Anda di halaman 1dari 5

Media Informasi

Volume 15 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 165

PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP MUTU


SIMPLISIA DAUN PULUTAN (Urena lobata L.)

THE EFFECT OF DRYING METHOD ON THE QUALITY OF LEAF


SIMPLISIA PULUTAN (Urena lobata L.)

Nizar Fahmi1, Irvan Herdiana2, Rani Rubiyanti3*


1
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, email: zarfahmi25@gmail.com
2
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, email: tvirus2588@gmail.com
3
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, email: rani.rubiyanti@yahoo.co.id*

ABSTRAK
Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang berperan penting terhadap mutu
simplisia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan terhadap
mutu simplisia daun pulutan (Urena lobata L.). Metode penelitian ini yaitu eksperimental
laboratorium dengan menggunakan metode pengeringan sinar matahari langsung, metode
pengeringan sinar matahari ditutupi kain hitam, metode oven dengan variasi suhu 45℃, 50℃,
60℃. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deksriptif yang ditampilkan
dalam bentuk tabel untuk hasil pengamatan organoleptik, makroskopik dan kromatografi lapis
tipis (KLT). Hasil menunjukan bahwa metode pengeringan berpengaruh terhadap mutu
simplisia daun pulutan. Pengeringan menggunakan oven dengan variasi suhu 45℃ dan 50℃
merupakan pengeringan yang baik karena didapat hasil warna daun hijau cerah, tidak berasa,
bau khas daun pulutan, daun berbentuk menjari, tepi daun bergerigi, berbulu halus dibagian
daun, rapuh saat digenggam, terdapat jaringan khas dan hasil KLT menunjukan adanya
kandungan senyawa flavonoid.
Kata Kunci : Urena lobata L., pengeringan, mutu simplisia.

ABSTRACT
Drying is one of the post-harvest processes that plays an important role in the quality of
simpliciaThe purpose of this reaserch is to know the effect of drying method on the quality of
the leaves pulutan simplicia (Urena lobata L.). This research method is experimental laboratory
using direct sunlight drying method, sun drying is covered by black cloth method, oven method
with a variation of temperature of 45 ℃, 50 ℃, 60 ℃. The analysis used in this study is
descriptive analysis that is displayed in the form of tables for observations of organoleptic,
macroscopic and thin layer chromatography (TLC). The results showed that the drying method
affected the quality of pulutan leaf simplicia. Drying using an oven with a temperature variation
of 45 ℃ and 50 ℃ is a good drying because it gets the results of bright green leaves, tasteless,
distinctive smell of pulutan leaves, runny leaves, jagged leaf edges, downy leaves, brittle when
held, there is tissue typical and results of TLC show the presence of compounds flavonoid.
Keywords: Urena lobata L., drying, simplicia quality.

PENDAHULUAN (Malvaceae). Seperti yang telah diketahui,


pulutan mengandung flavonoid yang
Daun pulutan tumbuh di daerah beriklim memiliki aktivitas antioksidan dan digunakan
tropik seperti di Indonesia. Pulutan termasuk sebagai obat antidiabetes, antibakteri, dan
1
ke dalam tumbuhan suku kapas-kapasan antifungi.
Media Informasi
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 166

Dalam bidang pengobatan herbal, daun beberapa cara pengeringan terhadap mutu
pulutan sering digunakan untuk obat simplisia daun pulutan (Urena lobata L).
diabetes. Pemanfaatan daun pulutan di Parameter yang diukur adalah organoleptik,
masyarakat hanya digunakan dalam bentuk makroskopik, mikroskopik dan kromatografi
rebusan saja, sehingga perlu dibuat inovasi lapis tipis (KLT) .
dalam bentuk lain seperti dibuat dalam
2
keadaan kering. Tumbuhan obat biasa METODE
dibuat dalam bentuk kering atau sering
disebut simplisia. Kualitas simplisia Metode penelitian ini yaitu eksperimental
dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya laboratorium dengan sampel daun pulutan
yaitu proses pengeringan. Pembuatan berasal dari Desa Ciketak Kecamatan
simplisia dengan cara pengeringan harus Kadugede Kabupaten Kuningan Provinsi
dilakukan dengan cepat tetapi pada suhu Jawa Barat dengan no.Determinasi
yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan 338/UN58.01.6/LL/2019. Pengeringan
dengan waktu yang lama juga akan menggunakan metode pengeringan
mengakibatkan mutu simplisia yang kurang matahari langsung, metode pengeringan
baik, dikarenakan kandungan metabolit dengan sinar matahari langsung ditutup
yang terdapat dalam tumbuhan memiliki menggunakan kain hitam dan pengeringan
kepekaan yang berbeda terhadap proses menggunakan metode oven dengan variasi
3
pengeringan. suhu 45℃, 50℃, 60℃ .

