PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan utama yang harus ditetapkan oleh auditor adalah menyangkut banyaknya bukti
pendukung yang memadai untuk dikumpulkan, agar auditor merasa yakin bahwasannya unsur-unsur
laporan keuangan dan semua laporan lainnya dari klien dibuat sewajarnya. Pertimbangan ini penting
karena tingginya biaya pemeriksaan dan penilaian seluruh bukti yang tersedia.
Sebagai dasar menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, auditor mengumpulkan bukti
audit. Meskipun secara akuntansi menyediakan bukti audit yang cukup untuk mendukung pendapat
auditor, namun catatan tersebut bukan merupakan satu-satunya bukti audit yang dikumpulkan oleh
auditor. Bahwasannya auditor juga mengumpulkan bukti audit dengan melakukan pengmatan langsung
terhadap penghitungan fisik sediaan, mengjukan permintaan keterangan dan mendapatkan bukti dari
berbagai sumber dari luar perusah
Auditing adalah proses pemeriksaan, penilaian dan evaluasi hasil laporan keuangan sebuah
perusahaan/entitas yang dilakukan oleh seorang atau lebih auditor dari pihak (internal) manajemen
perusahaan sendiri atau pihak luar perusahaan (eksternal). Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,
objektif, dan tidak memihak yang disebut auditor.auditor untuk menilai laporan keuangan diperlukan
standar auditing untuk dijadikan acuan dalam pemeriksaan sebuah laporan keuangan perusahaan..
Standar auditing adalah standar/aturan/kriteria yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), meliputi 3 bagian yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan beserta interpretasinya.
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri
dari 10 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). PSA memberikan
penjelasan lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum dalam standar auditing.
Di negara lain contohnya Amerika Serikat standar ini dikeluarkan oleh the American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) dan standar auditnya bernama Generally Acceptef Auditing Standards
(GAAS).
Tujuan diadakannya audit adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah
diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Jenis-Jenis Opini Audit Keuangan :
1 | Page
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat yang diberikan auditor tanpa suatu keberatan apapun atas ikhtisar keuangan yang
disajikan oleh pihak manajemen. Bentuk laporan ini digunakan apabila terdapat keadaan berikut:
● Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor telah menjalankan
tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan telah ditaati.
● Telah mengikuti standar umum yang telah disepakati.
● Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang umum berlaku
di Indonesia dan ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula
penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari
laporan keuangan.
● Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties) mengenai
perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan
secara memuaskan.
Pendapat yang diberikan auditor dengan keberatan tertentu atas salah satu perkiraan yang
tercatat pada laporan keuangan, akan tetapi keberatan tersebut tidak memengaruhi secara material atas
ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen. Hal-hal yang memengaruhi munculnya opini wajar
dengan pengecualian adalah:
● Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang
material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
● Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai,
maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
Adalah penolakan memberikan pendapat atas ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen
disebabkan oleh adanya pembatasan luasnya pemeriksaan atau adanya ketidakpastian mengenai
jumlah suatu perkiraan tertentu.
Adalah pendapat yang diberikan auditor yang menyatakan tidak setuju atas ikhtisar keuangan
yang disajikan oleh pihak manajemen, dikarenakan auditor merasa benar-benar yakin bahwa ikhtisar
keuangan tersebut benar benar tidak layak
2 | Page
BAB II
PEMBAHASAN
Prosedur Audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit. Perumusan prosedur tersebut dalam istilah yang cukup spesifik agar auditor dapat
mengikuti intruksi-intruksi selama audit merupakan hal yang sydah umum.
Jumlah sampel setelah memilih prosedur audit, auditor dapat mengubahukuran sampel dari hanya
satu hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji. Dalam prosedur audit, misalkan terdapat 6.000
cek yang tercatat dalam jurnal pengeluaran kas. Auditor dapat memilih ukuran sampel sebanyak 200
untuk dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas. Kemudian, auditor harus membuat keputusan tentang
berapa banyak item yang harus diuji untuk setiap prosedur audit. Adapun ukuran sampel untuk suatu
prosedur dapat berubah-ubah dari satu audit ke audit lainnya.
