KELOMPOK 5:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. karena telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat serta
salam kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing seluruh umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah yang penulis susun.
Kami berharap kepada seluruh pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
guna meningkatnya kualitas ilmu dan agar penyusunan makalah selanjutnya lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A...LATAR BELAKANG......................................................................................1
B...RUMUSAN MASALAH.................................................................................1
C...TUJUAN..........................................................................................................2
D...MANFAAT......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. KOMPONEN UDARA BERSIH...................................................................3
B. SIFAT-SIFAT UDARA.................................................................................10
C. PENCEMARAN UDARA DAN KLASIFIKASI SUMBER
PENCEMARAN UDARA.............................................................................14
D. KLASIFIKASI PENCEMAR UDARA.........................................................18
E. REAKSI KIMIA DALAM HUJAN ASAM..................................................31
F. PENIPISAN OZON.......................................................................................32
G. EFEK RUMAH KACA.................................................................................36
H. DAMPAK PENCEMARAN UDARA..........................................................37
A...KESIMPULAN .............................................................................................39
B...SARAN .........................................................................................................39
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Udara adalah salah satu komponen lingkungan yang merupakan kebutuhan
paling mendasar bagi seluruh umat manusia dan juga makhluk hidup yang lain untuk
mempertahankan kehidupannya. Bisa kita bayangkan kalau di permukaan bumi ini
tidak ada udara. Kita tidak akan bisa melihat burung-burung yang terbang, pesawat
terbang, balon terbang, bahkan tidak pernah ada angin karena angin adalah udara yang
bergerak, tidak ada awan karena awan adalah gumpalan uap air yang mengambang di
udara, bahkan tidak pernah terjadi hujan.
Proses metabolisme dalam tubuh manusia juga tidak mungkin dapat
berlangsung tanpa adanya oksigen yang berasal dari udara. Kita bisa membayangkan,
berapa lama kita bisa bertahan tanpa adanya udara? Tanpa adanya makanan,
diperkirakan manusia dapat bertahan hidup selama kurang lebih 5 minggu, sedangkan
tanpa adanya air, manusia dapat bertahan selama kurang lebih 5 hari. Namun tanpa
adanya udara, manusia hanya mampu bertahan hidup kurang lebih selama 5 menit. “It
has been estimated that a man can live for 5 weeks without food, for 5 days without
water, but only 5 minuts without air” (Stern C Arthur, 1977). Pernyataan tersebut
merupakan suatu pernyataan yang mengingatkan kita betapa pentingnya udara, bukan
sekedar udara biasa, tapi udara bersih yang memiliki fungsi sebagai pendukung
kehidupan, baik manusia, hewan ataupun tumbuhan. Namun sering kali kebutuhan
akan ketersediaan udara, selama ini kurang diperhatikan dibandingkan kebutuhan
akan adanya makanan dan minuman. Hal ini disebabkan karena udara dapat diperoleh
secara gratis tanpa harus membayar ataupun mengolahnya. Padahal dengan adanya
udara inilah yang menjamin keberlangsungan kehidupan kita di muka bumi ini.
Dalam bernapas manusia menghisap udara mengambil oksigen dan menghembuskan
karbon dioksida kembali ke udara. Udara merupakan kombinasi dari berbagai macam
gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan
udara, dan lingkungan sekitarnya. Udara yang juga merupakan komponen sangat
penting dalam sistem atmosfer berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat
penting bagi kehidupan di permukaan bumi ini.
4
B. TUJUAN
1. Umum
Secara umum penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang konsep dasar
kimia udara.
2. Khusus
Secara khusus penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang komposisi
udara bersih, konsep pencemaran udara dan klasifikasi sumber pencemar, reaksi-
reeaksi kimia pada hujan asam, penipisan ozon, dan efek rumah kaca
C. MANFAAT
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapa bermanfaat yaitu:
a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa.
b) Sebagai referensi pembelajaran mahasiswa.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a) Bagi penulis dan civitas akademik
Dapat menambah wawasan mengenai konsep dasar kimia udara.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Atmosfer bumi adalah suatu lingkungan dimana manusia dan organisme lain
hidup di permukaan bumi. Di dalam atmosfir bumi terdapat udara, yaitu campuran
gas-gas yang mengelilingi lapisan atmosfer bumi. Atmosfer bumi ditentukan oleh
kualitas udara yang mengelilinginya. Fungsi utama atmosfer bumi dalam
menopang kehidupan di permukaan bumi adalah untuk mencegah pemanasan dan
pendinginan suhu bumi, serta menyediakan gas-gas tertentu bagi kehidupan
organisme. Sehingga apabila kualitas udara di atmosfer bumi mengalami
pencemaran, maka akan dapat menimbulkan dampak buruk, baik bagi kesehatan
manusia maupun terhadap tanaman, hewan serta bahan atau material lainnya.
Udara adalah faktor pendukung utama kehidupan manusia di bumi. Dan
komponen penyusun udara yang paling penting adalah oksigen. Ya, oksigen yang
kita hirup dan mengalir dalam darah kita. Tahukah anda, oksigen ternyata hanya
21% dari keseluruhan atmosfer bumi. Komposisi terbesar adalah gas nitrogen
yang kadarnya mencapai 77%. Sedangkan yang 1% adalah gas-gas penyusun
lainnya.
Oksigen memang berperan amat penting bagi kehidupan di bumi. Gas ini
terlibat dalam hampir semua reaksi kimia yang menghasilkan energi yang
diperlukan oleh makhluk hidup tingkat tinggi seperti manusia. Namun Allah telah
menentukan kadar oksigen dalam udara yang kita hirup dengan sangat tepat.
Seorang profesor mikrobiologi terkenal, Michael Denton dalam bukunya, Nature’s
Destiny : How the Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe, bahwa
oksigen adalah unsur yang sangat mudah bereaksi. Bahkan kandungan oksigen di
atmosfer yang sekarang, yakni 21% sangatlah mendekati ambang batas yang aman
bagi kehidupan pada suhu lingkungan. Kemungkinan terjadinya kebakaran hutan
meningkat sebesar 70% untuk setiap kenaikan 1% kandungan oksigen dalam
atmosfer. Tingginya kadar oksigen ini akan lebih memudahkan munculnya nyala
api dan peristiwa pembakaran daripada biasanya. Akibatnya, percikan api kecil
saja sudah mampu memicu kebakaran besar (Stern C Arthur, 1977).
