795-Article Text-1563-2-10-20121227
795-Article Text-1563-2-10-20121227
795-Article Text-1563-2-10-20121227
Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
Vocational education as one of the aims is to prepare students to enter the workforce and creating jobs with entrepre-
neurship. Therefore, teaching factory plays an important role in shaping entrepreneurship students. The focus of this
research is the problem of teaching factory planning. Formulation of the questions in this study were (1) How to identify
needs and problems of teaching factory? (2) What policies are used teaching factory? (3) What teaching strategies in
the factory? (4) How to formulate the development of teaching factory pattern? (5) How does a preliminary evaluation
of teaching factory? This research approach is qualitative approach with case studies. Collection techniques of obser-
vation, interviews, and document study. Validity of the degree of confidence, keteralihan, dependency, and certainty.
The conclusions in this study were (1) The identification of common needs and problems of each production unit is
adopted from the teaching factory, (2) Teaching factory provides its own policy on each policy of basic production unit,
part, and common (3 ) strategy used in this study with SWOT analysis approach. Excess teaching factory is a complete
infrastructure, product and service quality, the creativity of students is high, students have the market share, where the
teaching of strategic factory, a strong partnership with Dudi, and school leadership support kepasa. The disadvantage
is not a human resource professional, do not have outlets, and simple marketing. Chances are Dudi cooperation abroad,
market expansion, certain moments relating to products and services. The threat is a denial of the customer order. (4) The
development by improving the quality of products and services, human resource professionals, and private participation
in investment (5) Evaluation conducted through the introduction of financial reporting is made of each UP, and the
correction of the activities in the UP, and the SOP. Suggestions in this research is to teaching factory, should have a broad
policy in managing the UP and the uniformity of the program based on the length of time, (2) For schools, the school put
the factory level with the school teaching, (3) For other educational institutions, input in developing teaching factory, (4)
For other researchers, as a factory Referrals about teaching, and to examine the other side.
94
Agung Kuswantoro dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 1 (2) (2012)
untuk sukses (Kementerian Pendidikan Nasinal perhotelan, jasa boga, busana butik, dan
(2011:10-11). kecantikan. Perencanaan teaching factory yang
ada di SMK Negeri 6 Semarang berupa visi, misi,
Metode tujuan, dan program-program. Perencanaan
teaching factory diwujudkan dalam perencanaan
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pada tiap-tiap unit produksi. Masing-masing unit
pendekatan kualitatif dengan rancangan produksi memiliki perencanaan tersendiri yang
studi kasus. Rancangan penelitian (1) peneliti berbeda dengan unit produksi antar satu dengan
melakukan studi eksplorasi dan dokumentasi yang lainnya.
perencanaan teaching factory yang meliputi visi, Visi teaching factory adalah mewujudkan
misi, tujuan, kebijakan, program, strategi, dan SMK Negeri 6 Semarang sebagai pencipta
evaluasi pendahuluan (2) pengumpulan data sumber daya manusia profesional melalui
awal guna memfokuskan masalah penelitian, teaching factory dalam bidang tata boga, tata
(3) penjadualan penelitian dengan sekolah (4) busana, tata kecantikan, dan akomodasi
pemodifikasian rancangan penelitian dan peneliti perhotelan. Misi teaching factory adalah
pengembangan masalah, (5) peneliti melakukan membentuk tamatan yang berkepribadian unggul
pengumpulan data dan pengelompokannya (6) dan mampu mengembangkan diri sesuai bidang
peneliti melakukan kegiatan analisis data yang yang ada di unit produksi, menyiapkan tenaga
telah diperoleh dari hasil penelitian. terampil dibidang tata kecantikan, busana, tata
Data utama diperoleh dari ketua boga dan akomodasi hotel, dan menyiapkan
teaching factory dan manager on duty, DUDI, wirausahawan.
