Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

Kepekaan dan Tanggapan Remaja terhadap Isu


Kesehatan Mental di Kelas XI MIPA G

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Johan Ridwan Syarif H. (15)
2. Maira Iffa Kania P. (17)
3. Syukrini R. Zetri (32)
4. William Khan (35)
Kelas XI MIPA G

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 78 Jakarta


Jalan Bhakti IV/I Komplek Pajak Kemanggisan
Jakarta

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tentunya
banyak sekali tantangan yang penulis hadapi dalam melakukan penelitian ini,
namun banyak juga dukungan yang penulis dapatkan sehingga dapat
menyelesaikan karya ilmiah mengenai Kepekaan dan Tanggapan Remaja terhadap
Isu Kesehatan Mental di Kelas XI MIPA G. Terima kasih kepada Ibu Dra. Siti
Puryanti, sebagai guru bahasa Indonesia yang telah membantu mengarahkan
dalam pembuatan karya ilmiah ini dari awal hingga selesai. Terima kasih juga
kepada para responden yaitu teman-teman kelas XI MIPA G yang telah mengisi
kuisioner guna membantu menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah kepekaan
remaja terhadap isu kesehatan mental dan apa saja yang harus dilakukan remaja
apabila mengalami gangguan kesehatan mental. Penulis berharap dengan
dilakukannya penelitian mengenai Kepekaan dan Tanggapan Remaja terhadap Isu
Kesehatan Mental di Kelas XI MIPA G, remaja dapat lebih peduli terhadap
kesehatan mental bagi dirinya sendiri, maupun orang-orang di sekitarnya.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi khalayak luas dan dapat
menjadi rujukan untuk penelitian berikutnya.

Jakarta, 20 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................6
3.1 Metode Penelitian......................................................................6
3.2 Objek Penelitian.........................................................................6
3.3 Instrumen Penelitian....................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................8
LAMPIRAN..................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster,


merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana
individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam
komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Inti dari
kesehatan mental sendiri adalah lebih pada keberadaan dan pemeliharaan
mental yang sehat. Akan tetapi, dalam praktiknya seringkali kita temui bahwa
tidak sedikit praktisi di bidang kesehatan mental lebih banyak menekankan
perhatiannya pada gangguan mental daripada mengupayakan usaha-usaha
mempertahankan kesehatan mental itu sendiri.
Sudah sejak dahulu, kesehatan mental cenderung dianggap remeh oleh
masyarakat terutama pada kalangan remaja. Namun, faktanya kesehatan mental
juga tergolong masalah yang serius. Menurut Badan Organisasi World Health
Organization, depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang
paling umum ditemui di berbagai kalangan, terutama remaja, kisaran usia 15-
23 tahun. Akibat yang paling umum dari gangguan kesehatan mental ini adalah
self-harm (aksi melukai diri sendiri secara sadar), atau bahkan lebih buruknya
bunuh diri atau suicide. Setiap tahunnya, telah tercatat sebanyak 800.000 orang
di dunia melakukan tindakan bunuh diri karena tekanan yang diberikan oleh
lingkungan sekitarnya, meskipun pada zaman sekarang pengobatan psikologis
untuk para remaja sudah beredar dimana-mana.
Kepekaan masyarakat mengenai kesehatan mental pada orang-orang
di sekitarnya, khususnya para remaja, dapat dilihat masih cenderung
rendah. Sebagai contoh, orang-orang yang merasa dirinya memiliki gangguan
psikologis cenderung dianggap remeh dan gila. Namun, sebenarnya apa yang
mereka alami masih jauh berbeda dari definisi ‘gila’, seperti apa yang orang-
orang katakan. Dengan adanya kekeliruan pandangan masyarakat, orang-orang

1
yang baru mengalami gejala gangguan psikologis atau bahkan yang telah
mengalaminya, merasa bahwa mengunjungi seorang psikolog untuk
pengobatan menaruh suatu stigma atau aib pada diri mereka. Walaupun,
nyatanya sangatlah bertolak belakang dengan apa yang dipandang oleh
masyarakat. Dengan adanya stigma ini, orang-orang yang mempuyai tekanan
mental dari lingkungan sekitarnya akan merasa bahwa dirinya tidak dapat
berkembang seperti layaknya kebanyakan orang dan semakin menaruh tekanan
pada dirinya sendiri.
Dengan demikian, kepekaan masyarakat terhadap kesehatan mental
sangatlah berpengaruh bagi sesama, dan rangkulan dari orang-orang di
sekitarnya akan sangat berpengaruh bagi komunitas sosial.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejauh manakah kepekaan remaja terhadap isu kesehatan mental?


2. Apa sajakah upaya yang dilakukan oleh remaja apabila mengalami
gangguan kesehatan mental?
3. Apa sajakah upaya yang dilakukan oleh remaja apabila temannya
mengalami gangguan kesehatan mental?
4. Seberapa sering stigma gangguan kesehatan mental berarti ‘gila’ ditemukan
pada kalangan remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh manakah kepekaan remaja terhadap isu kesehatan


mental.
2. Untuk mengetahui apa saja upaya yang harus dilakukan oleh remaja apabila
mengalami gangguan kesehatan mental.
3. Untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan oleh remaja apabila
temannya mengalami gangguan kesehatan mental.
4. Untuk menghapus stigma yang beranggapan bahwa mempunyai gangguan
kesehatan mental atau sekedar pergi ke seorang psikolog sudah berarti gila.