Pengeringan merupakan salah satu proses Prosedur pembuatan


pasca panen yang berperan penting 1. Penyiapan Bahan Penelitian
4
terhadap mutu simplisia . Terdapat berbagai Pengambilan sampel dilakukan dengan
macam metode yang dilakukan dalam cara dipilih daun yang terletak di bagian
pengeringan, seperti pengeringan cabang batang yang menerima sinar
menggunakan sinar matahari langsung, matahari langsung. Sampel diambil
pengeringan menggunakan sinar matahari menggunakan tangan atau
ditutup dengan kain hitam dan pengeringan menggunakan alat yang tidak
menggunakan oven. Untuk pengeringan mengandung logam, dikarenakan
sinar matahari ditutup dengan kain hitam berpotensi terjadinya reaksi dengan
dan pengeringan langsung menggunakan logam tersebut sehingga dapat merusak
sinar matahari merupakan pengeringan sampel atau kandungan metabolit
yang paling ekonomis dan mudah dilakukan sekunder yang terkandung di dalamnya.
4
dikarenakan tidak memerlukan metode Bahan sampel yang telah dikumpulkan
khusus serta alat yang banyak, akan tetapi kemudian disimpan di dalam wadah yang
metode tersebut tidak dapat dilakukan pada bukan terbuat dari logam. Pilih daun
saat cuaca hujan dan dalam keadaan yang mulus dan tidak terdapat cacat
malam hari. Pengeringan menggunakan sedikitpun. Daun yang baik tidak terdapat
oven dengan suhu teratur menguntungkan cacat, kotoran, debu, ulat, rusak atau
karena akan terjadi pengurangan kadar air 3
benda asing lain. Pencucian dilakukan
yang signifikan dalam waktu yang relatif untuk menghilangkan bahan pengotor
5
singkat. lainnya yang melekat pada simplisia.
Pencucian dilakukan dengan
Kandungan metabolit sekunder pada menggunakan air bersih yang mengalir
tumbuhan dipengaruhi oleh proses sampai daun benar-benar terbebas dari
pengeringan. Pengeringan yang tepat akan kotoran maupun benda asing.
3
menghasilkan mutu simplisia yang baik
sehingga tahan disimpan untuk waktu yang Perajangan dilakukan menggunakan
lama dan tidak terjadi perubahan bahan aktif pisau dan diberi alas sebelum dilakukan
1
yang dikandungnya . Berdasarkan pemotongan, pemotongan bahan
pernyataan di atas maka akan dilakukan simplisia harus sama ukurannya. Bahan
penelitian untuk mengetahui pengaruh simplisia yang telah dirajang dengan
Media Informasi
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 167

ukuran yang sama dimaksudkan untuk b. Makroskopik


membantu mempercepat proses Penggunaan panca indera dengan
3
pengeringan. bantuan alat kaca pembesar untuk
mengamati ciri-ciri luar simplisia meliputi
4
2. Metode Pengeringan bentuk morfologi dan tekstur.
Pengeringan dengan sinar matahari c. Mikroskopik
langsung dan pengeringan dengan Penggunaan panca indera dengan
ditutupi kain hitam dilakukan selama 48 bantuan alat mikroskop untuk mengamati
jam, tergantung dari keadaan cuaca. anatomi jaringan yang khas dari simplisia
4
Pengeringan menggunakan oven tersebut.
3
dilakukan selama 6 sampai 8 jam. d. Kromatografi lapis tipis (KLT)
a. Pengeringan dengan sinar matahari Pengujian dilakukan menggunakan
langsung simplisia kering kemudian dilakukan
Bahan simplisia yang telah dirajang proses ektraksi dipercepat menggunakan
kemudian ditimbang sebanyak 300g, etanol 70% lalu dipanaskan sampai
wadah yang digunakan untuk mendidih. Eluen yang digunakan yaitu n-
pengeringan tersebut mempunyai dasar butanol : asam asetat : aquadest dengan
6
yang berlubang-lubang seperti perbandingan 9 : 2 : 6 (v/v) atau BAA.
anyaman bambu dimaksudkan agar
aliran udara dari atas ke bawah atau HASIL
sebaliknya berjalan lancar.
b. Pengeringan dengan ditutupi kain hitam A. Uji Simplisia
menggunakan bantuan sinar matahari
langsung Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik
Bahan simplisia yang telah dirajang Orga- Sinar Matahari Oven Kontrol
kemudian ditimbang sebanyak 300g, nolep- Lang- Ditutup Suhu Suhu Suhu Diangin-
wadah yang digunakan untuk tik sung Kain 45℃ 50℃ 60℃ angin
Hitam
pengeringan tersebut mempunyai dasar Warna Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
yang berlubang-lubang seperti kehi- kecoklat- cerah cerah kecok- kecoklat-
anyaman bambu dimaksudkan agar taman an latan an
aliran udara dari atas ke bawah atau Rasa Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
sebaliknya berjalan lancar. Setelah itu Berasa Berasa Berasa berasa berasa berasa
Bau Bau Bau khas Bau Bau Bau Bau khas
ditutup bagian atasnya menggunakan khas daun khas khas khas daun
kain hitam kemudian langsung dijemur. daun pulutan daun daun daun pulutan
c. Pengeringan menggunakan oven pulutan pulutan pulutan pulutan
Bahan yang telah dirajang kemudian
ditimbang sebanyak 300g untuk B. Uji Makroskopik
masing-masing variasi suhu, bahan Tabel 2. Hasil Uji Makroskopik
simplisia kemudian dimasukan kedalam Makro- Sinar Matahari Oven Kontrol
oven, atur suhu sesuai dengan metode skopik Lang- Ditutup Suhu Suhu Suhu Diangin-
uji yaitu pada suhu 45℃, suhu 50℃, sung Kain 45℃ 50℃ 60℃ angin
Hitam
dan suhu 60℃. Bentuk Tepi Tepi daun Tepi Tepi Tepi Tepi daun
morfolo daun bergerigi daun daun daun bergerigi
3. Pemeriksaan Mutu Simplisia Daun gi bergeri- dan bergeri- bergeri- bergeri dan
Pulutan gi dan berbulu gi dan gi dan gi dan berbulu
berbulu halus berbulu berbulu berbulu halus
Pengujian mutu yang dilakukan pada halus dibagian halus halus halus dibagian
simplisia daun pulutan (Urena lobata L.) dibagi- daun dibagi- dibagi- dibagi- daun
adalah sebagai berikut : an daun an daun an daun an
a.Organoleptik daun
Penggunaan panca indera Tekstur Rapuh Sedikit Rapuh Rapuh Rapuh Sedikit
saat basah saat saat saat basah saat
mendeksripsikan bentuk, warna, bau dan digeng- saat digeng- digeng- digeng digenggam
4
rasa . gam digeng- gam gam gam
gam
Media Informasi
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 168