siswa, dan guru. Sedangkan data pendukung Program kerja teaching factory SMK
adalah dokumen-dokumen yang ada pada unit Negeri 6 Semarang adalah membuat struktur
produksi dan teaching factory (Moleong,). Teknik organisasi, menyusun program kerja tahunan,
pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara rapat sosialisasi program kerja teaching factory
observasi, wawancara, dan studi dokumen. kepada unit produksi keahlian, mengarahkan
Observasi ini dapat dilakukan pada ruang garmen, dan membimbing pelaksanaan kegiatan kegiatan
labolatorium boga, lapangan gebyar karya, salon unit produksi, promosi, rapat koordinasi,
kecantikan, dan lobby hotel Rumpita. Sasaran malaksanakan kegiatan kewirausahaan,
wawancara dalam penelitian ini adalah ketua membuat kerja sama dengan industri dan sekolah
teaching factory, manager on duty, siswa, guru, dan lain, melaksanakan pembinaan, memeriksa
DUDI. Dokumen dalam penelitian ini dokumen pembukuan dan administrasi unit produksi
mengenai teaching factory berupa produk dan program keahlian, malaksanakan studi banding,
jasa, data yang diperoleh di surat kabar, website dan membuat laporan akhir semester.
mengenai teaching factory. Visi unit produksi perhotelan adalah
Pelaksanaan teknik pemeriksaan mewujudkan SMK Negeri 6 Semarang sebagai
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada pencipta sumber daya manusia profesional di
empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat bidang akomodasi perhotelan yang berkompeten
kepercayaan, keteralihan, (kebergantungan dan untuk menuju era globalisasi. Misinya adalah
kepastian. Triangulasi metode digunakan sebagai mewujudkan tamatan yang berkepribadian
upaya untuk mengecek keabsahan data melalui unggul dan mampu mengembangkan diri
pengecekan kembali apakah prosedur dan proses serta menyiapkan tenaga profesional di bidang
pengumpulan data sesuai dengan metode yang akomodasi perhotelan, menjadikan SMK
absah. Menurut Miles dan Huberman dalam Negeri 6 Semarang yang mandiri, menghasilkan
(Sugiyono: 2009) mengatakan bahwa teknik wirausawahan dan sebagai sumber pusat
analisis data dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu informasi perhotelan.
reduksi data, data display, dan tahap verifikasi. Program keahlian hotel dan restoran
bertujuan untuk melaksanakan pekerjaan
Hasil dan Pembahasan dilingkup front office sebagai reception, reservation,
telephone operator dan porter, melaksanakan
Teaching factory yang ada pada SMK pekerjaan dilingkup housekeeping sebagai public
Negeri 6 Semarang memiliki pengelola area attendant, room attendant, order taker, linen
tersendiri. Pengelola terdiri dari kepala sekolah, dan uniform attendant dan laundry attendant,
ketua teaching factory, bendahara, dan sekretaris. mengolah dan menyajikan makanan kontinental
Ketua teaching factory memiliki kewenangan yang terdiri dari makanan pembuka, makanan
terhadap empat unit produksi yaitu unit produksi utama dan makanan penutup, mengolah dan
95
Agung Kuswantoro dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 1 (2) (2012)
menyajikan makanan Indonesia yang terdiri Program Keahlian tata busana bertujuan
dari makanan pembuka, makanan pokok, lauk untuk mengukur, membuat pola, menjahit, dan
pauk dan makanan penutup, melayani makan meyelesaikan busana, memilih bahan tekstil
dan minim baik di restoran maupun di kamar dan bahan pembantu secara tepat, menggambar
tamu, serta meja makan dan meja prasmanan, bermacam - macam busana sesuai kesempatan,
mengolah dan menyajikan aneka minuman non menghias busana sesuai desain, dan mengelola
alkohol, mengorganisir operasi pelayanan makan usaha dibidang busana. Fasilitas Program
dan minum di restoran hotel. Keahlian tata busana adalah ruang praktik,
Program kerja tahunan unit produksi mesin jahit manual dan otomatis, mesin obras,
akomodasi perhotelan meliputi menyusun mesin lubang kancing, mesin industri, gunting
program, menyusun struktur organisasi dan pemotong listrik, alat pembuat pola, desain
uraian tugas unit produksi, meningkatkan dan sarana pelatihan di sekolah berupa sanggar
wawasan dan keterampilan guru dan siswa dalam busana.