6
Kadar oksigen di atmosfer tidak bertambah dan tidak berkurang. Ini adalah
hasil daur ulang yang amat luar biasa yang melibatkan manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Manusia dan hewan terus menerus menggunakan gas oksigen
dan mengeluarkan gas karbon dioksida. Sebaliknya, tumbuhan mengambil karbon
dioksida untuk proses fotosintesis, dan melepaskan oksigen. Tumbuhan
membebaskan jutaan ton oksigen ke atmosfer setiap harinya. Dengan adanya
serangkaian peristiwa ini, kehidupan pun dapat terus berlanjut.
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konsistan.
Komponen yang konsentrasinya selalu bervariasi adalah air dalam bentuk uap
H2O dan karbon dioksida (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi
tergantung dari cuaca dan suhu. Udara adalah campuran beberapa macam gas
yang perbandingannya tidak tetap tergantung pada suhu dan tekanan udara.
Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki
selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara yang
sering disebut dengan atmosfer. Atmosfer terdiri atas bermacam-macam unsur gas
dan di dalamnya terjadi proses pembentukan dan perubahan cuaca dan iklim.
Atmosfer melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan dan meteor-
meteor yang ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan temperatur siang
dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat banyak dan beragam. Pada
lapisan bawah angin berhembus, angin terbentuk, hujan dan salju jatuh, dan
terjadilah musim panas dan musim dingin. Semua ini merupakan gejala yang
lazim terjadi yang sering disebut cuaca.
Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti permukaan padat
dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke atas sejauh beratusratus
kilometer, dan akhirnya bertemu dengan medium antar planet yang berkerapatan
rendah dalam sistem tata surya. Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas
permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
7
2. Troposfer
Lapisan troposfer yaitu lapisan atmosfer yang berada paling terendah dengan
permukaan bumi sampai pada ketinggian rata-rata 11 km dengan campuran
gasnya yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. (Petty, Grant W.,
2008). Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang
dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer
yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis. Dalam lapisan ini, hampir semua
jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan kelembapan yang
kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar
30 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan
100 m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius. Pada lapisan ini terjadi peristiwa
cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari
troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan
menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara
akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17 derajat sampai -52 derajat.
Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran
tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Pada lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak,
angin, tekanan dan kelembaban udara yang kita rasakan sehari hari terjadi.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer,
karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan
8
panasnya ke udara. Pada troposfer ini terdapat gas-gas rumah kaca yang
menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
Troposfer terdiri atas:
a. Lapisan planetair : 0-1 km
b. Lapisan konveksi : 1-8 km
c. Lapisan tropopause : 8-12 km.
3. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer yaitu berada pada ketinggian
rata-rata 11 km sampai kira-kira 50 km, temperatur rata-rata naik dari -56 derajat
celcius sampai -2 derajat celcius di bagian atas (stratopause). (Petty, Grant W.,
2008). Stratopause merupakan lapisan transisi antara stratosfer dan mesosofer.
Kenaikan temperatur yang terjadi utamanya karena penyerapan radiasi ultraviolet
oleh ozon di atmosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari
permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi suhu, artinya
suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan
bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada
puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0°C.
Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer.
Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari permukaan bumi.
Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis, lapisan panas dan
lapisan campuran teratas. Umumnya suhu (temperatur) udara pada lapisan
stratosfer sampai ketinggian 20 km tetap. Lapisan ini disebut dengan lapisan
isotermis.
Lapisan isotermis merupakan lapisan paling bawah dari stratosfer. Setelah
lapisan isotermis, berikutnya terjadi peningkatan suhu (temperatur) hingga
ketinggian ± 45 km. Kenaikan temperatur pada lapisan ini disebabkan oleh adanya
lapisan ozon yang menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari.
9
lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap air, awan ataupun debu atmosfer, dan
biasanya pesawat-pesawat yang menggunakan mesin jet terbang pada lapisan ini.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan cuaca.
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari
ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif
stabil dan sangat dingin yaitu - 70°F atau sekitar - 57°C. Pada lapisan ini angin
yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Awan tinggi jenis
cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca
yang cukup signifikan. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah
menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan
konsentrasi ozon yang bertambah.
Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini
bisa mencapai sekitar 18°C pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause
memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Ozon adalah hasil reaksi antara
oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari.
Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari
pada tingkat yang aman untuk kesehatan. Ozon berwarna biru pucat yang
terbentuk dari tiga atom oksigen (O3). Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan
dapat ditemukan di lapisan stratosfer yaitu lapisan awan yang terletak antara 15
hingga 35 km dari permukaan bumi. Lapisan ozon sangat penting karena ozon
menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang
tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum
mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV
dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali
UVB dan ia merusak hampir semua kehidupan. Adanya penyerapan radiasi UV-B
sebelum sinar UV sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari
efek radiasi yang merusak kehidupan.
4. Mesosfer
10
-92 derajat celcius pada bagian lapisan paling atas (mesopause). Mesopause
merupakan lapisan transisi antara mesosfer dan termosfer. Mesosfer terletak pada
ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan
lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar
lainnya. Udara yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku
dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi.
Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini.
Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu (temperatur) udara,
rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur) udara ini
disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang negatif.
Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81°C. Bahkan di puncak mesosfer
yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara mesosfer dengan lapisan
termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100°C.
5. Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara keempat yang dimulai pada ketinggian 85
km sampai dengan 500 km yang berisi lapisan gas dengan kerapatan rendah dan
profil temperatur dapat naik sampai 1200 derajat celcius (Petty, Grant W., 2008).
Kenaikan terjadi karena penyerapan radiasi dengan panjang gelombang <200 nm
oleh jenis gas-gas penyusun termosfer. Temperatur pada lapisan termosfer ini
sangat tergantung pada aktifitas matahari. Termosfer merupakan tempat terjadinya
ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/refleksi
gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Termosfer terletak
pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini
disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi
partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan atau refleksi
gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut dengan
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini
yaitu sekitar 19820°C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra
ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan
bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan
gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk
membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.
11
6. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan udara kelima yang terletak pada ketinggian antara
800 - 1000 km dari permukaan bumi yang merupakan tempat terjadinya gerakan
atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan
molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari
permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang antar planet dan
geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi
kehancuran meteor dari angkasa luar (Petty, Grant W., 2008).
Atmosfer bumi adalah suatu lingkungan dimana manusia dan organisme
lain hidup di permukaan bumi. Di dalam atmosfer bumi terdapat udara, yaitu
campuran gas-gas yang mengelilingi lapisan atmosfir bumi. Atmosfir bumi
ditentukan oleh kualitas udara yang mengelilinginya. Fungsi utama atmosfir bumi
dalam menopang kehidupan di permukaan bumi adalah untuk mencegah
pemanasan dan pendinginan suhu bumi, serta menyediakan gas-gas tertentu bagi
kehidupan organisme.
Apabila terjadi perubahan komposisi gas-gas yang ada di atmosfir bumi
dapat mengakibatkan gangguan kenyamanan, kesehatan manusia, gangguan
terhadap tumbuhan dan binatang serta gangguan terhadap iklim. Perubahan
komposisi gas-gas di atmosfir terjadi karena pencemaran udara dari industri dan
kendaraan bermotor.Apabila tidak dikendalikan maka akan menyebabkan
penurunan kualitas ambien udara atmosfir bumi.
Untuk menilai apakah telah terjadi polusi udara dan tingkat pencemaran udara,
maka perlu diketahui komposisi udara atmosfir. Komposisi udara atmosfir adalah
campuran mekanis dari beberapa gas. Komposisi gas-gas di atmosfir bumi relatif
konstan. Untuk mengetahui komposisi gas-gas di atmosfir bumi perlu diukur
komposisi udara kering yang bersih dan dikumpulkan disekitar laut. Komposisi
gas-gas di atmosfir bumi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Komponen Formula Persen Ppm
Volume
Nitrogen N2 78,08 780800
Oksigen O2 20,95 209 500
Argon Ar 0,934 9340
Karbon CO2 0,0314 314
dioksida
12
Neon Ne 0,00182 18
Helium He 0,000524 5
Metana CH4 0,0002 2
Kripton Kr 0,000114 1
Sumber: Stoker, H.S. and Seager, S.L. (1972).
Udara di atmosfir bumi tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih tanpa
polutan sama sekalai. Beberapa gas seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida
(H2S), Karbon monoksida (CO), dan gas-gas NOx, NH3 serta partikel selalu
dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti
aktivitas vulkanik, pembusukan sampah organik, kebakaran hutan, industri dan
pertambangan. Selain itu partikel-partikel padatan atau cairan berukuran kecil
dapat tersebar di udara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan alam lainnya.
Selain karena faktor alami partikel juga dilepaskan ke udara oleh aktivitas
manusia seperti pertambangan, proses industri dan pembakaran hutan.
B. SIFAT-SIFAT UDARA
Pada umumnya benda yang terdapat di permukaan Bumi ini ada tiga jenis,
yakni benda padat, benda cair dan benda gas. Setiap jenis benda tersebut mempunyai
bentuk dan juga sifat yang berbeda- beda. Udara termasuk ke dalam salah satu jenis
benda tersebut, yakni benda gas. Oleh karena itu udara mempunyai beberapa sifat
yang khas dimiliki oleh benda gas. Lalu, apa saja sifat- sifat yang dimiliki oleh udara?
Berikut ini merupakan sifat-sifat udara, yakni:
1. Berbentuk Gas
Udara merupakan salah satu benda yang berbentuk gas. Selain itu udara
yang ada di permukaan Bumi ini terdiri atas berbagai macam gas. Hal ini
mempunyai arti bahwasannya udara adalah benda yang berbentuk gas. Benda-
benda gas, khususnya udara ini tidak dapat kita lihat, tidak dapat kita cium baunya
namun dapat kita rasakan. Salah satu bukti kita bisa merasakannya adalah ketika
kita bisa menghirup udara dan juga ketika udara bergerak maka kita akan bisa
merasakan melalui pori- pori kulit kita.
2. Memiliki Massa atau Berat
Salah satu sifat yang dimiliki oleh udara adalah bahwa udara memiliki
massa atau berat. Kita semua mengetahui bahwasannya semua jenis benda
mempunyai massa. Meskipun udara merupakan benda yang tidak berwujud (tidak
13
dapat kita lihat) dan juga tidak dapat dicium, namun udara memiliki massa atau
berat. Udara memiliki massa atau berat yang dapat diukur dengan suatu alat
tertentu. Sebagai contoh yang dapat kita lihat adalah kita bisa membandingkan
tabung gas kosong dengan tabung gas yang berisi. Jika kita mengangkat keduanya
maka kita bisa merasakan bahwa tabung gas yang berisi akan terasa lebih berat
dan memiliki massa dibandingkan dengan tabung yang kosong.
3. Menempati Ruang
Sifat dari udara yang selanjutnya adalah bahwa udara menempati ruang.
Udara merupakan benda yang sangat ajaib karena di berbagai sudut ruangan selalu
ada udara. Selain itu di celah terkecil pun dapat ditempati oleh udara. Sebagai
bukti yang dapat kita rasakan adalah kita bisa bernafas dimanapun kita berada,
bahkan ketika berada di tempat yang tertutup dan tanpa ventilasi sekalipun. Hal
inilah yang terkadang menyadarkan kita bahwa udara selalu ada dimana saja dan
udara juga selalu ada bahkan di area tertutup sekalipun. Namun perlu diketahui,
untuk di tempat tertutup tanpa ventilasi, mula- mula kita bisa tetap bernafas,
namun lama- kelamaan kita tidak akan bisa bernafas apabila tidak ada sirkulasi
udara. Hal ini bukan karena udara habis, namun karena saat kita menghirup udara
untuk bernafas, maka kita akan menghirup Oksigen, sementara yang kita
keluarkan adalah Karbondioksida. Maka dari itulah kita bisa sesak nafas apabila
kekurangan Oksigen dalam pernafasan.
4. Mempunyai Tekanan
Sifat yang dimiliki udara selanjutnya adalah bahwa udara memiliki
tekanan. Tekanan yang dimiliki udara ini berbeda- beda antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Salah satu hal penting dari tempat yang sangat bisa
mempengaruhi tekanan adalah ketinggian. Udara yang panas akan mempunyai
tekanan udara yang lebih rendah daripada udara yang dingin. Selain itu udara
yang bergerak memiliki tekanan yang lebih rendah daripada udara yang diam.
Hal-hal tersebut yang membedakan antara udara yang bertekanan tinggi dan juga
udara yang bertekanan rendah. Untuk mengukur tekanan udara sendiri kita bisa
mengukurnya dengan suatu alat tertentu.