2
1.4 Manfaat Penelitian

Agar kepekaan remaja terutama dalam isu kesehatan mental dapat


ditingkatkan dan menghapus stigma bahwa orang yang berkunjung ke seorang
psikolog berarti gila.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kepekaan, Kesehatan Mental, dan Psikologi Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peka adalah mudah


merasa; mudah terangsang; mudah bergerak (tentang neraca, peralatan mekanis);
tidak lalai; mudah menerima atau meneruskan pengaruh (cuaca dan sebagainya).
Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit);
waras; (yang) mendatangkan kebaikan pada badan; sembuh dari sakit; baik dan
normal (tentang pikiran); boleh dipercaya atau masuk akal (tentang pendapat,
usul, alasan, dan sebagainya); berjalan dengan baik atau sebagaimana mestinya
(tentang keadaan keuangan, ekonomi, dan sebagainya); dijalankan dengan hati-
hati dan baik-baik (tentang politik dan sebagainya).
Mental adalah bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan
bersifat badan atau tenaga; batin dan watak.
Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal
maupun abnormal dan pengaruhnya dan perilaku; ilmu pengetahuan tentang gejala
dan kegiatan jiwa.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepekaan
terhadap kesehatan mental adalah kepedulian seseorang terhadap baiknya batin
atau jiwa seseorang (tidak bersifat badan atau tenaga).

2.2 Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli

Menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam


hubungannya dengan lingkungan. Sedangkan, menurut Muhibbin Syah (2001),
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan
tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam
hubungannya dalam lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang
bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berjalan, berbicara, duduk, dan lain
sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berpikir, berkeyakinan,
berperasaan, dan lain sebagainya.

4
2.3 Kepedulian Remaja terhadap Kesehatan Mental

Kepedulian terhadap kesehatan mental pada zaman sekarang, terhadap


remaja, masih sangat dibawah rata-rata, seperti apa yang ditulis oleh Dueep Jyot
Singh dan John Davidson pada Depression in Children and Teenagers – Learning
How to Better Cope With it. Berdasarkan buku tersebut, kepekaan gangguan
mental (pada perihal ini, yaitu depresi), cenderung bervariasi berdasarkan umur
dan gender. Remaja cenderung lebih peka, tetapi masih termasuk apatis terhadap
perihal psikologi.
Dikutip dari The ABCs for Recovery from Depression: From Hell to Well,
Lynn M. Alcock menyatakan bahwa, “Aksi-aksi depresi masih sangat dianggap
remeh dan masih menjadi salah satu isu sosial pada zaman kini. Depresi adalah
salah satu bentuk keterpurukan mental yang keseriusannya wajib dianggap seperti
sakit fisik pada umumnya. Depresi kurang diperhatikan.”

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan menggunakan kuisioner.


Penelitian Survei merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data
pada saat tertentu dengan tiga tujuan, yaitu mendeskripsikan keadaan alami
hidup saat itu, menentukan hubungan sesuatu yang hidup di antara kejadian
spesifik, dan mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk
dibandingkan. Model penelitian ini merupakan model yang paling baik guna
mengumpulkan data asli untuk mendeskripsikan keadaan populasi (Sukardi,
2013: 193).

3.2 Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah remaja di rentang umur 10-18 tahun menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014 dan dalam kesempatan
ini, kami menentukan objek penelitian yang sesuai dengan kriteria di atas yaitu
32 siswa kelas XI MIPA G SMA Negeri 78 Jakarta yang akan dilakukan pada
tanggal 3-5 Februari 2020.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa kuisioner dalam bentuk google form. Pada
google form tersebut, responden akan diberikan pertanyaan mengenai isu
kesehatan mental. Responden merupakan siswa kelas XI MIPA G SMA Negeri
78 Jakarta. Kuisioner tersebut berisikan pertanyaan sebagai berikut.
Isi pertanyaan:
1. Apakah kamu mengetahui tentang kesehatan mental?
2. Kalau ya, menurutmu apa itu kesehatan mental?
3. Apakah kamu pernah mengalami gangguan kesehatan mental?
4. Kalau pernah, bagaimana cara kamu mengatasinya?

6
5. Apa tanggapanmu terhadap isu kesehatan mental?
6. Apa yang kamu lakukan apabila temanmu sedang mengalami masalah?
7. Apa yang kamu lakukan apabila kamu sedang berada dalam masalah
besar?
8. Apakah kamu pernah ke psikolog/psikiater?
9. Apakah saudaramu atau temanmu pernah pergi ke psikolog/psikiater?
10. Apakah kamu ingin pergi ke psikolog/psikiater (dengan alasan apapun)?
11. Apakah tanggapanmu terhadap orang-orang yang pergi ke psikolog atau
psikiater?

7
DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Jyot Singh, Dueep. 2017. Depression in Children and Teenagers – Learning How
to Better Cope With It. Mendon: Mendon Cottage Books.
M. Alcock, Lynn. 2005. The ABCs for Recovery from Depression: From Hell to
Well. London: Three Gem Publishing.

8
LAMPIRAN

9
10
11
12
13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai