Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan utama yang harus ditetapkan oleh auditor adalah menyangkut banyaknya bukti
pendukung yang memadai untuk dikumpulkan, agar auditor merasa yakin bahwasannya unsur-unsur
laporan keuangan dan semua laporan lainnya dari klien dibuat sewajarnya. Pertimbangan ini penting
karena tingginya biaya pemeriksaan dan penilaian seluruh bukti yang tersedia.
Sebagai dasar menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, auditor mengumpulkan bukti
audit. Meskipun secara akuntansi menyediakan bukti audit yang cukup untuk mendukung pendapat
auditor, namun catatan tersebut bukan merupakan satu-satunya bukti audit yang dikumpulkan oleh
auditor. Bahwasannya auditor juga mengumpulkan bukti audit dengan melakukan pengmatan langsung
terhadap penghitungan fisik sediaan, mengjukan permintaan keterangan dan mendapatkan bukti dari
berbagai sumber dari luar perusah
Auditing adalah proses pemeriksaan, penilaian dan evaluasi hasil laporan keuangan sebuah
perusahaan/entitas yang dilakukan oleh seorang atau lebih auditor dari pihak (internal) manajemen
perusahaan sendiri atau pihak luar perusahaan (eksternal). Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,
objektif, dan tidak memihak yang disebut auditor.auditor untuk menilai laporan keuangan diperlukan
standar auditing untuk dijadikan acuan dalam pemeriksaan sebuah laporan keuangan perusahaan..
Standar auditing adalah standar/aturan/kriteria yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), meliputi 3 bagian yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan beserta interpretasinya.
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri
dari 10 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA memberikan
penjelasan lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum dalam standar auditing.
Di negara lain contohnya Amerika Serikat standar ini dikeluarkan oleh the American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) dan standar auditnya bernama Generally Acceptef Auditing Standards
(GAAS).
Tujuan diadakannya audit adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah
diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Jenis-Jenis Opini Audit Keuangan :

1 | Page
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat yang diberikan auditor tanpa suatu keberatan apapun atas ikhtisar keuangan yang
disajikan oleh pihak manajemen. Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat keadaan berikut:
● Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor telah menjalankan
tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan telah ditaati.
● Telah mengikuti standar umum yang telah disepakati.
● Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang umum berlaku
di Indonesia dan ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula
penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari
laporan keuangan.
● Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties) mengenai
perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan
secara memuaskan.

2. Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat yang diberikan auditor dengan keberatan tertentu atas salah satu perkiraan yang
tercatat pada laporan keuangan, akan tetapi keberatan tersebut tidak memengaruhi secara material atas
ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen. Hal-hal yang memengaruhi munculnya opini wajar
dengan pengecualian adalah:
● Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang
material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
● Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai,
maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.

3. Opini Penolakan (Disclaimer Opinion)

Adalah penolakan memberikan pendapat atas ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen
disebabkan oleh adanya pembatasan luasnya pemeriksaan atau adanya ketidakpastian mengenai
jumlah suatu perkiraan tertentu.

4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Adalah pendapat yang diberikan auditor yang menyatakan tidak setuju atas ikhtisar keuangan
yang disajikan oleh pihak manajemen, dikarenakan auditor merasa benar-benar yakin bahwa ikhtisar
keuangan tersebut benar benar tidak layak

2 | Page
BAB II
PEMBAHASAN

1. BUKTI AUDIT (AUDIT EVIDENCE)


Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi
penguat yang tersedia bagi auditor. Jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi
yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja (work sheet) dan spread sheet yang mendukung
alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi keseluruhannya
Bukti audit penguat meliputi baik informasi tertulis maupun elektonik, seperti cek; catatan
electronic fund transfers; surat kontrak; notulen rapat; konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak
yang mengetahui; informasi yang diperoleh auditor melalui permintaaan keterangan, pengamatan,
inspeksi dan pemerikasaan fisik; serta informasi lain yang dikembangkan
Bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan lapangan harus didokumentasi- kan dengan baik
dalam kertas kerja audit, disertai dengan keterangan mengenai klasifikasi bukti auditnya. Hal tersebut
dimaksudkan agar auditor mudah dalam melakukan analsisis dan evaluasi lebih lanjut, sehingga proses
pengembangan temuan audit dapat dilakukan dengan baik berdasarkan unsur-unsurnya.
Keputusan Bukti Audit
Keputusan auditor mengenai bukti pendukung audit dapat dipisahkan menjadi empat golongan, yaitu
sebagai berikut :
1.      Prosedur audit mana yang akan digunakan.
2.      Jumlah sampel yang akan dipilih untuk suatu prosedur tertentu.
3.      Item (transaksi) mana yang akan dipilih dari keseluruhan data/populasi.
4.      Kapan prosedur-prosedur itu akan dilaksanakan.

Prosedur Audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit. Perumusan prosedur tersebut dalam istilah yang cukup spesifik agar auditor dapat
mengikuti intruksi-intruksi selama audit merupakan hal yang sydah umum.
Jumlah sampel setelah memilih prosedur audit, auditor dapat mengubahukuran sampel dari hanya
satu hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji. Dalam prosedur audit, misalkan terdapat 6.000
cek yang tercatat dalam jurnal pengeluaran kas. Auditor dapat memilih ukuran sampel sebanyak 200
untuk dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas. Kemudian, auditor harus membuat keputusan tentang
berapa banyak item yang harus diuji untuk setiap prosedur audit. Adapun ukuran sampel untuk suatu
prosedur dapat berubah-ubah dari satu audit ke audit lainnya.

