Anda di halaman 1dari 76

A.

Melakukan upaya-upaya pencegahan serta pengendalian mikroba dan


mengaplikasikan ilmu mikrobiologi ke dalam asuhan keperawatan,
melalui:
1) Desinfeksi
Pengertian
Desinfeksi adalah suatu tindakan yang dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme patogen pada instrumen dengan
menghilangkan dan atau membunuh patogen. Spora bakteri tidak selalu
dibunuh oleh desinfeksi, namun jumlah mereka dapat dikurangi sebagai
akibat dari proses pembersihan. Desinfeksi dipertimbangkan sebagai
pengendalian infeksi tingkat intermediet. Desinfektan adalah zat kimia
yang digunakan untuk membunuh mikroba patogen yang melekat pada
peralatan kesehatan, misalnya alat yang digunakan di ruangan operasi,
meja operasi, dan sebagainya.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal desinfeksi,


antara lain:
1. Desinfeksi dapat dilakukan dengan cara kimia atau termal (panas).
Desinfeksi panas, bila diterapkan pada alat yang tahan panas, hasilnya
akan selalu lebih baik disbanding penggunaan desinfeksi kimia.
2. Desinfeksi dengan cara apapun tidak sebaik tindakan sterilisasi yakni
bila diterapkan pada peralatan yang digunakan pada tindakan invasif.
Apabila sterilisasi memungkinkan untuk dilakukan, maka sterilisasi
adalah lebih baik daripada disinfeksi tingkat tinggi.
3. Desinfeksi harus didahului oleh pembersihan mekanis atau manual.
4. Metode disinfeksi yang dipilih harus sesuai dengan peralatan tertentu
dan cocok untuk tujuan penggunaan peralatan.
Adapun tatacara yang digunakan untuk membuhuh atau mengurangi
mikroba patogen, yakni desinfeksi dengan suhu panas atau dingin dan
dengan penggunaan bahan kimia atau desinfektan.
1. Desinfeksi panas (thermal)
Desinfeksi panas dapat mencapai desinfeksi tingkat tinggi
ketika permukaan benda/alat kontak dengan air panas dalam jangka
waktu yang tepat. Waktu lebih pendek diperlukan untuk suhu yang
lebih tinggi. Semakin tinggi suhu yang digunakan, semakin pendek
waktu yang diperlukan.
Desinfeksi panas direkomendasikan untuk proses ulang
peralatan anestesi, pencucian, peralatan makan dan minum, termasuk
peralatan makan bayi dan lainnya. Suhu rendah dapat menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba berhenti.

2. Desinfeksi kimiawi
Disinfeksi kimia adalah pemberian bahan kimia cair untuk
menghilangkan sebagian besar mikroorganisme patogen (kcuali spora
bakteri) yang terdapat pada benda mati atau permukaan benda.
Desinfeksi cair memiliki daya antimikroba yang lebih rendah
dibandingkan sterilisasi lain. Beberapa contoh alat yang didesinfeksi
secara kimiawi adalah peralatan endoskopi yang tak dapat disterilkan,
permukaan lingkungan, alat akses intravena, dan pelestarian spesimen.

Terdapat 3 tingkatan desinfeksi yaitu:


1. desinfeksi tingkat tinggi, membunuh semua organisme kecuali spora
bakteri;
2. desinfeksi tingkat sedang, membunuh bakteri kebanyakan jamur
kecuali spora bakteri;
3. desinfeksi tingkat rendah, membunuh kebanyakan bakteri, beberapa
virus, dan beberapa jamur, tetapi tidak dapat membunuh
mikroorganisme yang resisten, seperti basil tuberkel dan spora bakteri.
RESUME STUDI LITERATUR
(Desinfektan Tingkat Tinggi)

Jenis tindakan:
Desinfektan Tingkat Tinggi (DTT) yaitu membunuh semua organisme kecuali
spora bakteri

Persiapan alat:
a. Celemek f. Sikat gigi
b. Handscoon g. Deterjen
c. Panci untuk kukusan h. Klorin 0,5%
d. Masker i. Korentang
e. Bak atau baskom untuk j. Alat instrumen yang kotor
merendam

Cara kerja:
Persiapan
1. Mencuci tangan terlebih dahulu
2. Menggunakan celemek
3. Menggunakan handscoon
4. Menggunakan masker
Cara kerja
1. Rendam alat yang akan dibersihkan ke dalam bak/baskom yang berisikan
larutan klorin 0,5% dan air selama 10 menit
2. Setelah selesai di rendam, sikat alat-alat tersebut menggunakan sikat gigi
dan deterjen
3. Masukkan alat yang sudah di cuci tadi ke dalam panci. Untuk bahan yang
terbuat logam letakkan di panci bawah. Sedangkan alat yang terbuat dari
bahan non logam seperti handscoon letakkan di panci atas.
4. Setelah 10-15 menit angkat dan tiriskan alat-alat dengan menggunakan
korentang
5. Kemudian cuci tangan setelah melakukan semua tindakan

Analisis/kesimpulan:
Desinfektan Tingkat Tinggi (DTT) yaitu membunuh semua organisme kecuali
spora bakteri. Untuk menghilangkan spora bakteri bisa melakukan tindakan
sterilisasi seperti merebus atau mengukus agar semua organisme dan spora bakteri
hilang.

Resume tindakan diambil dari video literature :


https://www.youtube.com/watch?v=YKiN0RW4OJg
2) Sterilisasi
Pengertian
Sterilisasi merupakan suatu langkah atau tindakan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi, maupun penularan penyakit infeksi. Sterilisasi
merujuk pada kata steril (suci hama) adalah keadaan bebas dari segala
mikroba baik patogen atau nonpatogen. Suatu tindakan untuk membuat
suatu benda menjadi steril disebut sterilisasi. Sterilisasi dalam
mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua bentuk kehidupan
mikroba, termasuk bakteri, virus, mikroplasma, dan spora yang terdapat
pada/di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan penggunaan bahan
biosidal atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme.

Berikut ini ada beberapa metode sterilisasi, antara lain:


1. Sterilisasi panas kering
Sterilisasi panas kering berfungsi untuk mematikan organisme
dengan cara mengoksidasi komponen sel ataupun mendenaturasi
enzim. Metode ini tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat
dari karet atau plastik. Sterilisasi panas kering hanya digunakan secara
minimal dalam fasilitas perawatan kesehatan saat ini. Cara ini
memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
sterilisasi pemanasan basah. Pemanasan dengan udara panas (oven).
Alat yang dapat dilakukan dengan cara ini adalah benda logam, bahan
seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca. Peralatan yang akan disterilisasi
harus dicuci, disikat, dan didesinfeksi terlebih dahulu, kemudian
dikeringkan dengan lap, dan diatur menurut kegunaannya, serta perlu
pemberian indikator pada setiap alat yang berbeda kegunaannya.
2. Sterilisasi panas basah
Sterilisasi panas basah menggunakan suhu di atas 100oC
dilakukan dengan uap yaitu menggunakan autoklaf, alat serupa
pressure cooker dengan pengatur tekanan dan pengaman. Prinsip
autoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih cepat dalam keadaan
basah dibandingkan keadaan kering. Proses sterilisasi dengan autoklaf
ini dapat membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau
mengkoagulasi protein pada enzim dan membran sel mikroorganisme.
Proses ini juga dapat membunuh endospora bakteri. Sterilisasi uap
(steam sterilization) melibatkan penggunaan uap bertekanan,
diberikan pada suhu tertentu untuk waktu yang tepat.

Macam-macam sterilisasi lainnya, yaitu:


a. Sterilisasi suhu rendah
Meningkatnya penggunaan peralatan endoskopi baik yang
kaku maupun yang lentur dan akan rusak bila terkena suhu tinggi
(121-160oC) telah mendorong pengembangan metode alternatif
untuk pengelolaan peralatan peka panas. Ada tiga proses sterilisasi
suhu rendah yang ditentukan untuk digunakan sebagai fasilitas
perawatan kesehatan untuk mensterilkan peralatan pada suhu 55oC
atau lebih rendah. Sterilan yang aktif digunakan dalam proses
sterilisasi suhu rendah, meliputi: etilen oksida, hidrogen peroksida
plasma, dan asam perasetat.
b. Sterilisasi dengan radiasi
Radiasi ultraviolet. Di semua tempat terdapat kuman,
sehingga perlu dilakukan sterilisasi udara. Biasanya dilakukan di
tempat-tempat khusus, seperti di kamar operasi, kamar isolasi, dan
sebagainya yang memerlukan udara steril. Hal ini dapat dilakukan
dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi
ultraviolet. Sinar UV ini bereaksi dengan asam nukleat sel
mikroorganisme dan menyebabkan ikatan antara molekul timin
yang bersebelahan dan menyebabkan terbentuknya dimer timin.
Dimer timin dapat menghalangi replikasi normal DNA dengan
menutup jalan enzim replikasi. Endospora bakteri resisten
terhadap sinar UV.
c. Sterilisasi dengan filtrasi
Metode sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk
bahan yang sensitif terhadap panas, bahan berbentuk cairan
misalnya enzim. Filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam
produksi obat-obatan atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi,
maupun dalam perawatan medik lainnya yang membutuhkan
adanya cairan steril. Pada proses ini digunakan membran filter
yang terbuat dari selulosa asetat. Jenis filter lain adalah filtrasi
udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air), contohnya
LAF (laminar air flow). Filter ini digunakan untuk menyaring
udara sehingga bebas debu, dan bakteri.
RESUME STUDI LITERATUR
(Sterilisasi panas kering dan sterilisasi panas basah)

Jenis tindakan:
a. Sterilisasi panas kering
Metode ini tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau
plastik. Sterilisasi panas kering hanya digunakan secara minimal dalam
fasilitas perawatan kesehatan saat ini. Cara ini memerlukan suhu yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah.
Sterilisasi ini menggunakan oven.
b. Sterilisasi pemanasan basah
Metode ini dilakukan dengan cara merebus air hingga mendidih, lalu
memasukkan alat medis ke dalamnya. Proses ini juga dapat membunuh
endospora bakteri. Metode ini bisa menggunakan panci atau autoklaf

Persiapan alat:
a. Lysol 1% , 2-3% k. Spons
b. Sabun l. Sikat
c. Detergen m. Lap
d. Handscoon n. Ember
e. Kain steril o. Sterilisator (oven)
f. Masker p. Alat makan
g. Celemek q. Alat medis
h. Bayclin r. Alat tenun
i. Karbol s. Alat BAK dan BAB (pispot)
j. Korentang

