Anda di halaman 1dari 4

Nama: Exel R Loden

Kelas: XII Mipa¹

Tugas: Bahasa Indonesia(BDR²)

Jawab:

Ringkasan

1.pengertian esay dan kritik

- esay adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba
dinilainya.

- Kritik adalah sebagai celaan atau kecaman atas suatu keadaan, perilaku, atau yang kita anggap
menyimpang dan tidak benar

2.ciri-ciri kritik dan esay

- Kritik berisi tafsiran terhadap suatu karya dengan disertai penjelasan dan alasan.2.Dalam kritikan,
terdapat sebuah penalaran analisis, interfretasi dan evaluasi.3.Kritik merupakan pendapat subjektif dan
bersifat pribadi.4.Dalam mengkritik tidak hanya berisi kecaman tetapi juga pujian terhadap suatu karya.

- Esai Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan
ungkapan figur.Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.Memiliki gaya
pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan
tulisannya dengan gaya penulis lain.Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan
menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis,Memenuhi keutuhan penulisan Walaupun esai adalah
tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai
dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran.Ciri personal, Ciri personal dalam penulisan
esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada
pembaca.

3.fungsi kritik sastra

kritik sastra memiliki tiga fungsi, yaitu:

-.Kritik sastra berguna bagi keilmuan sastra sendiri.

- Kritik sastra berguna bagi perkembangan kesusastraan.

-. Kritik sastra berguan bagi masyarakat umum dimana kritik sastra memberikan penjelasan

tentang karya sastra.


4.manfaat kritik dan esay

* Manfaat kritik sastra

Kritik sastra berfungsi bagi perkembangan sastra

Dalam mengkritik, seeorang kritikus akan menunjukkan hal-hal yang bernilai atau tidak bernilai dari
suatu karya sastra. Kritikus bisa jadi akan menunjukkan hal-hal yang baru dalam karya sastra, hal-hal apa
saja yang belum digarap oleh sastrawan. Dengan demikian, sastrawan dapat belajar dari kritik sastra
untuk lebih meningkatkan kecakapannya dan memerluas cakrawala kreativitas, corak, dan kualitas karya
sastranya. Jika sastrawan-sastrawan mampu menghasilkan karya-karya yang baru, kreatif, dan berbobot,
maka perkembangan sastra negara tersebut juga akan meningkat pesat, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Dengan kata lain, kritik yang dilakukan kritikus akan meningkatkan kualitas dan kreativitas
sastrawan, dan pada akhirnya akan meningkatkan perkembangan sastra itu sendiri.

2. Kritik sastra berfungsi untuk penerangan bagi penikmat sastra

Dalam melakukan kritik, kritikus akan memberikan ulasan, komentar, menafsirkan kerumitan-kerumitan,
kegelapan-kegelapan makna dalam karya sastra yang dikritik. Dengan demikian, pembaca awam akan
mudah memahami karya sastra yang dikritik oleh kritikus.

Sementara itu, ketika masyarakat sudah terbiasa dengan apresiasi sastra, maka daya apresiasi
masyarakat terhadap karya sastra akan semakin baik. Masyarakat dapat memilih karya sastra yang
bermutu tinggi, misalnya karya sastra yang berisi nilai-nilai kehidupan, memerhalus moral, memertajam
pikiran, kemanusiaan, dan kebenaran.

3. Kritik sastra berfungsi bagi ilmu sastra itu sendiri

Analisis yang dilakukan kritikus dalam mengeritik harus didasarkan pada referensi-referensi dan teori-
teori yang akurat. Tidak jarang pula, perkembangan teori sastra lebih lambat dibandingkan dengan
kemajuan proses kreatif pengarang. Untuk itu, dalam melakukan kritik, kritikus seringkali harus meramu
teori-teori baru. Teori-teori sastra baru yang seperti inilah yang justru akan mengembangkan ilmu sastra
itu sendiri. Karena, seorang pengarang akan dapat belajar melalui kritik sastra dalam memerluas
pandangannya, sehingga akan berdampak pada meningkatnya kualitas karya sastra.

Fungsi kritik sastra akan menjadi kenyataan karena adanya tanggung jawab antara kritikus dan
sastrawan serta tanggung jawab mereka dalam memanfaatkan kritik sastra tersebut.