3 | Page
Item yang dipilih, setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus
memutuskan item-item mana dalam populasi yang akan diuji. Misalnya, jika auditor memilih 50 cek yang
dibatalkan dari populasi 6.600 sebagai perbandingan dengan jurnal pengeluaran kas, berbagai metode
yang berbeda dapat digunakan untuk memilih cek-cek tertentu yang akan diperiksa. Auditor dapat (1)
memilih satu minggu dan memilih 50 cek pertama; (2) memilih 50 cek dengan jumlah yang terbesar; (3)
memilih cek-cek secara acak; atau (4) memilih cek-cek yang menurut pendapat auditor mengandung
kekeliruan. Atau menggunakan kombinasi dari metode yang sudah dijelaskan di atas.
Penetapan waktu, audit atas laporan keuangan umumnya mencakup suatu periode seperti satu
tahun. Biasanya suatu audit baru dianggap selesai setelah beberapa minggu atau beberapa bulan setelah
berakhirnyta suatu periode. Pengaturan waktu peosedur audit dapat berkisar dari awal periode akuntan
yang panjang sampai periode itu berakhir. Dalam mengaudit laporan keuangan, biasanya klien
menginginkan agar audit diselesaikan satu samapai tiga bulan setelah akhir tahun.
Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi
penguat.Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian intern.
Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi dan bukti bukti lainnya yang
dibuat dalam organisasi klien. Kompetensi Informasi Penguat dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut
ini:
a. Relevansi
Bukti audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum
bukti tersebut dapat terpercaya
b. Independensi penyedia bukti
Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar entitas akan lebih dipercaya daripada bukti audit
yang diperoleh dari dalam entitas.
c. Efektivitas pengendalian intern klien
Jika pengendalian intern klien berjalan secara efektif, maka bukti audit yang diperoleh akan
dapat lebih dipercaya daripada jika pengendalian intern itu lemah.
d. Pemahaman langsung auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik,   observasi,
perhitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara tidak
langsung.
e. Berbagai kualifikasi individu yang menyediakan informasi
Walaupun jika sumber informasi itu bersifat independent, bukti audit tidak akan dapat dipercaya
kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut memilikikualifikasi untuk
melakukan hal itu.

4 | Page
f. Tingkat obyektivitas
Bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti yang membutuhkan pertimbangan
tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut memang benar. Berbagai contoh bukti yang
obyektif termasuk konfirmasi atas piutang dagang dan saldo-saldo bank, perhitungan fisik surat
berharga dn kas, serta perhitungan ulang saldo dalam daftar utang dagang untuk menentukan
apakah data-data tersebut sesuai dengan saldo pada buku besar. Sedangkan contoh-contoh dari
bukti-bukti yang subyektif termasuk selembar surat yang ditulis oleh pengacara klien yang
membahas mengenai kemungkinan hasil yang diperoleh dari berbagai gugatan hukum yang
sedang dihadapi oleh klien, observasi atas persediaan yang usang selama dilakukannya
pengujian fisik, serta berbagai informasi yang didapat dari menejer kredit tentang kolektibilitas
dari piutang dagang yang belum dibayar oleh pelanggan.
g. Ketepatan waktu
Ketepatan wktu atas bukti audit dapat merujuk baik kapan bukti itu di kumpulkan atau kapan
periode wktu yang tercover oleh proses audit itu.
1.1 PROSEDUR ANALITIK
Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap
informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan
yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan.
Prosedur analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat,saat,dan lingkup prosedur audit lainnya.
b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan
dengan saldo akun atau jenis transaksi.
c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Prosedur analitik harus diterapkan untuk tujuan yang disebutkan pada butir a dan c di atas untuk
semua audit laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Sebagai tambahan, dalam beberapa hal, prosedur analitik lebih efektif atau efisien
daripada pengujian rinci untuk mencapai tujuan pengujian substantif.

2. PROGRAM AUDIT
Audit program merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis ) yang rinci dan dijalankan
untuk mencapai tujuan audit ( akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk compliance test
dan substantive test. Tujuan audit program :untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh
manajemen dari sisieksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi

5 | Page
serta panyjian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan terhadap pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
Manfaat audit program sebagai berikut :
a. Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan intruksi
b. Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan dan pengendalian pemeriksaan
c. Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakkan klien
d. disusun setelah audit plan (tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai)
e. disusun secara standarisasi untuk semua klien
Audit Program yang baik mencamtumkan :
1. Tujuan pemeriksaan (audit objective)
2. Prosedur audit yang akan dijalankan
3. Kesimpulan pemeriksaan
Prosedur audit program :
1. Prosedur audit program untuk compliance test
2. Prosedur audit program untuk substantive test
3. Prosedur audit program untuk keduanya
2.1 Perencaan Audit dan Hubungannya dengan Prosedur Audit
Bukti audit dapat berupa :
1. Data Akuntansi
a. Buku jurnal
b. Buku besar dan buku pembantu
c. Buku pedoman akuntansi
d. Memorandum dan catatan tak resmi (kertas kerja, rekonsiliasi, penghitungan)
2 Informasi Penguat
a. Dokumen (cek, faktur, surat kontrak, notulen)
b. Konfirmasi dan pernyataan dari pihak yang mengetahui
c. Informasi yang diperoleh melalui pengajuan pertanyaan
d. Informasi lain yang dikembangkan atau tersedia bagi auditor

2.2 Penggolongan Prosedur Audit


Haryono Jusup (2001: 142) mengklasifikasikan prosedur audit menjadi tiga macam yaitu (1)
Prosedur untuk mendapatkan pemahaman mengenai struktur pengendalian intern, (2) Pengujian
pengendalian dan (3) Pengujian substantif. Prosedur yang pertama yaitu dengan memahami struktur
pengendalian intern pada perusahaan dengan mengajukan berbagai pertanyaan kepada pihak manajemen

