KELOMPOK 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
Komentar Fasilitator:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………
Tujuan
1.4 Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan,
serta komplikasi dari asma. Selain itu, mahasiswa khususnya untuk
mahasiswa keperawatan diharapkan dapat menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien asma.
b. Bagi dosen
Makalah ini dapat dijadikan tolok ukur sejauh mana mahasiswa mampu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dan sebagai bahan
pertimbangan dosen dalam menilai mahasiswa.
c. Bagi masyarakat umum
Masyarakat umum dapat mengambil manfaat dengan mengetahui definisi,
patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan asuhan
keperawatan pada pasien asma .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Asma gabungan
Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karateristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau
non-alergik.
B. ETIOLOGI
a. Faktor Ekstrinsik
b. Faktor Intrinsik
1. Alergen ; makanan, debu rumah, bulu binatang.
2. Infeksi : virus yang menyebabkan ialah para influenza virus,
respiratory syncytial virus (RSV), bakteri misalnya pertusis dan
streptokokkus, jamur misalnya aspergillus, parasit.
3. Iritan : minyak wangi, asap rokok, polutan udara, bau tajam.
4. Cuaca : perubahan tekanan udara, suhu, amgin, dan kelembaban
udara.
5. Emosional : takut, cemas dan tegang.
6. Aktivitas yang berlebihan, misalnya berlari.
c. Faktor Pencetus:
1. Kegiatan jasmani: kegiatan jasmani yang berat seperti: berlari, naik
sepeda.
2. Psikologis seperti stress.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tiga gejala umum adalah batuk, dipsnea, dan mengi. Pada beberapa
keadaan, batuk merupakan satu-satunya gejala. Serangan asma sering
terjadi malam hari. Penyebab tidak dimengerti dengan jelas, tetapi
mungkin berhubngan dengan variasi sirkadian yang mempengaruhi
ambang reseptor jalan napas.
1) Stadium dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
c. Whezing belum ada
d. Belum ada kelainan bentuk thorak
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE
f. BGA belum patologis
2) Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah-olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengan (silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
h. BGA PaO2 kurang dari 80%
i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Spirometer
Alat pengukur paru, selain penting untuk penegakan diagnosis juga
untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan.
2) Peak Flow Meter/PFM
7) PENATALAKSANAAN
10) WOC
EKSTRINSIK INTRINSIK CAMPURAN
antigen
Ujung syaraf di jalan Stimulasi Penyekatan reseptor
nafas terangsang syaraf b- adrenergik
Ikatan antigen Antibody simpatis
Stimulas reseptor α
Ig E System parasimpatis
adrenergik
Histamine, bradikinin,
Peningkatan pelepasan mediator kimiawi
prostaglandin
oleh sel mast
Merangsang otot polos
dan kelenjar jalan nafas
Bronkospasme Pembengkakan
membrane muosa
MK : JALAN NAFAS TIDAK
Bronkokontriksi
EFEKTIF Pembentukan mukus
wheezing
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:
1) Data Biografi
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, bangsa,
bahasa yang digunakan, alamat, sumber biaya.
2) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama, kapan mulai sakit, faktor pencetus, terjadinya tiba-
tiba atau berangsur-angsur, pengobatan yang telah diberikan, efek obat
yang telah diberikan.
3) Riwayat kesehatan yang lalu
a) Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru
sebelumnya.
b) Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor
lingkungan.
c) Kaji riwayat pekerjaan pasien.
d) Kaji hal-hal yang dapat menjadi pemicu serangan asma, baik fisik
maupun psikologis seperti : alergen inhalasi, infeksi saluran nafas
bagian atas, obat dan makanan, aktivitas olahraga (joging aerobik),
kerja keras dan riwayat asma saat beraktivitas, cemas dan panik.
e) Kaji pengalaman yang dirawat, keluhan yang sering dialami,
pengalaman yang lalu tentang episode asma.
f) Kaji riwayat alergi, makanan berpantang, kebiasaan berobat, dan
obat yang biasa diminum atau digunakan
g) Kaji pengalaman dirawat, keluhan yang sering dialami,
pengalaman yang lalu tentang episode asma.
4) Riwayat psikososial : suasana hati, karakteristik, perkembangan
mental, kepekaan lingkungan, sosialisasi, gaya hidup, pola koping
persepsi klien tentang penyakitnya, pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit asma,faktor pencetus asma, penatalaksanaan medis
dan keperawatan serta lain-lain.
5) Aktivitas
a) Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
b) Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan
melakukan aktivitas sehari-hari.
c) Tidur dalam posisi duduk tinggi.
6) Pernapasan
a) Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau
latihan.
2. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan Umum
Klien tampak kelelahan bingung, gelisah, dan pucat.
2) Status Neurologi
Penurunan tingkat kesadaran pada klien asma, terjadi karena
ketidakseimbangan, asam basa.
3) Status respirasi
a) Inspeksi, Klien tampak sesak, dyspnea, hiperventilasi, peningkatan
kerja, nafas ditandai dengan : penggunaan otot bantu pernafasan,
retraksi otot-otot intercostal, otot substernal, dan supraclavicula,
respirasi rate : lebih dari 24 kali permenit.
b) Auskultasi, Bunyi nafas melemah, ada wheezing pada saat
ekspirasi, ada ronchi
c) Palpasi, Taktil fremitus meningkat / menurun atau tetap.
d) Perkusi, Resonan meningkat / melemah.
4) Status Cardiovaskuler
a) Nadi
Tachikardia, adanya arytmia, distensi vena jugularis.
b) Tekanan Darah
Awalnya meningkat, namun karena terjadi hiperinflasi maka
tekanan intrathorak meningkat, tekanan darah menurun.
c) Adanya pulsus paradoks (penurunan tekanan darah). Sistolik ± 10
mmhg atau lebih pada waktu inspirasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. EVALUASI
Hasil yang diharapkan klien dapat mempertahankan kebersihan
jalan nafas atas, mempertahankan oksigenasi atau ventilasi adekuat.
Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas meningkatkan
masukan nutrisi, dapat beraktivitas tanpa bantuan, mengurangi kecemasan
dan memberikan informasi tentang proses penyakit atau prognosis dan
program pengobatan
A. KESIMPULAN
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakea dan bronchi berspon dalam secaa hiperaktif terhadap stimuli
tertentu. Asma terdiri dari tiga jenis: Asma alergik, asma idiopatik, dan
asma gabungan.
Tiga gejala umum adalah batuk, dipsnea, dan mengi. Pada beberapa
keadaan, batuk merupakan satu-satunya gejala. Serangan asma sering
terjadi malam hari. Penyebab tidak dimengerti dengan jelas, tetapi
mungkin berhubngan dengan variasi sirkadian yang mempengaruhi
ambang reseptor jalan napas.
Pemeriksaan diagnostik pada penderita asma mencankup
spirometer, Peak Flow Meter (PFM), X-Ray dada / thorax, pemeriksaan
IgE, pertanda inflamasi, dan Uji Hipereaktivan Bronkus (UHB).
Tatalaksana pasien asma adalah manajemen kasus untuk meningkatkan
dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal
tanpa hambatan dalam melakukan aktifitas sehari – hari. Penyakit asma
mempunyai 2 derajat/klasifikasi untuk memudahkan dalam penatalaksaan
medis atau dalam hal ini bisa disebut penanganan penyakit yakni
penatalaksanaan pada asma akut/saat serangan dan penatalaksanaan pada
asma jangka panjang.
B. SARAN
Sebagai seorang perawat sebaiknya kita mengetahui asuhan
keperawatan pada klien dengan asma dengan jelas agar dapat menunjang
keahlian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
secara tepat, sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dan dapat
mengurangi bahkan menyembuhkan klien.
Smeltzer Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2011. Brunner and Suddarth’s Texbook
of Medical-surgical Nursing, 8/e. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah volume 2
Edisi 2 Jakarta : EGC
Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Crockett, A. 1997. Penanganan Asma dalam Penyakit Primer. Jakarta :
Hipocrates.
Baratawidjaja, K. 1990. Asma Bronchiale, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta : FK UI.
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”. Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume 1. Jakarta
: EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. 1999. Keperawatan Medikal Bedah Buku
Satu. Jakarta : Salemba Medika.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Martin, Tucker S. 1998. Standart Perawatan Pasien Jilid 2. Jakarta: EGC.
Vitahealth. 2006. Asma : Informasi Lengkap untuk Penderita & Keluarganya.
Jakarta: Gramedia.
Ayres, Jon. 2003. Asma. Jakarta : Dian Rakyat.