Anda di halaman 1dari 9

PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika

Volume 9 – Nomor 1, Juni 2014, (90-98)


Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras

Pengembangan Multimedia Macromedia Flash dengan Pendekatan Kontekstual dan


Keefektifannya terhadap Sikap Siswa pada Matematika

Syariful Fahmi 1), Marsigit 2)


1
Pendidikan Matematika, Universitas Ahmad Dahlan, Jalan Prof. Dr. Soepomo, S.H. Janturan
Yogyakarta 55164, Indonesia. Email: syariful.fahmi@pmat.uad.ac.id.
2
Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Colombo No. 1, Karangmalang,
Yogyakarta 55281, Indonesia. Email: marsigitina@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia interaktif pada pembelajaran
matematika menggunakan Macromedia Flash 8 Professional di standar kompetensi memahami sifat-
sifat tabung, kerucut, dan bola, pada siswa kelas IX SMP. Isi multimedia interaktif meliputi standar
kompetensi dan kompetensi dasar, petunjuk penggunaan, materi, evaluasi, dan e-book. Model
pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Borg and Gall. Penelitian ini telah
berhasil mengembangkan multimedia interaktif pada pembelajaran matematika yang mempunyai
kualitas BAIK (B) menurut penilaian ahli materi dan pembelajaran, ahli media, dan 42 siswa kelas IX,
dengan skor rata-rata 209,48 dari skor maksimal 260. Sedangkan untuk keefektifannya terhadap sikap
siswa pada matematika dan ICT, ada perubahan sikap pada aspek rasa cemas siswa, rasa percaya diri
siswa, dan rasa suka terhadap matematika dan ICT.
Kata Kunci: multimedia interaktif, Macromedia Flash 8 Professional, sikap siswa pada matematika
dan ICT.

Developing Multimedia Macromedia Flash with Contextual Approach and


Its Effect on Students’ Attitude toward Mathematics

Abstract
This research aims to develop interactive multimedia in mathematics teaching using
Macromedia Flash 8 Professional on a competence standard of solid geometry of tubes, cones, and
balls, in class IX of SMP. The content of the interactive multimedia is: competency standards and
basic competencies, instructions for use, content, evaluation, and e-book. The development model used
was the development model of Borg and Gall. This research has successfully developed interactive
multimedia in mathematics teaching which are in a good category (B) according to media and
teaching experts and 42 students of class IX with a mean score of 209.48 of the maximum score of
260. As for their effectiveness on the students’ attitudes toward mathematics and ICT, there is a
change in students’ attitude toward anxiety, self-confidence, and interest in mathematics and ICT.
Keywords: interactive multimedia, Macromedia Flash 8 Professional, student attitudes on
mathematics and ICT.

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 9 (1), Juni 2014 - 91
Syariful Fahmi, Marsigit