6 | Page
terkait kebijakan, prosedur pengendalian intern dan flowchart. Prosedur kedua yaitu dengan melakukan
pengujian pengendalian untuk mendapatkan bukti tentang keefektifan rancangan dan pengoperasian
kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang ada di perusahaan, sedangkan prosedur ketiga
(pengujian substantif) dimaksudkan untuk mendapatkan bukti tentang kewajaran asersi – asersi
manajemen dalam laporan keuangan.
Prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan
audit. Jenis pengujian yang termasuk dalam program audit sebagai berikut :
3. Prosedur Analitis
Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data keuangan dan data non-keuangan
untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan.
4. Prosedur Awal
Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis dan industri klien,
(2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan
bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.
5. Pengujian Estimasi Akuntansi
Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.
6. Pengujian pengendalian
Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor.
7. Pengujian transaksi
Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi berdasarkan
bukti dokumenter yang mendasari.
8. Pengujian Saldo
Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item yang membentuk
saldo tersebut.

2.3 Audit workpapers (Kertas Kerja Pemeriksaan)


Pengertian kertas kerja, Dokumen yang berisi seluruh informasi yang diperoleh, analisis yang
dibuat, dan kesimpulan yang didapat selama melaksanakan audit. Kertas kerja pemeriksaan terdiri dari
semua dokumen yang dibuat sendiri dan juga yang diperoleh dari hasil kerja auditor sebagai dasar
informasi yang dipakai untuk membuat suatu kesimpulan dan opini.
Menurut SA seksi 339 Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
tentang prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya,
dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Contoh kertas kerja adalah program audit,
analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan

7 | Page
daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Kertas kerja dapat pula berupa data yang
disimpan dalam pita magnetik, film, atau media yang lain.

2.3.1 Kegunaan kertas kerja pemeriksaan adalah sebagai berikut:


1. Bahan bukti dalam memebrikan pendapat dan saran perbaikan (audit report).
2. Membantu dalam merencanakan, menjalankan, dan  mereview proses audit.
3. Memungkinkan atasan untuk langsung menilai bahwa pekerjaan yang didelegasikan telah
dilaksanakan dengan baik.
4. Membantu auditor untuk menilai hasil kerja yang telah dilakukan sesuai dengan rencana, dan
mencangkup semua aspek finansial serta operasional yang dapat dijadikan pedoman untuk
memebrikan pendapat dan saran perbaikan.
5. Sebagai dasar bahwa prosedur audit telah diikuti, pengujian telah dilakukan, sebab-sebab masalah
diketahui, dan akibat dari masalah diungkapkan untuk mendukung pendapat (opini) dan saran
(perbaikan yang diberikan).
6. Memungkinkan staf auditor lain untuk dapat menyesuaikan dengan tugas yang diberikan dari
periode ke periode sesuai dengan rencana penggatian staf audit.
7. Sebagai alat bantu untuk mengembangkan profesionalisme bagi Internal Audit Division.
Menunjukkan kepada pihak lain bahwa suatu pekerjaan audit telah dilaksanakan sesuai dengan
standar keahlian yang dimiliki oleh staf audit hingga laporan evaluasi akhir yang sesuai dengan
“audit proses”.

2.3.2 Tujuan Kertas Kerja Auditor


• Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan audit
• Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya
• Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap

2.3.3 Pengarsipan kertas kerja audit :


a. Current file : arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun berjalan, informasi
dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang diperiksa
Contoh :
Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian piutang, Rincian persediaan
Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.
b. Permanent file : merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami perubahan. Arsip
ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan.

8 | Page
Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak kontrak, Notulen rapat.
Tujuan permanent file :
1. Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.
2. Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff yang baru pertamakali
menangani pemeriksaan laporan keuangan.
3. Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.

2.3.4 Tipe Kertas Kerja


a. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan
prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh
pada saat tertentu dalam audit. Dalam  program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus
diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan
paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan
demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan jumlah
orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior
yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan
sebagai supervisor dapat mengikuti program audit yang sedang berlangsung.

b. Working Trial Balance


Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar yang akhir tahun
yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya., kolom-kolom untuk adjustment dan penggolongan
kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam
laporan keuangan auditan (audited financial statements). Working trial balance ini merupaka daftar
permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam
daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini digunakan untuk
meringkas adjustment dan penggolongan kembali  yang diusulkan oleh auditor kepada klien serta saldo
akhir tiap-tiap akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir
dalam working trial balance tersebut, auditor menyajikan draft finallaporan keuangan klien setelah diaudit
oleh auditor. Draf final inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilampirkan pada
laporan audit.

9 | Page
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan auditan. Adapun
tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul pendukung
(supporting schedules).
2. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul utama ( lead
schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.
3. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal adjustmentke
dalam working trial balance.
4. Penyusunan laporan keuangan auditan.
Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembaran kerja (work sheet) yang
digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan,
klien menempuh beberapa tahap sebagai berikut :
a)      Pengumpulan bukti transaksi.
b)      Pencatatan dan penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu.
c)      Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar.
d)     Pembuatan lembar kerja (work sheet)
e)      Penyajian laporan keuangan.

c. Ringkasan Jurnal Adjusment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan keuangan dan
catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut, auditor
membuat draft jurnaladjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan klien. Di samping itu, auditor
juga membuat jurnal penggolonga kembali (reclassification entries) untuk unsure, yang – mekipun tidak
salah dicatat oleh klien – namun untuk kepentingan penyajian laporan keuangan yang wajar, harus
digolongkan kembali.

d. Skedul Utama (lead schedule atau top schedule)


Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat dalam
skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk
menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan di dalam
laporan keuangan dalam satu jumlah.

e. Skedul Pendukung (supporting schedule)

10 | Page
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung yang menguatkan informasi
keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung harus dicantumkan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang
dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul dalam
audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung harus memuat juga berbagai simpulan
yang dibuat oleh auditor.

