Asuhan Keperawatan Medical Bedah
Asuhan Keperawatan Medical Bedah
PADA PASIEN TN. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS Ileus Obstruktif e.c Ca Colon
DI RSUD CIANJUR
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 21 Desember 2020 pukul 08:30 Wita di
Ruang Sadewa RSUD Cianjur dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi (rekam medis)
A. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Istri)
Nomor Register :-
Tn.E mengeluh nyeri perut terus-menerus di seluruh lapang perut, dirasakan sejak
2 minggu SMRS. Tn.E mengeluh perut kembung terus menerus. Muntah warna
kuning cair. BAB kecil-kecil, nyeri (+), warna agak kecoklatan, lendir (+), tidak
ada darah segar. Kentut (-). Demam (-). Merasa badan bertambah kurus. 7 bulan
SMRS Tn.E mengatakan BAB cair, warna kuning, ada lendir, kadang ada darah.
Berobat ke dokter terdekat sembuh tapi sering kambuh. 1 bulan SMRS Perut
kembung tapi kempes setelah muntah. Muntah setelah makan, berisi makanan
yang dimakan. Pasien diberikan skala nyeri dari 1-10, pasien memberikan rasa
nyeri yang dirasakan pada skala 5, dengan kualitas nyeri tertusuk-tusuk, dan lama
nyerinya terus dirasakan oleh pasien tetapi hilang timbul. Tampak ekspresi nyeri
pada wajah Tn.E, Tampak gelisah dan Tampak merintih dan menangis. Tn.E
mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini, Tn.E juga mengatakan takut jika
tidak bisa sembuh.
Tn.E mengeluh nyeri perut terus-menerus di seluruh lapang perut, dirasakan sejak
2 minggu SMRS. Tn.E mengeluh perut kembung terus menerus. Muntah warna
kuning cair. BAB kecil-kecil, nyeri (+), warna agak kecoklatan, lendir (+), tidak
ada darah segar. Kentut (-). Demam (-). Merasa badan bertambah kurus. 7 bulan
SMRS Tn.E mengatakan BAB cair, warna kuning, ada lendir, kadang ada darah.
Berobat ke dokter terdekat sembuh tapi sering kambuh. 1 bulan SMRS Perut
kembung tapi kempes setelah muntah. Muntah setelah makan, berisi makanan
yang dimakan. Pasien diberikan skala nyeri dari 1-10, pasien memberikan rasa
nyeri yang dirasakan pada skala 5, dengan kualitas nyeri tertusuk-tusuk, dan lama
nyerinya terus dirasakan oleh pasien tetapi hilang timbul. Tampak ekspresi nyeri
pada wajah Tn.E, Tampak gelisah dan Tampak merintih dan menangis. Tn.E
mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini, Tn.E juga mengatakan takut jika
tidak bisa sembuh.
4) Riwayat penyakit sebelumnya
mengatakan pernah mengalami keluhan yang seperti ini sebelumnya. Tn. E juga
pernah dialami oleh ibu kandung pasien hingga menyebabkan meninggal dunia.
6) Genogram
Keterangan :
Laki- laki
Perempuan
Meninggal
Kepala Keluarga
Tinggal serumah
Penjelasan :
Tn.E merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara dan saudara dari Tn.E adalah laki-
laki. Kemudian Tn. E menikah dengan Ny. E. Dimana Ny. E merupakan anak
ke 4 dari 6 bersaudara, Ny. E memiliki 2 orang kakak laki-laki dan 1 orang
kakak perempuan, dan 2 orang adik laki-laki. Tn. E dan Ny. E menikah dan
memiliki 1 orang anak. Ibu dari Tn.E sudah meninggal. Sekarang Tn. E dan Ny.
E tinggal bersama 1 orang anak laki-lakinya.
7) Riwayat Pengobatan
a Sebelum dibawa ke RS pasien mengaku berobat ke klinik terdekat namun
tidak ada perubahan.
b Pasien sering konsumsi jamu-jamuan dan obat herbal yang didapatkan dari
kakak pasien.
c Pasien tidak pernah minum obat-obatan penghilang nyeri dan minum obat
dalam jangka waktu yang lama.
c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Saat Pengkajian : √ t.a.k (tidak ada keluhan), □ sesak saat menarik nafas,
Data lain: -
Masalah keperawatan: -
tambah buah-buahan.
