SEARCH
SUPLEMEN
Rute Pemberian Nutrisi Pasien
Sigit
4 min read
Rute Oral
Menurut dr. Sri Sukmaniah, Msc, Sp.GK dari FK Universitas Indonesia, rute oral dapat
digunakan pada pasien dengan fungsi gastrointestinal yang baik, dan memiliki selera
makan yang baik. Bentuk makanan yang diberikan adalah cair, lunak dan makanan biasa.
Rute Enteral
Merupakan rute pilihan untuk terapi nutrisi, karena dapat mempertahankan gut barrier dan
fungsi imun. Risiko infeksi sistemik dan komplikasi lainnya dapat turun. Banyak penelitian
mendukung implementasi nutrisi enteral secepat mungkin, setelah resusitasi. Tentunya
pemberian makan melalui enteral memerlukan motilitas gastrik dan volum gastrik residu
lebih dari 150 ml biasanya memerlukan pemberian larutan makan secara perlahan.
Suara usus besar tidak bisa dijadikan patokan keberhasilan nutrisi enteral. Pengosongan
gastrik yang tidak adekwat, menjadi persyaratan untuk dilakukannya teknik feeding usus
kecil (duodenal atau jejunal) atau terapi nutrisi intravena. Kekurangan metode enteral
adalah, ketika feeding harus dihentikan secara periodik untuk memungkinkan
pengosongan lambung, target kalori tidak terpenuhi. Saat ini dianjurkan kombinasi terapi
enteral dan parenteral, pada pasien yang sangat kritis. Proporsi feeding enteral
ditingkatkan, ketika toleransi terhadap feeding meningkat.
Ada beberapa agen yang dapat digunakan untuk memacu motilitas lambung dan usus,
seperti metoclopramide dan erythromycin. Erythromycin meningkatkan motilin, suatu zat
yang mengingkatkan kontraktilitas antrum gastrik dan duodenum.
Sedangkan, metoclopramide adalah antagonist reseptor dopamine-2 selektif yang
meningkatkan kontraktilitas peristaltik esophagus, gastrik antrum dan jejunum.
Rute Parenteral
Metode ini hanya dapat digunakan jika pasien tidak mungkin menggunakan rute enteral,
atau tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup. Lebih banyak komplikasi dengan rute
parenteral dan biasanya berhubungan dengan insersi kateter dan infeksi. Perlu diingat,
TPN bias diberikan kedalam vena peripheral melalui kateter dengan jarum halus, atau
melalui jalur pusat. Meski umumnya TPN dapat memberikan dukungan nutrisi yang
didibutuhkan pasien sakit kritis, banyak pasien tidak dapat mencapai target kalori dan
nitrogen yang dibutuhkan.
Penggunaan TPN pada pasien penyakit kritis, dirangkum dalam suatu metaanalisa yang
meliputi 26 penelitian acak, melibatkan 2211 pasien. Namun, hanya 6 penelitian yang
dilakukan di ICU. Hasilnya menunjukkan, tidak ada efek terhadap mortalitas. Walau ada
penurunan komplikasi mayor, tapi tidak signifikan. Penulis menganjurkan, TPN hanya
digunakan pada pasien sakit kritis yang tidak dapat menoleransi nutrisi enteral.
Yang jelas, tidak semua pasien harus mendapatkan terapi enteral. Ada konsensus
berkenaan indikasi, waktu, jumlah, komposisi dan rute pemberian. Ketika pasien cukup
stabil, mulai pemberian terapi enteral. Pemahaman bahwa yang seharusnya diberi makan
adalah saluran cerna dan bukan pasien, memiliki arti bahwa terapi nutrisi tidak harus selalu
memenuhi kebutuhan energi pasien. Pemberian sedikit energi saja sudah cukup, yang
penting dapat menstimulasi fungsi saluran cerna. Mulai pemberian 15ml/jam dan
tingkatkan secara gradual sampai terpenuhi kebutuhan kalori.
Pertimbangan Khusus
Sepsis
Sepsis ditandai proses katabolik, di mana kebutuhan kalori meningkat dan terjadi
penguraian protein secara cepat. Dibutuhkan peningkatan asupan protein sekitar 10-20%
dan asupan nitrogen. Kebutuhan mikronutrien dan elektrolit juga meningkat, dan
konsentrasi elektrolit harus dimonitor sesering mungkin. Penderita dapat mengalami
hiperglikemia dan memerlukan infus insulin secara intravena. Pasien dapat mengalami
hipertrigliseridemia, sehingga asupan lemak perlu diturunkan. Agen sedatif propofol
dipersiapkan dalam emulsi lemak dan dapat menyebabkan kelebihan asupan lemak, pada
pasien-pasien yang mendapatkan infus propofol.
Baca Juga
SUPLEMEN
6 views
SUPLEMEN
6 views
SUPLEMEN
12 views
Topik
News100
Laporan Khusus182
CME & Edukasi6
Tata Laksana5
Kegiatan6
Laporan Utama164
Terbaru
Insulin Inhalasi
Peneliti Tegaskan : Kehilangan Kemampuan Mencium Bau Akibat Virus Corona Berbeda Dengan Flu
Insulin Inhalasi
Apa Itu Covid Toes, Ruam di Jari Kaki yang Dicurigai Gejala Baru COVID-19?
Peneliti Tegaskan : Kehilangan Kemampuan Mencium Bau Akibat Virus Corona Berbeda Dengan Flu