2.3.5 Isi Kertas Kerja Audit


Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan keuangan
atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang dapat diterapkan telah dilaksanakan.
Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang memperlihatkan
(Boynton,dkk) :
● Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan
dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
● Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
● Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan pengujian yang telah
dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan dilaksanakannya standar
pekerja dan lapangan yang ketiga.
2.3.6 Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit
Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat tehnik tersebut
adalah (Boynton,dkk) :
1. Pembuatan heading.
2. Nomor indeks
3. Tick marks
4. Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta penelaahan.

2.3.7 Intial Audit Vs Recurring Audit


Intial Audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan pertama kali. Recurring Audit merupakan
pengulangan kembali pemeriksaan dengan klien yang sama untuk tahun berikutnya. Pada umumnya, jenis
, waktu dan banyaknya bukti audit untuk intial audit tidak sama dengan recurring audit.

11 | Page
Di dalam intial audit, mengkaji dan mengevaluasi dari pengendalian internal serta memngkaji dari
bisnis dan industri yang membutuhkan lebih banyak waktu, dikarenakan auditor tidak familiar dengan
keadaan klien. Di dalam reccuring audit, auditor melihat perubahan yang signifikan di dalam sistem
kontrol dan operasi, dan lebih mengenali karakter khusus dalam perusahaan tersebut.Untuk menentukan
kewajaran dari neraca, auditor dalam intial audit harus memulai dari saldo masing-masing. Untuk assets,
seperti mesin dan peralatan, bangunan, kendaraan dan truk, dan beberapa aktiva tetap biasanya
memerlukan penilian dari transaksi beberapa tahun.

2.3.8 Kepemilikian Dan Penyimpanan Kertas Kerja


Kertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan kepemilikan atas kertas kerja masih tunduk
padapembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berkaitan dengan
hubungan yang bersifat rahasia dengan klien.
Seringkali kertas kerja tertentu auditor dapat berfungsi sebagai sumber acuan bagi kliennya, namun
kertas kerja harus tidak dipandang sebagai bagian dari, atau sebagai pengganti terhadap, catatan akuntansi
klien.
Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus
menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan
hukum yang berlaku mengenai penyimpan dokumen.

3. Kasus Case Hanlon. Inc


A. Permasalahan Case Hanlon. Inc

Hanlon, Inc., Balance Sheets

12 | Page
Hanlon, Inc., Liabilities and equity on Balance Sheets

Hanlon, Inc., Income Statements

Pada tahun keenam, Hanlon berjuang untuk mengatasi masalah aliran kas (Cash Flow) dan
terancam mengalami kerugian (Net loss). Keberhasilan negosiasi dengan Hoopshire National Bank
dan perusahaan Trust mengenai pinjaman sebesar USD 1 Milyar dapat mengatasi masalah likuiditas
untuk sementara waktu, dengan tingkat bunga pinjaman sebesar 10% dan angsuran sebesar
$1.000.000,- pertahun, dan dimulai pada tahun ke 8.
Required:
a. Copy the comparative financial statements and add columns for expressing balance sheet
amounts as a percent of total assets, and income statement amounts as a percent of sales.

13 | Page
b. Compute the following ratios for each of the three years:
1. Inventory turnover
2. Accounts receivable turnover
3. Operating margin
4. Percentage of long term debt to total capital structure (long-term debt plus stockholders’
equity)
5. Current ratio
c. Enter the given industry averages for these ratios and
1. Compare company and industry
2. Compare current and prior years
3. Identify areas requiring further investigation.
4. Identify possible causes of disparities cited in 3

B. PENYELESAIAN
1. Laporan keuangan komperatif
Hanlon, Inc., Balance Sheets
Unaudited Audited Audited
% % %
  12/31/X7 12/31/X6 12/31/X5
Cash in bank-general 4,000 0.13% 12,000 0.67% 53,000 2.63%
Cash in bank-payroll 4,000 0.13% 4,000 0.22% 8,000 0.39%
Petty Cash 500 0.01% 500 0.02% 500 0.02%
Notes receivable-current 8,000 0.27% 6,000 0.34% 10,000 0.49%
Accounts-receivable-trade 300,000 10.44% 150,000 8.47% 220,000 10.93%

Allowance for doubtful accounts (12,000) 0.41% (12,000) 0.67% (15,000) 0.74%
Interes receivable 600 0.02% 400 0.02% 500 0.02%
Investments-current 7,000 0.24% 2,000 0.11% 6,000 0.29%
Raw materials and Purchasd part
inventories 270,000 9.40% 80,000 0.04% 100,000 4.96%
Goods in process 4,500 0.15% 12,000 0.67% 30,000 1.49%
Finished goods inventory 300,000 10.44% 180,000 10.17% 266,000 13.21%
Prepaid expenses-current 8,000 0.27% 5,900 0.33% 7,800 0.38%
Plant assests-net 1,620,000 56.41% 1,210,000 68.36% 1,200,000 59.61%
Intangible assests-net 350,000 12.19% 115,000 6.49% 120,000 5.96%
Other assets 7,000 0.24% 4,000 0.22% 6,000 0.29%
Total assets 2,871,600 100% 1,769,800 100% 2,012,800 100%
             
