Anda di halaman 1dari 7

AKTIVASI, KARAKTERISASI ARANG

DARI KETEL UAP PTPN VI SUNGAI BAHAR JAMBI


DAN UJI AKTIVIATASNYA PADA PERENGKAHAN CPO MENJADI BENSIN

Nazarudin*‡, Muis,L*, Trisunaryanti,W**, Triyono**

* Lecturer of Chemistry Education Study Program, Unja


‡ Kampus Unja Mendalo Jl.Raya Jambi-Muara Bulian Km 15 Jambi
email: nazar_u@yahoo.com / nazarudin@unja.ac.id
** Lecturer of Chemistry Department, UGM

Abstract

Telah dilakukan penelitan tentang aktivasi arang dari ketel uap dari pabrik pengolahan
kelapa sawit PTPN VI Sungai Bahar dan kemudian menguji aktivitasnya sebagai katalis
perengkahan CPO menjadi Bensin.
Aktivasi arang dimulai dengan membersihkan arang dari pengotor, arang yang telah bersih
ditumbuk dan digrinding sehingga didapatkan butiran-butiran dengan ukuran 100 mesh. Kemudian
direndam dalam HF 1% selama 60 menit, disaring dan dicuci, dikeringkan pada suhu 130 oC
selama 3 jam, direndam dengan HCl 1 M selama 24 jam, disaring dan dicuci kembali.
Karakterisasi Karbon yang dilakukan adalah : keasaman, luas permukaan, dan jejari pori.
Aktivitas arang aktiv sebagai katalis diuji pada perengkahan CPO pada kondisi; 450 oC, 2 jam,
rasio katalis:sampel = 1 : 8. Hasil perengkahan didestilasi vakum (60 – 120 Co) dan dianalisa
secara gravimetric dan metode GC-MS
Hasil karakterisasi arang ; luas permukaan: 55,289 m2/g, jejari rata-rata: 11,067 A, Volume
pori total: 30,595.10-3 cc/gr, Keasaman 0,124 mmol/gr, hasil karakterisasi karbon aktiv: luas
permukaan: 94, 183 m2/g, jejari rata-rata: 9,425 A,Volume pori total: 44,382 cc/gr, Keasaman
0,587 mmol/gr. Hasil GC-MS menunjukkan bahwa hasil perengkahan merupakan kategori bensin.
Konversi bensin yang dihasilkan adalah 24,3 %. Dapat disimpulkan bahwa arang dapat
ditingkatkan aktvitasnya dan dapat digunakan sebagai katalis perengkahan CPO menjadi bensin

Kata Kunci : arang, aktivasi, perengkahan

1. PENDAHULUAN

Dengan makin mahalnya harga minyak bumi mengakibatkan harga bahan bakar minyak
(bbm) seperti bensin,solar makin mahal. Hal ini diperparah dengan semakin menipisnya
cadangan kandungan minyak bumi. Keadaan ini memacu peneliti-peneliti di seluruh dunia
untuk mencari sumber-sumber bbm dari berbagai macam sumber seperti; mengolah secara
perengkahan katalitik limbah minyak bumi, limbah kayu, dan limbah plastik. Perengkahan minyak
atau lemak dari tumbuhan menjadi bahan bakar (diesel dan gasoline) telah menjadi topik penelitian
yang menarik dan diwacanakan sebagai sumber bahan bakar alternatif yang paling mungkin
dikembangkan (Nazarudin dkk, 2006a), dikarenakan merupakan sumber bahan bakar yang dapat
diperbaharui serta ramah lingkungan (bebas kandungan nitrogen dan sulfur (Bhatia,S, dkk, 2004a)
Penelitian ini bertujuan untuk mengolah Crude Palm Oil (CPO) menjadi bahan bakar
dengan metode perengkahan katalitik menggunakan katalis Cr-Karbon. Sumber karbon untuk
katalis diambil dari limbah Arang Dari Ketel Uap (adku) pabrik pengolahan kelapa sawit.
Dipilihnya adku berdasarkan fakta bahwa adku terbukti efektif sebagai bahan penyerap, sehingga
diharapkan dapat efektif juga bila digunakan sebagai bahan pengemban katalis (catalysts
supported) (Nazarudin, dkk, 2006b, 2006c)
Penelitian ini meliputi aktivasi karbon dari limbah arang ketel uap pabrik pengolahan
kelapa sawit, pembuatan katalis Cr-Karbon, karakterisasi katalis (volume pori, jari-jari pori,
keasaman, kadar Cr, kadar K, Na. Karakterisasi menggunakan Gas Soprtion Anlyzer NOVA 100
(volume pori, jari-jari pori) penentuan keasamaan dengan metode gravimetric, penentuan
kandungan logam dengan metode AAS, dan Flame Photometer. Cairan Hasil Perengkahan (CHP)
dianalisis dengan menggunakan alat GC-MS. Optimasi kondisi reaksi perengkahan yang akan
dilakukan meliputi temperatur (T), waktu (t), rasio katalis/CPO (k/s). Response (hasil) yang diukur
adalah persen CHP. Optimasi kondisi reaksi menggunakan response surface methodology (RSM).

