Anda di halaman 1dari 36

Nama : Aditya Rahman Habibi

Bp : 18101155310628

Resemu materi

1.STRATEGI OPERASI

Strategi dapat diartikan sebagai: Rencana tindakan organisasi dalam mencapai misinya

Strategi operasi :Merupakan salah satu cara yang dapat dikembangkan oleh perusahaan
dengan memanfaatkan operasi pabrik dan jasa untuk berkompetisi di pasar global.

Strategi untuk Keunggulan Kompetitif / Keunggulan Bersaing (Competitive


Advantege):

Terdapat 3 langkah utama yang dilakukan perusahaan yaitu:

1. Analisis Lingkungan

Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Analisis SWOT = Strengt,


Weakness, Opportunities dan Threats) dan memahami lingkungan, pelanggan, industri
dan pesaing

2. Menetapkan Misi Perusahaan

Menetapkan alasan keberadaan perusahaan dan mengidentifikasi nilai produk yang akan
diciptakan oleh perusahaan.

3. Membentuk Strategi

Membangun keunggulan bersaing seperti harga yang murah, fleksibilitas rancangan atau
volume, mutu, penghantaran yang cepat, ketergantungan, jasa purna jual atau lini produk
yang beragam/luas

3 Strategi Yang Memberikan Peluang Bagi Para Manajer Operasi Untuk Meraih
Keunggulan:

1.Bersaing pada perbedaan (Differentiation), keunikan dapat melalui karakteristik fisik


maupun atribut jasa yang ditawarkan kepada konsumen sehingga konsumen
mempersepsikannya sebagai nilai.
Contoh Produk : Safeskin Copr, Produsen sarung tangan karet terbaik didunia,
menciptakan sarung tangan anti alergi, sarung tangan sekali pakai

Contoh untuk Jasa :Pengalaman Belanja di Toko Swalayan (experience differentition)


tentang pelayanan yang ada.

2.Bersaing pada biaya (Low Cost Leadership), untuk mencapai nilai maksimum yang
diinginkan pelanggan tetapi dengan kualitas yang memadai.

Untuk Produk – Hp Cina dengan HP Seperti Samsung, Oppo dan untuk Jasa seperti Jasa
penerbangan Garuda dengan Lion Air, Batavia dll.

3.Bersaing pada respon yang cepat (Rapid Response), melalui keseluruhan nilai yang
terkait dengan pengembangan dan penghantaran barang yang tepat waktu, penjadwalan
yang dapat diandalkan serta kinerja yang fleksibel.

Contoh :Perusahaan Makanan seperti Pizza memberi respon pesanan dengan waktu yang
cepat.

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI STRATEGI:

1. Identifikasi Faktor Kunci Sukses ---> analisis SWOT

Strength - kekuatan atau hal-hal yang merupakan sisi positif di perusahaan

Weaknesess - kelemahan atau hal-hal yang merupakan sisi negatif di perusahaan.

Opportunity - peluang yang kemungkinan masih terbuka bagi perusahaan

Threath - ancaman yang kemungkinan harus dihadapi perusahaan

2. Membangun organisasi , melalui :

a. Pengenalan strategi dan faktor kunci sukses.

b. Pengelompokkan kegiatan yang diperlukan dalam struktur organisasi.

c. Pengisian tenaga kerja yang akan melakukan pekerjaan

d. Koordinasi dengan bawahan untuk menyusun rencana, anggaran, dan program yang
sesuai dengan strategi agar misi tercapai.

3. Menyelaraskan manajemen operasional dengan kegiatan lain


Keberhasilan strategi manajemen operasional sangat tergantung pada keterpaduan
dengan bagian lain seperti fungsi pemasaran, keuangan, sistem informasi, dan sumber
daya manusia.

Contohnya adalah pada penetapan jadwal penerbangan yang sangat ditentukan oleh pola
perjalanan penumpang yang gampang sekali berubah pada saat musim libur, berbeda
dengan hari biasa, sehingga dalam hal ini manajemen operasional bisa merupakan fungsi
pemasaran. Oleh karena itu perubahan yang terjadi dalam proses operasional akan
berdampak pada kegiatan dalam fungsi lainnya.

Strategi Internasional, Strategi Internasional menggunakan ekspor dan lisensi untuk


memasuki pasar global. strategi ini tingkat tanggapan lokalnya rendah karena kita
mengekspor atau mengerjakan lisensi, keuntungan dari efisiensi biaya sedikit karena
meggunakan proses produksi yang tidak dekat dengan pasar barunya. Akan tetapi
strategi ini adalah yang paling mudah dibanding yang lain karena ekspor hanya butuh
perubahan sedikit sedang lisensi hanya mengandung resiko kecil bagi pemegangnya.
Ex IBM ( International Bisnis Mechine )

Strategi Multidomestik, strategi operasi yang membagikan kewenangannya dengan


memberikan otonomi yang cukup berarti pada setiap bisnis di luar negeri asalnya. Contoh
strategi ini adalah anak perusahaan, waralaba atau usaha patungan. Ex. McDonald’s

Strategi Global, memiliki tingkat sentralisasi yang tinggi, dimana kantor pusat
mengoordinasikan organisasi untuk mengupayakan standardisasi dan pembelajaran antar
pabrik sehingga dapat menghasilkan skala ekonomis. Strategi ini tepat saat perusahaan
ingin berfokus pada pengurangan biaya, tetapi tidak disarankan saat permintaan respons
lokalnya tinggi. Ex. Caterpilar (Produk sama diseluruh dunia).

Strategi Transnasional, memanfaatkan skala ekonomi dan pengetahuan, juga penekanan


pada respons dengan menyadari kemampuan dasar tidak hanya terdapat di negara asal,
tetapi mungkin berada dimana saja. Kemampuan ini mampu melakukan 3 strategi operasi
(diferensiasi, biaya rendah & resspon cepat). Indentitas negara asal tidak penting,
aktifitas terlepas dari induknya atau tidak terpusat.Ex. Nestle secara hukum terletak
assetnya 95% di Swiss, tetapi penjualannya 98% berada diluar Swiss.

2.Desain Produk Dan Jasa

Analisa produk berdasarkan nilai


a.Berdasarkan prinsip Pareto yaitu focus pada permasalahan yang sedikit tetapi penting,
maka memilih desain produk yang cocok seharusnya mengacu pada prinsip tersebut.

b.Sehingga perlu menerapkan analisa produk berdasarkan nilai (product by value


analysis) : yaitu mengurutkan produk dari yang tertinggi ke yang terendah berdasarkan
kontribusi nilai uang dari masing-masing produk bagi perusahaan.

c.Analisis tersebut juga mengurutkan kontribusi pendapatan total tahunan dari tiap
produk,

d.kontribusi yang rendah dari produk tertentu juga dilihat dari pesatuan mungkin akan
sangat berbeda jika mempresentasikan sebagian besar nilai penjualan dalam perusahaan

B. MENGHASILKAN PRODUK BARU


Perusahaan menghasilkan hampir semua pendapatan dan keuntungan dari produk baru-
pemilihan,pendefinisian,desain hrs dilakukan terus menerus.