kewirausahaan melali unit produksi akomodasi Visi unit produksi jasa kecantikan yaitu
perhotelan serta mengembangkannya, promosi mewujudkan SMK Negeri 6 Searang sebagai
produk unit produksi akomodasi perhotelan, pencip sumber daya manusia profesional di bidang
pemasaran produk di dalam dan di luar tata kecantikan yang bertaqwa untuk menuju era
lingkungan sekolah, dan evaluasi program unit globalisasi. Misi unit produksi jasa kecantikan
produksi. adalah membentuk tamatan yang berkepribadian
Visi Unit Produksi Jasa Boga adalah unggul dan mampu mengembangkan diri
mewujudkan tamatan program keahlian tata serta menyiapkan tenaga terampil di bidang
boga sebagai pencipta sumber daya manusia tata kecantikan, menyiapkan wirausahawan/
yang mampu menghadapi era global. Misinya beutican dan haordresser, menjadikan SMK 6
adalah membentuk tamatan yang berkepribadian Semarang yang mandiri, dan sebagai sumber
unggul, kreatif, dan inovatif, mendidik dan informasi tata kecantikan.
menyiapkan wirausahawan yang disiplin, Program keahlian tata kecantikan terbagi
tangguh, dan mandiri, mempersiapkan tenaga menjadi dua program studi yaitu kecantikan kulit
kerja terampil di bidang tata boga. dan rambut. Kecantikan kulit bertujuan untuk
Program keahlian tata boga bertujuan menerapkan pengetahuan anatomi dan fisiologi
untuk mengelola dan menyajikan makanan kecantikan, menentukan kosmetika kecantikan,
kontinental yang terdiri dari makanan pembuka, merawat kulit wajah, merias wajah, merawat
makanan utama dan makanan penutup, tangan dan kaki, merawat tubuh, mengelola
mengolah dan menyajikan makanan Indonesia salon kecantikan kulit. Kecantikan rambut
yang terdiri dari makanan pembuka, makanan bertujuan untuk menerapkan pengetahuan
pokok, lauk pauk dan makanan penutup, anatomi dan fisiologi kecantikan, menentukan
melayani makan dan minum baik di restoran kosmetika kecantikan, mencuci rambut, merawat
maupun di kamar tamu serta menata meja makan kulit kepala dan rambut, mengeringkan rambut
dan meja prasmanan, mengolah dan menyajikan dengan alat pengering, memangkas rambut,
aneka minuman non alkohol, mengorganisir melakukan pratata, melakukan penataan rambut,
operasi pelayanan makan dan minum di restoran. mengeriting rambut, merawat dan membentuk
Fasilitas Program keahlian tata boga yaitu hairpiece, menata sanggul (up style), menata
khitchen dan perlengkapannya, sarana pelatihan sanggul daerah, memangkas rambut dengan
di sekolah berupa kafetaria dan unit produksi, teknik barber, mewarnai rambut, meluruskan
sarana praktik pelayanan tata hidang dan sarana rambut (smoothing), meluruskan rambut
produksi lainnya. (rebounding).
