PROPOSAL
Di Ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian
Sarjana Keperawatan
Oleh
RINI RAHIM
841417152
PENDAHULUAN
Nursalam dan Effendi (2012) pendidikan tinggi harus didorong sebagai sarana
keperawatan Nomor 38 tahun 2014 BAB III keperawatan, jenis dan jenjang
keperawatan yaitu :
diploma.
spesialis keperawatan.
untuk menjalankan fungsi advokasi pada klien membuat keputusan legal dan etis
(KEMENKES, 2018).
seperti rumah sakit, puskesmas, klinik kebidanan, panti wherda dan komunitas.
belajar klinik dan lapangan sesuai dengan tatanan nyata dalam pelayanan atau
akan tetapi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti metode
pembelajaran, fasilitas/peralatan, konten materi, lingkungan pembelajaran,
pelayanan kesehatan. Selain itu tak kalah pentingnya juga keterampilan dimana
mahasiswa mampu melakukan praktik sesuai dengan apa yang dipelajari sejak
masa pendidikan akedemik, mahasiswa profesi ners juga dapat memiliki soft skill
orang profesi ners yang sudah melewati praktik klinik sebagian kompetensi lebih
banyak hanya pernah melakukan dan menerapkan, hal tersebut mengukur bahwa
skill kompetensi klinik mahasiswa profesi ners masih kurang karena tidak
dilakukan secara berkala dan menurut salah satu presentase survei yang
melakukan tindakan yang bersifat urgen atau emergency dalam hal upaya
mempertahankan ketepatan jalan nafas dan kebersihan jalan nafas yang dapat
Selain itu penerapan prosedur pemberian obat secara benar juga memiliki
dilakukan, padahal telah diketahui pentingnya pemberian obat secara benar demi
memberikan obat kepada pasien sesuai dengan resep yang telah di berikan oleh
tersebut, pemberian obat ini harus sesuai dengan prinsip benar. Sesuai dengan
Gorontalo.
Gorontalo ?
1.4 Tujuan
Gorontalo.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.5 Manfaat
2. Bagi peneliti
Manfaat Bagi instansi kesehatan adalah data dan hasil yang diperoleh
4. Bagi mahasiswa
terdiri dari 3 jenis, yaitu pendidikan akademik, vokasi , dan profesi. Pendidikan
(AIPNI, 2012).
2.1.2 Jenis Dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
Tentang Keperawatan BAB III Tentang pendidikan tinggi keperawatan jenis dan
1) Pendidikan Vokasi
terdiri atas :
2) Pendidikan Ners
pengembangan ilmu.
pada tiap tatanan pelayanan kesehatan baik yang digunakan sebagai lahan
praktik bai mahasiswa maupun sebai tempat bekerja pada lulusan pendidikan
tinggi.
melalui penelitian
bertujuan :
Lawrence 1990)
Terapan Keperawatan dengan beban studi minimal 144 sks yang terdiri 137 sks
(115 sks ditambah 22 sks) muatan inti dan 7 sks muatan institusi. Tahap
pendidikan profesi Ners dilaksanakan minimal 36 sks yang terdiri 29 sks muatan
inti dan 7 sks muatan institusi (Buku Kurikulum Inti Pendidikan Ners Indonesia,
2015). Pendidikan tahap profesi Ners merupakan tahapan proses adaptasi profesi
menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta
(KEMENKES, 2018)
mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai Ners. Sesuai dengan keputusan
2018)
Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik bersalin, Panti Wherda dan komunitas. Undang-
Salah satu kriteria standarnya adalah wahana pembelajaran yang terdiri dari
mahasiswa, yang ditunjukan dengan pengalaman kerja, lama kerja, up date ilmu
yang diberikan dengan bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan sesuai
yang berhubungan erat dengan model peran (Role model) dan suasana
pendahuluan (LP);
ronde keperawatan;
berikutnya.
telah melewati tingkat bobot yang telah ditentukan. Diakhir ronde dilakukan
keterampilan) dan aspek sikap (disiplin, tanggung jawab, daya tanggap dan
Program Studi dilakukan dalam bentuk uji kompetensi sebelum yudisium. Ketika
peserta didik program profesi dinyatakan lulus maka ia diberi sebutan Ners dan
Namun, jika ternyata peserta didik tidak lulus, maka seyogyanya yang
Indonesia, 2015)
kemampuan yang dimiliki oleh seorang untuk menjalankan tugas yang diberikan
tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
timbul rasa puas yang pada gilirannya mendorong orang untuk mengulangi
c. Sikap
senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak setuju
terhadap suatu obyek yang berupa merek, layanan, orang, perilaku, dan lain-
lain.
mahasiswa tidak hanya dipengaruhi oleh pembimbing klinik, akan tetapi dapat
keterampilan (umum dan khusus), dan pengetahuan yang telah disusun dan
Mahasiswa yang akan masuk ke klinik telah dinyatakan lulus uji masuk
klinik yang diadakan oleh institusi pendidikan atau mahasiswa sudah mengikuti
1. Pemeriksaan fisik
7. Perawatan luka
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
(Permendikbud, 2016)
klinik yaitu faktor internal dan faktor eksternal. salah satu faktor eksternal yang
paling mempengaruhi keberhasilan pembelajaran pembimbing klinik yaitu
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
atau kompetensi klinik tergantung pada instruktur klinik atau pembimbing klinik,
peer group dan lingkungan belajar. Selain itu faktor eksternal lainnya terdapat
antara klien dan keluarga juga dapat menjadi faktor yang memepengaruhi
yang diangkat dan diberikan tugas oleh institusi pelayanan/ pendidikan kesehatan
kegiatan pembelajaran praktek klinik di Rumah Sakit. Shalahuddin ett all (2018)
berbagai peran dan dapat menjadi indikator kinerja pembimbing praktek klinik.
konselor, peran instruktur, peran observer, peran feedback dan peran evaluator.
kinerja pembimbing praktek klinik menjadi baik dan pembelajaran praktek klinik
akan menjadi efektif yang artinya pembelajaran praktek klinik dapat mencapai
keperawatan.
dan handal dan memiliki kecapakan dengan orang lain. Sedangkan karakteristik
et all 2020)
klinik yaitu :
jawabkan secara legal keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan
standar dan kode etik profesi serta dapat mnejadi contoh peran bagi perawat
tingkat pengetahuannya.
kesehatan juga meningkat. Hal ini sejalan dengan adanya tuntutan akreditasi
pasien, keluarga dan masyarakat serta fungsi perawat sebagai peneliti ( Ike
memiliki jenjang level Perawat Klinis III. Perawat Klinis III adalah jenjang
6. Asertif
2018)
Menurut Nursalam dan Efendi dalam (Adiyasa et all 2020) untuk menjadi
2. Berjiwa pemimpin
k. Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta
didik terkait terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama belajar
diklinik
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Hubungan
2.7 Hipotesis
Selain itu hipotesis juga merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian (I Ketut Suwarjana, 2016). Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
METODE PENELITIAN
3.1.1 Lokasi
2021.
kali atau metode observasi untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain lain) untuk pengukuran atau
2017). Variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini adalah
yang memepengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain yang diamatai dan
diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel
bebas (Nursalam, 2017). Variabel dependen atau variabel terikat pada penelitian
3.5.1 Populasi
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam 2020). Populasi penelitian ini
3.5.2 Sampel
Gorontalo yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Penggunaan teknik
(Notoadmodjo, 2012)
dijadikan sampel. Jika populasinya kecil (yaitu kurang dari 100 orang) atau
orang mahasiswa Profesi Ners yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan
Kriteria inklusi adalah ciri-ciri atau karakteristik yang dimilki oleh setiap
2. Kriteria Eksklusi
penelitian ini :
kepada pengumpul data (peneliti) (Sugiyono, 2016). Data primer penelitian ini
profesi ners.
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2016). Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data mahasiswa
profesi keperawatan yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi
data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu sejumlah pernyataan atau
dalam arti laporan dari pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,2013).
yang akan dibagikan kepada mahasiswa profesi ners sebagai responden dan
klinik yang digunakan adalah instrumen yang digunakan oleh Alifa (2017)
beberapa poin yaitu tidak penting, agak penting, tidak beropini, penting, sangat
penting.
penelitian ini menggunakan skala Likert yang terbagi menjadi 4 poin yaitu
secara mandiri.
1. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah kuisioner untuk menuntun
2. Editing
Pada tahap ini data yang terkumpul akan dilakukan pengecekan untuk
3. Coding
Tahap ini merupakan tahap penyediaan kode di mana data dalam bentuk
kalimat diubah menjadi angka untuk diproses dalam program Windows SPSS
4. Entry
Pada tahap ini data akan diolah untuk analisis data. Menggunakan
5. Tabulasi
1. Analisis Univariat
jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median,
dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya mengkasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Misalnya distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2012).
2. Analisis Bivariat
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2012). Analisa
kerja.
Teknik yang digunakan untuk analisis bivariat ini adalah uji alternatif Chi
Tanpa nama adalah masalah etika yang ditujukan untuk memberikan jaminan
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Indonesia
Pendidikan Indonesia
Baru. Cetakan 1.
Keperawatan Intan …5(1).
http://e-jurnal.akperinsada.ac.id/index.php/insada/article/view/82
Hanida Norma Aswatun, Rahayu Winarti, Dwi Nur Aini Novia. 2019. Hubungan
Sartika, Mila. 2016. Terhadap Kinerja Perawat Baru Di Rumah Sakit Sentra
Medika Cisalak
Keperawatan
Jakarta:Rineka Cipta
Perawat Baru Di Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak Tahun 2016 Mila
Sartika.”
Alfabeta
Woran, Irvine L, Ardiansa A.T Tucunan, and Franckie R.R Maramis. 2018.