Notes payable-trade 2,000 0.07% 7,000 0.40% 3,000 0.15%

14 | Page
Accounts payable-trade 199,086 6.93% 113,586 6.42% 120,000 5.96%
Taxes payable 8,000 0.28% 6,000 0.34% 20,000 0.99%
Accured liablities 5,800 0.20% 6,500 0.37% 7,800 0.39%
Mortage note payable-current 200,000 6.96% 200,000 11.30% 147,000 7.30%
Notes payable-10%-current 100,000 3.48%   0.00%   0.00%
Notes payable-10%-due 19X9 900,000 31.34%   0.00%   0.00%
Mortage note payable-8% 400,000 13.93% 520,000 29.38% 720,000 35.77%
Common stock-no par 300,000 10.45% 300,000 16.95% 300,000 14.90%
Additional paid in capital 120,000 4.18% 120,000 6.78% 120,000 5.96%
Retained earnings 636,714 22.17% 496,714 28.07% 575,000 28.57%
Total Liabilities and stockholder
equity 2,871,600 100% 1,769,800 100% 2,012,800 100%

Hanlon, Inc., Income Statements


Unaudited Audited Audited
  % % %
12/31/X7 12/31/X6 12/31/X5
Sales 1,800,000 100% 1,300,000 100% 2,860,000 100%
Cost of goods sold 800,000 44.00% 620,000 47.69% 1,700,000 59.44%
Gross profit 1,000,000 55.55% 680,000 57.30% 1,160,000 40.55%
Operating Exepenses 600,000 33.33% 488,954 37.61% 520,000 18.18%
Income before income taxes 400,000 22.22% 191,046 14.69% 640,000 22.37%
Income taxes 180,000 10.00% 154,332 11.87% 250,000 8.74%
Net Income 220,000 12.22% 36,714 2.82% 390,000 13.63%
Retained earnings-BOY 496,714 27.55% 575,000 44.23% 300,000 10.48%
Total 716,714 39.81% 611,714 47.05% 690,000 24.12%
Dividends 80,000 4.44% 115,000 8.84% 115,000 4.02%
Retained earnings-EOY 636,714 35.37% 496,714 38.20% 575,000 20.10%

2. Analisa rasio
1. Inventoryturnover
Perputaran persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh karena itu semakin
tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan.

15 | Page
Inventory turnover dapat diperoleh dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan
rata-rata persediaan

Harga Pokok Penjualan


Perputaran Persediaan =
Rata−rata Persediaan

Berdasarkan rumus, diperoleh hasil perhitungan Inventory Turnover Hanlon, Inc selama 3 tahun,
sebagai berikut :
Tabel
Perhitungan Inventory Turnover pada Hanlon, Inc.
Tahun Inventory Turnover
X5 4,29
X6 2,28
X7 1,39

2. Accounts ReceivableTurnover
Accounts receivable turnover digunakan untuk mengatuhui kemampuan
perusahaan dalam merubah aset lancar berupa piutang untu menghasilkan kas.
Karena piutang berkaitan dengan penjualan kredit, accounts receivable turnover
dihitung dengan rumus:
Sales
Accounts Receivable Turnover =
Average Accounts Receivable

Semakin tinggi accounts receivable turnover, semakin efektif perusahaan dalam


mengelola piutangnya. Accounts receivable turnover pada Hanlon,Inc. di tahun
X7 sebesar 8,45.
Tabel
Perhitungan Account receivable turnover pada Hanlon, Inc.,
Tahun Account Receivable Turnover
X5 13,95
X6 9,42
X7 6,25

16 | Page
3. Operating Margin / Profit Margin
Operating margin digunakan untuk mengukur keuntungan perusahaan yang
berasal dari setiap penjualan yang terjadi, operating margin dirumuskan, sebagai
berikut :
Net Income Before
Operating margin =
Extraordinary Items
Sales

Semakin tinggi operating margin, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan


pada setiap dolar penjualan. Operating margin pada Hanlon,Inc. di tahun X7
sebesar 12,2.
Tabel
Perhitungan Profit Margin pada Hanlon, Inc.,
Tahun Profit Margin
X5 13,65 %
X6 2,82 %
X7 12,22%

4. Debt to Equity Ratio ( Hutang dengan modal sendiri)


Rasio hutang dengan modal sendiri (debt equity ratio) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang jangka panjang yang berasal dari
modal yang dimiliki, percentage of debt in capital structure dihitung dengan
rumus :
Long-Term Liabilities
Debt to Equity Ratio =
Total Long-Term Liabilities
+ Stakeholder’s Equity

bagi perusahaan semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar resiko yang
akan ditanggung perusahaan atas kegagalan memenuhi kewajiban jangka
panjangnya yang mungkin terjadi. Hanlon,Inc. memiliki nilai percentage of debt
in capital structure pada tahun X7 sebesar 50%.
Tabel
Perhitungan Rasio Debt : Equity pada Hanlon, Inc.,

17 | Page
Tahun Debt : Equity Rasio
X5 43.26%
X6 37.26%
X7 50.00%

5. Current Ratio

Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban hutang jangka pendek perusahaan, current ratio dihitung
dengan rumus:
Current Assets
Current Ratio =
Current Liabilities

Semakin tinggi current ratio, semakin baik kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya. Hanlon,Inc. di tahun X7
memiliki nilai current ratio sebesar
Tabel
Current Ratio pada Hanlon, Inc.,
Tahun Profit Margin
X5 1.98
X6 2.07
X7 1.58