Saat Pengkajian : Tn.E mengatakan pola makan tidak teratur, frekuensi makan
(1x/hari), jenis makanan (bubur), makanan pantangan (-),
alergi makanan (-), porsi makan sehari (1/2 porsi), minuman
yg biasa diminum (air meneral), alcohol (- gelas/hari),
merokok (kadang-kadang), jumlah minum sehari (6
gelas/hari)
□ mual,
- sulit mengunyah/menelan : -
3) Eliminasi
sering terjaga
□ susah tidur
□ penggunaan obat tidur
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian: Tn.E mengatakan biasa mandi 2-3x/kali, gosok gigi 2x/hari,
memakai sabun,
pasta gigi.
□ panjang, pendek,
(oleh keluarga)
Data lain: -
Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan suhu tubunya normal dan tidak teraba
hangat
Saat Pengkajian : - perasaan panas, - berkeringat, - kemerahan
Data lain: suhu tubuh pasien 36,6°C (dalam batas normal)
8) Rasa nyaman
Obstruktif).
9) Rasa aman
sembuh.
keluarga.
biasa.
12) Rekreasi
13) Belajar
14) Ibadah
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : √ composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya
b) Bangun Tubuh : □ kurus, √ sedang, □ gemuk
Data lainnya
c) Postur Tubuh : √ tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya
d) Cara Berjalan : √ lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya
e) Gerak Motorik : √ normal, □ tergangu,
Data lainnya
f) GCS : E:4 M:5 V:6
g) Keadaan Kulit
Warna : √ normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Turgor : √ elastis, □ kurang elastis, □ jelek
Kebersihan: √ bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : - tidak ada,
□ ada : □ terbuka, □ tertutup
Gambar:
Depan Belakang
11) Anus
Keadaan : √ Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya: Tonus sfingter ani baik, ampula recti: tidak colaps, permukaan
mukosa licin tidak berbenjol-benjol, massa (-), nyeri (-), feses
(-). Sarung tangan: darah (-), lendir (-), feses (-).
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
√ pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT <2 detik
- Luka, Lokasi (-)
Luas luka (-)
Warna (-)
Pus (-)
Hiperemi (-)
Jaringan (-)
√ Terpasang infuse
Data lainnya: -
b) Ektremitas Bawah
√ pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, √ CRT <2 detik
- Luka, Lokasi (-)
Luas luka (-)
Warna (-)
Pus (-)
Hiperemi (-)
Jaringan (-)
- Terpasang infuse
Data lainnya: -
c) Kekuatan Otot
5555 5555
5555 5555
Data lainnya: -
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Usulan Pemeriksaan Penunjang:
a) Darah rutin, dan fungsi hati (SGPT SGOT)
b) Colonoscopy + biopsi
2) Penatalaksanaan pada pasien (Tanggal 8/7/2015)
a) hasil pemeriksaan darah rutin – Hb : 14.8 g/dL
b) Fungsi hati : Sgpt : 37 U/L (normal : 12-78)
3) Tanggal 11/7/2015 dilakukan LE+colostomi Hasil:
a) Ditemukan massa tumor di colon ascenden
b) Ditemukan penyabunan
c) Dilakukan colostomy
4) Terapi post operasi:
a) IVFD RL
b) Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gr
c) Ketorolac 2 x 30 mg
B. ANALISA DATA
Hipomotilitas (kelumpuhan)
intestinal
Gangguan gastrointestinal
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh
Distensi abdomen
Nyeri Akut
Ileus
Hipomotilitas (kelumpuhan)
intestinal
Hilangnya kemampuan
intestinal dalam pasase material
feses
Konstipasi
Ileus
Hipomotilitas (kelumpuhan)
intestinal
Respon psikologis
minitreprestasi perawatan dan
pengobatan
Kecemasan pemenuhan
kebutuhan informasi
Ansietas
C. Rumusan Masalah Keperawatan
D. Analisa Masalah
S: pasien mengatakan mual dan mutah, badan terasa kurus, dan perut kembung
Proses Terjadinya: Predisposisi sistemik dan Predisposisi pasca bedah operatif abdominal
sehingga ada gangguan pada gantroitestinal dan menyebabkan mual muntah
menyebabkan asupan nutrisi tidak adekuat.