1. Peluang Penciptaan Produk Baru

Keadaan yang memberikan peluang munculnya produk baru diantaranya adalah :

1. Perubahan ekonomi (resesi, pendapatan naik)


2. Perubahan sosiologi dan demografi (turunnya jumlah anak)
3. Perubahan teknologi ( mulai dari Hp)
4. Perubahan politik (pajak, peraturan-peraturan baru)
5. Perubahan lain seperti pemasok, penyalur, dinamika pasar

2. Pentingnya Produk Baru

Perusahana perlu terus menerus melakukan upaya penciptaan produk baru atau
pembaharuan produk karena untuk dapat mengimbangi persaingan yang dihadapi
diantaranya produk substitusi maupun perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen.

C. SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK

a. Ide. Bisa berasal dari dalam perusahaan misalnya bagian Riset dan Pengembangan dan
dari luar melalui pemahaman perilaku konsumen, persaingan, teknologi, pekerja,
persediaan. Tahapan ini menjadi dasar untuk memasuki pasar dan biasanya mengikuti
strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan.

b. Kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan ide.Dengan melakukan


koordinasi dari berbagai bagian yang terkait di perusahaan yang bersangkutan.

c. Permintaan konsumen dengan cara mengidentifikasi posisi dan manfaat produk yang
diinginkan konsumen melalui atribut tentang produk.
d. Spesifikasi fungsional. Bagaimana suatu produk bisa berfungsi? Dengan melalui
identifikasi karakteristik engineering produk, kemungkinan dibandingkan dengan produk
dari pesaing

e.Spesifikasi produk. Bagaimana produk dibuat ? Melalui spesifikasi fisik seperti ukuran,
dimensi.

f.Review desain. Apakah spesifikasi produk sudah yang terbaik dalam memenuhi
kebutuhan konsumen ?

g.Tes pasar. Apakah produk memenuhi harapan konsumen ? Untuk memastikan prospek
ke depannya melalui perjualan dalam jumlah besar.

h.Perkenalan di pasar dengan memproduksi secara masal untuk dipasarkan.

i. Evaluasi untuk mengukur sukses atau gagal, karena apabila gagal secara cepat bisa
diganti produk lain yang lebih menguntungkan.

2. Quality Function Deployment (QFD)

Ada 6 langkah dasar untuk membuat rumah kualitas yaitu:

a. Identifikasi keinginan konsumen ( apa yang diinginkan pelanggan

b. Identifikasi bagaimana produk akan memuaskan keinginan konsumen.

c. Hubungkan langkah a dan b.

d. Identifikasi hubungan diantara sejumlah hal dalam perusahaan pada konsep


bagaimana pada perusahaan.

e. Kembangkan tingkatan kepentingan.

f . Evaluasi produk pesaing.

3. Pengorganisasian Pengembangan Produk

a. Tim Pengembangan Produk yang bertanggung jawab untuk menerjemahkan permintaan


pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai keberhasilan produk dalam arti dapat
dipasarkan, dapat diproduksi dan mampu memberikan pelayanan.

b. Tim Desain yang bertanggung jawab dalam membuat desain produk sesuai keinginan
konsumen dan sesuai dengan kemampuan perusahaan untuk memproduksinya.

c. Tim Rekayasa Nilai yang biasanya terbentuk dari gabungan semua unsur yang
terpengaruh yang dikenal dengan lintas fungsional sehingga pengembangan produk yang
lebih cepat dilakukan melalui kinerja simultan dari aspek yang beragam
4. Manufacturability dan Value Engineering

Adalah aktifitas yang menolong memperbaiki desain, produksi, pemeliharaan dan


penggunaan sebuah produk.

Hal ini dilakukan dengan tujuan antara lain:

a. Mengurangi kompleksitas produk.

b. Standardisasi tambahan dari komponen.

c. Perbaikan aspek fungsional produk.

d. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan.

e. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk.

f. Desain yang tangguh

DESAIN JASA

Salah satu alasan produktifitas jasa susah diperbaiki adalah karena desain produk jasa
memasukkan unsur interaksi konsumen.

Konsumen dapat berpartisipasi dalam :

1. Desain jasa, misalnya dengan spesifikasi desain dapat berupa kontrak atau penjelasan
tertulis dengan foto (seperti operasi plastik atau tata rambut).

2. Pengantaran jasa seperti uji tekanan jantung atau proses melahirkan bayi.

3. Desain dan pengantaran jasa seperti konseling, pendidikan tinggi, manajemen


keuangan pribadi atau menata interior

Ada teknik yang dapat diterapkan pada produk jasa untuk mengefisienkan biaya dan
meningkatkan produk diantaranya :

A.Penyelarasan selera (customization) yang ditunda sedapat mungkin.

B.Modulirize dengan menyediakan paket-paket.

C.Automatisasi atau mengurangi interaksi konsumen dengan menggunakan mesin untuk


mengganti tenaga manusia.

D.Moment of Truth adalah saat penting antara penyedia jasa dan konsumen yang
berkesan meningkatkan atau menurunkan harapan konsumen.
3.Desain Proses Produksi

. Pengertian Proses Produksi

Proses produksi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga
manusia, bahan serta peralatan untuk mengahasilkan produk yang berguna. Produk yang
dihasilkan dapat berupa benda atau tangibel material seperti mobil, pakaian, radio,
lukisan, obat, patung, dan sebagainya, namun dapat juga berupa jasa (intangibel material)
seperti informasi, pelayanan, programmer komputer, jasa dokter, pilot pesawat, dosen
dan sebagainya.

Perkembangan Teknologi Proses Produksi

Proses produksi yang terjadi dalam berbagai macam pabrik saat ini telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat sebagai akibat kemajuan yang dicapai di bidang
teknologi dan computer. Perubahan pada teknologi proses ini akan berakibat langsung
pada desain produk sebagai salah satu unsur input yang akan masuk dalam proses
produksi, karena harus menyesuaikan dengan karakteristik serta prosedur yang dimiliki
oleh proses produksi dalam membuat produk.

Faktor-faktor penentu kemajuan di bidang teknologi proses produksi akhir-akhir ini


terutama disebabkan oleh tiga faktor penting, yaitu :

1.Usaha untuk meningkatkan kualitasTerutama didorong oleh permintaan desain produk


yang lebih baik. Beberapa usaha untuk mencapai hal ini antara lain :

a)Memperbaiki kontruksi mesin hingga mampu menghasilkan kualitas produk yang


diinginkan

b)Pengembangan dan penyempurnaan proses produksi yang baru.

2.Usaha untuk meningkatkan produktivitas

Terutama didorong oleh permintaan untuk menghasilkan produk dengan harga yang lebih
bersaing. Beberapa usaha untuk mencapai hal ini antara lain :

a)Mengusahakan cara produksi yang lebih cepat.

b)Peningkatan waktu pemakaian mesin dengan meningkatkan otomatisasi pada proses


produksi.