14
Udara merupakan sebuah benda yang tidak dapat kita lihat bentuknya,
karena memang udara tidak berbentuk. Namun hal tersebut bukan berarti bahwa
udara tidak bisa mengalami perubahan. Salah satu sifat yang dimiliki udara adalah
akan memuai apabila udara tersebut dipanaskan. Jika penasaran dan ingin
membuktikannya, kita bisa melakukan percobaan sendiri secara sederhana.
15
udara selalu ada di mana- mana. Bukti seperti ini juga dapat kita buktikan sendiri.
kita masih tetap bisa bernafas apabila sedang berada di tempat yang tertutup
sekalipun, misalnya di lift. Hal ini karena udara selalu ada dimana-mana.
16
1. PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA
Berbagai kegiatan manusia, baik disengaja atau tidak dapat menyebabkan
pencemaran udara. Secara alamiah, sebenarnya alam (termasuk udara) mempunyai
mekanisme pembersihan diri (self purification), antara lain siklus hidrologi yang
dapat membersihkan atmosfer. Alam juga telah menyediakan unsur-unsur dasar
yang dapat dipergunakan untuk kehidupan mikroorganisme yang mampu
menguraikan bahan pencemar dalam jumlah yang cukup dan berkelenjutan,
namun adanya penambahan pencemaran udara oleh aktivitas manusia maka udara
tidak dapat lagi membersihkan dirinya lagi, sehingga bahan pencemar yang ada di
udara, melebihi batas dan tidak mampu memenuhi fungsi untuk mendukung
kehidupan manusia dan lingkungan.
Menurut Chambers dalam Mukono (2008), pengertian pencemaran udara
adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan
udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh
manusia atau yang dapat dihitung dan diukur, serta dapat memberikan efek pada
manusia, binatang, vegetasi dan material.
Sedangkan menurut Kumar dalam Mukono (2008), pengertian
pencemaran udara ialah adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi
tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek
pada manusia dan lingkungannya.
Dari pengertian Pencemaran udara tersebut di atas, dapat diartikan bahwa
pencemaran udara sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu
serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu
kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka dapat dikatakan udara
telah tercemar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 mengenai
Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara
adalah “masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam
udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya”.
Sedangkan Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkugan Hidup No. KEP – 03 / MENKLH/ II / 1991 yang dimaksud dengan
17
pencemaran udara ialah “masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya”.
Dari pengertian pencemaran udara berdasarkan peraturan perundangan di
atas, pencemaran diakibatkan oleh kegiatan manusia, baik disengaja atau tidak,
sedangkan bencana alam seperti gunung meletus, gas alam, panas bumi tidak di
katagorikan sebagai pencemaran. Hal ini disebabkan karena peraturan tersebut
berkaitan dengan sanksi tuntutan hukum. Bencana alam tidak bisa dilakukan
penuntutan hukum, meskipun bencana alam dapat menyebabkan kualitas udara
menjadi buruk dan tidak dapat mendukung kehidupan manusia dan lingkungan.
Pencemaran terjadi karena adanya beberapa faktor atau elemen pendukung
terjadinya proses pencemaran. Elemen-elemen yang mendukung terjadinya proses
pencemaran udara adalah adanya sumber bahan pencemar yang mengeluarkan
emisi polutan, adanya interaksi bahan pencemar di atmosfer yang menyebabkan
turunnya kualitas udara dan menimbulkan akibat negatif pada manusia dan
lingkungan.
b. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer
melalui reaksi kimia antar komponen-komponen udara.
Sumber pencemar primer di udara dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
sumber yang bersifat alamiah (natural) dan kegiatan manusia (antropogenik).
Contoh sumber alami adalah akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan,
dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan, dan lain sebagainya. Sedangkan
pencemaran antropogenik banyak dihasilkan dari aktivitas transportasi, industri,
18
rokok, dari persampahan, baik akibat dekomposisi ataupun pembakaran, dan
rumah tangga.
1). Sumber Alamiah (Natural)
a). Akibat Letusan Gunung Berapi
Kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara
diantaranya adalah kegiatan gunung berapi. Salah satu gas pencemar
yang di hasilkan oleh gunung berapi adalah Sox.
Sumber : https://phinemo.com/kumpulan-foto-gunung-agung-
meletus/
19
Sumber : https://news.trubus.id/baca/33318/kualitas-udara-di-
sydney-australia-memburuk-akibat-kebakaran-hutan-dan-lahan
Sumber : https://m.brilio.net/creator/revolusi-polusi-yuk-ubah-
kebiasaan-buruk-yang-bisa-mencemari-udara-7713a5.html
2). Sumber area
Merupakan serangkaian sumber-sumber kecil yang bersama-sama
dapat mempengaruhi kualitas udara di suatu daerah. Contohnya
adalah: pembakaran bahan bakar di rumah tangga, TPA, kebakaran
hutan (sumber alamiah), konstruksi pembangunan, jalan tidak
beraspal.
b). Sumber bergerak (mobile source)
1) Sumber on-road (bergerak di jalan),
20
Contohnya: mobil, motor, bis kota, metromini, dan lain-lain.
Sumber : https://www.motoris.id/autokritik/25141/polusi-udara-
jakarta-makin-akut-kppb-47-dari-kendaraan-bermotor/
2) Sumber non-road (bergerak bukan di jalan), contohnya: pesawat
terbang, kapal laut, kereta api, dan lain-lain.
c. Debu zat kimia maupun partikel-partikel sebagai hasil dari
industri pertanian dan perkebunan
d. Asap dari penggunaan cat, hair spray, dan jenis pelarut lainnya
e. Gas yang dihasilkan dari proses pembuangan akhir di TPA,
yang umumnya adalah gas metana
f. Peralatan militer contoh: senjata nuklir, gas beracun, senjata
biologis, maupun roket.
Sumber : http://zufitaambarsari.blogspot.com/2017/12/roketg.html
21
lingkungan, pencemar partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari
bentuk yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang
kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara.
Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan dapat
juga berasal dari aktivitas manusia. Pencemaran partikel yang berasal dari alam,
adalah sebagai berikut:
c. Semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi di daerah
pegunungan.