temukan penggunaanya. Sains modern dan


PENDAHULUAN
teknologi tidak akan berkembang tanpa bantuan
Pemerintah Indonesia telah melakukan matematika.
berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas Matematika merupakan suatu disiplin
pendidikan, antara lain peningkatan sarana dan ilmu yang mempunyai ciri atau karakteristik
prasarana fisik, kuantitas dan kualitas guru, tertentu. Menurut Robert Gagne (Bell, 1981,
pembaharuan dan pengembangan media pendi- p.108), diantara ciri tersebut adalah direct object
dikan, pengembangan kurikulum, dan berbagai (objek langsung) dan indirect object (objek tidak
usaha lain yang relevan. Usaha ini merupakan langsung). Objek langsung matematika meliputi;
perwujudan dari Undang-Undang No. 20 tahun fakta matematika, keterampilan matematika,
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal konsep matematika dan prinsip matematika, se-
45 ayat 1 mengenai sarana dan prasarana pendi- dangkan objek tidak langsung matematika meli-
dikan yang berbunyi: “setiap satuan pendidikan puti; kemampuan berfikir logis, kemampuan
formal dan nonformal menyediakan sarana dan memecahkan masalah, kemampuan berfikir
prasarana yang memenuhi keperluan pendidi- analitis dan sikap positif terhadap matematika.
kan sesuai dengan pertumbuhan dan perkem- Matematika sebagai salah satu mata pelajaran
bangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik“. bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar
Namun, masih banyak keluhan dari masyarakat sanggup menghadapi perubahan keadaan dan
mengenai rendahnya kualitas hasil pendidikan keterampilan serta cakap menyikapinya, sesuai
dan lulusannya pun belum siap kerja. Keluhan dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam mata
tersebut harus ditanggapi secara positif oleh pelajaran matematika, siswa diajarkan dan dila-
lembaga pendidikan terutama para guru sebagai tih berpikir logis, rasional dan kritis.
pelaksana kurikulum di sekolah. Di samping itu, Sejauh ini tujuan pembelajaran mate-
perlu disadari bahwa berhasil atau tidaknya matika belum sepenuhnya tercapai. Berbagai
implementasi kurikulum pada suatu sekolah usaha dilakukan seperti memberi penataran
sangat tergantung pada aktivitas siswa dan kre- kepada guru dan melaksanakan perubahan ku-
ativitas guru dalam menjabarkan dan merealisa- rikulum, namun sampai saat ini belum membe-
sikan kurikulum tersebut. rikan hasil yang memuaskan. Salah satu perma-
Salah satu mata pelajaran yang harus salahan dalam pembelajaran matematika adalah
diperbaiki proses pembelajarannya adalah mate- pemilihan media pembelajaran, agar pembela-
matika. Untuk dapat menciptakan sumber daya jaran matematika menjadi menarik dan menye-
manusia yang berkualitas, salah satunya adalah nangkan, sehingg kesan bahwa matematika itu
dengan belajar matematika. Sebagai ilmu dasar, membosankan, menakutkan dan sulit dapat
matematika berguna untuk melatih berpikir dihilangkan.
kritis, sistematis, logis, dan kreatif serta kema- Guru merupakan komponen pembe-
uan bekerja sama yang efektif. Namun fakta- lajaran yang berperan langsung dalam proses
nya, matematika masih dipandang sebagai mata pembelajaran. Keberhasilan proses pembelaja-
pelajaran yang tidak menyenangkan oleh seba- ran sangat ditentukan oleh kemampuan guru da-
gian besar siswa Indonesia. Karena sifatnya lam memerankan fungsinya sebagai pemimpin,
yang abstrak, misalnya ketika mempelajari fasilitator, dinamisator sekaligus sebagai pela-
tentang bangun ruang, guru hanya memberikan yan. Dalam praktek pembelajaran, guru banyak
rumus-rumus praktis untuk memahamkan sis- menghadapi hambatan dan permasalahan. Ke-
wanya, sehingga sebagian siswa kesulitan mampuan untuk menyikapi dan mengatasi per-
membayangkan dan menghubungkan dengan masalahan ini perlu dimiliki oleh guru sebagai
dunia nyata. praktisi pendidikan yang terjun langsung berin-
Matematika merupakan salah satu disi- teraksi dengan siswa. Guru mempunyai tang-
plin ilmu yang mempunyai peranan penting gung jawab untuk melihat segala sesuatu me-
dalam kehidupan manusia diantaranya sebagai lihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas
alat pemecahan masalah baik itu dalam perma- untuk membantu proses perkembangan siswa.
salahan sederhana sampai pada permasalahan Proses penyampaian materi pelajaran hanyalah
yang lebih rumit. Matematika juga digunakan merupakan salah satu dari berbagai kegiatan
pada disiplin ilmu yang lain seperti fisika, kimia, dalam belajar sebagai proses yang dinamis
biologi, statistika, ilmu teknik, bahkan dalam dalam segala fase dan perkembangan siswa.
ilmu non eksak pun matematika masih dapat kita

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 9 (1), Juni 2014 - 92
Syariful Fahmi, Marsigit