1.Usaha untuk meningkatkan fleksibilitas

Terutama didorong oleh berbagai hal seperti :


a.Umur produk yang semakin pendek.

b.Makin banyaknya variasi produk sejenis karena perbedaan selera konsumen.Makin


seikitnya jumlah komponen yang dibuat sehingga tidak lagi ekonomis.

Macam-Macam Tipe Proses Produksi

Penentuan tipe proses produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti :

(1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan,

(2) kualitas produk yang disyaratkan,

(3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses

Macam tipe proses produksi dari berbagai indrustri dapat dibedakan sebagai
berikut

1. Proses produksi terus-menetus atau kontinu

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk
dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa menumpukkan situasi titik dalam proses.
Perusahaan yang menggunakan tipe ini pda umumnya untuk industri yang menghasilkan
volume besar seperti pabrik semen, industri kimia, industri minimum dan makanan dalam
jumlah besar dan lain sebagainya. Proses produksi terus-menerus banyak juga digunakan
dalam industri perakitan seperti industri mobil, radio, TV, lemari pendingin dan produk-
produk yang serupa.

2. Proses produksi intermeten :Apabila proses produksi secara terus-menerus tidak


mudah untuk dilaksanakan, apakah untuk volume prosuksi besar atau kecil, dapat
digunakan proses prosuksi intermeten. Dalan proses produksi seperti ini, produk
diproses dalam kumpulan produk, bukan atas dasar aliran terus menerus. Dalam pabrik
yang menggunakan tipe intermaten, biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen
yang akan diproses atau menunggu untuk diproses.

3. Proses produksi campuran

Banyak prusahaan dikatakan menggunakan proses produksi terus menerus meskipun pada
kenyataannya mereka menggunakan proses intermeten secara bersamaan.
Pengggabungan seperti ini dimungkinkan berdasarkan kenyataan bahwa setiap
perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

4.PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI


Perencanaan Kapasitas:

KAPASITAS :Kapasitas dapat diartikan sebagai hasil produksi atau jumlah unit yang
dapat ditahan, diterima, disimpan atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu
periode waktu tertentu.

Menurut pembagian waktu, kapasitas dibedakan :

1.Kapasitas jangka panjang dengan durasi lebih dari 1 tahun, merupakan fungsi
penambahan fasilitas dan peralatan yang memiliki lead time yang panjang.

2.Kapasitas jangka menengah dengan durasi 3-18 bulan , yang dapat dengan
menambahkan peralatan, karyawan, jumlah shift /giliran kerja, subkontrak juga
membuatatau menggunakan persediaan.

3.Kapasitas jangka pendek biasanya sampai dengan 3 bulan, perhatian utamanya pada
penjadwalan tugas dan karyawan serta pengalokasian mesin. Mengubah kapasitas dalam
jangka pendek sangat sulit sehingga kapasitas yang digunakan biasanya yang sudah ada.

Kapasitas Desain :Adalah output maksimum system secara teoritis dalam suatu periode
waktu tertentu dengan kondisi yang ideal, biasanya dinyatakan dalam satu tingkatan
tertentu seperti jumlah yang diproduksi per minggu, per bulan, per tahun.

Kapasitas Efektif :Adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh sebuah
perusahaan dengan bauran produk, metode penjadwalan, pemeliharaan, dan standar
kualitas yang diberikan.

Dua pengukuran kinerja system adalah

1. Utilisasi yaitu persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai,

2. serta Efisiensi yaitu persentase kapasitas efektif yang sesunguhnya telah dicapai

Kapasitas Desain: Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal dimana tidak ada


produk yang rusak atau cacat, hanya untuk  perawatan yang rutin.

Kapasitas Efektif: Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi tertentu. Pada


umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas desain. Kapasitas efektif
sering kali lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin
telah didesain untuk versi produk sebelumnya atau bauran produk yang berbeda
daripada yang sekarang sedang diproduksi.  

Kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh


fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan
kapasitas efektif
ANALISIS TITIK IMPAS

Merupakan cara untuk menetapkan kapasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas
untuk mendapatkan keuntungan.

Tujuan analisis ini adalah untuk menemukan sebuah titik dalam unit dan satuan nilai
uang , dimana Biaya = Pendapatan. Titik tersebut disebut
titik impas, perusahaan harus beroperasi di atas tingkat ini untuk mencapai keuntungan.

Asumsi: Asumsi yang mendasari analisis titik impas adalah biaya dan pendapatan
ditunjukkan sebagai garis lurus sehingga berbentuk fungsi linear.

5.STRATEGI PENENTUAN LOKASI

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi

Secara umum perusahaan dalam melaksanakan strategi lokasi mempertimbangkan hal-hal


sebagai berikut:

1. Produktifitas Tenaga Kerja

2. Risiko Nilai mata Uang

3. Biaya - Biaya

4. Risiko Politik, Nilai dan Budaya

5. Kedekatan dengan Pasar

6. Kedekatan dengan Suplier

7. Kedekatan dengan Pesaing (Clustering)

1. Produktivitas Tenaga Kerja

Saat memutuskan lokas, manajemen mungkin tergiur dengan tingkat upah yang rendah ,
Walaupun demikian , tingkat upah bukanlah satu-satunya dasar pertimbangan dalam
pemilihan lokasi. Tingkat pendidikan yang rendah, kebiasaan kerja yang buruk, pekerja
yang tidak terlatih, dan begitu juga dengan pekerja yang tidak konsisten dalam bekerja
tentu ini tidak akan memberikan kebaikan bagi organisasi walaupun upahnya rendah.

2. Risiko Nilai Tukar Mata Uang


Walaupun tingkat upah buruh dan produktivitas dapat membuat sebuah negara terlihat
ekoomis, tingkat nilai tukaryang tidak menguntungkan dapat menghilangkan penghematan
yang telah dilakukan.

3. Biaya – Biaya

Biaya lokasi dapat dibagi menjadi 2 kategori :

a.Biaya nyata yaitu biaya ex: BTK. BB, Pajak , Penyusutan, Biaya Pelayanan umum

b. Biaya Tidak Nyata Ex : Biaya kualitas pendidikan, Fasilitas transportasi umum,


sikap masyarakat terhadap industri dan perusahaan, serta kualitas dan sikap
calon pekerja.