Sumber pencemaran partikel akibat aktivitas manusia sebagian besar
berasal dari pembakaran batubara, proses industri, kebakaran hutan dan gas
buangan alat transportasi. Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia
atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah
zat padat yang berukuran 0,1 – 25 mikron. Debu termasuk kedalam golongan
partikulat. Yang dimaksud dengan partikulat adalah zat padat/cair yang halus, dan
tersuspensi diudara, misalnya embun, debu, asap, fumes dan fog.
Partikel menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami,
seperti letusan vulkano, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktifitas manusia
juga berperan dalam penyebaran partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan
asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari
proses pembakarana tidak sempuran, terutama dari batu arang. Sumber partikel
yang utama adalah pembakaran bahan bakar dari sumbernya. Diikuti oleh proses–
proses industri.
22
Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel–
partikel padat cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01
mikron. Terdapat hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya.
Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup yaitu pada saat partikel
masih melayang-layang sebagai pencemar di duara sebelum jatuh ke bumi.
Waktu hidup partikel berkisar antara beberapa detik sampai beberapa bulan.
Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa
jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel debu dapat
dibagi atas tiga jenis, yaitu debu organik, debu mineral, dan debu metal. Sumber
debu bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu dipengaruhi
oleh daya tarik bumi sehingga cenderung untuk mengendap di permukaan bumi.
Partikel debu juga dapat membentuk “flok” sehingga ukurannya menjadi lebih
besar permukaannya cenderung untuk basah. Sifat-sifat ini membuat ukurannya
menjadi lebih besar sehingga memudahkan proses pengendapannya di permukaan
bumi dengan bantuan gaya tarik bumi. Partikel debu dengan diameter 1
milimikron mempunyai kemampuan untuk menghamburkan sinar matahari.
Polusi udara oleh partikel berhubungan erat dengan SO2. Partikel SO2 berasal
dari sumber yang sama yaitu pembakaran bahan bakar fosil yang satu sama lain
saling bereaksi secara sinergis dalam memberikan dampak terhadap kesehatan
manusia. Benda partikel ini sering disebut sebagai asap atau jelaga, benda-benda
partikulat ini sering merupakan pencemar udara yang paling kentara dan biasanya
juga paling berbahaya.
Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam
tebal, tapi yang paling berbahaya adalah partikel-partikel halus butiran-butiran
yang sangat kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian
besar partikel halus ini terbentuk dengan polutan lain terutama sulfur dioksida
dan oksida nitrogen dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat
dan sulfat.
Partikulat digunakan untuk memberikan gambaran partikel cair atau padat
yang tersebar di udara dengan ukuran 0,001 μm sampai 500 μm. Partikulat
mengandung zat-zat organik maupun zat-zat non organik yang terbentuk dari
berbagai macam materi dan bahan kimia. Ukuran partikel dapat menggambarkan
seberapa jauh partikel dapat terbawa angin, efek yang ditimbulkannya, sumber
pencemarannya dan lamanya masa tinggal partikel di udara.
23
Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara dan rentang ukurannya,
partikel dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu dust fall (setteable
particulate) dan suspended particulate matter (SPM). Dust fall adalah partikel
berbentuk lebih besar dari 10 μm. SPM adalah partikel yang ukurannya lebih
kecil dari 10μm dan keberadaannya terutama berasal dari proses industri dan
pembakaran. Partikel yang masuk ke dalam paru-paru dapat membahayakan
manusia karena:
a. Sifat-sifat kimia dan fisik dari partikel tersebut mungkin beracun
Benda partikulat, asap dan jelaga disebut benda partikel tetapi bentuk
yang paling berbahaya dari benda padat ini adalah partikel-partikel sangat kecil
dan halus yang dapat menembus ke dalam paru-paru yang hanya dilindungi oleh
dinding tipis setebal molekul. Sering disebut PM10 karena benda partikel tersebut
lebih kecil dari 10 mikron, kebanyakan partikel halus itu berasal dari senyawa
sulfus dan nitrogen yang dalam selang waktu beberapa jam atau beberapa hari
berubah dari gas menjadi padat.
Besarnya ukuran partikel debu yang dapat masuk ke dalam saluran
pernafasan manusia adalah yang berukuran 0,1 μm sampai 10μm dan berada di
udara sebagai suspended particulate matter. Partikel debu dengan ukuran lebih
dari >10 μm akan lebih cepat mengendap ke permukaan sehingga kesempatan
terjadinya pemajanan pada manusia menjadi lebih kecil dan kalaupun terjadi akan
tertahan oleh saluran pernafasan bagian atas. Debu yang dapat dihirup disebut
debu inhalable dengan diameter ≤10 μm dan berbahaya bagi saluran pernafasan
karena mempunyai kemampuan merusak paru-paru. Sebagian debu yang masuk
ke saluran pernafasan berukuran 5 μm akan sampai ke alveoli.
24
2. KARBON MONOKSIDA (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan juga tidak berasa. Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk
dari salah satu proses sebagai berikut:
b. Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada
suhu tinggi.
Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan
udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak
menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan
dengan daerah pedesaan. Secara alamiah gas CO dapat juga terbentuk walaupun
jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi
dan lain-lain.
Secara sederhana pembakaran karbon dalam minyak bakar terjadi melalui
beberapa tahap sebagai berikut :
2C + O2 ——–> 2CO
2CO + O2 ——–> 2CO2
Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat daripada reaksi
kedua, oleh karena itu CO merupakan intermediat pada reaksi pembakaran
tersebut dan dapat merupakan produk akhir jika jumlah O2 tidak cukup untuk
melangsungkan reaksi kedua. CO juga dapat merupakan produk akhir meskipun
jumlah oksigen di dalam campuran pembakaran cukup, tetapi antara minyak
bakar dan udara tidak tercampur rata. Pencampuran yang tidak rata antara minyak
bakar dengan udara menghasilkan beberapa tempat yang kekurangan oksigen.
Semakin rendah perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin tinggi
jumlah karbon monoksida yang dihasilkan.
Penyebaran gas CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk
daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat,
udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pinggiran kota
atau desa, cemaran CO di udara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka
25
di mana belum ada bangunan di atasnya, dapat membantu penyerapan gas CO.
Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada di dalam tanah mampu menyerap
gas CO yang terdapat di udara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada
suatu tempat karena dipindahkan ke tempat lain.
Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang utama (sekitar
59,2%), maka daerah-daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas ramai
memperlihatkan tingkat polusi CO yang tinggi. Konsentrasi CO di udara per
waktu dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktivitas kendaraan
bermotor yang ada. Semakin ramai kendaraan bermotor yang ada, semakin tinggi
tingkat polusi CO di udara.