Cara kerja:
a. Sterilisasi alat makan
1) Bersihkan sisa kotoran dengan air mengalir
2) Bersihkan dengan spons yang diberi sabun
3) Bilas dengan air mengalir
4) Keringkan dengan lap
5) Masukkan ke dalam sterilisator (oven) dengan suhu 170oC selama 60
menit

b. Sterilisasi alat tenun


1) Rendam kain tenun ke dalam ember pertama dengan larutan Lysol 2-
3% selama 10 menit
2) Setelah itu rendam kain tenun ke dalam ember ke-2 yang berisikan
bayclin
3) Air sisa Lysol ember pertama tersebut di buang lalu masukan kain
tenun dan detergen didalamnya dan kain sambil di kucek
4) Setelah itu air sisa bayclin ember kedua di buang lalu isi dengan air
bersih untuk membilas kain yang telah di kucek tadi
5) Selanjutnya jemur kain tenun

c. Sterilisasi alat medis


1) Cuci alat dengan air mengalir
2) Kemudian alat tadi di rendam Lysol 1% selama 10 menit
3) Setelah itu sikat alat menggunakan sikat dan sabun
4) Selanjutnya bilas alat tadi dengan air mengalir
5) Lalu keringkan dengan lap
6) Kemudian bungkus alat tadi dengan kain steril dan jangan lupa diberi
tanggal sterilisasi dan kadaluarsa
7) Selanjutnya masukkan ke dalam sterilisator (oven) bersuhu 170oC
selama 60 menit
Bila menggunakan metode pemanasan basah bisa dilakukan perebusan
dengan air biasa, dengan cara:
1) Alat dibersihkan dengan air Lysol 1%
2) Kemudian alat tersebut diberi sabun lalu disikat
3) Setelah itu rebus selama 30 menit waktu mulai dihitung setelah air
mendidih
4) Lalu angkat alat tersebut menggunakan korentang

d. Sterilisasi alat BAK dan BAB (pispot)


1) Beri cairan karbol ke pispot
2) Lalu bersihkan menggunakan sabun dan sikat dengan cara disikat
3) Setelah itu bilas dengan air mengalir

Analisis/kesimpulan:
Sterilisasi panas kering hanya digunakan secara minimal dalam fasilitas perawatan
kesehatan saat ini. Cara ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan sterilisasi pemanasan basah. Sterilisasi ini menggunakan oven dengan
Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan. Kemudian alat
dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya dengan suhu 170 C selama
o

satu jam atau 140 C selama dua jam. Sedangkan sterilisasi pemanasan basah bisa
o

menggunakan cara merebus biasa di panci dan menggunakan uap air di autoklaf
dengan suhu 115oC selama 30 menit

Resume tindakan diambil dari video literature :


https://www.youtube.com/watch?v=j_93xtS7X_E
3) Personal hygiene
Pengertian
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang di
lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik
secara fisik maupun mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya
di lihat dari penampilan yang bersih dan rapih serta upaya yang
dilakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapihan tubuhnya
setiap hari (Lyndon saputra, 2013)

Tujuan Personal Hygiene


Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun
orang lain, sementara secara khusus tujuan perawatan personal hygiene
adalah:
a. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
b. Memelihara integritas permukaan kulit
c. Menghilangkan keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri
d. Menciptakan keindahan
e. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

Personal Hygiene Berdasarkan Lokasi


1. Personal hygiene pada kulit
2. Personal hygiene pada kuku tangan dan kaki
3. Personal hygiene pada rambut
4. Personal hygiene pada gigi dan mulut
5. Personal hygiene pada genetalia
RESUME STUDI LITERATUR
(Personal hygiene pada kuku tangan)

Jenis tindakan
Personal hygiene pada kuku tangan
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene
karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.perawatan
dapat di gabungkan saat mandi atau pada waktu yang terpisah.

Persiapan alat:
a. Baki
b. Baskom berisi air hangat
c. Perlak kecil
d. Satu pasang washlap
e. Bengkok
f. Sabun
g. Handscoon
h. Gunting kuku dan pengikir kuku
i. Sikat kuku

Cara kerja:
a. Cuci tangan terlebih dahulu
b. Pakai handscoon
c. Alasi tempat dengan perlak
d. Lalu taruh baskom yang berisikan air hangan di atas perlak
e. Kemudian rendam tangan pasien ke dalam baskom tadi
f. Tangan pasien tadi diberi sabun
g. Selanjutnya sikat kuku jari menggunakan sikat kuku
h. Lalu bilas dengan air bersih
i. Keringkan tangan pasien menggunakan washlap
j. Setelah itu lakukan pengguntingan kuku pasien dengan cara menaruh
tangan pasien ke dalam bengkok
k. Selanjutnya rapikan kuku dengan pengikir kuku
l. Setelah menyelesaikan semua tindakan, rapikan alat-alat yang berada di
sekitar pasien

Analisis/kesimpulan:
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene
karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.perawatan dapat
di gabungkan saat mandi atau pada waktu yang terpisah.

Resume tindakan diambil dari video literature :


https://www.youtube.com/watch?v=khEZTTyaxCU
RESUME STUDI LITERATUR
(Personal hygiene Mencuci Tangan 6 Langkah)
Jenis tindakan :
Suatu kegiatan untuk membersihkan tangan dari agent penyebab penyakit
dengan membersihkan jari,kuku, telapak tangan hingga pergelangan tangan
dilakukan dengan sabun antiseptik atau alkohol paling tidak selama 10
sampai 15 detik

Persiapan alat:
1. Sabun
2. Kran dengan air mengalir.
3. Handuk/lap steril .

Cara kerja:
1. Lepaskan jam tangan atau cincin.
2. Kedua tangan dibasahi di bawah air mengalir .
3. Sabun cair dituangkan dalam telapak tangan (2-4ml), atau bila
menggunakan sabun batang digosokkan pada telapak tangan
secukupnya.
4. Telapak tangan digosokkan dengan gerakan memutar sebanyak 10
kali.
5. Punggung tangan digosok dengan telapak tangan yang lain sambil
meratakan sabun.
6. Membersihkan kuku dan jari-jari tangan dengan mulai kelingking
samapai ibu jari dengan arah memutar masing-masing sebayak 10
kali, kemudian kearah telapak tangan, punggung telapak tangan dan
melingkari pergelangan tangan. Ulangi prosedur untuk tangan yang
lain.
7. Tangan dibersihkan mulai pergelangan tangan, punggung dan telapak
tangan sampai jari-jari tangan.
8. Tangan dikeringkan dengan lap atau alat pengering.
Analisis/kesimpulan:
Tindakan ini dilakukan sebelum dan sesudah melakukan asuhan keperawatan
secara langsung dan tidak langsung pada pasien. Dengan tujuan mencegah infeksi
nosokomial dan melindungi diri dari agen penyakit yang terdiri dari kuman.

Resume tindakan diambil dari video literature :


https://www.youtube.com/watch?v=IisgnbMfKvI
RESUME LITERATUR

PENGAMBILAN BAHAN/SPESIMEN PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

1. Jenis tindakan : Pengambilan Darah Vena


2. Alat dan Bahan :
a. Spuit 3Cc
b. Touringuet
c. Alkohol
d. Kapas bulat kering
e. Plester
f. Yabung vacutaniner
g. Handscoon
3. Cara kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
 Gunakan APD seperti handscoon
 Atur posisi pasien dan siapkan lingkungan
 Tentukan lokasi
 Ambil spuit sesuai kebutuhan sampel yang akan di ambil
 Tentukan vena yang akan diiambil darahnya
 Lakukan desinfektan dengan kapas alkohol
 Lakukan pengikatan dengan tourniquet pada bagian atas vena yang
dilakukan pengambilan darah
 Lakukan penusukan pada vena dengan jarum suntik menghadap ke atas
dengan sudut 30-40 derajat terhadap kulit. lanjutkan pengambilan darah
dan saat pengambilan darah tourniquet dilepaskan terlebih dahulu.
 Setelah didapatkan sempel yang dibutuhkan lakukan penekanan pada
area penusukan selama 2-5 menit dan masukan darah kedalam tabung.
 isi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan tepat dan
kirimkan kelaboratorium.
 Catan tanggal prosedur, jumlah, dan jenis sampel serta respon pasien.

4. Hal-hal yang perlu di perhatikan :


 Sistematis.
 Hati-hati.
 Berkomunikasi.
 Mandiri.
 Teliti.
 Tanggap terhadap respon klien.
 Rapih.
 Menjaga privacy.
 Sopan.
5. Cara pengiriman spensimen/bahan ke laboratorium.
Cara pengiriman spesimen:

Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan

data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data

yang harus disertakan, yaitu:

Data 1:

Botol dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct

labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis

tes yang diminta dan tanggal pengambilan.

Data 2:
Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang

mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir(minimal

3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan

spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.

Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir.

6. Analisis/kesimpulan :
pengambilan sempel darah yaitu bertujuan untuk mendeteksi penyakit,
mengetahui fungsi organ, mendeteksi racun, obat, atau zat tertentu dan
memeriksa kondisi kesehatan secara keseluruhan.

7. Resume literature video berdasarkan link : https://www.youtube.com/watch?


v=vL5OZDzKFGII
RESUME LITERATUR

B. PENGAMBILAN BAHAN/SPESIMEN PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

8. Jenis tindakan : Pengambilan Darah Vena


9. Alat dan Bahan :
h. Spuit 3Cc
i. Touringuet
j. Alkohol
k. Kapas bulat kering
l. Plester
m. Yabung vacutaniner
n. Handscoon
10. Cara kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
 Gunakan APD seperti handscoon
 Atur posisi pasien dan siapkan lingkungan
 Tentukan lokasi
 Ambil spuit sesuai kebutuhan sampel yang akan di ambil
 Tentukan vena yang akan diiambil darahnya
 Lakukan desinfektan dengan kapas alkohol
 Lakukan pengikatan dengan tourniquet pada bagian atas vena yang
dilakukan pengambilan darah
 Lakukan penusukan pada vena dengan jarum suntik menghadap ke atas
dengan sudut 30-40 derajat terhadap kulit. lanjutkan pengambilan darah
dan saat pengambilan darah tourniquet dilepaskan terlebih dahulu.
 Setelah didapatkan sempel yang dibutuhkan lakukan penekanan pada
area penusukan selama 2-5 menit dan masukan darah kedalam tabung.
 isi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan tepat dan
kirimkan kelaboratorium.
 Catan tanggal prosedur, jumlah, dan jenis sampel serta respon pasien.

11. Hal-hal yang perlu di perhatikan :


 Sistematis.
 Hati-hati.
 Berkomunikasi.
 Mandiri.
 Teliti.
 Tanggap terhadap respon klien.
 Rapih.
 Menjaga privacy.
 Sopan.
12. Cara pengiriman spensimen/bahan ke laboratorium.
Cara pengiriman spesimen:

Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan

data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data

yang harus disertakan, yaitu:

Data 1:

Botol dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct

labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis

tes yang diminta dan tanggal pengambilan.

Data 2:
Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang

mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir(minimal

3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan

spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.

Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir.

13. Analisis/kesimpulan :
pengambilan sempel darah yaitu bertujuan untuk mendeteksi penyakit,
mengetahui fungsi organ, mendeteksi racun, obat, atau zat tertentu dan
memeriksa kondisi kesehatan secara keseluruhan.