3. Analisa perbandingan rasio


3.1 Perbandingan rasio perusahaan dengan industrilainnya

3.1.1 InventoryTurnover

Inventory turnover pada Hanlon, Inc. di tahun X7 adalah 1.39, sedangkan


inventory turnover dari industri lain yang sejenis memiliki nilai 3,00. Dari
nilai tersebut terlihat bahwa nilai inventory turnover pada Hanlon,Inc. lebih
kecil dari industri lain yang sejenis. Hal ini menunjukkan bahwa kemapuan
Hanlon,Inc dalam mengelola persediaannya sampai terjual kurang baik
dibanding dengan industri yang lain. Jika kita membandingkan pada dalam
tahun X7 perputaran persediaan pada Hanlon,Inc terjadi selama 262 hari,

18 | Page
atau lebih lambat jika dibandingkan dengan perputaran pada industri sejenis.
Dimana pada industri sejenis perputarann persediaan terjadi selama 121 hari
atau 3 kali dalam satu tahun.Jadi bisa dikatakan bahwa Hanlon, Inc buruk
dalam melakukan penjualan produknya karena terlambat dalam
perputaranpersediaannya.

3.1.2 Account ReceivableTurnover

Account Receivable Turnover atau rasio antara penjualan dan piutang


rata-rata adalah 6,2 mennujukkan bahwa penagihan piutang kira-kira 6,2 kali
dalam satu tahun. Jika dibandingkan dengan rata-rata industry adalah 10 kali,
sehingga bisa bisa disimpulkan bahwa Hanlon, Inc. Tidak efektif dalam
menagih piutangnya. Rasio 625 % menunjukkan bahwa setiap $ 6,25
penjualan maka sebesar $ 1,- tidak dapat ditagih sampai akhir tahun tersebut
3.1.3 Profit Margin

Profit margin atau rasio margin laba pada Hanlon, Inc. di tahun X7
adalah 12,22%, hal ini memgambarkan bahwa kondisi perusahaan pada
tahun X7 sangat menguntungkan. Hal ini menggambarkan kondisi profit
margin Hanlon,Inc, lebih baik dibandingkan dengan nilai profit margin pada
industri sejenis sebesar 5,00%. Namun, kondisi sebaliknya terjadi di tahun
X6, dimana kondisi perusahaan mengalami penurunan profit margin yang
cukup besar dari tahun sebelumnya, yaitu dari 13,64% pada tahun X5
menjadi 2,82% pada tahun X6. jika dibandingkan dengan data profit margin
pada industri lainnya pada tahun X6, Hanlon,Inc. mengalami kondisi profit
margin yang tidakbaik.

3.1.4 Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio atau rasio modal yang dijaminkan atas


kewajiban. Nilai rasio ini pada Hanlon,Inc. di tahun X7 adalah 122% atau
dalam $1,514 hutang terdapat $1,- modal yang dijaminkan. Sehingga dengan
modal tersebut Hanlon,Inc. kemungkinan tidak dapat menutupi hutang yang
nilainya jauh lebih besar dibandingkan modal perusahaannya sendiri. Jika

19 | Page
dibandingkan dengan nilai rasio pada industri lainnya sebesasr 50% atau atau
dalam $1 hutang ada sebesar $2 modal yang dijaminkan.Dari perbandingan
tersebut, Hanlon,Inc. memiliki kemampuan yang rendah dalam mengelola
hutangnya, karena kemungkinan tidak dapat menutupi hutangya lebih besar
dibandingkan dengan industri sejenis lainnya.
3.1.5 Current Ratio

Current ratio menggambarkan tingkat keamanan perusahaan sebagai


kreditur dalam kemampuannya untuk membayar kewajiban jangka pendek.
Pada Hanlon, Inc. di tahun X7 nilai rasionya sebesar 1,58. Nilai ini berada
dibawah nilai rasio industri sejenis lainnya sebesar 2,00. Oleh karenanya
dimungkinkan Hanlon,Inc. akan mengalami kesulitan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya sesuai dengan jatuh tempo yang
telahdisepakati.
3.2 Perbandingan tren rasio perusahaan setiap tahun
3.2.1 InventoryTurnover

Inventory turnover pada Hanlon, Inc. pada tahun X6 dan X7 adalah 2.28
dan 1.39. Jika kita lihat dari tahun ke tahun rasio ini pada Hanlon, Inc.
mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menggambarkan perusahaan
perlu melakukan perbaikan dalam pengelolaan aliran persediaan yang akan
dijual.
3.2.2 Account ReceivableTurnover

Account receivable turnover pada Hanlon, Inc. di tahun X6 dan X7 adalah


9.42 ( collection of account receivable setiap 38 hari dalam 1 tahun ) Vs 6.25
(collection of account receivable setiap 58 hari dalam 1 tahun) . Dari tahun
ke tahun rasio antara penjualan dan piutang pada Hanlon, Inc. mengalami
penurunan yang menggambarkan kondisi pengelolaan piutang yang tidak
membaik.
3.2.3 Operating Margin

Perkembangan operating margin atau profit margin pada Hanlon, Inc.


dari tahun ke tahun mulai tahun X5, X6, dan X7 adalah 13,64%, 2,82%,
dan 12,22%. Dilihat perkembangan rasio ini terlihat di tahun X5 dengan
nilai penjualan sebesar $2.860.000,00 perusahaan mendapatkan operating