2. METODE PENELITIAN

2.1 Aktivasi Arang


Arang yang telah bersih ditumbuk dengan mortar sehingga diperoleh butiran-butiran,
kemudian dilanjutkan dengan penggrindingan sehingga didapatkan butiran-butiran halus dengan
ukuran 100 mesh. Butiran arang ini direndam dalam larutan HF 1% selama 60 menit, kemudian
disaring dan dicuci dengan aquades hingga pH netral, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 130
o
C selama 3 jam. Setelah kering arang kemudian direndam dengan HCL 1 M selama 24 jam.
Kemudian disaring dan dicuci dengan aquades hingga pH filtratnya netral. Selanjutnya dikeringkan
pada suhu 130 oC selama 3 jam. Arang ini disebut Karbon aktif.

2.2 Karakterisasi Katalis


Karakterisasi katalis Cr-Karbon adalah; menentukan kandungan Cr dalam katalis Cr-
Karbon, kandungan logam pengotor K, Na, keasaman katalis, luas permukaan, volume total pori
dan jejari rata-rata pori.
Penentuan kandungan logam ditentukan dengan menggunakan metode AAS di
Laboratorium Kimia Analitik UGM, sedangkan untuk luas permukaan, jejari pori dilakukan
dengan alat serapan gas NOVA-1000 BATAN Yogyakarta.
2.3 Proses perengkahan katalitik

Perengkahan dilakukan variasi kondisi reaksi menggunakan desain Box-Behnken


(lihat Tabel 1.), kode -1 menunjukkan nilai bawah, kode 0 menunjukkan nilai tenggah, dan
kode 1 menunjukkan nilai atas. Variasi kondisi reaksi dilakukan terhadap temperatur
reaksi, waktu reaksi dan perbandingan katalis:sampel. Sampel CPO disuntikan ke pipa
yang dipanaskan pada furnace horizontal pada suhu 450 oC. Furnace tempat reaktor
dipanaskan pada suhu (T) -1 = 350 oC, 0 = 400 oC, 450 oC, variasi waktu (t), dan variasi
perbandingan katalis dengan sampel (k/s), CHP yang dihasilkan ditampung pada
penampung CHP, kemudian ditimbang. CHP sisa (yang bercampur dengan katalis dan
kokas yang terdapat di dalam reactor) dicuci dengan menggunakan THF. Penyaringan
dilakukan untuk memisahkan antara katalis dan kokas yang berbentuk padat dengan CHP
yang terlarut dengan THF. CHP kemudian dipisahkan dari THF dan sisa CPO dengan cara
destilasi. Sisa CPO, dan CHP yang didapat serta padatan yang berupa campuran katalis
dan kokas kemudian ditimbang. Selanjutnya CHP dipisahkan lebih lanjut dengan cara
destilasi dengan kategori range titik didih bahan bakar.

2.5 Analisa Gravimetri

Berat produk perengkahan yaitu gas, ciaran hasil perengkahan (CHP), kokas, serta berat
sisa CPO yang didapat dari proses perengkahan dianalisa secara gravimetri. Analisa gravimetri
dilakukan untuk menentukan persen konversi masing-masing produk perengkahan, konversi total,
presentase sisa CPO,
Perhitungan untuk mencari presentase-presentase tersebut adalah:

 berat produk bensin 


% poduk perengkahan     100 %
 berat CPO mula - mula 
2.6 Analisa GC-MS

Analisa GC-MS (GC-MS merek Hitachi 263-50) dilakukan pada sampel CPO dan CHP yang
dihasilkan oleh kondisi reaksi yang memberikan konversi bensin yang paling besar.
a

b
c

e
f

g
h

Gambar 1. Rangkaian alat yang digunakan


(a) Furnace horizontal, (b) Reaktor horizontal, (c) Reaktor vertical, (d) Furnace vertical
(e) Kontrol Temperatur, (f) Pendingin spiral, (g) Penampung dan sirkulasi air
pendingin, (h) Penampung cairan hasil perengkahan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kandungan Asam Lemak Sampel CPO


Untuk mengetahui kandungan asam lemak sampel CPO dilakukan analisa menggunakan
instrumentasi GC-MS. Dengan memperhatikan kromatogram GC (lihat Gambar 2.) dan
spektra MS dapat diketahui bahwa sampel CPO mempunyai mengandung 5 (lima)
senyawa asam lemak. Kelima asam lemak yang terkandung dalam CPO dapat dilihat pada
Tabel 2.
Gambar 2. Kromatogram GC CPO

