lebih tertarik dengan kelompok

manusia yang sebaya dengannya.. Karena itu tidak heran bila orang tua dan

guru seringkali dinomorduakan oleh remaja, sedangkan teman sebaya

dinomorsatukan. apa yang dilakukan kelompok sebaya, kemungkinan akan

ditiru oleh remaja. Bila tidak mengikutinya remmaja merasa diasingkan dari

kelompoknya.

2.4 Kanker Payudara


2.4.1 Definisi kanker payudara

Kanker Payudara merupakan penyakit sel yang jika di karakteristikan

dengan proliferasi yang tidak terkontrol, artinya sel yang ada di dalam

payudara tidak dapat dikendalikan oleh kelenjar ke putting payudara, dan juga

jaringan penunjang yang mengelilingi lobular, duktus, pembuluh darah dan

pembuluh limfe (Utami 2017). Kanker Payudara menurut Deviani et all

(2018) merupakan penyakit yang dimana sel ini kehilangan fungsinnya atau

tidak dapat di kendalikan sebagaimana mestinya sehingga terjadi pada

jaringan payudara.

2.4.2 Etiologi kanker payudara

Menurut Seniorita (2017), faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker

payudara adalah

a. Faktor reproduksi

karakteristik reproduktif berhubungan dengan resiko terjadinya

kanker payudara adalah nuliparitas (wanita yang belum pernah

melahirkan anak yang viable atau hidup), menarche(menstruasi

pertama) pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan

kehamilan pertama pada umur tua (kehamilan pertama pada umur di

atas 30 tahun)

b. Penggunaan hormon
Hormon esterogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara

laporan dari haevaed Scholl Of Public Health menyatakan bahwa

terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para

pengguna terapi esterogen replacement.

c. Penyakit fibrokistik

Pada wanita dengan adenosis fibroadenoma, dan fibrosis tidak ada

peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. pada hiperplasis dan

papilloma resiko ssedikit meningkat 11,5 sampai 2 kali, sedangkan

pada hyperplasia atipik resiko meningkat hingga 5 kali.

d. Radiasi

Terpapar dengan radiasi, ionisasi selama atau sesudah pubertas

meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara

e. Riwayat keluarga dan faktor keturunan

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat

penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker

payudara.Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang

keluarganya menderit kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan

pada kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. apabila

terdapat BRCA1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara

probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50


tahun, dan sebesar 85% pada umur 70 tahun,dan 60% pada usia 60

tahun.

2.4.2 Manifestasi klinis kanker payudara

Gejala dari kanker payudara yaitu adanya rasa sakit pada payudara, dan

timbulnya benjolan pada payudara yang tiap hari semakin membesar, serta

kulit payudara yang mengeriput seperti kulit jeruk, dan terkadang keluar

cairan atau darah dari putting susu. Selain itu kanker Payudara merupakan

jenis kanker yang sering menimbulkan luka daripada kanker lainnya, biasanya

luka kanker akan timbul pada stadium lanjut (Utami et all 2017)

2.4.3 Klasifikasi

Jenis-jenis kanker payudara yaitu (Seniorita 2017)

1) Duktal karsinoma In Situ (DCIS)

jenis ini merupakan tipe kanker payudara on invasif paling umum

DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum

menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara di sekitarnya.

Hampir semua wanita dengan kanker tahap ini dapat disembuhkan

mammografi merupakan cara terbaik.

2) Lobular Karsinoma In Situ (LCIS) bukan kanker, tetapi terkadang

digolongkan sebagai tipe kanker, payudara non invasif. bermula dari

kelenjar yang memproduksi air susu tetapi tidak berkembang melewati

dinding lobules. Mammografi rutin sangat disarankan pada kanker tipe

ini.
3) Invasif atau Infiltirating Duktal Karsinoma (IDC)

IDC merupakan jenis kanker payudara yang paling umum dijumpai.

Timbulnya sel kanker bermula dari duktus, menerobos dinding duktus,

dan berkembang kedalam jaringan lemak payudara. kanker akan

menyebar ke organ tubuh lainnya melalui system getah bening dan

aliran darah.Sekitar 8-10 kasus kanker payudara merupakan jenis ini.

4) Invasif atau Infiltrating Lobular Karsinoma (ILC) kanker ini dimulai

dari lobules. ILC sama seperti dengan IDC dapat menyebar ke bagian

lain dari tubuh.

5) Kanker Payudara Terinflmasi (IBC)

IBC merupakan jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi.

Hanya 1-3 % dari semua kasus kanker payudara adalah IBC. Jenis ini

biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor pada payudara.

jenis kanker ini membuat kulit payudara terlihat merah dan terasa

hangat. Kulit payudara nampak tebal dan mengerut seperti kulit jeruk.

2.4.4 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan SADARI atau dalam bahasa medis disebut dengan Breast

Self Exam (BSE) adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara

memperhatikan perubahan pada payudara oleh diri sendiri. Deteksi dini

merupakan langkah awal untuk mengetahui secara dini adanya benjolan

pada payudara (Astutik 2017)


b. Pemeriksaan Mammografi

Pemeriksaan mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan

sinar X yang dapat memfisualisasikan struktur internal payudara dan

kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikroklasifkasi.

Perubahan yang dapat dinilai aitu deposit-deposit kecil kalsium dalam

jaringan payudara yang terlihat sebagai titik-titik kecil putih, yang

berkumpul dalam suatu kelompok.(pamungkas, 2011)

c. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Ultrasonografi (USG)

MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan magnet dan gelombang

radio untuk memproduksi gambar irisan tubuh (Savitri 2015) USG

payudara adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan berdasarkan

pemantlan gelombang suara. USG hanya dapat membedakan benjolan

berupa lesi/tumor padat atau kista (Lestari ett all 2013)

d. Biopsi

Biopsi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel

jaringn. pemeriksaan ini meliputi pengambilan sampel-sampel dan inti

jarinagan untuk diuji dan diketahui apakah sel-sel tersebut bersifat kanker

(Pamungkas 2011).

2.4.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan

meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, dan terapi radiasi.


Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi

perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya(Seniorita 2017)

a. Pembedahan tumor primer

Pembedahan ini biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur

pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada

tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara

umum.

b. Terapi radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar X dengan intensitas tinggi untuk

membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

c. Terapi hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka

hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan

atau pada stadium akhir.

d. Kemoterapi obat

Kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit

(tidak dapat lagi dilakukan pemebedahan). Obat kemoterapi bisa

digunakan secara tunggal atau dikombinasikan salah satu diantaranya

adalah capecitabine dari roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh

enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker

saja.

2.5 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


2.5.1 Definisi

Pemeriksaan SADARI merupakan upaya yang dilakukan wanita dengan cara

melihat dan juga memeriksa apa ada perubahan fisik pada payudara sebagai

deteksi dini kanker payudara (Pratiwi 2018)

2.5.2 Tujuan

Menurut Maifita (2017) Tujuan dilakukan SADARI untuk mendeteksi adanya

keadaa-keadaan yang mencurigakan pada payudara, seperti :

a. Upaya mendeteksi perubahan ukuran payudara yang cepat

b. Mendeteksi adanya kemerahan, ruam atau bisul pada payudara

c. Mengetahui adanya rasa sakit yang menusuk-nusuk atau nyeri pada

payudara

d. Timbul rasa panas seperti demam pada payudara

e. Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau dibawah tulang

selangka

f. Mendeteksi adanya lesung pada payudara

g. untuk melihat putting payudara menjadi rata atau masuk ke dalam

2.5.3 Waktu pelaksanaan

SADARI sebaiknya dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan sekali

pemeriksaan, ada baiknya perempuan dengan usia 20 tahun, hal ini dilakukan
agar dapat mengetahui dengan cepat ada tidaknya benjolan pada payudara

(Sarina et al 2020). SADARI dilakukan pada hari ke 7-10 setelah menstruasi,

karena pada saat itu payudara terasa lunak, pemeriksaan sadari itu dilakukan

secara rutin dengan tujuan agar dapat mengenal lekuk-lekuk payudara

sehingga jika ada perubahan dapat diketahui secara cepat (Rahayu 2020)

2.5.4 Prosedur melakukan SADARI

Prosedur Melakukan SADARI menurut Yarsa et all (2019)

1. Berdiri tegak didepan cermin perhatikan dengan teliti payudara dengan kedua

taangan lengan lurus kebawah di samping badan. perhatikan bila ada benjolan

atau perubahan bentuk dan ukuran pada payudara (Payudara kanan dan kiri

secara tidak normal atau tidak sama) bentuk puttig dan dan warna kulit.

perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara berkerut, cekung

kedalam, atau menonjol kedepan karena benjolan. puttting yang berubah

posisi dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik kedalam, dengan

warna memerah, kasar, dan terasa sakit.

Gambar 2. 5. Pemeriksaan SADARI langkah 1


2. Angkatlah kedua tangan ke atas sampai kedua tangan berada di atas kepala.

perhatikan bila ada benjolan atau perubahan bentuk dan ukuran pada

payudara. (payudara kanan dan kiri secara normal atau tidak persis sama),

bentuk putting dan warna kulit. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika

payudara berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena benjolan.

putting yang berubah posisi dimana yang seharusnya menonjol keluar,

malahan tertarik kedalam, dengaan warna memerah, kasar, dan terasa sakit.

Gambar 2.6. Pemeriksaan payudara langkah 2

3. Tekanlah kedua tangan kuat-kuat pada pinggul dan gerakan kedua lengan dan

siku ke depan sambil mengangkat bahu. Cara ini akan menegangkan otot-otot

dada dan perubahan-perubahan seperti cekungan (dekok) dan benjolan akan

lebih terlihat.
Gambar 2.7 pemeriksaan payudara langkah 3

4. Angkat lengan kanan, rabalah payudara kiri dengan tiga ujung tengah lengan

kanan yang di rapatkan, perabaan dapat dilakukan dengan cara:

a) Gerakan memutar dengan tekan lembut, di mulai dari bagian atas

payudara, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara

sampai ke putting payudara dengan memperhatikan apakah ada

benjolan. Lakukan sebanyak 2 kali. sekali dengan tekan ringan dan

sesekali dengan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah aerola

mammae. Tekan payudara memutar searah jarum jam dimulai dari

posisi jam 12.00 pada bagian putting susu.