Sesuai dengan tugas dan peranannya, guru Akibatnya matematika menjadi kurang diminati,
dituntut untuk dapat menciptakan suasana dianggap pelajaran yang terlalu abstrak, dan
pembelajaran yang kondusif agar tujuan dari belum dapat menghargai kegunaan matematika
pembelajaran itu dapat tercapai. Suryabrata dalam kehidupan. Sehingga banyak ditemukan
(2013, p.233) menyatakan bahwa pembelajaran dalam pembelajaran matematika, siswa mudah
sebagai proses atau aktifitas dipengaruhi oleh lupa, tidak tahu memulai darimana atau bahkan
banyak hal/faktor, yang secara umum dibagi sulit memahami materi. Disamping itu jika kita
dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri tinjau dari hasil belajar, prestasi pembelajaran
siswa dan faktor yang berasal dari luar siswa. matematika juga belum menunjukkan hasil
Faktor yang berasal dari luar siswa meliputi: (1) seperti yang diharapkan.
faktor non sosial seperti keadaan udara, suhu Untuk meningkatkan kondisi belajar yang
udara, cuaca, waktu dan lain sebagainya, (2) efektif maka guru perlu menerapkan suatu
faktor sosial yaitu faktor manusia baik itu metode pembelajaran matematika yang melibat-
manusia hadir secara langsung maupun tidak kan siswa secara dominan sehingga mening-
langsung (lewat foto, lagu, film dan sebagai- katkan aktifitas belajar siswa terutama dalam
nya). Sedangkan faktor dari dalam siswa yaitu pembelajaran matematika. Pemilihan strategi
(1) fisiologis yaitu kondisi jasmani pada umum- pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi
nya dan (2) faktor psikologis yang meliputi proses belajar mengajar, dimana metode pem-
motivasi, minat, sikap dan lain sebagainya. belajaran yang kurang tepat akan mempenga-
Dalam proses pembelajaran matematika ruhi hasil belajar siswa. Metode pembelajaran
selama ini guru jarang sekali memberikan muat- yang tepat diharapkan dapat membantu siswa
an yang terkandung dalam materi yang disam- dalam memahami dan mengerti materi pelaja-
paikan. Di SMP Muhammadiyah 1 Minggir, ran matematika.
sebagai tempat observasi keterlaksanaan pem- Tercapainya harapan tersebut tidak lepas
belajaran matematika, guru mengajarkan mate- dari semua komponen pendukung proses pem-
matika terlalu formal sehingga membuat siswa belajaran di kelas yaitu siswa, guru dan media
kurang berminat atau bahkan dijadikan momok. pembelajaran. Berperannya ketiga komponen
Guru masih berfokus dari buku mata pelajaran tersebut memungkinkan tercapainya pembel-
dan belum memanfaatkan perkembangan tekno- ajaran yang efektif di dalam kelas. Beberapa
logi. SMP Muhammadiyah 1 Minggir sebagai media pembelajaran yang ada pada dasarnya
tempat obsevasi, memiliki sarana penunjang merupakan suatu sarana untuk menyampaikan
pembelajaran matematika dengan menggunakan pesan ataupun informasi agar dapat diterima
laboratorium komputer, dimana jumlah kompu- dengan baik bahkan menarik. Pemilihan media
ter sebanyak 31 buah. Namun, pemanfaatannya pembelajaran yang tepat dapat ikut berpengaruh
tidak pernah digunakan untuk pembelajaran dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembel-
matematika, hanya sekedar pendukung pada ajaran. Salah satu media itu adalah komputer.
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Pesatnya perkembangan teknologi kom-
Komunikasi (TIK). puter telah dirasakan dalam berbagai sektor
Berdasarkan data dari laporan pengola- kehidupan. Dalam sektor pendidikan misalnya,
han Ujian Nasional tahun Pelajaran 2012/2013 pemanfaatan komputer sudah berkembang tidak
pada hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2013, hanya sebagai alat yang hanya dipergunakan
kaitannya dengan persentase penguasaan materi untuk urusan keadministrasian saja, melainkan
soal matematika pada materi unsur-unsur dan juga sangat dimungkinkan untuk digunakan se-
sifat-sifat bangun ruang (dimensi tiga), SMP bagai alat operasi media pembelajaran. Sebagai
Muhammadiyah 1 Minggir mendapat skor contoh adanya komputer multimedia yang mana
39,97, masih di bawah skor provinsi yaitu 56,08 mampu menampilkan gambar maupun tulisan
ataupun skor nasional, yaitu 50,92. Data tersebut yang diam dan bergerak serta bersuara. Hal
menjadi data pendukung bagi penulis untuk semacam ini perlu ditanggapi secara positif oleh
mengungkap bagaimana pembelajaran matema- para guru sehingga komputer dapat menjadi
tika dengan memanfaatkan komputer sebagai salah satu alat yang membantunya dalam me-
multimedia interaktif khususnya pada materi ngembangkan pembelajaran. Salah satu alasan
bangun ruang sisi lengkung. mengapa guru kurang menguasai teknologi
Banyak siswa yang belum memahami arti ataupun tidak menggunakan teknologi dalam
pentingnya matematika dalam kehidupan dan kelas adalah keterbatasan waktu, oponi dan
tidak tahu untuk tujuan apa belajar matematika.

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 9 (1), Juni 2014 - 93
Syariful Fahmi, Marsigit