Konsentrasi CO di udara pada tempat tertentu dipengaruhi oleh kecepatan
emisi (pelepasan) CO di udara dan kecepatan dispersi dan pembersihan CO dari
udara. Pada daerah perkotaan kecepatan pembersihan CO dari udara sangat
lambat, oleh karena itu kecepatan dipersi dan pembersihan CO dari udara sangat
menentukan konsentrasi CO di udara.
Kecepatan dispersi dipengaruhi langsung oleh faktor-faktor meteorologi
seperti kecepatan dan arah angin, turbulensi udara, dan stabilitas atmosfer. Di
kota-kota besar, meskipun turbulensi ditimbulkan karena adanya kendaraan yang
bergerak dan aliran udara di atas dan di sekeliling bangunan, tetapi karena
keterbatasan ruangan maka gerakan udara sangat terbatas sehingga konsentrasi
CO di udara dapat meningkat.
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri dari gas SO2
dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau sangat
tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas
SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asam
sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan)
benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses pengkaratan
(korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi gas SO2 di udara akan mulai
terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala konsentrasinya berkisar
antara 0,3 – 1 ppm.
26
Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan
hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Sebanyak dua
pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam seperti
volcano, dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Masalah yang ditimbulkan
oleh polutan yang dibuat manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidak
merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu, bukan dari jumlah
keseluruhannya, sedangkan polusi dari sumber alam biasanya lebih tersebar
merata. Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan SOx tetapi
pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber utama polutan SOx,
misalnya pembakaran batu arang, minyak bakar, gas, kayu dan sebagainya.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan
kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi
oleh jumlah oksigen yang tersedia. Meskipun udara tersedia dalam jumlah cukup,
SO2 selalu terbentuk dalam jumlah terbesar. Jumlah SO2 yang terbentuk
dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama suhu dan bervariasi dari 1 sampai 10%
dari total SOx.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi
sebagai berikut:
S + O2 ———- > SO2
2SO2 + O2 ————> 2SO3
SO3 biasanya diproduksi dalam jumlah kecil selama pembakaran. Hal ini
disebabkan oleh dua faktor yang menyangkut reaksi terakhir tersebut di atas.
Faktor pertama adalah kecepatan reaksi yang terjadi, dan faktor kedua adalah
konsentrasi SO3 dalam campuran ekuilibrium yang dihasilkan dari reaksi
tersebut. Reaksi pembentukan SO3 berlangsung sangat lambat pada suhu relatif
rendah (misalnya pada 200oC), tetapi kecepatan reaksi meningkat dengan
kenaikan suhu. Oleh karena itu produksi SO3 dirangsang pada suhu tinggi karena
faktor kecepatan. Tetapi campuran ekuilibrium yang dihasilkan pada suhu rendah
mengandung persentase SO3 lebih tinggi daripada campuran yang dihasilkan
pada suhu tinggi. Jadi faktor konsentrasi ekuilibrium merangsang produksi SO3
pada suhu lebih rendah. Jelas bahwa kedua faktor tersebut mempunyai
kecenderungan untuk menghambat satu sama lain selama pembakaran. Pada suhu
tinggi reaksi mengakibatkan ekuilibrium tercapai dengan cepat karena kecepatan
reaksi tinggi, tetapi hanya sedikit SO3 terdapat di dalam campuran. Pada suhu
27
rendah, reaksi berlangsung sangat lambat sehingga kondisi ekuilibrium (sesuai
dengan konsentrasi SO3 tinggi) tidak pernah tercapai. Jadi produksi SO3
terhambat pada zona pembakaran suhu tinggi karena kondisi ekuilibrium. Jika
produk dijauhkan dari zona tersebut dan didinginkan, kondisi ekuilibrium dapat
tercapai, tetapi kecepatan reaksi akan menghambat pembenutkan SO3 dalam
jumlah tinggi.
Adanya SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin jika konsentrasi
uap air sangat rendah. Jika usap air terdapat dalam jumlah cukup seperti biasanya,
SO3 dan air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4).
Setelah berada di atmosfer, sebagian SO2 akan diubah menjadi SO3 (kemudian
menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik. Jumlah SO2 yang
teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air
yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari.
N2 + O2 ———-> 2NO
2NO + O2 ————> 2NO2
Udara terdiri dari sekitar 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen.
Pada suhu kamar kedua gas ini hanya sedikit mempunyai kecenderungan untuk
28
bereaksi satu sama lain. Pada suhu yang lebih tinggi (di atas 1210oC) keduanya
dapat bereaksi membentuk nitric oksida dalam jumlah tinggi sehingga
mengakibatkan polusi udara. Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan
biasanya mencapai 1210-1765oC dengan adanya udara, oleh karena itu reaksi ini
merupakan sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan
hasil samping dalam proses pembakaran.
Gas nitrogen dioksida (NO2) bila mencemari udara mudah diamati dari
baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Organ tubuh
yang paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru
yang terkontaminasi oleh gas NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit
bernapas yang dapat mengakibatkan kematian. Konsentrasi gas NO yang tinggi
dapat menyebabkan gangguan pada system syaraf yang mengakibatkan kejang-
kejang. Pada tanaman dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan
daun. Pencemaran udara oleh gas NOx juga dapat menyebabkan timbulnya
Peroxi Acetil Nitrates (PAN). Dapat menyebabkan iritasi pada mata yang
menyebabkan mata terasa pedih dan berair.
5. OKSIDAN FOTOKIMIA
29
Ozon bukan merupakan hidrokarbon tetapi konsentrasi O3 di atmosfer
naik sebagai akibat langsung dari reaksi hidrokarbon, sedangkan PAN merupakan
turunan hidrokarbon. Hasil reaksi antara O dengan hidrokarbon merupakan
produk intermediat yang sangat reaktif yang disebut hidrokarbon radikal bebas
(RO2 ). Radikal bebas semacam ini dapat bereaksi lebih lanjut dengan berbagai
komponen termasuk NO, NO2 , O2 , O3 , dan hidrokarbon lainnya. Beberapa
reaksi yang mungkin terjadi di antara bermacam-macam reaksi tersebut adalah
sebagai berikut (Fardiaz, 1992):
a. Radikal bebas bereaksi cepat dengan NO membentuk NO2 . Karena NO
dihilangkan dari siklus tersebut, akibatnya mekanisme normal untuk
menghilangkan O3 dari siklus tidak terjadi, sehingga konsentrasi O3 meningkat.