Akibat jika tidak ditanggulangi: pasien akan mengalami anoreksia jika tidak ditangani
dengan cepat dan tepat.
P: Nyeri perut
E: Nyeri Akut
S: Pasien mengatakan perutnya terasa nyeri, dengan skala nyeri: 5, intensitas nyeri:
sering, kualitas nyeri: tertusuk-tusuk, Lokasi nyeri: abdomen, waktu: ±30 menit.
Proses Terjadinya: Predisposisi sistemik dan Predisposisi pasca bedah operatif abdominal
sehingga respon saraf inplamasi dan menyebakan distensi sehinga
timbulnya nyeri.
Akibat jika tidak ditanggulangi: Pasien akan mengalami nyeri hebat dan terganggunya
aktivitas akibat nyeri yang dirasakan.
P: Sulit BAB
E: Konstipasi
Proses Terjadinya: Predisposisi sistemik dan Predisposisi pasca bedah operatif abdominal
sehingga Hilangnya kemampuan intestinal dalam pasase material feses.
Akibat jika tidak ditanggulangi: Pasien akan mengalami kesulitan untuk BAB dan jika
semakin parah makan feses akan semakin sulit untuk di
keluarkan karena akan mengeras.
P: kecemasan
E: Ansietas
S: pasien mengatakan cemas dengan kondisinya dan takut jika tidak bisa sembuh
Proses Terjadinya: Predisposisi sistemik dan Predisposisi pasca bedah operatif abdominal
sehingga pasien tidak memahami cara mengatasi cemas.
Akibat jika tidak ditanggulangi: Pasien akan mengalami kecemasan yang berat akibatnya
daya tahan tubuh pasien akan menurut karena
kecemasan yang berlebihan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Nyeri Akut
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c) Konstipasi
d) Ansietas
3. PERENCANAAN
a. Prioritas Masalah
1) Nyeri Akut
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3) Konstipasi
4) Ansietas
b. Rencana Keperawatan
Rencana Keperawatan Pada Pasien Tn.E Dengan Ileus Obstruktif e.c Ca Colon
Jam
1. Senin, 21 Nyeri Akut Setelah diberikan asuhan 1. Observasi keadaan umum 1. Mengetahui respon
Des 2020 keperawatan selama 3 x 24 jam dan tanda-tanda vital autonom tubuh
Pasien tidak mengalami nyeri, 2. Lakukan pengkajian nyeri 2. Menentukan penanganan
dengan kriteria hasil: secara komprehensif nyeri secara tepat
3. Observasi reaksi abnormal 3. Mengetahui tingkah laku
1. Mampu mengontrol nyeri
dan ketidaknyamanan ekspresi dalam
(tahu penyebab nyeri, mampu
4. Control lingkungan yang merespon nyeri
menggunakan tehnik
dapat mempengaruhi nyeri 4. Meminimalkan factor
nonfarmakologi untuk
5. Pertahankan tirah baring eksternal yang dapat
mengurangi nyeri, mencari
6. Ajarkan tindakan non mempengaruhi nyeri
bantuan)
farmakologi dalam 5. Meningkatkan kualitas
2. Melaporkan bahwa nyeri
penanganan nyeri tidur dan istirahat
berkurang dengan
7. Kolaborasi pemberian 6. Terapi dalam
menggunakan manajemen
analgesic sesuai program penanganan nyeri tanpa
nyeri
obat
3. Mampu mengenali nyeri 7. Terapi penanganan nyeri
(skala, intensitas, frekuensi secara farmakologi.
dan tanda)
2. Senin, 21 Ketidakseimbangan Setelah diberikan asuhan 1. Tinjau faktor-faktor 1. Mempengaruhi pilihan
Des 2020 nutrisi kurang dari keperawatan selama 3 x 24 jam individual yang intervensi.
kebutuhan tubuh Kebutuhan nutrisi pasien mempengaruhi kemampuan 2. Menentukan kembalinya
terpenuhi, dengan kriteria hasil: untuk mencerna makanan, peristaltik (biasanya
misalnya status puasa, mual, dalam 2-4 hari ).