kepercayaan negatif guru (Akşan, & Eryılmaz, diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
2011, p. 2471). mendorong siswa membuat hubungan antara
Penggunaan komputer sebagai media pengetahuan yang dimilikinya dengan penera-
pembelajaran sebetulnya telah lama berkembang pannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengeta-
di banyak negara seperti Amerika dan Inggris. huan dan keterampilan siswa diperoleh dari
Sebagai media, komputer bermanfaat bagi guru usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan
sebagai alat bantu dalam menyiapkan bahan ajar dan keterampilan baru ketika ia belajar.
dan menyelenggarakan pembelajaran. Saat ini Kesulitan memahami materi yang abstrak
pemanfaatan komputer sebagai media pembel- dan jauh dari kehidupan sehari-hari selalu
ajaran matematika masih jarang diterapkan di menjadi dalih peserta didik dalam mempelajari
sekolah karena belum banyak produsen yang matematika. Penyebab kesulitan tersebut bisa
menawarkan software khusus pembelajaran bersumber dari dalam diri siswa juga dari luar
matematika, sehingga diperlukan keahlian dan siswa, misalnya cara penyajian materi pelajaran
keuletan guru untuk memanfaatkan software atau suasana pembelajaran yang dilaksanakan.
seadanya. Karenanya pemanfaatan komputer Untuk mengatasi kesulitan tersebut, Teknologi
sangat tergantung pada guru sebagai faslilitator Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat menjadi
dalam merancang komputer sebagai media solusi alternatif. Teknologi Informasi dan
pembelajaran matematika (NCTM, 1973, p.163) Komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau
Berkenaan dengan kemampuan siswa media lainnya diharapkan mampu meningkatkan
dalam memecahkan masalah National Council keefektifan pembelajaran. Banyak Negara
of Teacher of Mathematic (NCTM) menyatakan menganggap bahwa TIK sebagai sebuah kenda-
bahwa kemampuan tersebut merupakan kete- raan untuk menaikan sistem pendidikan ke
rampilan kognitif terpenting yang bisa dipero- derajat yang lebih baik, dan mengartikan TIK
leh melalui belajar matematika. Standar isi sebagai peningkatan dan pengembangan pem-
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga belajaran berbasis e-generation yang akan mem-
menekankan bahwa pendekatan pemecahan ma- buat efisiensi dalam intruksi kelas. (Khambari,
salah merupakan fokus dalam pembelajaran Luan, & Ayub, 2010, p.555).
matematika yang mencakup masalah tertutup Sajian audio visual atau lebih dikenal
dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan dengan multimedia dapat dimanfaatkan untuk
solusi tidak tunggal, dan masalah dengan ber- mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Stimulus
bagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik
kemampuan memecahkan masalah perlu dikem- untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali,
bangkan keterampilan memahami masalah, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta
membuat model matematika, menyelesaikan dan konsep. Sedangkan, stimulus verbal mem-
masalah, dan menafsirkan solusinya. beri hasil belajar yang lebih apabila pembelajar-
Pembelajaran matematika hendaknya an itu melibatkan ingatan yang berurut-urutan
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai (sekuensial). Macromedia Flash 8 Professional
dengan situasi (contextual problem). Dengan merupakan salah satu software pembuat desain
mengajukan masalah kontekstual, siswa secara animasi. Macromedia Flash 8 Professional
bertahap dibimbing untuk menguasai konsep dapat digunakan untuk mengembangakan media
matematika. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran berbasis multimedia. Multimedia
kontekstual (Contextual Teaching Learning) yang dihasilkannya adalah multimedia interaktif.
dapat menjadi alternatif pendekatan dalam Sebagai multimedia interaktif tentunya dapat
pembelajaran matematika untuk meningkatkan mengakomodasi siswa yang cepat menerima
penguasaan peserta didik terhadap materi mate- pelajaran, dan juga dapat menangani siswa yang
matika (Depdiknas, 2003, p.1). lamban dalam menerima pelajaran. Hal tersebut
Tugas guru dalam pembelajaran konteks- merupakan respon positif pada kasus hetero-
tual adalah memfasilitasi siswa dalam menemu- genitas siswa dalam satu rombel.
kan sesuatu yang baru (pengetahuan dan kete- Materi pelajaran matematika dalam kuri-
rampilan) melalui pembelajaran secara sendiri kulum tidak semuanya bisa menggunakan media
bukan apa kata guru. Siswa benar-benar meng- komputer, tetapi setidaknya ada media alternatif
alami dan menemukan sendiri apa yang dipel- baru untuk menunjang pembelajaran matema-
ajari sebagai hasil rekonstruksi sendiri. Di lain tika. Penggunaan komputer membantu guru
pihak, Contextual teaching and learning (CTL) menjadi lebih efisien dalam menyelesaikan tu-
membantu guru mengaitkan materi yang gas harian. Dan yang lebih penting, para guru

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 9 (1), Juni 2014 - 94
Syariful Fahmi, Marsigit

akan mengalami bagaimana komputer mem- dissemination and implementasion (Nieveen,


bantu mengerjakan pengajaran dengan lebih 2010, p.94)
baik. (Geisert & Futrell, 1995, p.3)
Subjek Penelitian
Perlu adanya suatu konsep yang bisa
menghubungkan antara perkembangan kompu- Subjek uji coba penelitian ini adalah indi-
ter dan pembelajaran matematika sehingga vidu yang secara langsung memberikan respon
pembelajaran matematika akan terasa lebih me- terhadap produk pengembangan yang telah diva-
nyenangkan dan siswa bisa menguasai materi lidasi oleh 2 orang ahli bidang studi pendidikan
pelajaran dengan mudah. Salah satu ide yang matematika dan 2 orang ahli media. Responden
dapat diterapkan adalah dengan memanfaatkan adalah 3 peserta didik kelas IX SMP Muham-
media berbasis komputer dalam proses pembel- madiyah 1 Minggir yang memiliki ke-mampuan
ajaran matematika di sekolah (Ahmada, Fang, & klasifikasi tinggi, menengah dan rendah; 9
Yen, 2010, pp. 594–599). peserta didik kelas IX SMP Muhammadiyah 1
Berdasarkan uraian tersebut, penulis Minggir yang terdiri atas 3 peserta didik yang
mengembangkan multimedia interaktif meng- memiliki kemampuan klasifikasi tinggi, 3 peser-
gunakan Macromedia Flash 8 Professional ta didik yang memiliki kemampuan klasifikasi
dengan pendekatan kontekstual pada materi menengah dan 3 peserta didik yang memiliki
bangun ruang sisi lengkung. Penulis memilih kemampuan klasifikasi rendah; 21 peserta didik
pendekatan kontekstual untuk membantu siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Minggir yang
mengkonstruksi pengetahuannya tentang materi terdiri atas 7 peserta didik yang memiliki ke-
tersebut sehingga melalui pembelajaran ini mampuan klasifikasi tinggi, 7 peserta didik yang
diharapkan dapat membantu mengarahkan sis- memiliki kemampuan klasifikasi menengah dan
wa untuk memahami dan menguasai konsep 7 peserta didik yang memiliki kemampuan klasi-
bangun ruang dengan baik. Selanjutnya, multi- fikasi rendah; serta 21 peserta didik kelas IX
media interaktif diharapkan mampu mening- SMP Muhammadiyah 2 Minggir yang terdiri
katkan sikap siswa terhadap matematika dan atasi: 7 peserta didik yang memiliki kemampuan
ICT. Adapun pemilihan Macromedia Flash 8 klasi-fikasi tinggi, 7 peserta didik yang memiliki
Professional sebagai software pembuat multi- kemampuan klasifikasi menengah, dan 7 peserta
media interaktif dikarenakan masih minimnya didik yang memiliki kemampuan klasifikasi
pengembang multimedia pembelajaran (guru) rendah.
yang menggunakannya. Dengan demikian maka
Teknik Analisis Data
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
multimedia interaktif pada pembelajaran mate- Data yang diperoleh dalam penelitian ini
matika menggunakan Macromedia Flash 8 akan dianalisis melalui tahapan. Pertama, data
Professional di standar kompetensi memahami kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi
sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, pada siswa dianalisis secara kualitatif. Kedua, data yang
kelas IX SMP. diperoleh melalui angket untuk ahli dan angket
untuk siswa yang berupa huruf diubah menjadi
METODE nilai kualitatif CD pembelajaran dengan lang-
Jenis Penelitian kah-langkah (1) Jenis data yang diambil yang
berupa data kualitatif diubah menjadi kuantitatif
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan ketentuan yang dapat dilihat dalam
pengembangan (Research and Development).
Tabel 1.
Menurut Borg & Gall, penelitian pengembangan
adalah suatu proses yang digunakan untuk Tabel 1. Aturan Pemberian
mengembangkan atau memvalidasi produk yang Skala Butir Instrumen
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Keterangan Skor
Borg dan Gall mengembangkan langkah SB (sangat baik) 5
terperinci (1) research and information B (baik) 4
collecting, (2) planning, (3) develop preliminary C (cukup) 3
form of product, (4) preliminary field testing, (5) K (kurang) 2
main product revision, (6) main field testing, (7) SK (sangat kurang) 1
operational product revision, (8) operational
Ketiga, Setelah data terkumpul, kita hitung skor
field testing, (9) final product revision, (10)
rata-rata dengan rumus:

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 9 (1), Juni 2014 - 95
Syariful Fahmi, Marsigit