Visi program studi busana adalah Program kerja tahunan unit produksi
memujudkan SMK Negeri 6 Semarang sebagai kecantikan yaitu membuat struktur organisasi,
pencipta sumber daya manusaia profesional di menyusun program kerja tahunan, rapat
bidang tata busana yang bertakwa untuk menuju koordinasi dan sosialisasi program kerja,
era globalisasi. Misinya adalah membentuk pengarahan dan pembimbingan kegiatan unit
tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu produksi, promosi, dan repat koordinasi.
mengembangkan diri, menyiapkan tenaga Membuat struktur organisasi bertujuan untuk
terampil di bidang tata busana, menyiapkan membagi tugas sesuai kedudukan masing-masing.
wirausahawan, dan menjadikan SMK Negeri Tujuan menyusun program kerja tahunan adalah
6 Semarang yang mandiri dan sebagai sumber sebagai acuan pelaksanaan unit produksi.
informasi tata busana. Tujuan rapat koordinasi dan sosialisasi program
96
Agung Kuswantoro dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 1 (2) (2012)
kerja adalah menyampaikan program kerja seperti itu, teaching factory menolak beberapa
kepada semua warga SMK. Tujuan pengarahan tawaran yang diberikan pelanggan karena unit
dan pembimbingan adalah agar kegiatan unit produksi kekurangan tenaga. Tantangan lain
produksi terkoordinasi, tujuan promosi adalah adalah pemasaran yang global melalui website.
mengenalkan produk unit produksi kecantikan. Pengembangan teaching factory dilakukan
Rapat koordinasi bertujuan utnuk mengevaluasi melalui menjaga kualitas produk dan jasa
kegiatan kerja. yang dihasilkan, pengembangan sumber daya
Kebijakan dalam teaching factory adalah yang profesional, pengembangan lain adalah
kebijakan yang ada pada pokok, umum, dan dibutuhkan partisipatif dalam masyarakat dalam
bagian. Kebijakan pokok berupa tiap unit pengelolaan modal. Modal yang selama ini adalah
produksi membuat laporan keuangan setiap berasal dari bantuan pemerintah. Pengembangan
bulan. Laporan keuangan ini dibuat oleh lain pemasaran melalui outlet-outlet.
manajemen yang ada pada unit produksi, yang Evaluasi pendahuluan teaching factory
ditandatangani oleh ketua unit produksi dengan dalam hal ini adalah evaluasi dalam perencanaan
sepengetahuan kepala sekolah. Kebijakan berupa laporan keuangan yang dibuatkan pada
yang secara umum adalah kebijakan mengenai akhirnya bulan yang dibuat oleh masing-masing
ketentuan siswa dalam praktek di teaching unit produksi, membuat beberapa koreksi
factory, bahwa siswa kelas X belum memasuki dari tindakan yang telah dilaksanakan. Untuk
tempat teaching factory. Sedangkan siswa kelas mendukung pengawasan unit produksi kecantikan
XI, memasuki teaching factory dan siswa kelas memiliki SOP) sesuai dengan kebutuhan yang di
XII, tidak masuk secara penuh praktek di teching unit produksi
factory. Visi SMK Negeri 6 Semarang juga
Kekuatan teaching factory SMK Negeri 6 dijabarkan melalui misi sekolah yang sesuai
Semarang adalah peralatan yang lengkap pada dengan visi sekolah. Visi teaching factory
masing-masing unit produksi yaitu perhotelan, menunjukkan sangat sederhana dan simpel
jasa boga, busana butik, dan kecantikan. yaitu mewujudkan sumber daya manusia yang
Peralatan tersebut sangat menunjang dalam profesional pada bidang keahlian yang dimiliki
memproduksi dan melayani pelanggan baik yaitu tata boga, tata busana, tata kecantikan,
berupa produk maupun jasa. Kekukuatan dan akomodasi perhotelan. Visi tersebut kurang
lainnya adalah selain siswa memiliki kreativitas kompleks dalam penjabarannya, karena visi
yang tinggi dan siswa juga memiliki pangsa pasar sekolah adalah menjadi sekolah yang bertaraf
tersendiri. Siswa menjual produknya sendiri ke internasional yang dilandasi beriman, bertakwa
pelanggan baik teman atau pun tetangga rumah. dan berbudaya Indonesia. Teaching factory yang
Selain itu, sekolah memiliki koneksi yang banyak merupakan milik sekolah, maka teaching factory
dengan DUDI. harus mampu menjabarkan visi yang lebih detail
Kelemahan teaching factory adalah Sumber berdasarkan pada kemampuan dan potensi
Daya Manusia yang mengelolanya. Tidak adanya teaching factory. Dengan kemampuan dan potensi
pengelola yang secara penuh mengurusi teaching yang dimiliki di teaching factory, maka seharusnya
factory, belum profesionalnya pengelolaan teaching teaching factory lebih detail dan kompleks dalam
factory. Pengelolaan teaching factory, masih sama penjabarannya. Visi perlu dirumuskan kembali
halnya dengan pengelolaan unit produksi. secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
Peluang teaching factory adalah pemasaran tantangan di masyarakat. Visi dapat dijadikan
yang lebih luas, mengingat tempat teaching cita-cita bersama warga yang terlibat di masing-
factory dekat dengan perkotaan diharapkan dapat masing unit produksi yang berjumlah empat.
menjual lebih banyak produk dan jasa. Pemasaran Misi teaching factory masih bersifat lebih
yang luas, mengingat palanggan unit produksi luas dibanding dengan misi sekolah, dengan
dan jasa yang ada di teaching factory sudah banyak adanya tambahan kepribadian unggul dan
baik instansi pemerintah, swasta, dan beberapa mampu mengembangkan diri. Sifat profesional
tetangga sekolah. Peluang lain adalah jika ada yang ada pada visi teaching factory dijabarkan
moment tertentu, membuat proposal yang akan dengan pribadi unggul dan pengembangan
diajukan, sebagaimana Semarang Night Carnival diri. Misi tersebut sudah ada penekanan pada
(SNC) . mutu lulusan yang diharapkan oleh siswa. Hal
Ancaman teaching factory terletak pada ini juga sejalan dengan misi yang ada pada
sumber daya manusianya dalam mengelola unit unit produksi jasa akomodasi perhotelan yang
produksi, sehingga berpengaruh pada produksi hampir sama dengan teaching factory. Akan tetapi,
dan jasa yang dihasilkan. Selama ini yang terjadi berbeda dengan unit produksi jasa boga, dalam
97
Agung Kuswantoro dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 1 (2) (2012)
misinya adanya tambahan karakter menyiapkan Dengan adanya kebijakan bagian yang
wirausahawan. Sebagaimana dalam misi sekolah terlalu luas pada unit produksi, menjadikan
yaitu pengembangan institusi sekolah sebagai teaching factory tidak dapat memberikan
training center, testing center, dan keterampilan kontribusi yang lebih pada unit produksi. Di
kejuruan. Dengan adanya training center dan mana unit produksi, bagian dari teaching factory.
kelengkapan sarana serta kemampuan guru Ada kelebihan ketika teaching factory memberikan
yang dimiliki unit produksi maka diharapakan kebijakan bagian yang lebih pada unit produksi.
mampu menciptakan wirausahawan. Misi unit Unit produksi mengelola secara optimal, tanpa
produksi jasa tata busana hampir sama dengan adanya campur tangan kepada teaching factory.