C. Uji Mikroskopik serta enzim tertentu dalam sel masih


dapat bekerja menguraikan senyawa
Tabel 3. Hasil Uji Mikroskopik
aktif sesaat setelah sel mati dan selama
simplisia tersebut masih mengandung
kadar air. Pada tumbuhan yang masih
hidup, pertumbuhan kapang dan reaksi
enzimatik yang merusak itu tidak terjadi
karena adanya keseimbangan antara
proses metabolisme seperti fotosintesis,
3
transformasi dan penggunaan isi sel.

D. Uji Kromatografi Lapis Tipis


B. Hasil Uji Makroskopik
Tabel 4. Hasil Uji KLT Pengamatan yang dilakukan pada
Metode Warna Nilai Rf
Pengeringan noda
pengujian makroskopik didapat
Sinar matahari Kuning 0,61 perbedaan dari segi tekstur simplisia
Kain hitam Kuning 0,62 daun pulutan. Pengeringan dengan
Oven dengan suhu Kuning 0,64 metode kain hitam dan diangin-angin
45℃ tekstur daun sedikit basah apabila
Oven dengan suhu Kuning 0,64
50℃ digenggam. Hal ini diakibatkan karena
Oven dengan suhu Kuning 0,64 pada metode pengeringan langsung
60℃ menggunakan kain hitam dan
Diangin-angin Kuning 0,62 pengeringan dengan diangin-angin
pengeringanya tidak terlalu panas
sehingga memerlukan waktu relatif lama
PEMBAHASAN dibandingkan dengan metode
pengeringan lain. Semakin tinggi suhu
A. Hasil Uji Organoleptik dan aliran udara pengeringan semakin
Sebelum dilakukan proses pengeringan, cepat pula proses pengeringan
warna daun pulutan hijau cerah. Setelah berlangsung. Semakin tinggi suhu udara
dilakukan proses pengeringan didapat pengering, semakin besar energi panas
perbedaan warna signifikan pada daun. yang dibawa udara sehingga semakin
Perbedaan terlihat pada pengeringan banyak jumlah masa cairan yang
menggunakan sinar matahari langsung, diuapkan dari permukaan bahan yang
7
pengeringan sinar matahari yang ditutup dikeringkan.
ditutup kain hitam, pengeringan dengan
oven suhu 60℃ dan diangin-angin, warna C. Hasil Uji Mikroskopik
daun menjadi hijau kehitam-hitaman dan Hasil pengujian mikroskopik pada
kecoklatan. Sedangkan pengeringan simplisia daun pulutan berupa jaringan
menggunakan metode oven dengan khas yang membedakan dari tumbuhan
variasi suhu 45℃ dan 50℃ mempunyai lain. Daun pulutan mempunyai jaringan
warna hijau cerah. Berubahnya warna khas yaitu fragmen rambut penutup
daun disebabkan oleh terjadinya berbentuk bintang, berkas pembuluh dan
8
degradasi klorofil yang berwarna hijau kalsium oksalat berbentuk roset . Pada
menjadi hijau kehitam-hitamanan dan pengujian mikroskopik dengan metode
hijau kecoklatan selama proses pengeringan sinar matahari langsung,
pengeringan, salah satu sifat terpenting pengeringan yang ditutupi kain hitam dan
klorofil adalah kelabilan yang sensitif pengeringan menggunakan oven dengan
terhadap cahaya, suhu, panas dan variasi suhu 45℃, 50℃, 60℃ terdapat
oksigen. Selain itu air yang masih tersisa fragmen rambut penutup berbentuk
dalam simplisia pada kadar tertentu bintang, berkas pembuluh dan hablur
merupakan media pertumbuhan kapang
Media Informasi
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 169