Gambar 2.8. Pemeriksaan SADARI langkah 4

b) Gerakan memeriksa dari atas ke bawah dan sebaliknya.

Gambar 2.9. Pemeriksaan SADARI langkah 5


c) Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertikal, dari

tulang selangka bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan

garis tegah antara kedua payudara ke garis tengah bagian

ketiak. Gerakan tangan perlahan-lahan ke bawah bra line,

bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus kearah atas menuju

tulang selangka dengan memutar dan menekan.

Gambar 2.10. Pemeriksaan SAADARI langkah 6

5. Dengan lembut pijit pelan-pelan daerah sekitar putting kedua payudara dan

amatilah apakah keluar cairan yang tidak normal.

Gambar 2.11. Pemeriksaan SADARI langkah 7

2.2 Kajian penelitian yang relevan

1. Berdaasarkan penelitian yang dilakukan oleh Griselli Saragih pada tahun 2020

dengan judul “Pengaruh pendidikan kesehatan Sadari terhadap pengetahuan


deteksi dini kanker payudara pada remaja putri di smk kesehatan imelda medan”

merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Quasi

eksperimental. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan kuisioner untuk menilai pengetahuan sedangkan untuk

kemampuan menggunakan lembar observasi. teknik pengambilaln sampel

menggunakan porposive sampling dengan jumlah sampel 68 orang, pengolahan

data menggunakan uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa

sebagian besar responden setelah diberi penkes memiliki tingkat pengetahuan

tentang SADARI yang baik yaitu sebanyak 62 orang (91,2%) dan tingkat

pengetahuan tentang SADARI yang cukup yaitu 6 orang (8,8%) sedangkan

sebelum diberikan pendidikan kesehatan mayoritas siswa memiliki tingkat

penegetahuan yang buruk sebanyak 51 orang. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan sadari terhadap

pengetahuan deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesdudah pada remaja

putri di Smk Ksehatan Imelda Medan. Yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian saya adalah tempat penelitian, dan sampel penelitian yang berbeda.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dona seniorita pada tahun 2017

dengana judul “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang sadari terhadap

pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di

Sma Yaspend Paba Binjai”. Merupakan jenis penletian quasi eksperiment.

Rancangan yang digunakan adalah pretesst-posttest with control group design.


jumlah sampel 50 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling,

di bagi dua yaitu, 25 orng sebagai kelompok kontrol dan 25 orang sebagai

kelompok perlakuan. uji statistik yang digunakan adalah uji mann withney

dengan α=5%. Hasil analisa uji pair t-test pre test dan post test, bahwa ada

pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dengan

nilai (p=0,0001) dan sikap (p<0,001). karena ada perbedaan yang signifikan

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat

perbedaan hasil pengetahuan dan sikap antara kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan setelah diberikan pendidikan SADARI. Yang membedakan penelitian

saya dengan penelitian ini adalah tempat penelitian, metode yang di pakai yaitu

penelitian ini menggunakan kelompok kontrol sedangkan penelitian saya tidak

menggunakan kelompok kontrol, dan teknik pengambilan sampel yang berbeda.

2.3 Kerangka Berpikir

2.3.1 Kerangka Teori

Etiologi Penatalaksanaan
1. Faktor reproduksi 1. Pembedahan
2. Pengguna terapi Esterogen Kanker
tumor
3. Penyakait Fibrokistik Payudara
2. Terapi radiasi
4. Radiasi 3. Terapi hormon
5. Riwayat leluarga dan faktor 4. Kemoterapi
keturunan obat
Deteksi dini

1. SADARI
2. Pemeriksaan
Mammografi
3. USG Payudara
4. Biopsi
Gambar 2.3 Kerangka teori penelitian

(Sumber Seniorita (2017), Pamungkas (2011), Lestari et all (2013) Astutik

(2017 ),).

2.3.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan variabel lain dari masalah yang ingin di teliti (Notoatmojo 2018) .

Berdasarkan kerangka teori diatas makas kerangka konsep dalam penelitian

adalah :

Keterangan :
Edukasi SADARI Pengetahuan Remaja

: Independent

: Dependent

: Pengaruh
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

2.2.1 Lokasi Penelitian

2.2.2 Waktu Penelitian

2.3 Desain Penelitian

2.4 Variabel Penelitian

2.4.1 Variabel Independent

2.4.2 Variabel Dependent

2.5 populasi dan sampel

2.5.1 Populsi

2.5.2 Sampel

2.6 Definisi Operasional

2.7 Teknik Pengumpulan Data

2.7.1 Sumber Data

2.7.2 Metode Pengambilan Data


2.7.3 Instrument Penelitian

2.8 Teknik Analisa Data

2.8.1 Teknik Penggolahan Data

2.8.2 Analisa Data

3.8 Etika Penelitian

Anda mungkin juga menyukai