Data yang terlihat pada Tabel 2. menunjukkan bahwa presentase asam lemak yang
terbesar yang terkandung dalam CPO adalah asam oleat,sedangkan presentase asam lemak
terkecil adalah asam meristat.
Tabel 2. Kandungan Asam Lemak Sampel CPO

No Asam Lemak Presentase (%)


1 Asam laurat ( C12 ) 1,65
2 Asam meristat ( C14 ) 1,9
3 Asam palmitat ( C16 ) 39,45
4 Asam oleat ( C18:1 ) 52,83
5 Asam stereat ( C18 ) 4,17

3.2 Karakterisasi Katalis


Dari Tabel 3 terlihat bahwa luas permukaan volume katalis karbon aktiv lebih besar
daripada luas permukaan dan volume arang. Fakta ini menunjukkan bahwa pori-pori arang yang
tadinya tertutup pengotor dapat dibuka sehingga mengakibatkan lebih luas permukaan dan
besarnya volume karbon aktiv. Sebaliknya dikarenakan luas permukaan dan volume karbon aktiv
membesar mengakibatkan jejari rata-rata menurun.
Tabel 3. Karakterisasi arang aktiv dan katalis
Luas Jejari Volume
Keasaman
Sampel permukaan rata-rata Pori Total (
(mmol/gr)
(m2/g) (A) cc/gr )
Arang 55,289 11,067 30,595.10-3 0,124
Karbon
94,183 9,425 44,382.10-3 0,587
Aktiv
Dengan mengamati Tabel 3. dapat juga diketahui bahwa keasaman katalis karbon lebih
tinggi daripada sampel arang, perbedaan keasaman antara sampel arang dengan karbon aktiv adalah
78,87%. Perbedaan keasaman ini cukup signifikan, ini menunjukkan bahwa proses aktivasi arang
menjadi karbon aktiv dapat meningkatkan keasaman karbon aktiv.

3.3 Analisa Gravimetri


Hasil analisa gravimetri produk bensin (td 60oC – 120oC, Bhatia,S, dkk, 2004b) . Presentase
bensin yang didapat adalah antara 11% - 30%.

3.4 Analisa GC-MS


Analisa GC-MS dilakukan pada bensin pada kondisi reaksi titik tengah, didapat
kromatogram sebagai berikut:

Gambar 3. Kromatogram cairan hasil perengkahan


Analisa spektrum MS puncak-puncak yang ditampilkan dalam kromatogram pada Gambar
3. menunjukkan bahwa komponen bensin yang dominan adalah mengandung senyawa
hidrokarbon dari C6 sampai C11

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Arang dapat ditingkatkan aktivitasnya dan dapat digunakan sebagai katalis perengkahan CPO
menjadi bensin.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih kepada : DP2M Dirjen Dikti yang telah membantu
mebiayai penelitian ini lewat Hibah Pekerti IV tahun 2006, Rektor Univeristas Jambi yang telah
meminjamkan Laboratorium eks. Laboratoruim Fak.Peternakan Kampus Unja Telanaipura untuk
digunakan dalam penelitian ini, Ketua Laboratorium di lingkungan Jurusan Kimia FMIPA UGM
yang memfasilitasi penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Box, George E.P and Draper,Norman,R, 1987, Emperical Model-Building and Response
Surface, John Wiley & Sons, New York

Bhatia, S, Twaiq, Farouq A.A., Mohamad A.R, 2004a, Liquid Over Aluminosilicate
Mesoporous Catalysts With Various Si/Al Ratios, Microporous and Mesoporous
Materials 64 (2003) 95-107

Bhatia S., Ooi , YS., Zakaria, R., Mohamed AR, 2006b, Hydrotermal Stability and
Catalytic Activity of Mesoporous Aluminum-Cantaining SBA-15, Catalysis
Communications 5 (2004) 441-445

Nazarudin, 2006a, Konversi Crude Palm Oil Menjadi Biofuel Dengan Perengkahan
Katalitik Menggunakan Katalis Cr-Zeolit Alam, Makalah Seminar Nasional Forum
Heds Bidang MIPA,Universitas Negeri Jakarta

Nazarudin, Lestari,I , Rohaniah,S, 2006b, Optimasi Penurunan Bilangan Asam Pada Proses
Penjernihan Minyak Sawit Curah, Seminar Nasional BKS PTN Ke19,Universitas
Negeri Padang

Nazarudin, Muis,L,Abu Bakar, Muhaimin, 2006c, Pengaruh penggunaan HClO4 dan


HClO4 + Arang Terhadap Cemaran Besi (Fe) Pada Tepung Serat Sawit, Makalah
Seminar Nasional Pangan Indonesia, Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai