Anda di halaman 1dari 1

Peran Bank Sentral Bagi Pengawasan Bank di Indonesia

Di setiap negara pasti memiliki lembaga atau badan usaha yang mana dijadikan sebagai tempat
tuk melakukan berbagai macam transaksi yang berhubungan dengan uang atau keuangan, yang
mana lembaga itu biasa disebut dengan Bank. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun
atau menyimpan dana dari masyarakat di dalam bentuk simpanan.
Ada beberapa jenis bank, yaitu Bank Umum, Bank Sentral, dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank
Sentral merupakan sebuah badan keuangan yang dimiliki oleh suatu negara yang bertanggung
jawab tuk mengatur dan mengawasi kegiatan yang berlangsung di lembaga-lembaga keuangan
dan sebagai penjamin agar kegiatan di badan-badan keuangan tersebut akan membuat
kestabilan ekonomi.
Bank Indonesia atau yang biasa disebut BI merupakan bank sentral di Negara Republik
Indonesia. Bank Indonesia juga merupakan badan hukum sekaligus lembaga negara yang
independen dalam melakukan tiap-tiap tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan
Pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal tertentu yang secara tegas memang
diatur dalam UU.
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1999 yang mana telah diubah dengan UU Nomor 3 Tahun 2004 dan
Nomor 6 Tahun 2009 telah dijelaskan tujuan dari Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai Rupiah yang ada. Bank Indonesia juga melakukan kebijakan
moneter dengan beberapa cara yaitu berkelanjutan, konsisten, transparansi, dan juga harus
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah dibidang perekonomian untuk mencapai
tujuan tersebut.
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, Bank Indonesia mempunyai beberapa tugas pokok
yaitu, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran yang ada, mengatur dan mengawasi bank-bank yang berdiri di Indonesia.
Sebagai bank sentral Negara Indonesia, Bank Indonesia memiliki fungsi pengawasan. Di dalam
rangka tuk menjalankan tugas pengawasannya, Bank Indonesia menetapkan beberapa jenis
tindak pengawasan yang didasari atas analisis terhadap kondisi-kondisi bank tertentu. Yaitu,
pengawasan normal (rutin), pengawasan intensif (intensive supervision), pengawasan khusus
(special surveillance).
Di dalam melaksanakan prakteknya, Bank Indonesia tetap pula mengawasi Bank Dalam
Penyehatan (BDP), dan juga memantau penyelesaiankewajiban dari BBKU atau Bank Beku
Kegiatan Usaha, serta BDL atau Bank Dalam Likuiditas yang telah ditetapkan oleh peraturan dan
UU yang berlaku.
Penulis adalah Muhamad Sunardi, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam FEB Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Anda mungkin juga menyukai