20 | Page
margin sebesar 13,64%. Pada tahun X6 penjualan perusahaan sebesar
$1.300.000,00 operating margin yang didapatkan menurun cukup besar
menjadi hanya 2,82%. Pada tahun X7 kenaikan penjualan perusahaan
menjadi sebesar $1.800.000,00 mengangkat operating margin yang
didapatkan menjadi sebesar 12,22%. Namun jika dilihat dari persentase
perubahan jumlah penjualan terlihat kejanggalan yang terjadi. Dimana
pada tahun X5 ke tahun X6 terjadi penurunan penjualan yang signifikan
sebesar 54,55% yang mengakibatkan penurunan operating margin yang
cukup signifikan pula dari 13,64% menjadi 2,82%. Namun kondisi pada
tahun berikutnya menimbulkan kejanggalan, dimana dengan kenaikan
penjualan yang tidak terlalu signifikan yakni sebesar 38,46% dapat
menghasilkan kenaikan operating margin yang signifikan yaitu dari 2,82%
menjadi 12,22%. Untuk itu dirasa perlu dilakukan audit lebih lanjut, untuk
mendapatkan penjelasan apayang sebenarnya terjadi dari tahun X6 ke
tahun X7.
3.2.4 Current Ratio

Kondisi Current ratio yang terjadi pada Hanlon, Inc. mulai tahun X5
sampai dengan tahun X7, antara lain :
3.2.4.1 Pada tahun X5 =1.98
3.2.4.2 Pada tahun X6 =2.07
3.2.4.3 Pada tahun X7 =1.58

Dari data tersebut terliht bahwa sejak tahun X6, dimana mulai banyak
perusahaan masuk dalam persaingan usaha perakitan dan penjualan personal
computers.Hanlon,Inc. mulai mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
3.3 Area-area yang memerlukan investigasi lebih lanjut

3.3.1 Profit Margin

Nilai profit margin Hanlon, Inc mengalami kenaikan yang sangat


signifikan dari tahun X6 yang hanya sebesar 2,8% menjadi 12,2% di tahun
X7 dimana nilai tersebut berada jauh di atas rata-rata industri sejenis yang
hanya 5%. Kondisi ini mengindikasikan adanya penjualan yang overstated
atau harga pokok penjualan yang understated. Pendapatan penjualan akan
masuk ke akun piutang atau akun kas. Terlihat pada neraca, adanya kenaikan

21 | Page
penjualan dari tahun X6 dibandingkan X7 ternyata tidak disertai dengan
kenaikan kas yang diterima, akan tetapi disertai dengan kenaikan piutang
yang signifikan. Hal tersebut mengindikasikan adanya nilai piutang yang
overstated. Terhadap hal ini, auditor disarankan untuk melakukan audit lebih
lanjut terhadap akun piutang dengan melakukan tracing dokumen dan
prosedur konfirmasi. Sehubungan dengan rendahnya account receivable
turnover Hanlon, Inc dibandingkan rata-rata industri sejenis, auditor juga
perlu lebih memperdalam audit terhadap piutang dengan melakukan analisis
atas aging schedule piutang, kebijakan pemberian kredit, dan histori
pembayaran piutang oleh pelanggan perusahaan untuk menilai efektivitas
pengelolaan piutang oleh perusahaan.

Harga pokok penjualan yang understated mengindikasikan adanya


nilai persediaan yang overstated. Hal tersebut ditandai dengan naiknya nilai
persediaan yang signifikan pada tahun X7 dibandingkan tahun X6 padahal
pada tahun-tahun tersebut inventory turnover Hanlon, Inc lebih rendah bila
dibandingkan dengan rata-rata perusahaan sejenis.Terhadap hal ini, auditor
disarankan untuk melakukan audit lebih lanjut terhadap akun persediaan
dengan melakukan cek fisik persediaan untuk menguji perhitungan fisik
yang dilakukan oleh perusahaan dan membandingkannya dengan jumlah
tercatat untuk memperoleh keyakinan yang memadai terkait keberadaan dan
kondisi dari persediaan yang tercatat.Selain itu, perlu dilakukan pengecekan
perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan
ketepatan nilai dari persediaan yang tercatat.
3.3.2 Debt to equity ratio

Kenaikan debt to equity ratio yang signifikan di tahun X7 disertai


dengan nilai debt to equity ratio yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata industri sejenis (122% dibanding 50%) menggambarkan kondisi
bahwa nilai utang Hanlon, Inc yang tinggi tidak diimbangi dengan modal
sendiri, selain itu nilai current ratio juga berada di bawah rata-rata industri
(1,58 dibanding 2) menandakan bahwa perusahaan akan mengalami
kesulitan untuk membayar hutangnya sesuai dengan jatuh tempo yang telah
disepakati. Berdasarkan hal tersebut, terdapat indikasi adanya kesangsian
mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

22 | Page
hidupnya dalam jangka waktu pantas,sehingga auditor harus melakukan
evaluasi dengan cara sebagai berikut (SA Seksi 341):

1) Auditor mempertimbangkan apakah seluruh hasil prosedur yang


dilaksanakan menunjukkan adanya sebuah kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas (tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal
laporan keuangan yang sedang diaudit). Mungkin diperlukan informasi
tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti-bukti yang
mendukung informasi yang mengurangi kesangsianauditor.
2) Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas, auditorharus:
a) Memperoleh informasi mengenai sebuah rencana manajemen yang
ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwatersebut.
b) Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat
secara efektifdilaksanakan.
3) Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia akan mengambil
kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktupantas.

3.4 Faktor-faktor penyebab adanya peningkatan profit margin dan debt


to equity ratio:

a. Adanya kecenderungan dari manajemen Hanlon,Inc untuk menaikkan profit


margin di tahun X7 untuk mengejar rendahnya profit margin di tahun X6
dengan melakukan penjualan secara kredit sebanyak banyaknya serta
menurunkan nilai harga pokok penjualan. Hal tersebut ditandaidengan:
1) naiknya nilai penjualan yang tidak disertai dengan naiknya aliran masuk
kas, namun disertai dengan tingginya nilaipiutang.
2) naiknya nilai persediaan yang signifikan pada tahun X7 dibandingkan
tahun X6 padahal pada tahun-tahun tersebut inventory turnover
Hanlon,Inc lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata perusahaan
sejenis.