30
menggunakan tenaga manusia. Bahkan sudah mulai digunakan beberapa jenis
energi terbarukan seperti energi air untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari. Hal
itu berubah total ketika James Watt, anak seorang ahli instrument galangan kapal,
menemukan mesin uap pertama kali di Glasgow. Industri pertama yang
menggunakan mesin uap adalah industri pertambangan di Birmingham, Inggris.
Sejak saat itu dimulailah revolusi industri. Sumber-sumber mineral
dikeruk dari perut bumi dan dijadikan sumber energi utama. Boleh dibilang,
energi fosil sangat mudah di dapat dan sangat murah. Hal ini secara tidak
langsung memaksa manusia menggunakan energi fosil tanpa memikirkan
dampaknya lebih jauh. Alhasil, kenaikan kadar CO2 tidak bisa dihindari. Sampai
tahun 1992 konsentrasinya naik menjadi 355 ppm. Berarti ada kenaikan 30%
dibandingkan keadaan sebelum revolusi industri.
Saat ini, pembangkit listrik menjadi sumber utama penghasil CO 2. Hal ini
disebabkan ketergantungan yang berlebihan terhadap batubara. Industri
pembangkitan listrik menyumbang 37 % emisi CO 2 global. Angka ini cenderung
meningkat dari tahun ke tahun karena industri satu ini adalah industri yang sangat
cepat berkembang. Di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, Cina dan
India, pemakaian listrik naik hampir 1 % tiap tahun. Diperkirakan, dalam 20
tahun, Negara-negara berkembang akan menyumbang 44% dari pembuangan
total CO2 ke atmosfer bumi. Sebuah peningkatan yang cukup besar mengingat
angka saat ini sekitar 27-28%.
Dunia Industri manufaktur juga menyumbang emisi CO 2 dalam jumlah
besar. Penemuan mesin pembakaran internal di tahun 1970-an ikut memicu
permintaan terhadap minyak bumi. Suatu bahan bakar cair dengan kandungan
energi yang sangat tinggi. Ironisnya, dunia manufaktur telah menelurkan alat-alat
yang berujung pada kasus pemborosan. Ambil contoh, mobil dan motor. Sebagian
besar reaksi kimia pembakaran bensin pada motor dan mobil bukan diubah untuk
menggerakkan piston tapi dibuang sia-sia sebagai panas. Hal ini pulalah yang
menyebabkan kemacetan di kota-kota besar ikut andil dalam pembuangan CO2
dalam kadar tinggi. Sistem motor listrik mengindikasikan efisiensi yang lebih baik
daripada motor bensin. Sayangnya, 99% kendaraan di dunia didominasi oleh
teknologi motor bensin.
Dalam 100 tahun terakhir, emisi CO2 mengalami kenaikan sebesar 2,5 %
setiap tahun dan diperkirakan akan meningkat 3 (tiga) kali lipat dari keadaan saat
31
ini. Konsentrasi CO2 juga diperkirakan akan meningkat mencapai 500 sampai 600
ppmv pada pertengahan abad 21. Peningkatan ini cenderung tidak berhenti karena
didukung penyusutan hutan yang cukup besar. Para ahli meyakini bahwa
penyusutan hutan menyumbang 23% kenaikan CO2. Prediksi terakhir dari IPCC
(Intergovernmental Panel on Climate Change) Working Group 1 ( IPCC Working
Group 2; 2001) sendiri menyatakan bahwa sejalan dengan kenaikan kadar CO 2 di
atmosfer bumi, akan terjadi kenaikan suhu rerata permukaan terhadap keadaan
tahun 1990 sebesar 1,4-5,8oC sampai tahun 2100 dengan keragaman yang berbeda
secara regional.
Negara-negara besar menjadi ‘terpidana’ dalam kasus ‘sumbang-
menyumbang’ CO2 di atmosfer. Dalam daftar 10 besar negara pengemisi CO2
(data wikipedia.org) terdapat Amerika serikat, Republik Rakyat China, Rusia,
India, Jepang, Jerman, Inggris Raya, Kanada, Korea dan Italia. AS menyumbang
20% (sekitar 4,8 milyar metric-ton). Penelitian dengan indicator lain berupa emisi
per kapita tetap menunjukkan bahwa peran AS adalah yang tertinggi.
Indonesia sendiri sedikit beruntung dengan ‘hanya’ berada di posisi ke-19
setelah sebelumnya bertengger di urutan 23. Dari studi yang dikutip dari World
Bank (1994) menunjukkan peran Indonesia pada tahun 1989 sebesar 1,6-1,7%
dengan jumlah sebesar 85 juta ton. Diprediksikan, angka ini akan meningkat
drastis mencapai 860 juta ton pada tahun 2020.
32
oleh pencemaran udara baik yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar
fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam kegiatan industri dan
transportasi dengan kendaraan bermotor, yaitu gas-gas oksidanitrogen (NO dan
NO2), serta oksida belerang (SO2 atau SO3). Gas-gas ini juga dihasilkan dari
letusan gunung berapi. Gas-gas pencemar ini masuk ke atmosfer terendah yaitu di
lapisan troposfer yang kemudian mengalami reaksi fotokimia dan selanjutnya
bereaksi dengan air sebagai berikut:
NO + O3 → NO2 + O2
NO2 + O2 → NO3 + O
Untuk gas SO2 akan membentuk H2SO4 melalui reaksi sebagai berikut:
Dari kedua jenis oksida tersebut, sulfur oksida yang cukup signifikan
penyebab terjadinya hujan asam. Di bawah ini merupakan tabel yang berisi gas-
gas penyebab hujan asam dan sumbernya serta dampaknya terhadap lingkungan.
33
Merusak gedung-gedung,
monumen, perkaratan
benda benda (patung) dari
logam
Sumber: Scott J. Callan & Janet M. Thomas
F. PENIPISAN OZON
Ozon adalah suatu bentuk oksigen dengan tiga atom (O3). Secara alamiah
ozon tersebar dalam stratosfer membentuk lapisan yang tebalnya kurang lebih 35
km. Di lapisan stratosfer oksigen yang merupakan gas penyusun atmosfer selain
dalam bentuk molekul O2 juga atom O, ion positif O + , radikal O dan radikal O2
. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi fotokimia oleh sinar ultraviolet yang berasal
dari matahari sampai ke lapisan atmosfer.