14. Resume literature video berdasarkan link : https://www.youtube.com/watch?


v=vL5OZDzKFGII
C. Memahami dan Melaksanakan Pewarnaan untuk Pemeriksaan

JenisTindakan : Pewarnaan Mikroorganisme


Metode tindakan : Pewarnaan Sederhana (Bakteri)
Persiapa Alat :
a. APD
b. rak rabung
c. objek gelas
d. spidol permanent
e. ose jarum atau kolong
f. bunsen/spiritus
g. tissu
h. tempat sampah
i. mikroskop
Bahan:
a. Alkohol 70%.
b. Sampel biakan bakteri
c. Pewarnaan sarfanin atau kristal
violet
d. Air mengalir
e. Oil imersi
CaraKerja:
a. Pembuatan preparat :
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kondisi yang steril.
2) Lakukan fiksasi pada objek gelas. Fiksasi yang digunakan ialah fiksasi
kimia dengan cara menyemprot seluruh permukaan objek gelas dengan
alkohol dan lap dengan tissu kering dan bersih.
3) Ambil spidol permanent dan pasang tanda lingkaran dan beri label
preparat kemudian balikkan objek gelass.
4) Hidupkan bunsen dan ambil ose bulat kemudian panaskan sampe membara
sampai di pangkal ose.
5) Diamkan selama 30 detik ose tersebut.
6) Siapkan biakan bakteri contoh bacillus subtilis.
7) Buka penutup tabung bakteri menggunakan jari kelingking dan jepit lalu
panaskan mulut tabung kemudian ambil ose bakteri secara aseptis lalu
letakkan dalam lingkaran lalu ratakan hingga memenuhi lingkaran. Dalam
melakukan tindakan ini perhatikan posisi tabung biakan tetap di dekat api
supaya kondisi tetap steril dan tidak terkontaminasi.
8) Setelah selesai panaskan kembali mulut tabung reaksi tutup dengan
penutup tabung dan masukkan ke dalam rak tabung.
9) Setelah itu panaskan kembali ose bulat yang telah digunakan sampai
membara hinggal ke pangkal dan letakkan ke dalam tabung reaksi.
10) fiksasi kembali Objek glass sampai biakan bakteri kering dengan cara
objek glass diletakkan kira-kira 7 cm dari api dan lakukan sampai kering
tidak boleh gosong atau hangus.
11) Dinginkan prepat tersebut hingga siap untuk diwarnai.
b. Langkah mewarnai bakteri :
1) Simpan preparat yang akan di warnai di rak pewarnaan.
2) Ambil cat pewarnaan safranin atau kristal violet dan genangi pada
permukaan preparat dan tunggu selama 5 menit
3) Setelah 5 menit buang cat kemudian cuci dengan air mengalir sampai
bersih (harap hati-hati jangan sampai merusak preparat).
4) Siapkan alas tisu dan keringkan prepat tersebut.
5) Setelah kering preparat siap untuk diamati di bawah mikroskop.
c. Langkah pengamatan mikroskop :
1) Siapkan mikroskop binokuler dan buka penjepit preparat pada meja
mikroskop lalu letakkan preparat diatasnya.
2) Atur cahaya putar lensa objektif 100x dan tetaskan oil imersi.
3) Putar pemutar kasar sampai menyentuh preparat lalu turunkan pelan-pelan
dengan pemutar halus ampai di jumpai objek yang di inginkan.
1. Analisis/Kesimpulan :
Pada pewarnaan bakteri sederhana ini ialah hanya menggunakan 1
macam jenis cat saja tidak lebih. Sebelum melakukan pekerjaan sebaiknya
bersihkan meja dengan alkohol lalu semprot kanan dan kiri depan dengan
alkohol yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh bakteri
yang tidak di inginkan. Dalam pewaranaan sederhana interprestasi hasil yang
di dapatkan dapat berupa bentuk batang(basil) warna merah, susunan
menyebar, cat yang digunakan safranin, latar belakang transparan dengan
pembesaran 100x.
Bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak
mengadsorbsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan
zat warna digunakan untuk mewarnai bakteri atau latar belakangnya. Zat
warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras bakteri dengan
sekelilingnya ditingkatkan.
2. Sumber vidio :
https://youtu.be/DNJ2Uwntkac
1. JenisTindakan : Pewarnaan Mikroorganisme
2. Metode tindakan :Pewarnaan Gram Bakteri
3. PersiapanAlat : Alat :
a. Biakan bakteri
b. Objek gelas/kaca objek
c. Bunsen/ spiritus
d. Jarum ose
e. Penjepit kayu
f. Korek api
g. Rak pewarnaan
h. Cat pewarnaan (kristal
violet(primer), iodin
/lugos(mordan), alkohol 95%
(dekolarisasi), dan safranin
(pewarna tandingan).
i. Pipet tetes 4 buah
j. Aquadest.
k. Slide driyer

4. Carakerja :
a. Pembuatan preparat :
1) Nyalakan bunsen.
2) Ambil objek glass dan bersihkan dengan tisu atau dengan kapas
alkohol.
3) Ambil penjepit kayu dan pasang pada objek gelas.
4) Lakukan fiksasi dengan melakukan pemanasan pada objek gelas
dengan cara dilewatkan di atas api agar steril.
5) Ambil ose dan bakar ujung ose tersebut dengan menggunakan
bunsen, Bakar hingga besi terlihat membara.
6) Setelah itu teteskan aquades pada ose.
7) Letakkan tetesan aquadest tersebut di tengah kaca objek.
8) Panaskan kembali ose hingga membara.
9) Siapkan isolat pada media kultur nutrien agar(NA) sebelumnya lalui
tepi cawan petri pada api sebelum membuka cawan petri.
10) Ambil biakan secara perlahan dengan jumlah yang sedikit
menggunakan ose yang sebelumnya telah dibakar.
11) Oleskan biakan yang terambil pada bagian tengah objek gelas yang
sebelumnya telah ditetesi aquades dan kemudian ratakan dengan
menggunakan ose (untuk mencegah terjadinya penumpukan biakan
bakteri).
12) Bakar kembali ose yang telah digunakan hingga membara.
13) Setelah itu lakukan tahapan fiksasi secara berhati-hati dengan cara
objek glass dilewatkan atau dilalui oleh api.
b. Tehnik pewarnaan :
1) Simpan sediaan yang telah dibuat diatas rak pewarnaan.
2) Ambil pewarnaan kristal violet dengan pipet tetes dan genangi diatas
sediaan selama 60 detik.
3) Setelah 60 detik bersihkan menggunakan aquadest dengan hati-hati.
4) Setelah itu tambahkan dengan larutan lugol dan diamkan selama 60
detik.
5) Setelah itu bersihkan dengan menggunakan aquades.
6) Teteskan alhokol 95 % pada sediaan dan diamkan selama 5 detik dan
segera bilas dengan menggunakan aquadest.
7) Teteskan safranin sebagai pewarna tandingan selama 30-60 detik.
8) Setelah itu cuci kembali dengan menggunakan aquadest.
9) Setelah pewarnaan selesai letakkan preparat diatas slide dryer untuk
mengeringkan preparat.
10) Setelah kering preparat dapat diamati dibawah mikroskop.
c. Langkah pengamatan:
1) Siapkan preparat yang siap diamati.
2) Sebelumnya tetesi preparat dengan menggunakan oil imercy sebanyak
1 tetes pada objek glass(untuk pengamatan pembesaran 10x100).
3) Letakkan preparat pada meja preparat mikroskop dan lakukan
pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x100 pada
lensa objektif.

5. Analisis/Kesimpulan :
Pewarnaan gram merupakan suatu
metode pewarnaan difrensial yang dilakukan dengan melihat struktur lapisan
dinding sel bakteri. Pewarnaan gram ini membagi bakteri menjadi 2 kelas
yaitu bakteri gram positif yang akan berwarna ungun jika diamati di bawah
mikroskop dan gram negatif berwarna merah jika di amati dibawah
mikroskop. Pada pewarnaan gram di bagi menjadi 3 tahap yaitu tahapan
persiapan atau pembuatan preparat, tahapan pewarnaan, dan tahap
pengamatan dibawah mikroskop. Pewarnaan gram menggunakan 4 jenis
macam cat pewarnaan yaitu :
a. Kristal violet yang berwarna ungu yang merupakan cat primer dalan
pewarnaan gram.
b. Iodin atau lugol yang berperan sebagai mordan atau penguat.
c. Alkohol 95% yang berperan sebagai dekolarisasi.
d. Safranin yang mempunyai warna merah yang merupakan pewarna
tandingan dari perwarnan gram bakteri ini.
Pada saat ingin melakukan transfer biakan sebaiknya ose yang
digunakan tidak dalam keadaan panas. Selain itu pada saat melakukan fiksasi
dengan cara melewatkan diatas api harus dilakukan dengan hati-hati tidak
boleh sampe hangus atau gosong. Pada saat melakukan pengamatan dibawah
mikroskop pastikan mikroskop yang digunakan dalam keadaan baik. Dan juga
pada saat menggunakan mikroskop perhatikan penggunaan pengatur mikro
dan makro mikroskop untuk mendapatkan slide atau lapang pandang yang di
inginkan.
Pada interpretasi hasil pengamatan gram di bagi menjadi 2 yaitu gram
positif dan gram negatif. Gram positif akan berwarna ungu karena diwarnai
oleh pewarnaan primer dari kristal violet dan gram positif mempunyai lapisan
peptdoglikan tebal dan tekoik yang menyebabkan bakteri dapat terwarnai oleh
pewarnaan kristal violet.

6. Sumber vidio : https://www.youtube.com/watch?v=VR8JEI0rlf4&t=1s


1. JenisTindakan : Pewarnaan mikroorganisme
2. Metode tindakan :Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
Ziehl Neelsen
3. Pengertian : Pewarnaan BTA atau biasa disebut
pewarnaan bakteri tahan asam di
gunakan untuk mendiagnosa penyakit
tuberkulosis.
4. PersiapanAlat : Sampel : Dahak (Sputum)
Alat Pembuatan Preparat :
1) APD (Alat Pelindung Diri)
2) Bunsen
3) Korek Api
4) Glass Object
5) Lidi
6) Rak pewarnaan
7) Pipet tetes
8) Spidol
Alat Pengamatan Preparat :
1) Mikroskop
2) Oil Imercy
Reagen :
1) Ziehl Neelsen Reagensia 1 (Carbol
Fuchsin 1%)
2) Ziehl Neelsen Reagensia 2 (Asam
Alkohol 1%)
3) Ziehl Neelsen Reagensia 3
(Methylene Blue 0,1%)
5. CaraKerja:
a. Siapkan objek gelas dan fiksasi secara pemanasan dan kemudian di beri
tanda 2x3 cm.
b. Ambil sputum pasien menggunakan lidi dan di letakkan pada objek gelas
yang telah di beri tanda kemudian diratakan secara spiral sampai
memenuhi tanda oval yang telah di tandai sebelumnya.
c. Setelah merata lidi di sterilkan dengan cara di tusuk pada pasir alhokol
yang telah di siapkan.
d. Selanjutkan fiksasi objek gelas di atas api hingga preparat benar-benar
kering setelah itu siap untuk di lakukan pengecatan pewarnaan.
e. Letakkan sediaan preparat yang telah dibuat diatas jembatan rak
pewarnaan dan Kemudian sediaan digenangi dengan karbol fuchsin.
f. Kemudian Dari bawah sediaan dipanasi dengan menggunakan api spiritus
sampai keluar uap (jangan sampai mendidih).
g. lakukan selama 5 menit.
h. Sediaan dibilas dengan hati-hati di air mengalir.
i. Sediaan digenangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna merah
karbol fuchsin.
j. Bilas dan tiriskan.
k. Sediaan digenangi Methylene Blue selama 20-30 detik
l. Sediaan dibilas dengan air mengalir.
m. Keringkan sediaan pada rak pengering.
n. Tetesi preparat dengan oil imersi dengan mikroskop perbesaran 10×100.
6. Interpretasi Hasil :
 BTA (+) : tampak kuman berwarna merah, berbentuk batang halus
kadang- kadang bergranul disertai kuman-kuman lain non BTA dan sel
leukosit yang berwarna biru.
 BTA (-) : tidak ditemukan kuman batang berwarna merah, hanya terlihat
kuman-kuman non BTA dan sel leukosit yang berwarna biru
7. Pelaporan :
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : Negatif
b. Ditemukan 1-9 BTA / 100 lapangan pandang : Ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.
c. Ditemukan 10-99 BTA/ 100 lapangan pandang : + (1+)
d. Ditemukan 1-10 BTA/ 1 lapangan pandang : ++ (2+)
e. Ditemukan > 10 BTA/ 1 lapangan pandang : +++ (3+)