4. Risiko Politik Nilai dan Budaya

Risiko politik berhubungan dengan kemungkinan berfluktuasinya sikap pemerintah


nasional, negara bagian dan lokal terhadap kepemilikan swasta dan intelektua. Penetapan
zona, polusi serta stabilitas ketenagakerjaan. Posisi pemerintah saat keputusan lokasi
dibuat mungkin tidak berlangsung lama

5. Kedekatan pada pasar:Bagi perusahaan manufaktur berdekatan dengan pelanggan


merupakan hal yang sangat penting dikarenakan biaya pengiriman barang yang mahal dan
juga sulit ( produk yang dikirim banyak, berat dan mudah pecah )

6. Kedekatan pada Pemasok

Pemilihan lokasi dekat dengan pemasok disebabkan :

Barang – barang yang mudah menjadi busuk

Biaya transportasi

Jumlah produk yang banyak

7. Kedekatan Pada Pesaing:Clistering / pengelompokan dimana sumber daya utama ada di


dalam wilayah tersebut meliputi : sumber daya alam, informasi, modal proyek, dan bakat

A. Metode Evaluasi Alternatif Lokasi

Metode Pemeringkatan Faktor

Metode ini diterapkan utk memilih lokasi /memilih negara utk prsh global.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar faktor yang berhubungan yang sering disebut factor


kunci sukses (Critical Success Factors – CSFs)

2. Buat pembobotan untuk setiap faktor yang telah ditetapkan pada langkah 1. yang
besar kecilnya tergantung signifikansinya bagi perusahaan.

3. Buat skala penilaian untuk tiap faktor (contoh 1-10, atau 1-100)

4. Menetapkan beberapa alternative lokasi yang dinominasikan

5. Beri penilaian untuk setiap alternative lokasi pada setiap faktor dengan menggunakan
skala penilaian pada langkah 3.

6. Analisis tiap faktor dengan mengalikan bobot untuk tiap faktor dengan penilaian, dan
jumlahkan hasilnya.

7. Berikan rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal sesuai hasil yang didapatkan
pada lngkh 6

6.STRATEGI LAYOUT PERUSAHAAN

A. PENGERTIAN LAYOUT :Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang
menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Banyak dampak strategis
yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses,
fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan.

Dalam semua kasus yang terjadi, layout seharusnya mempertimbangkan bagaimana cara
mencapai :

1. Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja.

2. Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja.

3. Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik

4. Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen.

5. Peningkatan fleksibilitas.:Dari waktu ke waktu, desain layout perlu dipertimbangkan


sebagai sesuatu yang dinamis dan punya fleksibilitas.

B. TIPE LAYOUT

Ada 6 (enam) pendekatan layout , yaitu:


1. Layout dengan posisi tetap, biasanya untuk proyek besar yang memerlukan tempat luas
seperti pembuatan jalan layang maupun gedung.

2. Layout berorientasi pada proses, untuk produksi dengan volume rendah dan variasi
tinggi disebut juga “job shop”

3. Layout perkantoran, bagaimana menempatkan tenaga kerja, peralatan kantor, dan


ruangan kantor yang melancarkan aliran informasi.

4. Ritel layout, penempatan rak dan pemberian tanggapan atas perilaku konsumen.

5. Layout gudang, mengefisienkan ruang penyimpanan dan system penanganan bahan


dengan memperhatrikan kelebihan dan kekurangannya.

6. Layout berorientasi produk, pemanfaatan tenaga kerja, mesin yang terbaik dalam
produksi yang kontinyu atau berulang.

Agar dapat menetapkan layout yang efektif maka perlu menetapkan beberapa hal
diantaranya adalah:

1. Peralatan penanganan bahan

2. Kapasitas dan persyaratan luas ruangan

3. Lingkungan hidup dan estetika

4. Aliran informasi

5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda

C. LAYOUT POSISI TETAP (FIXED POSITION LAYOUT):

Masalah yang dihadapi dalam layout posisi tetap adalah bagaimana mengatasi kebutuhan
layout proyek yang tidak berpindah atau proyek yang menyita tempat yang luas (seperti
pembuatan jalan layang, gedung).

Teknik untuk mengatasi layout posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan
kerumitannya bertambah yang disebabkan oleh 3 faktor yaitu:

1. Tempatnya yang terbatas pada semua lokasi produksi.

2. Setiap tahapan berbeda pada proses produksi dan kebutuhan bahan sehingga banyak
hal yang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek.

3. Volume bahan yang dibutuhkan sangat dinamis.


Karena permasalahan pada layout posisi tetap sulit diselesaikan pada lokasi maka
strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek ada hal-hal yang
dikerjakan diluar lokasi, misalnya pada proyek pembuatan jalan layang maka pembuatan
konstruksi besi dilakukan di luar lokasi setelah jadi tinggal melakukan penanamannya di
lokasi proyek.

D. LAYOUT BERORIENTASI PROSES (PROCESS ORIENTED LAYOUT)

Adalah sebuah layout yang berkaitan dengan proses produksi bervolume rendah dan
variasi tinggi.

Layout jenis ini marupakan cara tradisional untuk mendukung strategi diferensiasi
produk, layout jenis ini adalah yang paling tepat untuk pembuatan produk yang melayani
konsumen dengan kebutuhan berbeda-beda.

Kelebihan utama dari layout ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan
tenaga kerja. Sehingga dengan demikian apabila terjadi permasalahan pada suatu mesin,
pekerjaan tidak perlu berhenti dan dapat dialihkan pada mesin lain atau departemen
yang sama. Layout ini juga sangat baik diterapkan pada produksi komponen dalam batch
kecil atau disebut “job lot” dan untuk produksi komponen dalam ukuran dan bentuk yang
berbeda.

Kelemahan layout ini ada pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Waktu
produksi jadi lama karena butuh waktu lama untuk berpindah dalam system karena
sulitnya penjadwalan, perubahan penyetelan mesin, keunikan penanganan bahan.
membutuhkan operator yang trampil dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih
tinggi karena ketidakseimbangan proses produksi. Pada akhirnya kebutuhan modal akan
semakin banyak.

E. LAYOUT PERKANTORAN (OFFICE LAYOUT)

Hal yang membedakan antara layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan
informasi, namun demikian pada beberapa lingkungan kantor , produksi sangat
tergantung pada aliran bahan.

Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa diagram hubungan


(relationship chart) seperti yang dicontohkan di bawah ini.

Contoh: Suatu kantor memiliki 9 ruangan yaitu untuk:

1. Direktur 6. Pusat arsip

2. Direktur teknologi 7. Lemari peralatan


3. Ruang para insinyur 8. Peralatan fotokopi

4. Sekretaris 9 Gudang

5. Pintu masuk kantor

F. LAYOUT USAHA ECERAN (RITEL LAYOUT)

a.Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan
merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan
keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Sehingga
banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada konsumen
sebanyak mungkin.

Lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:

1.Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai
keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.

2.Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung
berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar untuk bisa dilihat lebih
banyak konsumen.

3.Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko

4.Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi

5.Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama bagi
konsumen

Contoh soal:

Sebuah perusahaan mempunyai 6 departemen yang masing-masing ditempatkan pada


ukuran ruang yang sama dengan luas gedung sebesar (24 x 12) meter persegi sehingga
ukuran ruang masing-masing (8 x 6) meter persegi. Gunakan konsep minimize cost untuk
layout berorientasi proses apabila martriks aliran prosesnya adalah sebagai berikut:
Biaya pemindahan untuk ruang yang berdekatan sebesar Rp 1.000,- sedangkan yang tidak
berdekatan sebesar Rp 2.000,-

Layout :

Apabila layout adalah sebagai berikut :

Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3

Dept A Dept B Dept C

Dept D Dept E Dept F

Ruang 4 Ruang 5 Ruang 6

Biaya: 1-2 = 50 x Rp 1.000,- = Rp 50.000,-

1-3 = 100 x Rp 2.000,- = Rp 200.000,-

1-6 = 20 x Rp 2.000,- = Rp 40.000,-

2-3 = 20 x Rp 1.000,- = Rp 20.000,-

2-4 = 50 x Rp 1.000,- = Rp 50.000,-

2-5 = 10 x Rp 1.000,- = Rp 10.000,-

3-4 = 30 x Rp 2.000,- = Rp 60.000,-

3-6 = 100 x Rp 1.000,- = Rp 100.000,-

4-5 = 50 x Rp 1.000,- = Rp 50.000,-

Rp 580.000,-

7.PERAMALAN

Peramalan adalah: seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. dengan
melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yg akan datang
dengan suatu bentuk model kuantitatif.

Peramalan berdasarkan horizon waktu masa depan terbagi atas:


1. Peramalan jangka pendek: merencanakan pembelian,penjadwalan kerja,penugasan
kerja,tingkat produksi

2. Peramalan jangka menengah: merencanakan penjualan,anggaran produksi,anggaran


kas dan menganalisis rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang: merencanakan produk baru,pembelanjaan modal,lokasi


dan pengembangan fasilitas serta penelitian dan pengembangan (litbang)

Jenis –Jenis Peramalan

1.Peramalan Ekonomi: yaitu memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang
dibutuhkan untuk membangun perumahandan indikator perencanaan lainnya

2.Peramalan Teknologi: yaitu memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat


meluncurkan produk baru yang menarik yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

3.Peramalan Permintaan: yaitu proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu
perusahaan. Peramalan ini disebut juga dengan peramalan penjualan yang mengendalikan
produksi , kapasitas serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan
keuangan, pemasaran, dan sumber daya.

KEPENTINGAN STRATEGIS PERAMALAN:

Peramalan permintaan dapat mengendalikan keputusan dibanyak bidang diantaranya


adalah:

1. SUMBER DAYA MANUSIA:Mempekerjakan,melatih dan memberhentikan pekerja


bergantung pada permintaan. Jika dept sumber daya manusia harus mempekerjakan
pekerjaan tambahan tanpa adanya persiapan,akibatnya kualitas pelatihan menurun dan
kualitas pekerja juga menurun.

2.KAPASITAS:Saat kapasitas tidak mencukupi,Kekurangan yg diakibatkannya bisa


berarti tdk terjaminnya pengiriman.

3. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN:Hubungan yg baik dg pemasok,serta harga barang


dan komponen yg bersaing bergantung pd peramalan yg akurat.

METODE KUALITATIF:

Empat Teknik Peramalan Kualitatif :

1.Juri dari Opini Eksekutif , pendapat para manajer digabungkan dg model statistik

2. Metode Delphi, yaitu menyebarkan kuesioner kepada responden pd masing-masing


tempat berbeda dimana penilaian dilakukan.
3. Komposit Tenaga Penjualan, memperkirakan berapa penjualan yg dpt dicapai dlm
wilayah penjualannya.

4. Survei Pasar Konsumen,meminta input dari konsumen mengenai rencana pembelian


mereka dimasa depan.

PENDEKATAN NAIF:Pendekatan naif adalah teknik peramalan yg mengasumsikan


permintaan periode berikutnya sama dengan permintaan pada periode terakhir. Dengan
kata lain, jika penjualan sebuah produk (mis: telpon gemgam Motorolla) adalah 68 unit
pada bulan Januari, kita dapat meramalkan pen-jualan pada bulan Februari akan sama,
yaitu sebanyak 68 unit juga.

8.PENGUKURAN KERJA

PENGERTIAN PENGUKURAN KINERJA:Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian


pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi. Menurut Mardiasmo (2002), sistem pengukuran kinerja sektor publik
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer sektor publik menilai
pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.

Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik antara lain:

1.Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

2.Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan.

3.Untuk mewujudkan tanggung jawab publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

A.TUJUAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA

Tujuan sistem pengukuran kinerja antara lain:

1.Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up).

2.Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusur berkembangan pencapaian strateginya.
3.Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah
serta motivasi untuk mencapai good congruence.

4.Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan


kemampuan kolektif yang rasional.

B.MANFAAT PENGUKURAN KINERJA

Berikut ini adalah manfaat dari pengukuran kinerja:

1.Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja


manajemen

2.Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.

3.Untuk memonitor dan mengawasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan


target kinerja serta melakukan tindakan kolektif untuk memperbaiki kinerja.

4.Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and punishment).

5.Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki
kinerja organisasi.

6.Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

7.Membantu memahami kegiatan instansi pemerintah.

8.Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

C. PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN UKURAN KINERJA

1. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:

a.Skala Nominal

Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatannya karena
denga skala ini obyek pengukuran hanya dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang
sama, yang berbeda dengan kelompok lain..

b.Skala Ordinal

Skala ini lebih tinggi tingkatannya atau lebih baik dari pada skala nominal karena selain
memiliki ciri-ciri yang sama dengan skala nominal, yaitu dapat mengolongkan obyek dalam
golongan yang berbeda, skala ordinal juga mempunyai kelebihan dari skala nominal, yaitu
bahwa golongan-golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal ini dapat dibedakan
tingkatannya. Ini berarti bahwa suatu golongan dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih
rendah dari pada golongan yang lain.

c.Skala Interval

Skala interval memiliki kelebihan yaitu mempunyai unit pengukuran yang sama, sehingga
jarak antara satu titik dengan titik yang lain, atau antara satu golongan dengan golongan
yang lain dapat diketahui.

d.Skala rasio

Skala rasio merupakan skala yang paling tinggi tingkatannya karena skala ini mempunyai
ciri-ciri yang dimiliki oleh semua skala di bawahnya. Skala rasio memiliki titik nol yang
sebenarnya yang berarti bahwa apabila suatu obyek diukur dengan skala rasio dan
berada pada titik nol, maka gejala atau sifat yang diukur benar-benar tidak ada.

INFORMASI YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN KINERJA

A.Informasi Finansial

Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat.
Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara
kinerja aktual dengan anggaran yang dianggarkan.

Analisis varians secara garis besar berfokus pada :

1.Varians pendapatan (revenue varians)

Varians pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva atau
penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

2Varians pengeluaran (expenditure variance)

- Varians belanja rutin

Anggaran belanja rutin adalah anggaran yang disediakan untuk membiayai kegiatan-
kegiatan yang sifatnya lancar dan terus menerus yang dimaksudkan untuk menjaga
kelemahan roda pemerintahan dan memelihara hasil-hasil pembangunan.

-Varians belanja investasi/modal (recurrent expenditure variance)

Belanja investasi/modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu


tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya
akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaan.
Setelah dilakukan analisis varians maka tahap selanjutnya dilakukan identifikasi sumber
penyebab terjadinya varians dengan menelusur varians tersebut hingga level manajemen
paling bawah.

B.Informasi Nonfinansial:Informasi nonfinansial dapat menambah keyakinan terhadap


kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran kinerja yang komprehensif
dan banyak dikembangkan oleh berbagai organisasi dewasa ini adalah Balanced
Scorecard. Metode Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja organisasi
berdasarkan aspek finansial dan juga aspek nonfinasial.

Pengukuran dengan metode ini melibatkan empat aspek, antara lain :

1.Perspektif finansial (financial perspective)

Perspektif finansial menjadi perhatian dalam balanced scorecard karena ukuran


keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan
oleh pengambilan keputusan. Aspek keuangan menunjukkan apakah perencanaan,
implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yang mendasar.
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan
bisnis, yaitu:

•Growth (bertumbuh) : tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan


memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini manajemen terikat dengan komitmen untuk
mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan
operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan
mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan
pelanggan.

•Sustain (bertahan) : tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan
reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Pada tahap ini,
perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan
mengembangkannya jika memungkinkan.

•Harvest (menuai) : Tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar menuai hasil


investasi ditahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi
pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan.

2.Perspektif kepuasan pelanggan (customer perspective)

Dalam perspektif ini perhatian perusahaan harus ditujukan pada kemampuan internal
untuk peningkatan kinerja produk, inovasi dan teknologi dengan memahami selera pasar.
Dalam perspektif ini peran riset pasar sangat besar. Perspektif pelanggan memiliki dua
kelompok pengukuran, yaitu:
a.Core measurement group, yang memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:

• Pangsa Pasar (market share): pangsa pasar ini menggambarkan proporsi bisnis yang
dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu. Hal itu diungkapkan dalam bentuk
jumlah pelanggan uang yang dibelanjakan atau volume satuan yang terjual.

• Retensi Pelanggan (Customer Retention) : menunjukkan tingkat dimana perusahaan


dapat mempertahankan hubungan dengan pelanggan. Pengukuran dapat dilakukan dengan
mengetahui besarnya presentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang asa saat ini.

• Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition) : pengukuran ini menunjukkan tingkat


dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru memenangkan bisnis baru.
Akuisisi ini dapat diukur dengan membandingkan banyaknya jumlah pelanggan baru di
segmen yang ada.

• Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) : pengukuran ini berfungsi untuk


mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria spesifik dalam value
proportion.

b.Customer Value Proportion yang merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada Core
value proportion didasarkan pada atribut sebagai berikut:

• Product/service attributes yang meliputi fungsi produk atau jasa, harga dan kualitas.
Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk atau
jasa yang ditawarkan.

• Customer relationship adalah strategi dimana perusahaan mengadakan pendekatan


agar perasaan pelanggan merasa puas atau produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan.

• Image and reputation membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan
dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.

3.Perspektif efisiensi proses internal (internal process efficiency)

Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu:

a.Proses inovasi

Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi merupakan salah
satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektifitas serta ketepatan waktu dari proses
inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai
tambah bagi pelanggan. Proses inovasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

•Pengukuran terhadap proses inovasi yang bersifat penelitian dasar dan terapan
•Pengukuran terhadap proses pengembangan produk.

b.Proses Operasi

Pada proses operasi yang dilakukan oleh masing-masing organisasi bisnis, lebih
menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi, dan ketepatan waktu dari barang
dan jasa yang diberikan kepada pelanggan.

c. Pelayanan Purna Jual

Tahap terakhir dalam pengukuran proses bisnis internal adalah dilakukannya pengukuran
terhadap pelayanan purna jual kepada pelanggan. Pengukuran ini menjadi bagian yang
cukup penting dalam proses bisnis internal, karena pelayanan purna jual ini akan
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan.

4.Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).

Kaplan (Kaplan, 1996) mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk
terus mempertahankan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan
meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan
karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam
pencapaian hasil ketiga perspektif diatas dan tujuan perusahaan. Perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan organisasi merupakan faktor pendorong dihasilkannya
kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif Balanced Scorecard.

INDIKATOR KINERJA DAN PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

Menurut Mahmdi (2005:97) dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor Publik


menyatakan karakteristik indikator kinerja sebagai berikut :

a.Sederhana dan mudah dipahami,

b.Dapat diukur,

c.Dapat dikualifikasikan, misalnya dalam bentuk rasio persentase dan angka,

d.Diakitkan dengan standar atau target kinerja,

e.Berfokus pada costumer service, kualitas dan efisiensi,

f.Dikaji secara teratur

Peran indikator kinerja bagi pemerintah antara lain :

a.Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi

b.Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan


c.Sebagai masukan untuk menentukan skema insensif manajerial

d.Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan pilihan

e.Untuk menunjukkan standar kinerja

f.Untuk menunjukkan efektivitas

g.Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya yang paling baik
untuk mencapai target sasaran

h.Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial untuk dilakukan
penghematan biaya.

9.PENJADWALAN

Penjadwalan: Perencanaan pembagian waktu dan hubungan antar pekerjaan yang ada
dalam suatu proyek.

Tujuan penjadwalan:

1.Mengetahui hubungan antar pekerjaan

- Predecessor (mendahului)

- Successor (mengikuti)

2.Mengetahui durasi tiap pekerjaan dan durasi proyek

3.Mengetahui waktu mulai dan waktu akhir setiap pekerjaan

4.Menentukan penyediaan/penggunaan ;

- SDM

- Material

- Alat

- Dana

- Teknologi/metoda

5.Alat Monitoring,pengendalian dan evaluasi proyek.

PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian :

merupakan pengawasan yang ketat berkaitan dengan sumber daya, biaya, kulitas dan
anggaran.

Tujuan Pengendalian :

Agar pelaksanaan dan sasaran proyek sesuai atau lebih baik dari perencanaan yang telah
ditetapkan

Obyek Pengendalian :

Waktu, Biaya, Mutu, Material, Tenaga, Alat.

Model-Model Penjadwalan Proyek:

-Gantt Charts (Diagram Gantt)

-PERT (Program Evaluation and Review Techniques

-CPM (Critical Path Method)

Gantt Charts (Diagram Gantt).

-Dikembangkan oleh Henry Gantt pada akhir 1800an, dimana mrpkan suatu bart-chart
yang menunjukkan hubungan antar kegiatan pada periode waktu tertentu.

-Merupakan alat bantu visual yang sangat berguna dalam penjadwalan.

-Diagram ini membantu menggambarkan penggunaan sumberdaya.

-Diagram ini juga digunakan untuk memantau pekerjaan, mana yang mulai duluan, mana
yang mengikutinya

Contoh Gantt Charts untuk Penjadwalan Proyek:

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam
suatu proyek.

PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review Technique sedangkan CPM
merupakan kepanjangan dari Critical Path Method

Telaah PERT dan Perkiraan Waktu

Waktu yg diharapkan = t = (a + 4m + b)/6

Dimana:
a = Waktu Optimistik

b = Waktu Pesimistik

m = Waktu Realistis

t = Waktu yg diharapkan utk menyelesaikan kegiatan

10.JUST IN TIME

A. Pengertian Just In Time (JIT): Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah
sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis
barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.

Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk
aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu
dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan
biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost

7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:

-Over produksi

-Waktu menunggu

-Transportasi

-Pemrosesan

-Tingkat persediaan barang

-Gerak

-Cacat produksi

Produksi JIT dapat mengurangi biaya produksi dengan cara:

-Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses

-Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu)

-Mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk


(workstation).
-Penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai
tambah dapat dieliminasi.

Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In
Time (JIT):

1.Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada
saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.

2.Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.

3.Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai


dengan fluktuasi permintaan.

4.Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.

C. Elemen-elemen Just In Time

-Pengurangan waktu set up

-Aliran produksi lancar (layout)

-Produksi tanpa kerusakan mesin

-Produksi tanpa cacat

-Peranan operator

-Hubungan yang harmonis dengan pemasok

-Penjadwalan produksi stabil dan terkendali

-Sistem Kanban

Hal yang di perhatikan dalam JIT :

-Aliran material yang lancar

-Pengurangan waktu set-up

- Pengurangan lead time vendor

- Komponen zero defect

- Kontrol rantai produksi yang disiplin


11.MANAJEMEN PERSEDIAAN

Pengertian Persediaan: Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang
disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Setiap perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan. Keberadaannya tidak saja
dianggap sebagai beban (liability) karena merupakan pemborosan (waste), tetapi
sekaligus juga dapat dianggap sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera dicairkan
dalam bentuk uang tunai (cash).

Berikut ini beberapa pengertian persediaan (inventory) dari beberapa sumber buku:

•Menurut Herjanto (2007), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang
akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses
produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu
peralatan atau mesin.

•Menurut Warren (2005), persediaan adalah barang dagang yang dapat disimpan untuk
kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan dapat digunakan dalam proses
produksi atau dapat digunakan untuk tujuan tertentu.

•Menurut Alexandri (2009), persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu
atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi
ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.

•Menurut Ristono (2009), persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk


digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

•Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008), persediaan merupakan idle resources atau
sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut.

•Menurut Kieso dkk (2008), persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan
atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual

2. Fungsi dan Tujuan Persediaan

Menurut Render dan Heizer (2005), terdapat empat fungsi persediaan, yaitu sebagai
berikut:

1.Mendecouple atau memisahkan beragam bagian proses produksi. Sebagai contoh, jika
pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan tambahan
untuk mendecouple proses produksi dari para pemasok.
2.Mendecouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan
barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam ini
umumnya terjadi pada pedagang eceran.

3.Mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam jumlah lebih besar
dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang.

4.Menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

Persediaan mempunyai peran besar dalam rangka mempermudah atau memperlancar


operasi perusahaan. Adapun tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut:

1.Menghilangkan risiko keterlambatan barang tiba.

2.Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan.

3.Menjaga keberlangsungan produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami


kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi.

4.Memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada konsumen dengan tersedianya


barang yang diperlukan

Pengertian Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan atau bisa juga disebut dengan Inventory Management yakni salah
satu bagian dalam manajemen operasional dan manajemen produksi. Manajemen
persediaan ini juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk dapat menjaga jumlah
optimim barang-barang yang dimiliki.

Tujuan Manajemen Persediaan

1.Memastikan adanya suatu persediaan melalui safety stock.

2.Memberi waktu luang untuk sebuah pengelolaan produksi dan pembelian.

3.Mengantisipasi suatu perubahan permintaan dan penawaran.

4.Menghilangkan atau mengurangi suatu risiko keterlambatan pengiriman bahan.

5.Menyesuaikan dengan jadwal suatu produksi.

6.Menghilangkan atau mengurangi suatu resiko kenaikan harga.

7.Menjaga persediaan bahan yang dapat dihasilkan secara musiman.

8.Mengantisipasi suatu permintaan yang dapat diramalkan.


9.Mendapatkan suatu keuntungan dari quantity discount.

10.Komitmen terhadap para pelanggan.

Contoh dari kebutuhan managemen persediaan

Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidak sempurnaan pasar.

Contoh : Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses produksinya, bahan
mentah akan datang pada saat itu juga. Jika situasi seperti itu terjadi, maka persediaan
bahan mentah tidak diperlukan. Tetapi kenyataannya bahan mentah bisa terlambat
datang. Untuk mengatisipasi keterlambatan tersebut (ketidaksempurnaan pasar),
persediaan pasar diperlukan, sehingga proses produksi tidak akan terhambat

1. Prinsip Pengendalian Manajemen Persediaan

Prinsip dalam mengendalikan persediaan sangat diperlukan dalam Manajemen persediaan.


Hal ini dikarenakan prinsip persediaan dijadikan sebagai salah satu landasan dan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Menurut Matz, sistem dan teknik
pengendaliaan persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1.Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan suku cadang, tambahan biaya pekerja
dan overhead untuk mengelola bahan menjadi barang jadi.

2.Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan.

3.Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan dan produksi merupakan hal yang esensial
bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan yang efisien.

4.Kebijakan manajemen, yang berupaya menciptakan keseimbangan antara keragaman


dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya pemilikan persediaan
tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam menentukan investasi persediaan.

5.Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan penyusunan rencana


pengendalian produksi.

6.Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.

7.Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.

Alasan Penggunaan Manajemen Persediaan

Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mengoptimalkan laba perusahaan karena
akan berdampak pada kelangsungan usaha. Salah satu unsur yang paling penting dalam
pencapaian laba perusahaan adalah persediaan. Apa yang dimaksud dengan persediaan
dan apa saja yang termasuk persediaan? Persediaan merupakan aset perusahaan yang
dapat berupa persediaan bahan baku, persediaan barang-barang dalam proses produksi,
dan barang jadi yang siap dijual.

12.SDM DALAM MANAJEMEN OPERASI

Pengertian Sumber Daya Manusia:

1.Pertama adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi.
Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam
waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.

2. Kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau
usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang
mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat

Ciri – ciri karakteristik Manajemen Operasio menurut Zulian Yamit (2003) :

1.Memiliki sebuah tujuan yaitu untuk menghasilkan barang dan jasa.

2Memiliki sebuah kegiatan yaitu dalam kegiatan proses transformasi.

3.Adanya suatu mekanisme yang mengendalikan suatu pengoperasian

Tujuan Manajemen Operasi :

-Efficiency (meningkatkan efisiensi). Untuk meningkatkan efisiensi dalam perusahaan.

-Productivity (meningkatkan efektivitas). Untuk meningkatkan efektivitas dalam


perusahaan.

-Economy (Mengurangi Biaya). Untuk mengurangi biaya dalam kegiatan perusahaan.

-Quality (Meningkatkan Kualitas). Untuk menigkatkan kualitas didalam perusahaan.

-Reduced Processing Time (Mengurangi waktu proses produksi). Untuk mengurangi waktu
proses produksi didalam sebuah perusahaan.