Keterangan: Keterangan:
= Skor rata-rata P = presentase skor sikap siswa
= jumlah skor Data kuantitatif diubah menjadi data
= jumlah penilai kualitatif untuk mengetahui kriteria persentase
Keempat, mengubah nilai tiap aspek CD pem- perolehan skor sikap siswa terhadap matematika
belajaran matematika menjadi nilai kualitatif dan ICT. Berikut ini merupakan tabel kriteria
sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal persentase skor sikap siswa terhadap matematika
dengan ketentuan dalam tabel berikut. dan ICT.
Tabel 2. Kriteria Kategori Tabel 4. Interval Persentase Skor Sikap Siswa
Penilaian Multimedia Pembelajaran terhadap Matematika dan ICT
Rentang Skor Kategori Kualitatif Persentase Ketuntasan Kriteria
> 218,41 Sangat Baik Sangat Baik
I76,80 < ≤ 218,41 Baik 10%<q Baik
135,19 < ≤ I76,80 Cukup Cukup
93,58 < ≤ 135,19 Kurang Kurang
≤ 93,58 Sangat Kurang
Sangat Kurang
Untuk mengetahui kefektifan multimedia Keterangan:
interaktif maka data kuantitatif yang diperoleh q = Persentase skor sikap siswa terhadap
dari instrumen sikap siswa terhadap matematika matematika dan ICT
dan ICT melalui pretest dan posttest dianalisis
Multimedia interaktif dikatakan efektif
dengan stastistik sederhana, untuk mengetahui
jika persentase skor aspek sikap siswa terhadap
ada tidaknya kenaikan rerata posttest terhadap
matematika dan ICT pada post test memiliki
pretest. Jenis data sikap yang diambil dari siswa
persentase lebih dari 40% atau minimal memi-
berupa data kualitatif diubah menjadi kuantitatif
liki criteria “cukup”.
dengan ketentuan yang dapat dilihat dalam
Tabel 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3. Aturan Pemberian Skala Butir Penelitian ini telah berhasil mengem-
Instrumen Sikap bangkan CD pembelajaran matematika dengan
Keterangan Skor
pendekatan kontekstual berbasis Macromedia
Sangat Setuju 5 Flash 8 sebagai sumber belajar matematika bagi
Setuju 4 siswa SMP pada kompetensi dasar bangun ruang
Netral 3 sisi lengkung, yang meliputi tabung, kerucut dan
Tidak Setuju 2 bola berdasarkan standar isi dan mengacu pada
Sangat Tidak Setuju 1 kualitas media yang baik. CD pembelajaran
yang dihasilkan terdiri atas 3 submateri, yaitu
Setelah data terkumpul, maka dihitung
tabung, kerucut dan bola. Selain itu, di dalam
nilai prosentase untuk setiap butir pernyataan
CD pembelajaran tersebut juga terdapat evaluasi
sikap, dengan rumus:
atau latihan soal.
x 100% Penelitian pengembangan ini dilakukan
Keterangan: dengan melalui langkah sistematis untuk meng-
p = prosentase tiap butir pernyataan hasilkan produk pengembangan yang baik.
= banyaknya penilai per butir pernyataan Adapun langkah pengembangan diawali dengan
perencanaan. Pada tahap perencanaan ini dila-
= jumlah penilai keseluruhan
kukan dengan cara melakukan studi literatur dan
Selanjutnya dihitung persentase skor rata- studi lapangan. Studi literatur yang dilakukan
rata sikap siswa terhadap matematika dan ICT adalah dengan cara menganalisis materi yang
pada posttest dengan menggunakan cara sebagai akan dibuat dalam bentuk CD pembelajaran, dan
berikut: diperoleh kompetensi dasar bangun ruang sisi
lengkung, yang meliputi tabung, kerucut dan
bola untuk disampaikan melalui CD pembel-

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 9 (1), Juni 2014 - 96
Syariful Fahmi, Marsigit

ajaran untuk siswa SMP. Proses ini meliputi Macromedia Flash 8 Professional. Materi dipi-
kajian materi matematika yang sesuai dengan lah dari sumber buku yang dijadikan acuan oleh
Standar Isi. Adapun standar komptensi yang peneliti. Materi yang sudah disusun digunakan
ditentukan adalah: memahami sifat-sifat tabung, sebagai rencana isi dari media pembelajaran.
kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya. Materi pembelajaran terlebih dahulu diketik
Kompetensi dasarnya adalah: (a) mengidentifi- menggunakan software Microsoft Word 2007,
kasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola, (b) kemudian materi dimasukan ke dalam media
menghitung luas selimut dan volume tabung, pembelajaran. (2) penyusunan Story board me-
kerucut dan bola, serta (c) memecahkan masalah dia pembelajaran. Story board media pembel-
yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola. ajaran disusun untuk mempermudah dalam
Studi lapangan dilakukan dengan obser- pembuatan media pembelajaran dan sebagai
vasi ke SMP Muhammadiyah 1 Minggir acuan peruses membuat media pembelajaran.
Sleman, dimana dilakukan pengamatan secara Penyusunan story board yang dikembangkan
langsung di laboratorium komputer di sekolah, didasarkan pada materi yang akan dimasukan
pengamatan terhadap siswa SMP dalam pem- pada media pembelajaran, dan (3) Menyiapkan
belajaran matematika. Jumlah computer yang music, pembuatan video dan pengisi suara pada
dimiliki oleh SMP Muhammadiyah 1 Minggir media pembelajaran. Musik yang digunakan
adalah 30 buah komputer, dan siswa bisa meng- dalam media pembelajaran ini merupakan music
gunakan satu computer untuk satu siswa, dima- instrumentalia pengiring agar siswa tidak merasa
na komputer yang tersedia memenuhi spesi- jenuh ketika belajar. Volume musik memiliki
fikasi minimal (a) menggunakan sistem opertasi pengaturan tersendiri sehingga dapat disesuai-
Windows XP sampai dnegan yang terbaru, (b) kan dengan kebutuhan siswa. Selain menyiap-
menggunakan minimal Processor Intel Pentium kan musik, peneliti juga menyiapkan video
III 600 MHz sampai yang terbaru, (c) Menggu- kontekstual yang berhubungan dengan materi,
nakan RAM minimal 512 MB. Selanjutnya (2) dimana video ini peneliti buat sendiri sesuai
Merencanakan dan memilih jenis media pem- dengan kebutuhan materi. Untuk memperjelas
belajaran yang akan digunakan. Media pembe- materi, peneliti juga menyediakan suara peng-
lajaran yang dipilih yaitu berupa CD (Cakram iring pada media pembelajaran.
Digital/Compact Disk) pembelajaran yang dapat Tahap selanjutnya adalah pengembangan
digunakan dengan perangkat komputer, dan (3) produk. Pada saat pembuatan CD pembelajaran
Mengumpulkan referensi. Pada tahap ini pene- tidak hanya melibatkan software Macromedia
liti mencari dan mengumpulkan referensi yang Flash 8 Professional saja, tetapi menggunakan
mendukung penelitian. Referensi berupa media software dan hardware lain yang mendukung.
cetak (buku) maupun digital (e-book). Buku Penentuan kualitas CD pembelajaran matema-
yang dipergunakan antara lain Matematika SMP tika didasarkan pada penilaian 2 orang ahli ma-
kelas VIII karya Marsigit terbitan Yudhistira teri dan pembelajaran, 2 orang ahli media, dan
tahun 2009, Matematika untuk SMP kelas VIII 21 siswa pada uji kelas besar. 21 siswa pada uji
karya M. Cholik Adinawan dan Sugijono kelas besar menggunakan instrumen penilaian
terbitan Erlangga tahun 2006, Teori ringkas atau lembar instrumen penelitian kualitas media
latihan soal dan pembahasan Matematika SMP pembelajaran yang terdiri atas gabungan antara
kelas VII,VIII dan IX karya Wijanarka Bayu angket dan lembar observasi yang sebelumnya
terbitan Intersolusi Pressindo dan Pustaka Pel- telah divalidasi oleh dosen yang menguasai.
ajar tahun 2010, dan Electronic Book (e-book) Lembar instrumen penelitian tersebut terdiri atas
berjudul Matematika: Konsep dan Aplikasinya, 52 pernyataan, dengan 14 pernyataan pada aspek
karya Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni terbitan pendidikan yang dinilai oleh ahli materi dan
Pusat perbukuan Departemen Pendidikan pembelajaran, 19 pernyataan pada aspek tampil-
Nasional. an multimedia yang dinilai oleh ahli media, dan
Setelah proses perencanaan dianggap 19 indikator pada aspek teknis yang dinilai oleh
siap, langkah selanjutnya adalah perancangan. siswa baik pada uji kelas kecil maupun pada uji
Pada tahap perancangan, langkah yang dila- kelas besar. Sedangkan 12 siswa pada uji kelas
kukan (1) Analisis Isi Kurikulum. Pada tahap ini kecil hanya memberikan penilaian dan masukan
dilakukan pemilahan materi bangun ruang sisi yang dijadikan pertimbangan dan perbaikan CD
lengkung yang sesuai untuk disampaikan mela- pembelajaran sebelum diujikan pada kelas besar.
lui pembelajaran matematika interaktif dengan Data yang diperoleh, dianalisis untuk
pendekatan kontekstual dengan soft-ware menentukan kualitas CD pembelajaran tersebut.

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 9 (1), Juni 2014 - 97
Syariful Fahmi, Marsigit

Berdasarkan teknik analisis data yang Tabel 5. Hasil Penilaian Sikap Siswa
digunakan, maka data yang diperoleh dari peni- terhadap Matematika dan ICT
laian para ahli dan siswa berupa data kualitatif
Sub-Kategori Presentase
diubah menjadi bentuk kuantitatif. Data kuan-
1.1 Kecemasan pada Komputer 42,85%
titatif yang dihasilkan kemudian ditabulasi dan 1.2. Kecemasan pada Matematika 39,28%
dianalisis tiap aspek penilaian. Skor terakhir 1.3. Faktor Affektif 33,33%
yang diperoleh, dikonversi menjadi tingkat kela- 2.1. Akses dan kemauan untuk
yakan produk secara kualitatif dengan meng- 44,76%
menggunakan teknologi
gunakan kriteria penilaian ideal. Berdasarkan 2.2. Kesukaan pada komputer 51.19%
kriteria penilaian ideal diperoleh kualitas CD 2.3. Kesukaaan pada matematika 60,71%
pembelajaran matematika dari setiap aspek 2.4. Ketekunan selama penggunaan
57,14%
penilaian. komputer
Berdasarkan kriteria penilaian ideal secara 3.1. Keyakinan pada Komputer 60,31%
3.2. Kesediaan untuk terlibat dalam
keseluruhan, baik penilaian dari ahli materi dan 64,29%
tugas-tugas dengan komputer
pembelajaran, ahli media, maupun hasil uji coba 3.3. Keyakinan pada matematika 51,19%
lapangan, diperoleh kualitas CD pembelajaran 3.4. Sikap memecahkan masalah
matematika dari semua aspek penilaian yaitu 40,48%
dengan computer
sebesar 209,48. Karena rata-rata 209,48 terletak 3.5. Kemampuan menerima
64,29%
diantara 176,80 sampai 218,41 maka maka me- teknologi baru
dia pembelajaran pengembangan masuk dalam Persentase Skor Keseluruhan: 50,81%
kategori. Secara keseluruhan, CD pembelajaran
Selain itu, literetur mengungkapkan
ini berkualitas baik dan dapat dijadikan sebagai
cakupan dari faktor-faktor yang mempengaruhi
sumber belajar matematika pada kompetensi
prestasi belajar matematika, seperti akses terha-
dasar bangun ruang sisi lengkung, yaitu tabung,
dap ICT, penggunaan komputer di rumah atapun
kerucut dan bola dengan pendekatan kontekstual
di sekolah dan status sosial ekonomi seseorang.
untuk siswa SMP. Hal ini tentunya tidak terlepas
Hasil penelitian ini mendukung apa yang telah
dari masukan, saran dan tinjauan yang diberikan
dikemukakan oleh Thomson & Bortoli (2007,
oleh dosen pembimbing, ahli materi dan pem-
p.14), bahwa ketika guru menggunakan kompu-
belajaran, ahli media, serta siswa baik pada uji
ter dalam pembelajaran matematika, siswa akan
kelas kecil maupun uji kelas besar.
lebih memahami materi matematika dibanding-
Selain mengembangkan multimedia inter-
kan dengan pelajaran lainnya.
aktif, penelitian ini juga untuk mengetahui
bagaimana sikap siswa terhadap matematika dan SIMPULAN DAN SARAN
ICT sebelum pembelajaran dengan multimedia Simpulan
serta sesudah proses pembelajaran selesai meng-
gunakan multimedia. Instrumen sikap siswa Simpulan yang diperoleh: (1) media yang
terhadap matematika dan ICT diambil berasar- dihasilkan berupa multimedia interaktif untuk
kan survei sikap terhadap komputer (Computer pembelajaran matematika, pada standar kompe-
Attitude Survey/CAS). Kuesioner terdiri atas 42 tensi Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan
penyataan dengan menggunakan skala Likert, bola, serta menentukan ukurannya. Media pem-
yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, belajaran ini dikembangkan dengan mengguna-
sangat tidak setuju. kan model pengembangan Borg and Gall yang
Analisis data keefektifan penggunaan direvisi berdasarkan masukan ahli materi (aspek
multimedia interaktif materi bangun ruang sisi pendidikan), Ahli media (aspek tampilan), Siswa
lengkung dengan pendekatan kontekstual dan (aspek teknis). (2) Kualitas multimedia interaktif
ICT berdasarkan data pada hasil posttest siswa, untuk pembelajaran matematika ”baik”, sehing-
ditunjukan pada Tabel 5. Tabel 5 merupakan ga layak untuk digunakan untuk pembelajaran
tabel perolehan skor sikap siswa terhadap matematika, baik itu di kelas maupun pembel-
matematika dan ICT. Berdasarkan tabel tersebut, ajaran mandiri dan (3) Adanya perubahan sikap
dapat dilihat bahwa persentase sikap siswa siswa terhadap matematika dan ICT, dengan
terhadap matematika dan ICT sebesar 50.81%, melihat hasil posttest. Perubahan itu meliputi
atau berada pada kategori “cukup”. Dengan aspek rasa cemas siswa, percaya diri siswa dan
demikian multimedia dapat dikatakan efektif. rasa suka terhadap matematika dan ICT.

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 9 (1), Juni 2014 - 98
Syariful Fahmi, Marsigit

Saran Behavioral Sciences, 15, 2471-2475.


DOI: 10.1016/j.sbspro.2011.04.130
Penulis menyarankan agar media pem-
belajaran yang telah dikembangkan perlu digu- Geisert, P. G & Futrell, M. K. (1995). Teachers,
nakan dalam kegiatan pembelajaran bagi siswa computer, and curriculum. Boston: Allyn
SMP/MTs, dipersiapkan perangkat keras yang and Bacon.
memadai, baik spesifikasi komputer maupun Khambari, M.N., Luan, W.S., & Ayub, A.F.
dari segi banyaknya jumlah komputer di labo- (2010). Technology in Mathematics
ratorium, serta dapat dikembangkan pada materi Teaching: The Pros and Cons. Procedia
yang lebih luas maupun pada mata pelajaran Social and Behavioral Sciences 8, 555–
lain. 560
DAFTAR PUSTAKA NCTM. (1973). Instructional aids in
mathematics. Washington: NCTM
Bell, F. H. (1981). Teaching and learning
Suryabrata, S. (1995). Psikologi pendidikan.
mathematics (in secondary schools).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Dubuque, Iowa: Wm. C. Brown Company
Publishers. Yin, T. S, Ahmada, A, Fang, L.Y, & Yen, Y.H,
How. K.W. (2010). Incorporating
Depdiknas. (2003). Undang-undang sistem
multimedia as a tool into mathematics
pendidikan nasional nomor 20.
education: A case study on diploma
Akşan, E., & Eryılmaz, S. (2011). Why don’t students in Multimedia University.
mathematics teachers use instructional Procedia Social and Behavioral Sciences
technology and materials in their 8, 594–599
courses?. Procedia - Social and

Copyright © 2014, Pythagoras, ISSN: 1978-4538

Anda mungkin juga menyukai