8. Analisis/Kesimpulan :
Pewarnaan BTA atau biasa disebut pewarnaan bakteri tahan asam di
gunakan untuk mendiagnosa penyakit tuberkulosis. Penyakit TB merupakan
penyakit yang menyerang bagian sistem pernapasan pada organ paru-paru
yang di sebabkan karena infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis.
Diagnosa tuberculosa biasanya ditegakkan dengan penemuan bakteri
mycobacterium tuberculosa pada sputum. Pewarnaan BTA merupakan
pewarnaan difrensial yang digunakan untuk bakteri-bakteri yang tahan
terhadap asam. Pewarnaan Ziehl Neelsen terdiri dari 3 cat pewarnaan yaitu:
1. Carbon fuchsin 0, 3 g
2. Asam alkohol (metanol dan HCL
3. Methylene Blue 0, 3 g.
Pada saat melakukan tindakan pemanasan preparat pada preapat yang
telah di warnai tidak boleh sampe mendidih dan juga tujuan di lakukan
tindakan tersebut karena bakteri tahan asam mempunyai dinding peptidoglikan
yang tebal sehingga harus di panaskan agar cat dapat masuk pada sediaan
yang di buat.
Ciri-ciri bakteri tahan asam ini ialah: Berbentuk batang(basil), warna
merah, susunan bakteri bergerombol atau berderet, sifat bakteri tahan terhadap
asam, pengamatan di lakukan perbesaran 100x. pemeriksaan BTA dilalukan
pengamatan di lihat dengan 100 lapang pandang. Pemeriksaan BTA cukup
dilakukan 50 lapang pandang.

9. Sumber vidio :
https://youtu.be/AoXpJZViAQ8
https://www.youtube.com/watch?v=VR8JEI0rlf4&t=1s
1. JenisTindakan : Pewarnaan SADT
2. Metode tindakan : Pewarnaan Giemsa
3. Prinsip : Penggunaan dua zar warna yang
berbeda yaitu azur b (trimetil tionin) yang bersifat basa dan eosin Y
(tetrabromflurecein)yang bersifat asam. Azur B akan mewarnai komponen sel
yang bersifat asam sepeti kromatin sedangkan eosin Y akan mewarnai
komponen sel yang bersifat basa seperti granula eosinofil, ikatan eosin Y pada
azur B dapat menimbulkan warna ungu, dan keadaan ini dikenal sebagai efek
romanowsky giemsa.
4. PersiapanAlat : Alat :
1. Objek glas
2. Pipet 10 mikro
3. White tip
4. Rak Pewarnaan
5. Beaker glass
6. gelas ukur
Bahan:
1. Aquadest
2. Giemsa
3. Sampel darah EDTA
4. Metanol
5. CaraKerja:
a. Bersihkan objek glass dengan tissu.
b. Bakart objel glas/fiksasi dengan bunsen.
c. Pipet darah sebanyak 10 mikro dan pastikan sampel telah homogen.
d. Letakkan darah yang telah di pipet pada objek glass yang telah di
bersihkan tadi.
e. Lakukan pembuatan apusan darah.
f. Setelah preparat sadt selesai lakukan pelabelan pada objek glass.
g. Tunggu sadt hingga kering.
h. Lakukan pengecatan giemsa dengan cara buat larutan giemsa terlebih
dahulu dengan perbandingan 1:9 dengan cara pembuatan larutan yaitu :
1) Ukur aquadest sebanyak 9 ml dengan menggunakan gelas ukur.
2) Tuang dalam beaker glass
3) Pipit giemsa pekat sebanyak 1 ml.
4) Campurkan pada aquadest kemudian homogenkan.
5) Setelah selesai fiksasi preparat yang telah kering dengan menggunakan
metanol kurang lebih 10 menit hingga preparat terlihat mengering.
6) Setelah selesai lakukan pengecettan dengan menggunakan giemsa yang
telah di buat sebelumnya.
7) Tunggu sekitar 25 menit
8) Setelah selesai bilas dengan air mengalir dan kemudian keringkan.
6. Analisis/Kesimpulan :
Pada saat ingin melakukan pewarnaan reagen dibuat perbandingan yaitu
perbadingan 1:9. Dan proses fiksasi dengan pembakar atau melewatkan objek
glass di atas api untuk menghilangkan lapisan lemak pada objek glass. Pada
saat ingin melakukan pembuatan apusan darah pastikan darah yang terdapat
pada objek glass tersebar dengan rata pada seluruh permukaan kaca.Apusan
darah yang bagus ini ialah apusan darah yang berbentuk lidah dan tidak putus-
putus atau berlubang. Pada saat melakukan pembilasan setelah pewarnaan
lakukan dengan hati-hati jangan sampa preparat terkupas atau sobek.
10. Sumber vidio :
https://youtu.be/R2rtEiepiTU
Dedy arianda, Amd. AK, S,Si.Buku saku analis kesehatan Revisi ke -6
RESUME STUDI LITERATUR

D. Melakukan pemeriksaan darah lengkap, feses lengkap, urine lengkap dan


sputum lengkap
1. Pemeriksaan darah lengkap
Jenis Tindakan:
Pemeriksaan darah lengkap menggunakan alat hematology analyzer.
Hematology analyzer adalah suatu alat untuk mengukur sampel berupa
darah.

Persiapan Alat:
a. Hematology analyzer
b. Spuit
c. Mikropipet
d. Tourniquet
e. Tabung reaksi dan bak
tabung
f. EDTA 10%
g. Alcohol swab
h. Kapas kering
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Cara kerja:
a. Ambil EDTA 10% sebanyak 30 mikroliter dan masukan dalam tabung
reaksi
b. Lakukan pengambilan sampel darah pasien
c. Masukkan sampel darah sebanyak 3 ml ke dalam tabung yang sudah
berisi 30 mikroliter EDTA 10%
d. Kemudian homogenkan (alangkah baiknya menggunakan parafilm agar
darah tidak lisis)
e. Lalu hubungkan steker dengan aliran listrik
f. Nyalakan UPS dengan menekan tombol power
g. Kemudian nyalakan hematology analyzer dengan menekan 2 tombol di
belakang
h. Tunggu sampai alat siap digunakan
i. Lakukan pengukuran blanko terlebih dahulu
j. Setelah selesai lakukan pengukuran sampel dengan cara memasukkan
sampel darah ke dalam jarum yang keluar dari alat hematology analyzer
k. Hasilnya akan muncul di layar. Dan hasil yang tidak sesuai dengan nilai
normal, akan terdapat tanda minus ataupun plus
l. Matikan alat apabila selesai digunakan
m. Tekan kembali kedua tombol yang berada di belakang alat
n. Mencabut steker dari stop kontak

Analisis/kesimpulan:
Pemeriksaan darah lengkap ini sebagai penunjang penegakan diagnosa.
Jadi dari hasil tes darah tersebut kita bisa mengetahui penyakit dan kelainan
darah yang saat ini di alami

Sumber video:
https://www.youtube.com/watch?v=Ht39qYIrQnA&t=2s
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

2. Pemeriksaan feses lengkap


Jenis tindakan:
Pemeriksaan feses lengkap

Persiapan pasien :
sebelum pemeriksaan, pasien tidak dibenarkan makan obat obat tertentu
seperti antasida, pencahar, antidiare, anti parasit, antibiotik, vitamin c, dan
preparat besi.

Pengumpulan dan pengambilan sampel :


pasien diberitahu untuk mengambil bagian feses yang kemungkinan
ditemukan kelainan seperti bagian yang bercampur darah atau lendir.

Persiapan sampel :
\feses untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi spontan dan harus
di periksa dalam keadaan segar kurang dari 1 jam seteleh defekasi. Kalau
dibiarkan, unsur-unsur dalam tinja akan berubah. sampel tidak boleh
tercampur urine, air dari toilet yang mengandung sabun atau desinfektan
dan sekresi tubuh lainnya.
1) Pemeriksaan secara makroskopis
a) Tujuan : Melakukan pemeriksaan feses secara makroskopis dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan
b) Prinsip : Mengamati feses secara makroskopis meliputi warna,
bau, konsistensi, adanya darah, lendir, nanah, cacing,
c) Alat yang di perlukan : Wadah , handscoon, masker
d) Prosedur :
- Sampel diperiksa ditempat yang terang,
- Perhatikan :
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

 warna ( feses normal bewarna kuning coklat atau coklat


muda atau coklat tua, warna feses yang dibiarkan pada
udara akan menjadi lebih tua. warna feses tidak normal
dapat disebabkan karna sisa makanan yang dikonsumsi,
obat tertentu atau kelainan saluran cerna, warna feses
yang hitam dapat disebabkan karna perdarahan saluran
cerna atau karna obat.
 bau (bau normal disebabkan hasil metabolisme dari usus
bila terjadi perubahan keseimbangan usus atau komposisi
zat makanan akan terjadi bau perubahan feses) ,
 konsistensi (konsistensi feses normal agak lunak dan
berbentuk, pada diare konsistensi menjadi lunak atau cair,
sedangkan pada konstipasi konsistensi keras)
 adanya darah (feses normal tidak mengandung darah, jika
terdapat darah perhatikan apakah darah itu segar atau
merah muda, coklat atau hitam. perhatikan juga aoakah
darah bercampur atau hanya dibagian luar feses saja)
 lendir (mukus tidak ada pada feses normal, bila terdapat
lendir berarti ada radang dinding usus jika lendir hanya di
temukan diluar feses lokasi iritasi mungkin usus besar jika
bercampur dengan feses mungkin iritasi berasal dari usus
halus) ,
 nanah dan cacing .