O2 + UV → O +
O+ UV → O + + l
O2 + UV → O2 + + l
O3 + UV → O2 + O
34
Dari reaksi tersebut, ozon (O3) yang terdapat dalam lapisan stratosfer
akan di rusak oleh sinar ultraviolet.
35
CFCl3 + UV → CFCl2 + Cl
Cl + O3 → ClO + O2
O2 + Uvenergi → 2O
ClO + 2O → O2 + Cl
Senyawa lainnya yang sekerabat dengan CFC adalah halon dan ternyata
lebih merusak lapisan ozon. Halon yang digunakan sebagai pemadam kebakaran
ternyata merusak ozon sepuluh kali lebih efektif dari CFC. Beberapa senyawa
CFC ini sangat membahayakan karena berumur panjang. Di bawah ini tabel yang
berisi rata-rata umur dari beberapa senyawa CFC dan halon.
H2O + O → 2HO
HO + O3 → HOO + O2
NO + O3 → NO2 + O2
36
NO2 + O → NO + O2 C
37
dalam Protokol Montreal dan diberlakukan mulai Januari 1989. Protokol ini
diratifikasi 36 negara yang menjadi 80% konsumen CFC dunia, mengusulkan
agar diturunkan produksi dan penggunaan lima bahan CFC dan tiga jenis halon
secara bertahap sampai tuntas tahun 2005.
Indonesia, meskipun agak terlambat juga meratifikasi Konvensi Wina dan
Protokol Montreal pada tahun 1992. Indonesia sepakat menghentikan pembuatan
dan penggunaan bahan perusak ozon tersebut dan di awal tahun 1997 telah
dilakukan larangan impor CFC. Sebagai penggantinya adalah
Hidroklorofluorokarbon (HCFC) yang mendapat subsidi dari pemerintah dalam
bentuk bea masuk yang lebih kecil.
Dengan berlakunya ketentuan tersebut, Indonesia akan mengeluarkan
sanksi bagi importir produk yang mengandung zat perusak lapisan ozon (Ozon
Depletion Subtances/ODS), antara lain dengan jalan mengembalikan produk
impor tersebut ke negara asal. Badan Perlindungan Lingkungan Dunia
mengemukakan apabila Indonesia tidak melakukan hal tersebut diperkirakan
penggunaan ODS akan meningkat dan pada tahun 2010 sudah hampir 4 kali lipat
dari penggunaan tahun 1998.
38
dan akan semakin berlanjut Efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan
karena naikknya konsentrasi gas Karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di
atmosfer . Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini terjadi akibat kenaikan pembakaran
bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organic lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan- tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya.
Bahan- bahan di permukaan bumi yang berperan aktif untuk mengabsorsi hasil
pembakaran tadi ialah tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut. Jadi bisa dimengerti
bila hutan semakin gundul, maka panas di bumi akan semakin naik. Energi yang
diabsorsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan
permukaan bumi. Hanya saja sebagian sinar inframerah tersebut tertahan oleh
awan, gas CO2, dan gas lainnya sehingga terpantul kembali ke permukaan bumi.
Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lain di atmosfir maka
semakin banyak pula gelombang panas yang dipantulkan bumi dan diserap
atmosfir. Dengan perkataan lain semakin banya jumlah gas rumah kaca yang
berada di atmosfir , maka semakin banyak pula panas matahari yang terperangkap
di permukaan bumi. Akibatnya suhu permukaan bumi akan naik.
39
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi . Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbondioksida di atmosfir. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menyebabkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya
suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut
yang mengakibatkan negara yang berupa kepulauan akan mendapat pengaruh
yang sangat besar.
40
pencemaran udara diantara: Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2),
Sulfur Dioksida (SO2),Nitrogen Dioksida (NO2), Hidrokarbon (HC),
Chlorouorocarbon (CFC), Timbal (Pb), dan Partikular (PM10). Zat polutan di
udara bebas memiliki beberapa sifat bentuknya yaitu ada memiliki bau, ada yang
tidak memiliki bau, dapat dilihat, tidak dapat dilihat, dan berwarna atau tak
berwarna.
BAB III
PENUTUP
41
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa udara yang ada disekitar kita
dapat mempengaruhi kesehatan kita tergantung kondisi alam dan lingkungannya,
bagaimana kita merawatnya
Kegiatan manusia, baik disengaja atau tidak dapat menyebabkan pencemaran
udara. Secara alamiah, sebenarnya alam (termasuk udara) mempunyai mekanisme
pembersihan diri (self purification), antara lain siklus hidrologi yang dapat
membersihkan atmosfer. Alam juga telah menyediakan unsur-unsur dasar yang dapat
dipergunakan untuk kehidupan mikroorganisme yang mampu menguraikan bahan
pencemar dalam jumlah yang cukup dan berkelenjutan, namun adanya penambahan
pencemaran udara oleh aktivitas manusia maka udara tidak dapat lagi membersihkan
dirinya lagi, sehingga bahan pencemar yang ada di udara, melebihi batas dan tidak
mampu memenuhi fungsi untuk mendukung kehidupan manusia dan lingkungan.
B. SARAN
Kita adalah makhluk hidup yang diciptakan Tuhan yang paling sempurna daripada
makhluk hidup lainnya. Kebutuhan manusia yang sangat tinggi dan modern
menyebabkan manusia semakin mengolah sumber daya alam di bumi. Seharusnya kita
tetap melestarikan alam termasuk udara agar kebutuhan udara bersih tercukupi.
Menanam pohon disekitaran industri, kantor, sekolahan, dan sebagainya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
42
Muslim, Burhan dan Kuat Prabowo. 2018. BAHAN AJAR KESEHATAN
LINGKUNGAN; PENYEHATAN UDARA. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Ani, M. 2018. Analisis Risiko Kualitas Udara Ambien (NO2 Dan SO2) Dan Gangguan
Pernapasan Pada Masyarakat Di Wilayah Kalianak Surabaya.Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol.10 , No.4, Oktober 2018: 394-401.
Rita., Rina, A. & Ridwan, F.2018.Perhitungan Indeks Kualitas Udara DKI Jakarta
Menggunakan Berbagai Baku Mutu. Ecolab Vol. 12 No. 1 Januari 2018 : 1 – 52.
43