Peranan Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Operasi

1.Peran atau Fungsi Perencanaan

Dalam perencanaan, Manajer Operasi untuk menentukan suatu tujuan subsistem operasi
dari suatu organisasi dan mengembangkan sebuah program, kebijakan dan prosedur yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan itu. Dalam tahap ini mencakup sebuah penentuan
peranan dan fokus dari operasi, termasuk dalam  perencanaan produk, perencanaan
fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi.

2.Peran atau Fungsi Pengorganisasian

Dalam pengorganisasian, Manajer Operasi menentukan sebuah struktur individu, grup,


seksi, bagian, divisi atau departemen dalam suatu subsistem operasi untuk mencapai
suatu tujuan organisasi.

3.Peran atau Fungsi Penggerakan

Manajer operasi ini memiliki fungsi yang dilaksanakan dengan memimpin, mengawasi dan
memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas

4.Peran atau Fungsi Pengendalian

Manajer Operasi mempunyai peran atau fungsi untuk mengembangkan sebuah standar
dan jaringan komunikasi yang diperlukan agar sebuah pengorganisasian dan penggerakan
sesuai dengan yang direncanakan dan mencapai tujuan.

5.Pengembangan Tenaga Kerja

Pengembangan tenaga kerja merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya


peningkatan–peningkatan kualitas tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
ketergantungan organisasi untuk menarik karyawan baru.

6.Pemeliharaan Tenaga Kerja

Di dalam pemeliharaan tenaga kerja ada pelaksanaan aspek ekonomis dan non ekonomis
yang diharapkan dapat memberikan ketenangan kerja dan konsentrasi penuh bagi
pekerja guna menghasilkan prestasi kerja yang di harapkan oleh organisasi. Aspek
ekonomis berhubungan dengan pemberian kompensasi yang berupa gaji dan bonus yang
sebanding dengan hasil kerjanya. Aspek non-ekonomis berupa adanya jaminan kesehatan,
kesejahteraan dan keamanan serta kenyamanan dalam bekerja. Adanya kegiatan
pemeliharaan tenaga kerja yang memadai akan memperkecil adanya konflik antara
tenaga kerja dengan pemberi kerja.

13.MANAJEMEN MUTU TERPADU

A.    Pengertian Total Quality Management (TQM)


TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu
perusahaan dan semua orang kedalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan.
Total Quality Management(TQM) dapat didefinisikan dari tigakata yang membentuknya,
yaitu –--1.Total(keseluruhan),

2. Quality (kualitas/derajat keunggulan barang dan jasa)

3.Management (tindakan,seni, cara menangani, pengendalian).

  Konsep TQM

TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang/tenaga kerja,
bertujuan untk terus menerus meningkatkan nilai yang diberikan bagi pelanggan dengan
biaya penciptaan nilai yang lebih rendah dari pada nilai suatu produk. Konsep TQM ini
memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek
manajemen organisasi

Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) merupakan suatu penerapan


metode kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan
bahan baku maupun pelayanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada
tingkat tertentu di mana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan di masa
mendatang. TQM lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas
pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya.TQM menghendaki komitmen dari
manajemen sebagai pemimpin organisasi di mana komitmen ini harus disebarluaskan pada
seluruh karyawan dan dalam semua level atau departemen dalam organisasi. TQM bukan
merupakan program atau sistem, tapi merupakan budaya yang harus dibangun,
dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi atau perusahaan bila
organisasi atau perusahaan tersebut berorientasi pada mutu dan menjadikan mutu
sebagai way of life

Prinsip TQM

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas
kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu
organisasi. Menurut Hensler dan Brunell, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu

1.Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas produk tidak


hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas
tersebut ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan
dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketetapan waktu. Oleh
karena itu, segala akivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para
pelanggan.Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang
diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelang

2 Respek Terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawannya dipandang


sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang khas. Dengan demikian,
karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap
orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat
dan berpastisipasi dalam tim pengambil keputusan.

3.Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya, bahwa setiap keputusan
selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan(feeling). Ada dua konsep
pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas(prioritization), yakni suatu
konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang
bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan
menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan
usahanya pada situasi tertentu yang vital.Konsep kedua variasi atau variabilitas kinerja
manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang
merupakan bagian yang wajar dan setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen
dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

4.Perbaikan Berkesinambungan:Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan


proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang
berlaku disini adalah siklus PDCAA yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan,
melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

 Mengimplementasikan Total Quality Management

Organisasi menerapkan TQM, dikarenakan persaingan di dunia usaha semakin ketat,


sehingga untuk semakin bertahan harus dapat meningkatkan produktivitas melalui
efektivitas dan efisiensi. Hanya dengan cara demikian bisnis mampu
mempertahankan competitiveness, yaitu sebuah kemampuan untuk menghadapi
persaingan.

Dengan kemampuan tersebut, diharapkan bisnis dapat memberikan kepuasan kepada


pelanggan. Pelanggan yang terpuaskan akan menjadi pelanggan yang loyal terhadap
produk atau jasa yang ditawarkan bisnis. Pada gilirannya hal tersebut akan
mendatangkan peningkatan keuntungan bagi bisnis.
Untuk menjamin keberhasilan dalam mengimplementasikan TQM, terdapat langkah-
langkah yang harus dilakukan secara berurutan dan disiplin. Langkah-langkah tersebut
adalah sebagai berikut

1.    Tanamkan satu falsafah kualitas

Dalam hal ini, manajemen dan karyawan harus mengerti sepenunya dan yakin mengapa
organisasi akan mencapai Total Quality, yaitu untuk menjamin kelangsungan hidup
organisasi dalam iklim kompetitif.

2.      Manajemen harus membimbing dan menunjukkan kepemimpinan yang bermutu

Dalam hal ini, manajemen puncak harus memberi contoh dalam hal pola sikap, pola pikir
dan pola tindak yang mencerminkan falsafah yang telah ditanamkan.

3.      Kalau perlu, adakan perubahan atau modifikasi terhadap sistem yang ada agar
kondusif dengan tujuan Total Quality.

Sesudah menunjukkan kepemimpinan yang bermutu secara konsisten kepada seluruh


anggota organisasi, manajemen perlu meninjau kebijaksanaan, sistem dan prosedur yang
ada dalam organisasi dan menilai apakah software tersebut konsisten dan kondusif
terhadap Total Quality. Hal-hal yang dinilai meliputi struktur organisasi, proses
kegiatan, kebijaksanaan, pengembangan sumber daya manusia, sesudah penilaian maka
harus ada keputusan tentang sistem atau struktur yang ada, yang mana dipertahankan
atau diubah secepatnya demi pencapaian tujuan Total Quality.

4.      Didik, latih dan berdayakan karyawan

Dalam pemberdayaan ini, seluruh karyawan diberi kepercayaan, tugas wewenang dan
tanggung jawab untuk mengorganisasikan diri ke dalam self-managing teams guna
memperbaiki proses dalam mencapai mutu produk dan jasa.

Anda mungkin juga menyukai