2) Pemeriksaan feses secara mikroskopis


a) Prinsip : mengidentifikasi dan menilai unsur yang terdapat di
dalam feses dengan melakukan pemeriksaan terhadap seduaan
feses yang diamati dibawah mikroskop
b) Alat : kaca objek / object glass, kaca penutup , lidi, handscoon,
masker, zat warna ( bisa menggunakan larutan eosin 1-2% atau
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

larutan lugol 1-2% jika tdak ada zat warna menggunakan larutan
NaCl 0,9% , mikroskop
c) Prosedur :
 Membuat sediaan feses,
 Teteskan 1 tetes larutan eosin 1-2% dengan lidi ambil sedikit
tinja dibagian tengah nya atau pada bagian yang mengandung
lendir atau darah atau nanah
 Campur feses dengan larutan zat warna sampai homogen.
 Buang bagian kasar
 Tutup dengan kaca penutup, sehingga tidak terbentuk
gelembung udara
 Pada pewarnaan dengan eosin sediaan harus tipis sehingga
warna nya merah jambu muda bila warna jambu tua atau
jingga maka berarti sediaan terlampau tebal
 Memeriksa sediaan dibawah mikroskop
 Persiksa secara sistematis dgn menggunakan pembesaran 10x
 Unsur yg diamati adalah epitel, kristal dan makrosa
 Kemudian lakukan pemeriksaan dengan lensa 40x
 Unsur yang diamati adalah eritrosit dan leukosit
 Hasil pemeriksaan,
 Pelaporan

Analisis/kesimpulan:
Pemeriksaan feses adalah salah satu parameter yang digunakan untuk
membantu dalam penegakan diagnosis suatu penyakit serta menyelidiki
suatu penyakit secara lebih mendalam. Pemeriksaan feses dibagi menjadi 2
macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan makroskopis, dan mikroskopis.
a. Pemeriksaan makroskopis terdiri dari Pemeriksaan jumlah,
pemeriksaan warna, pemeriksaan bau, pemeriksaan konsistensi,
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

pemeriksaan lendir, pemeriksaan darah.pemeriksaan nanah,


pemeriksaan parasit dan pemeriksaan adanya sisa makanan.
b. Pemeriksaan mikroskopis feses terdiri dari pemeriksaan terhadap
Protozoa, telur cacing, leukosit, eritrosit, epitel, kristal, makrofag, sel
ragi, dan jamur.

Sumber video:
https://www.youtube.com/watch?v=9yQTGteeS24&t=649s

3. Pemeriksaan urine lengkap


Jenis tindakan :
Pemeriksaan urine lengkap

Persiapan alat dan bahan:


a. PH meter h. Penjepit
b. Refaktometer i. Gelas arloji
c. Corong j. Pipet
d. Gelas ukur k. Tabung reaksi
e. Beaker glass l. Bunsen
f. Tabung sentrifus m. Kertas indikator pH
g. Urin n. Pewarnaan kimiawi

Cara Kerja
Pada pemeriksaan makroskopis:
a. Memeriksa volume urin, dengan cara:
1) Siapkan gelas ukur
2) Dituang urin dan diukur jumlahnya pada skala
3) Catat hasilnya
b. Memeriksa warna dan kejernihan urin, dengan cara:
1) Isi tabung reaksi dengan urin
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

2) Amati dengan cahaya tembus dengan sikap sorong


3) Amati warna dan kejernihannya
c. Memeriksa bau urin, dengan cara:
1) Isi tabung reaksi dengan urin
2) Hiruplah dengan mengipas-ngipaskan tangan di mulut tabung
d. Memeriksa keasaman urin, dengan cara:
1) Letakkan kerta indicator pada gelas arloji
2) Teteskan sedikit urin
3) Bacalah pH dengan warna standard sesuai kertas indicator
e. Memeriksa buih urin, dengan cara:
1) Ambil urin dengan pipet ke tabung reaksi
2) Kocok tabung reaksi
3) Lihat munculnya busa/buih
f. Memeriksa berat jenis urin, dengan cara:
1) Teteskan 1 tetes urin pada prisma refraktometer yang sebelumnya
sudah dikalibrasi dengan aquades
2) Baca berat jenis urin

Pada pemeriksaan mikroskopis:


a. Masukkan urin ke dalam tabung centrifuge ¾ penuh
b. lakukan centrifuge selama 5 menit pada 1500-2000 rpm
c. tuang supernatanya dengan membalikkan tabung secara cepat dan tanpa
bergetar
d. sehingga hanya menyisakan sedimen urin saja
e. warnai sedimen urin dengan pewarna stain haemer malbin untuk
memperjelas unsur organic/anorganik saat dilihat pada mikroskop
f. kocok tabung untuk mensuspensikan sedimen
g. taruhlah satu atau dua tetes sedimen diatas objek glass dan tutup dengan
deck glass
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

h. amati dibawah mikrospkop dengan perbesaran 40x (LPB) untuk eritrosit


dan leukosit dan 10x (LPK) untuk silinder, epitel, dan unsur anorganik
i. catat hasilnya

Pemeriksaan kimiawi urin:


1. Pemeriksaan kimiawi urin protein urin metode asam sulfosalisyl 20%
a. isi tabung reaksi dengan 2 ml urin
b. tambahkan 8 tetes larutan asam sulfosalisyl 20%
c. kocok larutan
d. panasi diatas Bunsen sampai mendidih dan biarkan dingin kembali
e. amati hasilnya
(+) albumin, globulin = tetap keruh saat dipanasi dan setelah
mendingin
(+) protein bance jones = keruh hilang saat pemanasan dan setelah
Mendingin

2. Pemeriksaan kimiawi urin protein urin metode asam asetat 6%


a. masukkan urin 2-3 ml penuh ke tabung reaksi
b. panasi bagian lapisan atas urin
c. teteskan 3-5 tetes larutan asam asetat 6%
d. kocok dan panaskan kembali diatas Bunsen
e. amati hasilnya dengan melihat kekeruhan
f. penilaian secara semikuantitatif

3. Pemeriksaan kimiawi urin reduksi urin metode benedict


a. masukkan 2.5 ml urin ke tabung reaksi
b. tambahkan 8 tetes urin dan campur
c. panaskan diatas Bunsen
d. liat hasilnya
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

4. Pemeriksaan kimiawi urin reduksi urin metode fehling A dan Fehling B


a. Dalam tabung reaksi masukkan 2 cc fehling A dan 2 cc fehling B
b. Tambahkan 1 ml urin
c. Panaskan diatas bunsen dengan api kecil sampai mendidih
d. Biarkan dingin dan baca hasilnya

5. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi calcium urin metode sulkowitch


a. Masukkan 3 ml urin ke dalam tabung reaksi
b. Pipet reagen sulkowitch 3 ml
c. Campur dan diamkan 2-3 menit
d. Baca hasil secara semikuantitatif dengan melihat kekeruhan yang
ada

6. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi percobaan heller


a. Masukkan 3 ml urin dalam tabung reaksi
b. Tambahkan HNO3 pekat melalui dinding tabung hingga terbentuk 2
lapisan
c. Amatilah

7. Pemeriksaan kimia urin indikasi protein bence jones


a. Masukkan 10 ml urin dalam tabung reaksi
b. Teteskan 4-8 tetes asam asetat 10%
c. Homogenkan
d. Panaskan sampai mendidih
e. Saring filtrate sampai jernih
f. Biarkan beberapa saat sampai suhu 50oC
g. Amati endapan nitrat yang terjadi

8. Pemeriksaan kimia urin indikasi protein kuantitatif esbach


a. Isi tabung esbach dengan urin 24 jam sampai tanda U
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

b. Tambahkan reagen esbach sampai tanda R


c. Tutup prop dan bolak-balikkan beberapa kali
d. Simpanlah selama 24 jam
e. Baca hasilnya (tinggi endapan menunjukkan jumlah protein dalam
gram/liter)

9. Pemeriksaan kimia urin indikasi bilirubin urin tes harison


a. Masukkan 3 ml urin ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 3 ml BaCl 10%
c. Campurkan
d. Saring larutan
e. Kertas saring berisi presipitat diangkat dari corong
f. Letakkan mendatar diatas corong
g. Biarkan agak mongering
h. Teteskan 2-3 tetes dengan faucet
i. Amati perubahan warna
(+) warna hijau makin lama makin jelas

10. Pemeriksaan kimia urin indikasi urobilin urin tes Schlesinger


a. Ambil 3 ml filtrate dari pemeriksaan bilirubin
b. Tambahkan 3 ml reagen Schlesinger
c. Amati adanya florecenci hijau terang menandakan positif

11. Pemeriksaan kimia urin indikasi urobilinogen urin tes erlich


a. Masukkan 5 ml urin dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 10-12 tetes reagen erlich
c. Campur dan tunggu 5 menit
d. Baca hasilnya
(+) terlihat warna merah
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

12. Pemeriksaan kimia urin indikasi tes benda keton metode rothera
a. Masukkan 5 ml urin dalam tabung reaksi
b. Tambahkan sepucuk reagen rothera
c. Kocok sampai larut
d. Teteskan 1-2 ml NH4OH pekat melalui dinding tabung
e. Amati hasil
(+) ada cincin ungu kemerahan

13. Pemeriksaan kimia urin indikasi tes Gerhardt


a. 5 ml urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi
b. Teteskan setetes demi setetes FeCl 10%
c. Homogenkan sampai tidak terjadi endapan
d. Jika terbentuk presipitat putih, saring urin
e. Hasil filtrate tambahkan beberapa tetes lagi FeCl 10%
f. Amati hasil
(+) terbentuk warna merah

14. Pemeriksaan kimia urin indikasi tes darah samar bensidine basa
a. Panaskan 2 ml urin diatas bunsen kemudian simpan
b. Tambahkan setetes bensidine basa ke dalam tabung reaksi lain
c. Tambahkan 4 ml asam asetat glasial
d. Kocok sampai larut
e. Bubuhilah 2 ml urin yang telah dipanaskan tadi dan campurlah
f. Berilah 2 ml H2O2 kemudian campur
g. Amati hasilnya dalam waktu 5 menit
(+) perubahan warna

Analisis/kesimpulan:
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Pemeriksaan urine dibagi menjadi 3 macam pemeriksaan yaitu pemeriksaan


makroskopis, mikroskopis dan kimiawi urin
1. Pemeriksaan makroskopis, terdiri dari volume urine, warna dan
kejernihan urine, bau urin, keasaman urin, buih urin dan berat jenis
urine.
2. Pemeriksaan mikroskopis, dengan cara amati dibawah mikrospkop
dengan perbesaran 40x (LPB) untuk eritrosit dan leukosit dan 10x
(LPK) untuk silinder, epitel, dan unsur anorganik dan yang terakhir catat
hasilnya
3. Pemeriksaan kimiawi urin terdiri dari
a. Pemeriksaan kimiawi urin protein urin metode asam sulfosalisyl
20%
b. Pemeriksaan kimiawi urin protein urin metode asam asetat 6%
c. Pemeriksaan kimiawi urin reduksi urin metode benedict
d. Pemeriksaan kimiawi urin reduksi urin metode fehling A dan
Fehling B
e. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi calcium urin metode sulkowitch
f. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi percobaan heller
g. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi protein bence jones
h. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi protein kuantitatif esbach
i. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi bilirubin urin tes harison
j. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi urobilin urin tes Schlesinger
k. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi urobilinogen urin tes erlich
l. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi tes benda keton metode rothera
m. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi tes Gerhardt
n. Pemeriksaan kimiawi urin indikasi tes darah samar bensidine basa