23 | Page
b. Nilai debt to equity ratio yang tinggi diakibatkan oleh adanya pinjaman baru
sebesar USD 1 milyar yang berasal dari pinjaman kepada Hoopshire National
Bank dan perusahaan Trust dimana dimaksudkan untuk mengatasi masalah
likuiditas untuk sementara waktu.

Analisis Kasus Hanlon


Jika melihat kondisi ratio keuangan yang ditemukan di perusahaan, Hanlon, Inc., mengalami
financial distress didefinisikan sebagai kondisi di mana hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk
memenuhi kewajiban perusahaan. Masalah keuangan ini terjadi salah satunya dengan melihat rasio
Account Receivable Turnover, dimana :
1. Hanlon tidak efektif dan tidak dapat menagih piutangnya.
2. Ketidakhati-hatian Hanlon, Inc., dalam memberikan penjualan kreditnya.
3. Penjualan kredit yang tidak di control.
4. Tidak adanya kebijakan pemberian kredit dan penagihan piutang yang dilakukan Hanlon, Inc,
sehingga menyebabkan tidak adanya efektifitas pengelolaan piutang perusahaan yang baik yang
seharusnya dilakukan oleh Hanlon, Inc.
Pada ratio debt to equity ratio, terdapat hutang yang jumlahnya jauh lebih besar dari modalnya sendiri,
sehingga Hanlon, Inc., memiliki modal sendiri yang lebih sedikit dibandigkan dengan hutangnya.
Sedangkan pada Current Ratio juga dapat dilihat bahwa Hanlon, Inc., sedang mengalami kesulitan untuk
membayar hutangnya sesuai dengan waktu jatuh tempo yang telah disepakati. Terlihat bahwa rasio-rasio
pada Hanlon, Inc., menggambarkan kondisi yang mengarah pada kesangsian atas kelangsungan hidup
perusahaanya.
Pada rasio Account receivable turnover, fakta yang kami temukan adalah tidak adanya efektivitas
pengelolaan piutang perusahaan yang baik dimana seharusnya dilakukan oleh Hanlon, Inc. Tetapi ini
sangat berbanding terbalik dengan Profit Margin yang dihasilkan Hanlon, Inc., pada tahun ke 7. Ini
membuktikan bahwa adanya penjualan fiktif yang dilakukan oleh Hanlon, Inc. Penjualan fiktif yang
dilakukan oleh Hanlon, Inc. Penjualan fiktif yang dilakukan Hanlon, Inc. bertujuan untuk menutupi
modalnya sendiri yang sedikit dengan hutangnya yang jauh lebih besar.

Pada kasus hanlon saya perlihatkan laporan neraca (posisi keuangan) maupun laporan laba rugi
perusahaan. Disini kami akan coba menganalisa rasio…rasio yang kami analisis adalah…rasio aktivitas,
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas…Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial

24 | Page
suatu perusahaan, rasio likuiditas adalah salah satu cara utk mengetahui hal tersebut. Cara mengukur
perusahaan itu likuid atau tidak, kita dapat membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total
aktiva dengan total pasiva lancer (utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan utk beberapa
periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Jika perusahaan
mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan itu likuid, sedangkan jika perusahaan tidak
memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tsb ilikuid

Kita perhatikan rasio likuiditas Hanlon di Tahun ke 5…total assets sebesar 2,012,800.00

…sedangkan total liabities adalah sebesar 1,017,800.00 …artinya rasio likuiditas Hanlon
adalah 1.98
Kita bandingkan rasio likuiditas hanlon di Tahun ke 6… total assets sebesar
1,769,800.00 …sedangkan total liabities adalah sebesar 853,086.00 …artinya rasio likuiditas
Hanlon adalah 2.07…dari data yang kita bisa lihat bahwa Hanlon di Tahun ke 5 dan Tahun ke 6
sdh diaudit...dari data tsb di Tahun ke 7 Hanlon tak teraudit…kami kelompok 2 akan menghitung
rasio likuiditas dari data tsb…kt prhatikan di Tahun ke 7 total assets adalah sebesar
2,871,600.00…total liabilities adalah sebesar 1,814,886.00…jadi total likuiditas Hanlon di tahun
ke 7 adalah sebesar 1.58 …dari perhitungan yang tlh kita lakukan dapat kt analisa tingkat
kemampuan Hanlon memenuhi kewajibannya…

25 | Page
BAB III
KESIMPULAN

Dengan terjadinya peningkatan akun penjualan tetapi perputaran persediaan yang lama penagihan
piutang yang lambat ini terlihat jelas bahwa internal kontrol perusahaan kurang berjalan. Yang terjadi
pada Hanlon, Inc., adalah dimana penjualan perusahaan yang asal menjual atau akun penjualan itu sendiri
yang fiktif ataupun pemeberian piutang kepada pelanggan yang tidak memperhatikan kemampuan
keuangan pelanggan.
Dari debt to equity ratio, Hanlon, Inc., juga memperlihatkan peningkatan yang sangat signifikan, yang
menunjukkan semakin tinggi rasio ini modal sendiri sedikit dibanding dengan hutangnya. Maka disini
dapat disimpulkan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan ini dipertanyakan, apakah perusahaan
mampu membayar hutangnya yang telah jatuh tempo.

26 | Page

Anda mungkin juga menyukai