kalsium oksalat berbentuk roset. Hal ini 2. Fagbohun E.D, Asare R.R, Egbebi
sesuai dengan pustaka acuan. A.O. Chemical Composition and
Antimicrobial Activities of Urena
lobata L. Journal of Medicinal Plants
D. Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis Reserch Vol. 6. 2012
Kromatografi lapis tipis dilakukan untuk 3. Prasetyo, Inoriyah E.Pengelolaan
pengujian kandungan senyawa yang Budidaya Tanaman Obat-obatan
terdapat pada simplisia daun pulutan. (Bahan Simplisia). Bengkulu: Badan
Senyawa yang akan diidentifikasi pada Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB;
pengujian kromatografi lapis tipis yaitu 2013
flavonoid. Eluen yang digunakan yaitu n- 4. Depkes RI. Cara Pembuatan
butanol, asam asetat glasial, aqua Simplisia. Departemen Kesehatan
destilata dengan perbandingan 9: 2 :6 Republik Indonesia. Jakarta:
6
v/v dalam 6ml . Plat kromatografi yang DEPKES; 1985.
dipakai berukuran 8x4cm dengan garis 5. Muller J, Heindl. Drying Of Medical
tepi 1cm. Noda yang didapat pada Plants In R.J. Bogers, L.E.Cracer,
pengujian kromatografi lapis tipis and Lange D, (eds). Medical and
terdapat noda berwarna kuning. Aromatic Plant. The Netherland:
Senyawa flavonoid menunjukan zat Springer. 2006. p.237-252.
warna hijau atau kuning pada plat 6. Rohyami Y, Identifikasi Flavonoid
kromatografi. Nilai Rf yang diperoleh dari Ekstrak Metanol Daging Buah
setelah dihitung tidak menunjukan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa
perbedaan nilai yang signifikan antara Boerl) Menggunakan
masing-masing metode pengeringan Spektrofotometer UV-Vis dan FT-IR,
yang dilakukan sehingga dapat Laporan Penelitian PDM DIKTI.
disimpulkan metode pengeringan tidak 2008.
mempengaruhi kandungan senyawa 7. Rachmawan O. Pengeringan,
9
flavonoid pada simplisia daun pulutan. Pendinginan dan Pengemasan
Komoditas Pertanian. Buletin
SIMPULAN DAN SARAN Departemen Pendidikan Nasional.
Metode pengeringan berpengaruh terhadap Jakarta: 2001.
mutu simplisia daun pulutan. Pengeringan 8. Nurhasanah T. Lukmayani Y. Kodir
menggunakan oven dengan variasi suhu R.A. Karakterisasi Simplisia dan
45℃ dan 50℃ merupakan pengeringan Ekstrak Serta Identifikkasi Histokimia
yang baik karena didapat hasil warna daun Daun Pulutan (Urena lobata L.).
hijau cerah, tidak berasa, bau khas daun Jurnal Farmasi Prodi Farmasi,
pulutan, daun berbentuk menjari, tepi daun Fakultas Matematika dan Ilmu
bergerigi, berbulu halus dibagian daun, Pengetahuan Alam. Universitas Islam
rapuh saat digenggam, terdapat jaringan Bandung, Vol. 5, No. 1. 2019.
khas dan hasil KLT menunjukan adanya 9. Markham K.R. Cara Mengidentifikasi
kandungan senyawa flavonoid dan perlu Flavonoid. Terjemahan Kosasih
adanya penelitian lebih lanjut Padmawinata. Bandung: Badan
mengenaikandungan senyawa pada Penerbit Institut Teknologi Bandung;
masing-masing simplisia dengan 1988.
pengeringan berbeda tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dixa S, Singh V.S. Isolation and


Characterization of Flavonoids in
Urena lobata L. Eurpean Journal of
Medicinal Plants, Vol. 1. 2016. hal 1-
6.

Anda mungkin juga menyukai