3 | Page
Item yang dipilih, setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus
memutuskan item-item mana dalam populasi yang akan diuji. Misalnya, jika auditor memilih 50 cek yang
dibatalkan dari populasi 6.600 sebagai perbandingan dengan jurnal pengeluaran kas, berbagai metode
yang berbeda dapat digunakan untuk memilih cek-cek tertentu yang akan diperiksa. Auditor dapat (1)
memilih satu minggu dan memilih 50 cek pertama; (2) memilih 50 cek dengan jumlah yang terbesar; (3)
memilih cek-cek secara acak; atau (4) memilih cek-cek yang menurut pendapat auditor mengandung
kekeliruan. Atau menggunakan kombinasi dari metode yang sudah dijelaskan di atas.
Penetapan waktu, audit atas laporan keuangan umumnya mencakup suatu periode seperti satu
tahun. Biasanya suatu audit baru dianggap selesai setelah beberapa minggu atau beberapa bulan setelah
berakhirnyta suatu periode. Pengaturan waktu peosedur audit dapat berkisar dari awal periode akuntan
yang panjang sampai periode itu berakhir. Dalam mengaudit laporan keuangan, biasanya klien
menginginkan agar audit diselesaikan satu samapai tiga bulan setelah akhir tahun.
Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi
penguat.Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian intern.
Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi dan bukti bukti lainnya yang
dibuat dalam organisasi klien. Kompetensi Informasi Penguat dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut
ini:
a. Relevansi
Bukti audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum
bukti tersebut dapat terpercaya
b. Independensi penyedia bukti
Bukti audit yang diperoleh dari sumber di luar entitas akan lebih dipercaya daripada bukti audit
yang diperoleh dari dalam entitas.
c. Efektivitas pengendalian intern klien
Jika pengendalian intern klien berjalan secara efektif, maka bukti audit yang diperoleh akan
dapat lebih dipercaya daripada jika pengendalian intern itu lemah.
d. Pemahaman langsung auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik, observasi,
perhitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara tidak
langsung.
e. Berbagai kualifikasi individu yang menyediakan informasi
Walaupun jika sumber informasi itu bersifat independent, bukti audit tidak akan dapat dipercaya
kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut memilikikualifikasi untuk
melakukan hal itu.
4 | Page
f. Tingkat obyektivitas
Bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti yang membutuhkan pertimbangan
tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut memang benar. Berbagai contoh bukti yang
obyektif termasuk konfirmasi atas piutang dagang dan saldo-saldo bank, perhitungan fisik surat
berharga dn kas, serta perhitungan ulang saldo dalam daftar utang dagang untuk menentukan
apakah data-data tersebut sesuai dengan saldo pada buku besar. Sedangkan contoh-contoh dari
bukti-bukti yang subyektif termasuk selembar surat yang ditulis oleh pengacara klien yang
membahas mengenai kemungkinan hasil yang diperoleh dari berbagai gugatan hukum yang
sedang dihadapi oleh klien, observasi atas persediaan yang usang selama dilakukannya
pengujian fisik, serta berbagai informasi yang didapat dari menejer kredit tentang kolektibilitas
dari piutang dagang yang belum dibayar oleh pelanggan.
g. Ketepatan waktu
Ketepatan wktu atas bukti audit dapat merujuk baik kapan bukti itu di kumpulkan atau kapan
periode wktu yang tercover oleh proses audit itu.
1.1 PROSEDUR ANALITIK
Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap
informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan
yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan.
Prosedur analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat,saat,dan lingkup prosedur audit lainnya.
b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan
dengan saldo akun atau jenis transaksi.
c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Prosedur analitik harus diterapkan untuk tujuan yang disebutkan pada butir a dan c di atas untuk
semua audit laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Sebagai tambahan, dalam beberapa hal, prosedur analitik lebih efektif atau efisien
daripada pengujian rinci untuk mencapai tujuan pengujian substantif.
2. PROGRAM AUDIT
Audit program merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis ) yang rinci dan dijalankan
untuk mencapai tujuan audit ( akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk compliance test
dan substantive test. Tujuan audit program :untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh
manajemen dari sisieksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi
5 | Page
serta panyjian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan terhadap pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
Manfaat audit program sebagai berikut :
a. Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan intruksi
b. Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan dan pengendalian pemeriksaan
c. Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakkan klien
d. disusun setelah audit plan (tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai)
e. disusun secara standarisasi untuk semua klien
Audit Program yang baik mencamtumkan :
1. Tujuan pemeriksaan (audit objective)
2. Prosedur audit yang akan dijalankan
3. Kesimpulan pemeriksaan
Prosedur audit program :
1. Prosedur audit program untuk compliance test
2. Prosedur audit program untuk substantive test
3. Prosedur audit program untuk keduanya
2.1 Perencaan Audit dan Hubungannya dengan Prosedur Audit
Bukti audit dapat berupa :
1. Data Akuntansi
a. Buku jurnal
b. Buku besar dan buku pembantu
c. Buku pedoman akuntansi
d. Memorandum dan catatan tak resmi (kertas kerja, rekonsiliasi, penghitungan)
2 Informasi Penguat
a. Dokumen (cek, faktur, surat kontrak, notulen)
b. Konfirmasi dan pernyataan dari pihak yang mengetahui
c. Informasi yang diperoleh melalui pengajuan pertanyaan
d. Informasi lain yang dikembangkan atau tersedia bagi auditor
6 | Page
terkait kebijakan, prosedur pengendalian intern dan flowchart. Prosedur kedua yaitu dengan melakukan
pengujian pengendalian untuk mendapatkan bukti tentang keefektifan rancangan dan pengoperasian
kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang ada di perusahaan, sedangkan prosedur ketiga
(pengujian substantif) dimaksudkan untuk mendapatkan bukti tentang kewajaran asersi – asersi
manajemen dalam laporan keuangan.
Prosedur audit yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan
audit. Jenis pengujian yang termasuk dalam program audit sebagai berikut :
3. Prosedur Analitis
Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data keuangan dan data non-keuangan
untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan.
4. Prosedur Awal
Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis dan industri klien,
(2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan
bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar.
5. Pengujian Estimasi Akuntansi
Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.
6. Pengujian pengendalian
Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor.
7. Pengujian transaksi
Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi berdasarkan
bukti dokumenter yang mendasari.
8. Pengujian Saldo
Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item yang membentuk
saldo tersebut.
7 | Page
daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Kertas kerja dapat pula berupa data yang
disimpan dalam pita magnetik, film, atau media yang lain.
8 | Page
Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak kontrak, Notulen rapat.
Tujuan permanent file :
1. Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.
2. Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff yang baru pertamakali
menangani pemeriksaan laporan keuangan.
3. Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
9 | Page
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan auditan. Adapun
tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul pendukung
(supporting schedules).
2. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul utama ( lead
schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.
3. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal adjustmentke
dalam working trial balance.
4. Penyusunan laporan keuangan auditan.
Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembaran kerja (work sheet) yang
digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan,
klien menempuh beberapa tahap sebagai berikut :
a) Pengumpulan bukti transaksi.
b) Pencatatan dan penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu.
c) Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar.
d) Pembuatan lembar kerja (work sheet)
e) Penyajian laporan keuangan.
c. Ringkasan Jurnal Adjusment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan keuangan dan
catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut, auditor
membuat draft jurnaladjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan klien. Di samping itu, auditor
juga membuat jurnal penggolonga kembali (reclassification entries) untuk unsure, yang – mekipun tidak
salah dicatat oleh klien – namun untuk kepentingan penyajian laporan keuangan yang wajar, harus
digolongkan kembali.
10 | Page
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung yang menguatkan informasi
keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung harus dicantumkan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang
dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul dalam
audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung harus memuat juga berbagai simpulan
yang dibuat oleh auditor.
11 | Page
Di dalam intial audit, mengkaji dan mengevaluasi dari pengendalian internal serta memngkaji dari
bisnis dan industri yang membutuhkan lebih banyak waktu, dikarenakan auditor tidak familiar dengan
keadaan klien. Di dalam reccuring audit, auditor melihat perubahan yang signifikan di dalam sistem
kontrol dan operasi, dan lebih mengenali karakter khusus dalam perusahaan tersebut.Untuk menentukan
kewajaran dari neraca, auditor dalam intial audit harus memulai dari saldo masing-masing. Untuk assets,
seperti mesin dan peralatan, bangunan, kendaraan dan truk, dan beberapa aktiva tetap biasanya
memerlukan penilian dari transaksi beberapa tahun.
12 | Page
Hanlon, Inc., Liabilities and equity on Balance Sheets
Pada tahun keenam, Hanlon berjuang untuk mengatasi masalah aliran kas (Cash Flow) dan
terancam mengalami kerugian (Net loss). Keberhasilan negosiasi dengan Hoopshire National Bank
dan perusahaan Trust mengenai pinjaman sebesar USD 1 Milyar dapat mengatasi masalah likuiditas
untuk sementara waktu, dengan tingkat bunga pinjaman sebesar 10% dan angsuran sebesar
$1.000.000,- pertahun, dan dimulai pada tahun ke 8.
Required:
a. Copy the comparative financial statements and add columns for expressing balance sheet
amounts as a percent of total assets, and income statement amounts as a percent of sales.
13 | Page
b. Compute the following ratios for each of the three years:
1. Inventory turnover
2. Accounts receivable turnover
3. Operating margin
4. Percentage of long term debt to total capital structure (long-term debt plus stockholders’
equity)
5. Current ratio
c. Enter the given industry averages for these ratios and
1. Compare company and industry
2. Compare current and prior years
3. Identify areas requiring further investigation.
4. Identify possible causes of disparities cited in 3
B. PENYELESAIAN
1. Laporan keuangan komperatif
Hanlon, Inc., Balance Sheets
Unaudited Audited Audited
% % %
12/31/X7 12/31/X6 12/31/X5
Cash in bank-general 4,000 0.13% 12,000 0.67% 53,000 2.63%
Cash in bank-payroll 4,000 0.13% 4,000 0.22% 8,000 0.39%
Petty Cash 500 0.01% 500 0.02% 500 0.02%
Notes receivable-current 8,000 0.27% 6,000 0.34% 10,000 0.49%
Accounts-receivable-trade 300,000 10.44% 150,000 8.47% 220,000 10.93%
Allowance for doubtful accounts (12,000) 0.41% (12,000) 0.67% (15,000) 0.74%
Interes receivable 600 0.02% 400 0.02% 500 0.02%
Investments-current 7,000 0.24% 2,000 0.11% 6,000 0.29%
Raw materials and Purchasd part
inventories 270,000 9.40% 80,000 0.04% 100,000 4.96%
Goods in process 4,500 0.15% 12,000 0.67% 30,000 1.49%
Finished goods inventory 300,000 10.44% 180,000 10.17% 266,000 13.21%
Prepaid expenses-current 8,000 0.27% 5,900 0.33% 7,800 0.38%
Plant assests-net 1,620,000 56.41% 1,210,000 68.36% 1,200,000 59.61%
Intangible assests-net 350,000 12.19% 115,000 6.49% 120,000 5.96%
Other assets 7,000 0.24% 4,000 0.22% 6,000 0.29%
Total assets 2,871,600 100% 1,769,800 100% 2,012,800 100%
Notes payable-trade 2,000 0.07% 7,000 0.40% 3,000 0.15%
14 | Page
Accounts payable-trade 199,086 6.93% 113,586 6.42% 120,000 5.96%
Taxes payable 8,000 0.28% 6,000 0.34% 20,000 0.99%
Accured liablities 5,800 0.20% 6,500 0.37% 7,800 0.39%
Mortage note payable-current 200,000 6.96% 200,000 11.30% 147,000 7.30%
Notes payable-10%-current 100,000 3.48% 0.00% 0.00%
Notes payable-10%-due 19X9 900,000 31.34% 0.00% 0.00%
Mortage note payable-8% 400,000 13.93% 520,000 29.38% 720,000 35.77%
Common stock-no par 300,000 10.45% 300,000 16.95% 300,000 14.90%
Additional paid in capital 120,000 4.18% 120,000 6.78% 120,000 5.96%
Retained earnings 636,714 22.17% 496,714 28.07% 575,000 28.57%
Total Liabilities and stockholder
equity 2,871,600 100% 1,769,800 100% 2,012,800 100%
2. Analisa rasio
1. Inventoryturnover
Perputaran persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh karena itu semakin
tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan.
15 | Page
Inventory turnover dapat diperoleh dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan
rata-rata persediaan
Berdasarkan rumus, diperoleh hasil perhitungan Inventory Turnover Hanlon, Inc selama 3 tahun,
sebagai berikut :
Tabel
Perhitungan Inventory Turnover pada Hanlon, Inc.
Tahun Inventory Turnover
X5 4,29
X6 2,28
X7 1,39
2. Accounts ReceivableTurnover
Accounts receivable turnover digunakan untuk mengatuhui kemampuan
perusahaan dalam merubah aset lancar berupa piutang untu menghasilkan kas.
Karena piutang berkaitan dengan penjualan kredit, accounts receivable turnover
dihitung dengan rumus:
Sales
Accounts Receivable Turnover =
Average Accounts Receivable
16 | Page
3. Operating Margin / Profit Margin
Operating margin digunakan untuk mengukur keuntungan perusahaan yang
berasal dari setiap penjualan yang terjadi, operating margin dirumuskan, sebagai
berikut :
Net Income Before
Operating margin =
Extraordinary Items
Sales
bagi perusahaan semakin besar nilai rasio ini berarti semakin besar resiko yang
akan ditanggung perusahaan atas kegagalan memenuhi kewajiban jangka
panjangnya yang mungkin terjadi. Hanlon,Inc. memiliki nilai percentage of debt
in capital structure pada tahun X7 sebesar 50%.
Tabel
Perhitungan Rasio Debt : Equity pada Hanlon, Inc.,
17 | Page
Tahun Debt : Equity Rasio
X5 43.26%
X6 37.26%
X7 50.00%
5. Current Ratio
3.1.1 InventoryTurnover
18 | Page
atau lebih lambat jika dibandingkan dengan perputaran pada industri sejenis.
Dimana pada industri sejenis perputarann persediaan terjadi selama 121 hari
atau 3 kali dalam satu tahun.Jadi bisa dikatakan bahwa Hanlon, Inc buruk
dalam melakukan penjualan produknya karena terlambat dalam
perputaranpersediaannya.
Profit margin atau rasio margin laba pada Hanlon, Inc. di tahun X7
adalah 12,22%, hal ini memgambarkan bahwa kondisi perusahaan pada
tahun X7 sangat menguntungkan. Hal ini menggambarkan kondisi profit
margin Hanlon,Inc, lebih baik dibandingkan dengan nilai profit margin pada
industri sejenis sebesar 5,00%. Namun, kondisi sebaliknya terjadi di tahun
X6, dimana kondisi perusahaan mengalami penurunan profit margin yang
cukup besar dari tahun sebelumnya, yaitu dari 13,64% pada tahun X5
menjadi 2,82% pada tahun X6. jika dibandingkan dengan data profit margin
pada industri lainnya pada tahun X6, Hanlon,Inc. mengalami kondisi profit
margin yang tidakbaik.
19 | Page
dibandingkan dengan nilai rasio pada industri lainnya sebesasr 50% atau atau
dalam $1 hutang ada sebesar $2 modal yang dijaminkan.Dari perbandingan
tersebut, Hanlon,Inc. memiliki kemampuan yang rendah dalam mengelola
hutangnya, karena kemungkinan tidak dapat menutupi hutangya lebih besar
dibandingkan dengan industri sejenis lainnya.
3.1.5 Current Ratio
Inventory turnover pada Hanlon, Inc. pada tahun X6 dan X7 adalah 2.28
dan 1.39. Jika kita lihat dari tahun ke tahun rasio ini pada Hanlon, Inc.
mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menggambarkan perusahaan
perlu melakukan perbaikan dalam pengelolaan aliran persediaan yang akan
dijual.
3.2.2 Account ReceivableTurnover
20 | Page
margin sebesar 13,64%. Pada tahun X6 penjualan perusahaan sebesar
$1.300.000,00 operating margin yang didapatkan menurun cukup besar
menjadi hanya 2,82%. Pada tahun X7 kenaikan penjualan perusahaan
menjadi sebesar $1.800.000,00 mengangkat operating margin yang
didapatkan menjadi sebesar 12,22%. Namun jika dilihat dari persentase
perubahan jumlah penjualan terlihat kejanggalan yang terjadi. Dimana
pada tahun X5 ke tahun X6 terjadi penurunan penjualan yang signifikan
sebesar 54,55% yang mengakibatkan penurunan operating margin yang
cukup signifikan pula dari 13,64% menjadi 2,82%. Namun kondisi pada
tahun berikutnya menimbulkan kejanggalan, dimana dengan kenaikan
penjualan yang tidak terlalu signifikan yakni sebesar 38,46% dapat
menghasilkan kenaikan operating margin yang signifikan yaitu dari 2,82%
menjadi 12,22%. Untuk itu dirasa perlu dilakukan audit lebih lanjut, untuk
mendapatkan penjelasan apayang sebenarnya terjadi dari tahun X6 ke
tahun X7.
3.2.4 Current Ratio
Kondisi Current ratio yang terjadi pada Hanlon, Inc. mulai tahun X5
sampai dengan tahun X7, antara lain :
3.2.4.1 Pada tahun X5 =1.98
3.2.4.2 Pada tahun X6 =2.07
3.2.4.3 Pada tahun X7 =1.58
Dari data tersebut terliht bahwa sejak tahun X6, dimana mulai banyak
perusahaan masuk dalam persaingan usaha perakitan dan penjualan personal
computers.Hanlon,Inc. mulai mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
3.3 Area-area yang memerlukan investigasi lebih lanjut
21 | Page
penjualan dari tahun X6 dibandingkan X7 ternyata tidak disertai dengan
kenaikan kas yang diterima, akan tetapi disertai dengan kenaikan piutang
yang signifikan. Hal tersebut mengindikasikan adanya nilai piutang yang
overstated. Terhadap hal ini, auditor disarankan untuk melakukan audit lebih
lanjut terhadap akun piutang dengan melakukan tracing dokumen dan
prosedur konfirmasi. Sehubungan dengan rendahnya account receivable
turnover Hanlon, Inc dibandingkan rata-rata industri sejenis, auditor juga
perlu lebih memperdalam audit terhadap piutang dengan melakukan analisis
atas aging schedule piutang, kebijakan pemberian kredit, dan histori
pembayaran piutang oleh pelanggan perusahaan untuk menilai efektivitas
pengelolaan piutang oleh perusahaan.
22 | Page
hidupnya dalam jangka waktu pantas,sehingga auditor harus melakukan
evaluasi dengan cara sebagai berikut (SA Seksi 341):
23 | Page
b. Nilai debt to equity ratio yang tinggi diakibatkan oleh adanya pinjaman baru
sebesar USD 1 milyar yang berasal dari pinjaman kepada Hoopshire National
Bank dan perusahaan Trust dimana dimaksudkan untuk mengatasi masalah
likuiditas untuk sementara waktu.
Pada kasus hanlon saya perlihatkan laporan neraca (posisi keuangan) maupun laporan laba rugi
perusahaan. Disini kami akan coba menganalisa rasio…rasio yang kami analisis adalah…rasio aktivitas,
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas…Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial
24 | Page
suatu perusahaan, rasio likuiditas adalah salah satu cara utk mengetahui hal tersebut. Cara mengukur
perusahaan itu likuid atau tidak, kita dapat membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total
aktiva dengan total pasiva lancer (utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan utk beberapa
periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Jika perusahaan
mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan itu likuid, sedangkan jika perusahaan tidak
memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tsb ilikuid
Kita perhatikan rasio likuiditas Hanlon di Tahun ke 5…total assets sebesar 2,012,800.00
…sedangkan total liabities adalah sebesar 1,017,800.00 …artinya rasio likuiditas Hanlon
adalah 1.98
Kita bandingkan rasio likuiditas hanlon di Tahun ke 6… total assets sebesar
1,769,800.00 …sedangkan total liabities adalah sebesar 853,086.00 …artinya rasio likuiditas
Hanlon adalah 2.07…dari data yang kita bisa lihat bahwa Hanlon di Tahun ke 5 dan Tahun ke 6
sdh diaudit...dari data tsb di Tahun ke 7 Hanlon tak teraudit…kami kelompok 2 akan menghitung
rasio likuiditas dari data tsb…kt prhatikan di Tahun ke 7 total assets adalah sebesar
2,871,600.00…total liabilities adalah sebesar 1,814,886.00…jadi total likuiditas Hanlon di tahun
ke 7 adalah sebesar 1.58 …dari perhitungan yang tlh kita lakukan dapat kt analisa tingkat
kemampuan Hanlon memenuhi kewajibannya…
25 | Page
BAB III
KESIMPULAN
Dengan terjadinya peningkatan akun penjualan tetapi perputaran persediaan yang lama penagihan
piutang yang lambat ini terlihat jelas bahwa internal kontrol perusahaan kurang berjalan. Yang terjadi
pada Hanlon, Inc., adalah dimana penjualan perusahaan yang asal menjual atau akun penjualan itu sendiri
yang fiktif ataupun pemeberian piutang kepada pelanggan yang tidak memperhatikan kemampuan
keuangan pelanggan.
Dari debt to equity ratio, Hanlon, Inc., juga memperlihatkan peningkatan yang sangat signifikan, yang
menunjukkan semakin tinggi rasio ini modal sendiri sedikit dibanding dengan hutangnya. Maka disini
dapat disimpulkan kelangsungan hidup (going concern) perusahaan ini dipertanyakan, apakah perusahaan
mampu membayar hutangnya yang telah jatuh tempo.
26 | Page