Sumber video:
https://www.youtube.com/watch?v=t23brmlxKPA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

4. Pemeriksaan sputum lengkap


Jenis Tindakan : Melakukan pemeriksaan dasar sputum

Persiapan Alat dan Bahan :


a. Rak tabung i. Pipet tetes
b. Tabung centrifuge j. Sampel sputum (dahak)
c. Centrifuge k. Alkohol 96% dan 70%
d. Pipet mikro l. Metanol
e. Beaker glass m. Larutan giemsa.
f. Penjepit n. APD : jas lab, handscon,
g. Objek glass masker.
h. Mikroskop

Cara Kerja:
a. Sampel dimasukkan di dalam centrifuge ditambahkan larutan Alkohol
70% pada sampel sputum sampai tercelup, dan diaduk sampai larut
b. Kemudian di centrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 10 mnt.
c. Pembuangan supernata secara cepat dan sedimen di homogenkan
d. Pembuatan sediaan dan sputum tanpa pewarnaan :
1) pipet sedimen sebanyak 20 mikro liter dan diteteskan pada ujung
objek glass
2) kemudian dilakukan squas smear,
3) dikeringkan dan dicatat waktunya,
4) setelah kering sediaan difiksasi dengan alkohol 96% slma 15-30
menit.
e. Selanjutnya lakukan pengamatan di mikroskop dengan perbesaran
lensa objektif 10x. Hasil dri metode squas smear tanpa pewarnaan
adalah terdapat sel leukosit, eritrosit, dan bakteri.
f. Pembuatan sediaan sputum dengan Pewarnaan giemsa:
1) Pipet sediaan 20 mikro liter,
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

2) spesimen diteteskan pda ujung objek glass dan dihapus dengan


odjek glass lain dengan metode squas smear,
3) kemudian dikeringkan diudara dan dicatat waktunya,
4) fiksasi dengan metanol selama 5 menit,
5) kemudian buang sediaan metanol,
6) sediaan ditetesi dengan giemsa diamkan slma 15 menit,
7) kemudian cuci dengan air mengalir.
g. Pengmatan di mikroskop pada pembesaran lensa objektif 10x dan 40x.
h. Hasil pengamatan 10x dan 40x yaitu epitel squamius.

Analisis/Kesimpulan:
Pada hasil pemeriksaan sediaan sputum dahak tanpa pewarnaan terdapat
sel epitel squamius, leukosit, eritrosit, dan bakteri sedangkan dengan
pewarnaan terdapat bnyak sel epitel squamius. Tujuan untuk
mempermudah melihat morfologi sel.

Sumber video:
https://www.youtube.com/watch?v=Rzv8MtMNAIY&t=1s
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

E. Resistensi kuman tehadap antibiotika


A. Pengertian
 Resistensi adalah keadaan dimana kuman tidak dapat lagi dibunuh
dengan antibiotik. Pada saat antibiotik diberikan, sejumlah kuman
akan mati. Tapi kemudian terjadi mutasi pada gen kuman
sehingga dapat bertahan dari serangan antibiotik tersebut.
 Antibiotik merupakan senyawa alami maupun sintetik yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan proses biokimiawi
didalam organisme,khususnya dalam proses infeksi oleh mikroba.
 Resistensi antibiotika adalah kemampuan bakteri untuk bertahan
hidup dari efek serangan antibiotik. Hal ini dapat terjadi apabila
bakteri mengubah dirinya, sehingga efektivitas obat, bahan kimia,
atau bahan lain yang dirancang untuk membunuh bakteri pun
berkurang. Akibatnya, bakteri tetap dapat hidup, kebal terhadap
pengobatan dan berkembang biak serta menimbulkan lebih
banyak masalah.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

RESUME STUDI LITERATUR


resistensi kuman terhadap antibiotika
Jenis tindakan :

Metode difusi cakram adalah metode cakram kertas yang telah


dibubuhkan sejumlah tertentu antimikroba, ditempatkan pada media
yang telah ditanami organisme yang akan diuji secara merata.
1. Persiapan alat :
 Cawan petri
 Erlenmeyer
 Pinset
 Objek glass
 Pembakar spirtus
 Gelas ukur
 Ose
 Inkubator
 Rak tabung reaksi
 Jangka sorong
 Autoclave
 Mikropipet
 Kapas steril
 Pencadang
Bahan : koloni kia (kligler iron agar), suspensi bakteri
staphylococcus aureus, MHB (Mueller hinton broth), MHA
(Mueller hinton agar), antibiotik (amoxicillin, tetracycillin
dan propolis)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

2. Cara kerja
Pembuatan media
a. Media KIA/TSIA
Timbang reagent sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan
dibuat berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera
pada botol reagent. Kemudian larutkan KIA pada aquadest
yang diatur pHnya sesuai dengan volume yang akan
digunakan. Bahan yang telah ditimbang dimasukkan kedalam
erlenmeyer, sisa bahan yang menempel pada cawan yang
digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3
kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah
diatur sebelumnya sampai pada garis tanda 50 ml kemudian
dipanaskan dan aduk hingga tidak ada lagi butiran zat pada
dinding tabung atau larutan. Kemudian larutan di pipet
kedalam tabung sebanyak 2 ml larutan. Tabung-tabung yang
telah terisi dengan larutan ditutup dengan kapas kemudian
disterilkan kedalam autoclave selama 15 menit setelah
mencapai 121 C. setelah proses sterilisasi selesai, media
didinginkan dengan posisi miring, setelah padat atau
membuka lalu disimpan lemari es.

b. Media Mueller Hinton agar (MHA), Mueller Hinton broth


(MHB)
Timbang bahan sesuai kebutuhan dan larutkan dalam
aquadest yang telah diatur pHnya kemudian panaskan sampai
larut sempurna. Sterilkan dalam autoclave 121 C selama 15
menit lalu tuang dalam petridish steril sebanyak 25-30 ml lalu
simpan dalam lemari es. Sedangkan pada media MHB
prosedurnya sama dengan MHA, hanya saja setelah disterilkan
dalam autoclave 121 C selama 15 menit di tuang dalam tabung
reaksi steril. Kemudian disimpan dalam lemari es.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Pembuatan konsentrasi 30 bpj


a. Antibiotik amoxicillin
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
kemudian timbang antibiotikamoxicillin sebanyak 50 mg,
larutkan dengan aquadest steril sebanyak 25 ml kemudian
homogenkan.
b. Antibiotik tetracyclin
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
kemudian timbang antibiotik tetracylin sebanyak 50 mg,
larutkan antibiotik tetracylyn dengan tween 80 kemudian
tambahkan dengan aquadest sampai 25 ml lalu
homogenkan
Persiapan suspensi bakteri
Biakan bakteri diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam
pada media KIA (kinger iron agar) kemudian disuspensikan dengan
standart Mcfarland Turbidity.

Proses penanaman antibiotik


Staphylococcus aureus pada media KIA disuspensikan kedalam
MHB yang telah dicairkan menggunakan ose dengan standar McFarland
kemudian suspensi tersebut dituang pada media MHA (Mueller Hinton
agar) secara merata. Didiamkan selama kurang lebih 5 menit kemudian
ditanam 3 jenis pencadang antibiotik (amoxicillin, tetracyclin, dan
propolis), inkubasi selama 24 jam pada suhu 37C. zona hambat yang
terbentuk diukur dengan menggunakan jangka sorong.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Indikator hasil pengamatan


Sensitivitas atau resistensi suatu bakteri terhadap antibiotik
ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Hambatan akan
terlihat sebagai daerah yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan
bakteri disekitar cakram. Apabila jarak antara cakram dengan bakteri 14
mm atau lebih, maka dinyatakan bahwa bakteri peka terhadap suspensi
sehingga bisa dikatakan bahwa suspensi dapat menghambat
pertumbuhan bakteri (sensivitas), tetapi apabila jarak antara cakram
dengan koloni bakteri 11 mm atau kurang maka dapat dikatakan bahwa
bakteri resisten terhadap suspensi atau dengan kata lain suspensi tidak
dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Gusti P.L, 2011).
Terjadinya resistensi terhadap amoxicillin ini adanya mutasi gen pada
bakteri. Amoxicillim menghambat protein pengikat pensilin (penicillin
binding protein, PBP) yang merupakan enzim dalam membran plasma sel
bakteri yang terlibat dalam penambahan asam amino yang berikatan
silang dengan peptidoglikan dinding sel bakteri (Sylvia T.P, 2008).
Resistensi bakteri terhadap tetracyllin dapat muncul bila dihasilkan
membran sitoplasma yang berbeda (bentuk perubahan) dan mencegah
peningkatan tetracyllin pada submit 30 S ribosom, sehingga sintesis
protein dapat terus berlangsung.
Analisa/kesimpulan
Sensitivitas atau resistensi suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan
oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Hambatan akan terlihat sebagai
daerah yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan bakteri disekitar
cakram. Apabila jarak antara cakram dengan bakteri 14 mm atau lebih, maka
dinyatakan bahwa bakteri peka terhadap suspensi sehingga bisa dikatakan
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

bahwa suspensi dapat menghambat pertumbuhan bakteri (sensitivitas), tetapi


apabila jarak antara cakram dengan koloni bakteri 11 mm atau kurang maka
dapat dikatakan bahwa bakteri resisten terhadap suspensi atau dengan kata lain
suspensi tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Pada prinsipnya tes kepekaan terhadap antimikroba adalah penentuan terhadap
bakteri penyebab penyakit yang kemungkinan menunjukkan resistensi terhadap
suatu antimikroba atau kemampuan suatu antimikroba untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang tumbuh in vitro, sehingga dapat dipilih sebagai
antimikroba yang berpotensi untuk pengobatan.

Resume studi literatur


Cara kerja kemoterapika
A. Pengertian
 Kemoterapika adalah obat atau zat yang berasal dari bahan
kimia yang bersifat memberantas dan menyembuhkan
penyakit yang diakibatkan adanya infeksi oleh kuman.
 Kemoterapi atau biasa disebut kemo dikenal sebagai
pengobatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
memiliki peranan penting dalam melawan sel kanker. Meski
demikian, metode pengobatan ini juga memiliki efek samping
yang tidak sedikit.