unit produksi jasa boga yaitu tamatan unggul dan Unit produksi dapat memanfaaatkan semua
wirausahan, akan tetapi pada misi unit produksi sumber daya yang ada pada unit produksi seperti
busana adanya penekanan pada pusat informasi, guru, siswa, peralatan, dan pemasaran yang
karena dengan kerja sama yang banyak dan digunakan oleh unit produksi tersebut. Hal yang
pelanggan yang loyal menjadikan unit produksi menarik menurut peneliti dalam pembelajaran
untuk menjadi pusat informasi. Misi unit kewirausahaan adalah ketika siswa OJT. Siswa
produksi jasa kecantikan juga sama dengan diberi pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi
unit produksi busana, berbeda pada keahlian program studi. Kebijakan bagian yaitu ketika ada
unggulan yang ada di unit produksi yaitu dengan siswa yang memasarkan produk atau melayani
meyiapkan lulusan untuk menjadi wirausahawan jumlah pelanggan lebih banyak dari target, maka
atau beutican dan hairdresser. siswa tersebut berhak mendapatkan nilai yang
Dari keempat unit produksi adanya lebih baik dan mendapatkan bonus tersendiri
kesamaan dalam visi dan misi, akan tetapi pada dari produk tersebut. Kebijakan ini diberikan
unit produksi jasa boga, busana, dan kecantikan oleh unit produksi melalui guru yang mengampu
memunculkan karakter wirausaha. Hal ini juga mata pelajaran kewirausahaan dan produksi. Hal
ditunjang oleh beberapa program dari sekolah ini untuk memberikan motivasi pada siswa dalam
dengan mengadakan workshop entrepreneurship berwirausaha. Siswa menjadi bersemangat dalam
dan praktek-praktek di unit produksi yang memasarkan produk dan jasa yang ada pada unit
menanamkan sikap-sikap wirausaha. Program produksi.
kerja unit produksi akomodasi hotel dalam Kekuatan teaching factory adalah sarana
kewirausahaan diajarkan bagaimana cara dan prasarana yang lengkap. Teaching factory
bersikap berwirausaha melalui pekerjaan front memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya
office sebagai reception, reservation, telephone operator yaitu lokasi sekolah strategis. Teaching factory juga
dan porter. Dalam hal ini siswa diajarkan untuk memanfaatkan kemampuan siswa yang dimiliki
kerja keras yang diwujudkan dengan perilaku dengan memasarkan produk. Kemampuan
yang bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan yang digunakan adalah dengan pemasaran yang
tugas dan mengatasi hambatan yang dihadapi sederhana, yaitu door to door, pemasaran yang
ketika siswa praktek sebagai reception. secara langsung dengan menawarkan kepada
Tujuan program kerja teaching factory orang yang di sekitar kampus, tamu hotel, dan
mendukung pada misi sekolah yaitu membuat beberapa ke instansi pemerintah atau swasta.
kerja sama dengan industry dan sekolah lainnya Kelemahan yang ada di teaching factory
dan melaksanakan studi banding. Kerja sama adalah sumber daya manusia sebagai pengelola,
ini dilakukan oleh teaching factory dengan DUDI secara struktur organisasi bahwa dalam teaching
di dalam dan di luar negeri, sedangkan studi factory terdiri dari ketua, bendahara, dan sekretaris
banding dilakukan oleh sekolah atau sekolah lain serta didukung oleh unit-unit yang berjumlah
menjadi objek studi banding untuk mempelajari empat (akomodasi hotel, kecantikan, busana,
teaching factory. dan tata boga). Teaching factory membutuhkan
Dari keempat tujuan unit produksi pengelola yang full time, karena selama ini
diperoleh bahwa ada kesamaan dalam pencapaian ketua teaching factory adalah guru yang sudah
tujuan, yaitu tujuan menggambarkan tingkat tersertifikasi di mana beben mengajar adalah
mutu yang perlu dicapai, terpacu pada visi dan 24 jam. Beliau mengajar selam 12 jam, dan
misi unit produksi, teaching factory, dan sekolah, jabatan menjadi teaching factory diequivalenkan
terpacu pada standar kompetensi lulusan yang 12 jam. Hal ini berari ketua teaching factory
sudah ditetapkan oleh sekolah sesuai dengan memberikan waktu selama 12 jam. Ketika dia
program studi masing-masing. Hal ini terlihat membuat laporan keuangan, menyusun beberapa
pada tujuan pada masing-masing unit produksi kebijakan teaching factory, menyiapkan beberapa
yang bersifat khusus dan spesifik tawaran jika ada moment khusus, dan lainnya
98
Agung Kuswantoro dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 1 (2) (2012)
99
Agung Kuswantoro dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 1 (2) (2012)
100