*Manfaat esay

Tujuan utama esay ini yaitu untuk mengedukasi atau memberikan informasi kepada pembaca. Dalam
jenis esai ini, penulis bercerita tentang dirinya sendiri, penulis mengungkapkan pendapatnya tentang isu
yang menarik perhatiannya.

5.pendekatan dalam kritik dan esay


Kritik Mimetik

Menurut Abrams, kritik jenis tersebut memandang suatu karya sastra ialah sebagai tiruan aspek-aspek
alam. Karya sastra tersebut dianggap sebagai cerminan atau juga penggambaran dunia nyata, sehingga
ukuran yang digunakan ialah sejauh mana karya sastra tersebut mampu untuk dapat menggambarkan
objek yang sebenarnya.

Semakin jelas karya sastra dalam menggambarkan realita yang ada, maka semakin baguslah karya sastra
tersebut. Kritik jenis ini sangat jelas dipengaruhi oleh paham Aristoteles serta Plato, yang menyatakan
bahwa sastra merupakan tiruan kenyataan. Angkatan 45 kritik jenis ini banyak di gunakan di Indonesia.

2. Kritik Pragmatik

Kritik jenis ini memandang karya sastra ialah sebagai alat untuk dapat mencapai sebuah tujuan. Tujuan
karya sastra pada umumnya itu bersifat edukatif, estetis, atau juga politis. Dengan kata lain, kritik
tersebut cenderung menilai karya sastra atas keberhasilannya dalam mencapai suatu tujuan.

Ada juga yang berpendapat bahwa kritik jenis pragmatik ini lebih bergantung pada para pembacanya
(reseptif). Kritik jenis pragmatik ini berkembang pada Angkatan Balai Pustaka.

3. Kritik Ekspresif

Kritik ekspresif ini menitikberatkan pada diri penulis karya sastra itu. Kritik ekspresif tersebut meyakini
bahwa sastrawan (penulis) karya sastra merupakan unsur pokok yang melahirkan pikiran-pikiran,
persepsi-persepsi, serta juga perasaan yang dikombinasikan atau dituangkan kedalam sebuah karya
sastra.

Dengan menggunakan kritik jenis ini, kritikus cenderung menimba karya sastra dengan berdasarkan
kemulusan, kesejatian, kecocokan penglihatan mata batin penulis atau juga keadaan
pikirannya.Pendekatan ini sering mencari fakta mengenai watak khusus serta juga pengalaman-
pengalaman sastrawan yang, dengan secara sadar atau tidak, sudah membuka dirinya dalam karyanya.
Umumnya, sastrawan romantik pada zaman Balai Pustaka juga Pujangga Baru itu menggunakan jenis
orientasi ekspresif ini didalam teori-teori kritikannya

6.sejarah perkembangan teori kritik dan sastra


Kritik Sastra. Kritik sastra adalah satu cabang ilmu sastra yang menilai tentang baik buruknya, indah
tidaknya suatu karya sastra.

Hubungan Antara Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sasatra.... adalah...

Dalam konsep sastra ketiga aspek tersebut sangat erat kaitannya, khususnya dalam pembelajaran
sastra. Dalam mempelajari sastra kita dituntut mempelajari teori sastra terlebih dahulu, yang mencakup
hakikat sastra, unsur sastra, dan penilaian terhadap karya sastra agar kita dapat mempelajari sastra
sesuai dengan fakta yang ada dan dapat dituntut secara rasional.

Selanjutnya sejarah sastra yang merupakan kebenaran dari suatu karya sastra, karena jika suatu sastra
memiliki sejarah yang jelas dan bukti yang kuat, maka karya sastra tersebut dapat diakui kebenarannya.

Hubungan kritik sastra dengan pembelajaran karya sastra yaitu, dimana kita menilai tentang bobot yang
dimiliki suatu karya sastra, baik itu penilaian mengenai keindahan, kelebihan, kekurangan dll,

Anda sedang membaca Artikrl tentang Hubungan Antara Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sasatra

7.struktur kritik sastra

Kritik sastra dan esai secara umum memiliki struktur yang sama, yaitu pendahuluan/orientasi, isi, dan
penutup/reorientasi.

Anda mungkin juga menyukai