Cara pemberian obat :

 Oral
 Intra vena
 Intra pleura
 Intra muscular/sub kutan
 Intra tekal
 Intra peritoneal
 Intra arterial
Persiapan petugas :

 Pakailah baju lengan panjang yang berkaret


 Celana panjang yang berkaret
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

 Gunakan kacamata pelindung


 Gunakan masker
 Gunakan topi
 Gunakan sarung tangan

B. Tahap kerja
Sebelum pemberian kemoterapi :

 Review resep obat yang harus dimiliki pasien : nama obat,


dosis, rute pemberian, tanggal dan waktu setiap obat yang
diberikan
 Akurat mengidentifikasi pasien
 Medikasi obat yang diberikan bersaman dengan kemoterapi
Kaji kondisi pasien :

 Laporan terbaru dari hasil laboratorium


 Adanya komplikasi yang merupakan kontraindikasi dari
obat kemoterapi stomatitis parah, perdarahan infeksi dll.
 Status fisik
 Tingkat kecemasan&status psikologi
 Menyiapkan kemungkinan terjadinya komplikasi
ekstravasasi dan anafilaksis
 Meyakinkan persiapan keakuratan obat
 Kadaluwarsa dicek

C. Kesimpulan
 Pemberian kemoterapi harus diberikan oleh petugas yang
sudah terlatih
 Habdling sitoksik sangat penting karena bersifat
karsinogenik,mutagenic, teratogenic, sehingga perlu adanya
pemeriksaan berkala bagi petugas yang menangani langsung
kemoterapi
 Potensi paparan terjadi selama persiapan, penanganan cairan
tubuh, penanganan produk limbah kemoterapi,
tumpahan/kebocoran kemoterapi
 Perawat memegang peran penting dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien yang menerima kemoterapi
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

F. Mengenai macam-macam golongan mikroba yang


membahayakan manusia.
A. Bakteri
Bakteri adalah organisme yang memiliki sel tunggal atau uniseluler,
prokariota atau prokariotik, bersifat mikroskopis atau sangat kecil dan
tidak memiliki klorofil. Asal usul kata bakteri itu sendiri berasal dari kata
Latin “bacterium”.

Bakteri memiliki beragam spesies yang jumlahnya ratusan ribu saja.


Selain itu, bakteri adalah organisme paling banyak di bumi ini.
Keberadaannya terletak di tanah, di udara, di air, di organisme lain dan
banyak lagi. Bakteri tumbuh dan berkembang tergantung pada pH, suhu,
salinitas, bahan kimia, metabolit dan sumber makanan.

1. Bentuk bakteri basil


Sel bakteri basil berbentuk silindris seperti batang. Ujung sel bervariasi
seperti persegi, bundar, meruncing dan sebagainya. Bakteri berbentuk
batang dapat ditemukan dalam keadaan tunggal (monobasilus),
berpasangan (diplobasilus) maupun koloni yang membentuk rantai
(steptobasilus).
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

 Monobasil (monobacillus) yaitu hanya terdiri atas satu bakteri bentuk


basil yang hidup soliter (sendiri-sendiri). Contoh bakteri bentuk
monobasil adalah Escherichia coli (membentu pembusukan di dalam
colon atau usus besar) dan Salmonella thyposa (bakteri penyebab
penyakit tipus).
 •Diplobasil (diplobacillus) yaitu bakteri basil yang hidup berpasangan
dua-dua. Contoh bakteri berbentuk diplobasil adalah Renibacterium
salmoninarum.
 •Streptobasil (streptobacillus) yaitu bakteri basil yang hidup berkoloni
memanjang membentuk rantai. Contoh bakteri streptobasil adalah
Acetobacter xylinum yang digunakan dalam pembuatan nata de coco.

2. Bentuk bakteri kokus


Sel bakteri kokus (coccus) berbentuk bulat seperti bola. Bakteri kokus
ada yang tersusun sendiri (monokokus) atau berkelompok. Bentuk
bakteri kokus yang berkelompok ada lima macam, yaitu bergandengan
(diplokokus), untaian anggur (stafilokokus), rantai (streptokokus),
tersusun empat-empat (tetrakokus) dan tersusun delapan-delapan
(sarkina).
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

 Monokokus (monococcus) yaitu hanya terdiri atas satu bakteri bentuk bulat
seperti bola yang hidup sendiri. Contoh bakteri bentuk monokokus
adalahNeiserria gonorrhoea (bakteri penyebab penyakit gonorhoe).
 •Diplokokus (diplococcus) yaitu bakteri kokus yang hidup berpasangan dua-
dua. Bentuk diplokokud terjadi apabila bakteri kokus membelah diri pada satu
arah dan tetap melekat berpasangan dua-dua. Contoh bakteri diplokokus
adalah Diplococcus pneumoniae (penyebab penyakit radang paru-paru) dan
Diplococcus bacillus.
 •Streptokokus (streptococcus) yaitu bakteri kokus yang hidup berkoloni
saling berikatan memanjang seperti rantai. Bentuk streptokokus terjadi jika
bakteri kokus membelah diri pada satu garis ke satu atau dua arah dan tetap
melekat berbaris. Contoh bakteri streptokokus adalah Streptococcus lactis,
Streptococcus salivarius, Streptococcus pneumoniae, Streptococcus
thermophillus, dan Streptococcus pyrogenes (penyebab penyakit kuning).
 Tetrakokus (tetracoccus) yaitu bakteri kokus yang hidup berkelompok dan
pada setiap kelompok terdiri dari 4 sel berbentuk bujur sangkar yang saling
melekat. Bentuk tetrakokus terjadi apabila bakteri kokus membelah diri pada
dua arah. Contoh bakteri tetrakokus adalah Pediococcus cerevisiae.
 •Sarkina (sarcina) yaitu bakteri kokus yang hidup berkoloni terdiri atas 8 sel.
Bentuk sarkina terjadi jika bakteri kokus membelah diri pada tiga arah dalam
suatu pola teratur membentuk penataan seperti kubus. Contoh bakteri bentuk
sarkina adalah Sarcina ventriculi.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

 •Stafilokokus (staphylococcus) yaitu bakteri kokus yang hidup berkelompok


dengan pola penataan tidak teratur atau menyerupai gerombolan buah anggur.
Bentuk stapilokokus terjadi apabila bakteri koku membelah diri ke segala
arah. Contoh bakteri ini adalah Staphylococcus aureus (penyebab penyakit
pneumonia dan keracunan dalam makanan).

3. Bentuk bakteri spirilum


Bakteri spirillum berbentuk panjang dan lengkung menyerupai spiral,
berkelok atau melengkung. Biasanya bakteri bentuk ini hidup soliter,
tidak membentuk koloni. Meskipun bentuk dasarnya sama, tiap jenis
bakteri spirilum mempunyai perbedaan dalam hal panjang, jumlah
lekukan, panjang lekukan dan kerapatan lekukan. Berdasarkan
perbedaan-perbedaan tersebut, bakteri spirilum dibedakan menjadi tiga
bentuk yaitu vibrio (koma), spiral dan spiroseta.

 Koma (vibrio) merupakan bakteri yang bentuknya melengkung kurang dari


setengah lingkaran, pendek dan tidak lengkap. Contoh bakteri yang berbentuk
koma adalah Vibrio cholerae (bakteri penyebab penyakit kolera).
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

 •Spiral (spirilla) merupakan bakteri yang bentuknya melengkung lebih dari


setengah lingkaran. Bentuk spiral ini sering juga disebut heliks. Contoh
bakteri yang berbentuk spiral adalah Helicobacter pylori dan Spirillum minor
(penyebab demam pada manusia melalui perantara gigitan tikus dan jenis
hewan rodentia atau hewan pengerat lainnya).
 •Spiroseta (sphirochaeta) merupakan kelompok bakteri berbentuk spiral
dengan tekstur halus dan lentur sehingga ketika bergerak, tubuhnya dapat
memanjang atau memendek. Contoh bakteri bentuk spiroseta adalah
Treponema pallidum (bakteri penyebab penyakit sifilis).

B. fungi atau jamur

Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang
(Mold).

a.Khamir.

Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan.


Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri,
tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir
sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya
dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang
memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang
khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas
dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan
lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ
penggerak lainnya.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

1. Khamir Murni

Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan


pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai
Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces
carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp).

2. Khamir Liar

Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini


mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang
diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa
yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang
ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang
pada buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang
dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan
anggur.

3. Khamir Atas
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu


fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas
mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk
kebanyakan anggur minuman dan bir inggris
(Saccharomyces cereviceae).

4. Khamir Dasar

Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian
awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar.
Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces
carlsbergensis).

5. Khamir Palsu atau Torulae

Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan


spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi
medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale,
Candida albicans).

b. Kapang.

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium
dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan
kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10
μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm.
Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Ada 3 macam morfologi hifa:

1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau
septum.

2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang


atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-
tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu
ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi
oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang
itu biasanya dinamakan sel.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel


dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.

Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara
heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang
ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit,artinya hidup
dari penguraian sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa
tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada
pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan
organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan.
Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama
dengan orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis
dengan ganggang membentuk lumut kerak. Jamur uniseluler misalnya ragi
dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi
alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat
mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan  asam amino.
Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler,
sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim
pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul
kompleks menjadi molekul-molekul sederhana.

C. virus
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Virus hanya memiliki salah satu jenis asam nukleat pada inti tubuh nya. DNA
atau RNA, materi genetik tersebut dibungkus oleh selaput protein yang di
sebut dengan kapsid. sebagai virus memiliki selubung berupa lipid yang
menutupi lapisan protein, sehingga golongan virus ini dapat di hancurkan
oleh sabun. berdasrakan inti asam nukleatnya, virus di bangai menjadi 2 yaitu
DNA dan RNA.

1. Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang
rantai ganda berpilin. jenis virus ini cenderung lebih stabil dan bermutasi

Herpesviridae

keluarga virus herpes

2. Virus RNA adalah virus yang materi nya genetiknya berupa asamnukleat
yang berbentuk rantai tunggal atau ganda tidak terpilin. jenis virus ini
memiliki tingkat mutasi di bandingan virus DNA sehingga memunculkan
tipe baru oleh imun tubuh inang.
Retrovirus

keluarga virus HIV


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

D. Rickettsia
Rickettsia rickettsii (disingkatkan sebagai R. rickettsii) ialah
kokobasilus sel tunggal gram-negatif yang asli di Dunia Baru. Ia tergolong
dalam kelompok demam bintik (SFG) bagi Rickettsia dan paling kerap
dikenali sebagai agen penyebab bagi demam bintik Pergunungan Rocky
(RMSF). Dari segi sifat, R. rickettsii ialah parasit antara sel obligat yang
terselamat dalam hubungna endosimbiosis dengan sel-sel lain.

R. rickettsii ialah organisma aerobik tidak membentuk spora dan tidak


motil. Sel-selnya biasanya bersaiz 0.3–0.5 × 0.8–2.0 μm. Ia kekurangan
nukleus tersendiri dan organel-organel terikat selaput. Selaput luarannya
kebanyakannya terdiri daripada lipopolisakarida.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

G. Mengidentifikasi golongan parasit penyebab penyakit :

a. Protozoa
1) Jenis tindakan : Dampak penyakit yang disebabkan oleh Protozoa
2) Pengertian : Parasit protozoa merupakan organisme bersel satu yang dapat
menular dari manusia ke manusia lain melalui gigitan serangga, atau
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi feses manusia yang
terinfeksi parasit.
protozoa digolongkan menjadi beberapa jenis :
 Amoeba, contohnya Entamoeba yang mengakibatkan penyakit
amebiasis (infeksi usus besar yang disebabkan oleh makanan atau
minuman yang terkontaminasi)
 Flagellata, contohnya Giardia penyebab giardiasis (demam berang-
berang yang disebabkan oleh tercemarnya makanan atau
air)Leishmania penyebab leishmaniasis (infeksi kulit luar yang
disebabkan oleh ditularkan lewat gigitan lalat)
 Siliata, contohnya Balantidium coli yang menimbulkan balantidiasis
( infeksi usus langka gelajanya untuk manusia bisa diare ringan atau
sakit perut dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi)
 Sporozoa,contohnya toxoplasma penyebab tokopplasmosis
(menyebabkan komplikasi pada wanita haml dan orang sistem
kekebalan tubuh yang lemah)
 Plasmodium penyebab malaria,atau Cryptosporidium penyebab (diare)
 Trypanosoma brucei, menyebabkan penyakit trypanosomiasis Afrika
atau penyakit tidur.

3) Kesimpulannya : Oleh karena protozoa ada di mana-mana, penting untuk


berhati-hati dan mencoba untuk menghindari bahaya protozoa. Selalu
ingat untuk mencuci tangan selepas beraktivitas, menggunakan toilet, dan
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

sebelum makan. Masak makanan, terutama daging hingga matang


sepenuhnya. Cuci buah dan sayur hingga bersih, dan pastikan air yang
kamu minum memang benar-benar matang.
Link sumber :
 https://www.alodokter.com/infeksi-parasit
 https://www.halodoc.com/artikel/dampak-parasit-protozoa-bagi-tubuh
 https://youtu.be/YLQhz2kbk2U
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

b. Platyhelminthes 
1. Jenis tindakan : Dampak penyakit yang disebabkan oleh
Platyhelminthes 
2. Pengertian Platyhelminthes : Platyhelminthes adalah kelompok cacing
yang tubuhnya berbentuk pipih. Secara bahasa platyhelminthes berasal
dari dua kata bahasa yunani , yaitu “Platy” yang artinya pipih dan
“helmin” yang artinya cacing.
3. Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu :
 Turbellaria (cacing bulu getar) merupakan cacing pipih yang
menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya
adalah Planaria
 Trematoda (cacing isap) memiliki alat isap yang dilengkapi dengan
kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup
sebagai parasit pada manusia dan hewan. Beberapa
contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis,
dan Schistosoma
 Cestoda (cacing pita) memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga
tidak tercemar oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan
parasit pada hewan : contohnya adalah Taenia solium dan T.
saginata, Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada
usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang
telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang
disebut onkosfer.
4. Penyakit yang disebabkan : Beberapa spesies Platyhelminthes dapat
menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan, Salah satu diantaranya
adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis
(penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia).
Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi
kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati,
limpa, dan ginjal manusia. Kerusakan tersebut disebabkan
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

perkembanganbiakan cacing Schistosoma di dalam tubuh hingga


menyebabkan reaksi imunitas. Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit endemik di Indonesia. Contoh lainnya adalah Clonorchis
sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan
hewan mamalia lainnya. Spesies ini dapat menghisap darah
manusia. Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan,
misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang
jenis Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut.
5. Kesimpulannya : Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani yakni
platy yang artinya pipih dan helminthes yang artinya cacing. Jadi
platyhelminthes yaitu cacing yang bertubuh pipih. Platyhelminhes
terbagi menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria(cacing berbulu getar),
Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita).Platyhelminthes
(planaria) dapat hidup bebas di air tawar, laut dan tempat-tempat yang
lembab. sedangkan yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya
(endoparasit) pada siput air, sapi, babi dan manusia. Platyhelminthes
tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga di sebut hewan
aselomata. Tubuh pipih dorsoventral, tidak berbuku-buku, simetri
bilateral, serta dapat dibedakan antara ujung anterior dan posterior.

Link Sumber :
 https://id.wikipedia.org/wiki/Platyhelminthes
 http://www.softilmu.com/2015/06/Pengertian-ciri-Struktur-Tubuh-
Klasifikasi-Platyhelminthes-adalah.html
 https://youtu.be/obFhcaifZcI

c. Nemathelminthes
1. Jenis tindakan : Dampak penyakit yang disebabkan oleh
Nemathelminthes
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

2. Pengertian Nemathelminthes : Nemathelminthes adalah kelompok


hewan cacing yang mempunyai tubuh bulat panjang dengan ujung
yang runcing. Secara bahasa, Kata Nemathelminthes berasal dari
bahasa yunani, yakni “Nema” yang artinya benang, dan “helmintes”
yang artinya cacing.
3. Penyakit yang disebabkan :
 Ascaris lumbricoides (Cacing Perut) : Penyakit yang
ditimbulkan nyeri pada perut
 Ascaris lumricoides :  penyakit yang ditimbulkan yaitu penyakit
cacingan
 Ancylostoma duodenale / Necator americanus (cacing
tambang) : Penyakit ancylostomiasis (gatal pada kulit, gejala
gastrointestinal,anemia).
 Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis (cacing kremi):
Menyebabkan (infeksi kantung kemih)
 Filaria bancrofti / Wucheria bancrofti  (cacing kaki gajah) :
Parasit pada manusia (filariasis / elephantiasis  atau  penyakit
kaki gajah).
 Loa loa  (cacing. mata) : Parasit pada mata manusia paling
banyak terjadi di afrika (gangguan penglihatan)
 Trichinella spiralis (cacing otot): Terdapat pada daging babi
yang dimasak kurang matang (infeksi yang disebabkan hewan
entah itu gatal,alergi,diare dst)
 Trichuris sp (cacing cambuk) : Menyebabkan gangguan
pencernaan
4. Kesimpulannya adalah : cacing nemathelminthes ini bersifat patogen
atau merugikan bagi mahluk hidup terutama pada manusia.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Link Sumber :
 https://www.gurupendidikan.co.id/makalah-nemathelminthes/
 https://aslam02.wordpress.com/materi/kelas-x-2/kingdom-
animalia/nematyhelminthes/
 https://youtu.be/8EReJDcrk2o
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

d. Arthopoda
1. Jenis tindakan : Dampak penyakit yang disebabkan oleh Arthopoda
2. Pengertian Arthopoda : Arthropoda merupakan hewan dengan kaki
beruas-ruas, berukuku dan bersegmen. Kata Arthropoda berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata yakni arthro yang artinya ruas
dan podos yang artinya kaki. Arthropoda adalah salah satu hewan
tripoblastik selomata dan bilateral simetris. Tubuh Arthropoda terdiri
dari kepala, dada dan abdomen yang keseluruhan dibungkus oleh zat
kitin serta kerangka luar (eksoskeleton).
3. Penyakit yang disebabkan atau ditransmisikan oleh artropoda antara
lain:
 Lyme disease oleh kutu yang menyerang ibu hamil, dan orang yang
mempunyai sistem imun lemah (contohnya sakit kepala)
 Rocky Mountain spotted fever oleh gigitan kutu yang terinfeksi.
(contohnya Demam)
 relapsing fever disebabkan Kutu tubuh terinfeksi oleh bakteri pada
saat mengisap darah penderita. (contohnya sakit kuning dan gagal
jantung)
 Anaplasmosis disebabkan oleh riketsia, infeksi yang disebabkan
adalah kerusakan sel darah merah. (contohnya anemia)
 Babesiosis disebabkan oleh gigitan kutu yang membawa parasit
terinfeksi (contohnya anemia)
 Tularemia disebarkan melalui kutu, lalat rusa, atau kontak langsung
dengan hewan yang terinfeksi (contohnya pneumonia atau infeksi
tenggorokan)
 Leishmaniasis disebabkan oleh parasit yang ada di dalam serangga
kecil (agas), penderita akan mengalami (conohnya demam tinggi,
berat badan turun drastis, anemia, dan bisul)
 African trypanosomiasis disebabkan oleh lalat, penderita gejala
dapat berupa luka, ruam, atau gatal di lokasi gigitan, lemas
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

berkepanjangan, demam, nyeri otot, sakit kepala, serta penurunan


berat badan, Apabila kondisi ini tidak diobati, penderita bisa
mengalami koma yang berujung pada kematian.
 Bartonellosis disebabkan oleh cakaran kucing, biasanya akan
muncul benjolan yang melepuh di tempat gigitan atau cakaran yang
seringkali mengandung nanah.  kemudian, kelenjar getah bening
yang terdekat dengan benjolan akan mulai membengkak.
Pembengkakan berarti sel darah putih (lymphocytes), yang
merupakan sel pelawan infeksi, bertambah banyak dan melawan
bakteri.
 Loiasis disebabkan oleh cacing, (contohnya rasa gatal dan nyeri di
bagian mata)
 murine typhus disebabkan oleh gigitan kutu,(contohnya sakit
kepala)
 scrub typhus ditularkan melalui gigitan tungau larva yang hidup
pada hewan pengerat (contohnya pembengkakan kelenjar getah
bening)
 epidemic typhus disebabkan oleh kutu tubuh manusia (contohnya
gangguan pada jantung)
 penyakit Chagas disebabkan oleh serangga melalui tinja
(contohnya gangguan pencernaan)
 Malaria disebarkan melalui gigitan nyamuk, gejala yang
ditimbulkan deman dan menggigil penyakit ini bisa berakibat fatal
(contohnya anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian)
 yellow fever disebarkan melalui gigitan nyamuk, (contohnya
menyebabkan infeksi yaitu demam, sakit kepala, menggigil, sakit
punggung, kelelahan, kehilangan nafsu makan,muntah
darah,kerusakan hati, dan gagal ginjal)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

 Dengue disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti(Contohnya


demam, nyeri, mual, muntah, nafsu makan menurun, ruam dan
pendarahan)
 West Nile virus disebabkan oleh gigitan nyamuk, (contohnya
demam tinggi dan nyeri kepala)
 Japanese encephalitis disebabkan oleh gigitan nyamuk (contohnya
sakit kepala tanpa sebab)
 Chikungunya disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti,
(contohnya sakit kepala, walaupun tidak menyebabkan kematian,
tetapi penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan sementara)
 Zika viru oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti,(contohnya demam,
sakit kepala, ruam, nyeri otot, nyeri sendi, peradangan kelopak
mata,walaupun sangat jarang, virus Zika dapat muncul sebagai
kasus berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut di rumah
sakit dan bahkan kematian)
4. Kesimpulannya : arthopoda banyak jenisnya dan juga salah satu filum
terbesar dan juga bersifat patogen
Link Sumber :
 https://parasito.fkkmk.ugm.ac.id/penyakit-akibet-
arthropoda/#:~:text=Penyakit%20yang%20disebabkan%20atau
%20ditransmisikan,)%3A%20pes%2C%20tularemia%2C%20murine
%20typhus
 https://pengajar.co.id/arthropoda/
 https://youtu.be/i7jmDOVmj5Q

Mahasiswa,
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KEEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir
Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http//www.poltekkeskaltim.ac.idSurat Elektronik:poltekkes_smd2007@yahoo.co.id

Annisa Syaputri

Anda mungkin juga menyukai