1. Asupan nutrisi adekuat
ileus paralitik setelah selang 3. Meningkatkan
2. BB meningkat
dilepas. kerjasama pasien
3. Porsi makan yang disediakan
2. Auskultasi bising usus, dengan aturan diet.
habis
palpasi abdomen, catat Protein/vitamin C
4. Konjungtiva tidakan anemis.
pasase flatus. adalah kontributor
3. Identifikasi utuma untuk
kesukaan/ketidaksukaan diet pemeliharaan jaringan
dari pasien. Anjurkan dan perbaikan.
pilihan makanan tinggi Malnutrisi adalah fator
protein dan vitamin C dalam menurunkan
4. Observasi terhadap pertahanan terhadap
terjadinya diare; makanan infeksi.
bau busuk dan berminyak. 4. Sindrom malabsorbsi
5. Kolaborasi dalam pemberian dapat terjadi setelah
obat-obatan sesuai indikasi: pembedahan usus halus,
Antimetik, mis: memerlukan evaluasi
proklorperazin (Compazine). lanjut dan perubahan
Antasida dan inhibitor diet, mis: diet rendah
histamin, mis: simetidin serat.
(tagamet). 5. Mencegah muntah.
Menetralkan atau
menurunkan
pembentukan asam
untuk mencegah erosi
mukosa dan
kemungkinan ulserasi.
3. Senin, 21 Gangguan pola Setelah diberikan asuhan 1. Monitor tanda dan gejala 1. Agar mengetahui
Des 2020 eliminasi: konstipasi keperawatan selama 3 x 24 jam konstipasi terdapatnya masalah
2. Monior bising usus
Gangguan Pola eleminasi: atau tidak pada usus
3. Monitor feses : frekuensi,
konstipasi teratasi, dengan kriteria konsistensi dan volume 2. Mengetahui terjadinya
hasil: 4. Konsultasi dengan dokter ketidaknormalan dari
tentang penurunan dan
bising usus
1. Mempertahankan bentuk feses peningkatan bising usus
lunak setiap 1-3 hari 5. Monitor tanda dan gejala 3. Mengidentifikasi
2. Bebas dari ketidaknyamanan ruptur usus/peritonitis frekuensi dan
dan konstipasi 6. Jelaskan etiologi dan
konsistensi dan volume
3. Mengidentifikasi indicator rasionalisasi tindakan
feses
untuk mencegah konstipasi
4. Feses lunak dan berbentuk terhadap pasien 4. Dapat mempermudah
7. Identifikasi faktor penyebab agar meningkatkan
dan kontribusi konstipasi
bising usus
5. Dapat mengetahui tanda
dan gejala dari rupture
usus
6. Agar pasien mengetahui
tindakan yang akan di
lakukan
7. Agar intervensi yang
diberikan lebih
mengarah ke factor
penyebab dan kontribusi
konstipasi
4. Senin, 21 Ansietas Setelah diberikan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Agar terjalinnya
Des 2020 keperawatan selama 3 x 24 jam menenangkan hubungan saling percaya
2. Nyatakan dengan jelas
Ansietas pasien teratasi, dengan 2. Agar pasien bisa
harapan terhadap pelaku
kriteria hasil: pasien memberikan prilaku
3. Jelaskan semua prosedur yang koperatif setiap
1. Klien mampu dan apa yang dirasakan
mengidentifikasi dan tindakan
selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas. 4. Pahami prespektif pasien 3. Agar pasien paham dan
2. Mengidentifikasi, terhadap situasi stress mengikuti intruksi yang
mengungkapkan dan 5. Temani pasien untuk diberikan
menunjukkan tehnik untuk memberikan keamanan dan 4. Mendengarkan apa yang
mengontol cemas. mengurangi takut
dirasakan pasien
3. Vital sign dalam batas normal. 6. Dengarkan dengan penuh
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, perhatian 5. Mengindari dari rasa
bahasa tubuh dan tingkat 7. Identifikasi tingkat takut dan cemas yang
aktivfitas menunjukkan kecemasan
dirasakan
berkurangnya kecemasan. 8. Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan 6. Agar meningkatkan
kecemasan hubungan saling percaya
7. Mengkaji tingkat
kecemasan yang
dirasakan
8. Agar renspon pasien
terhadap kecemasan
tidak menjadi meningkat
dan mengakibatkan
stress
4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Tn.E Dengan Ileus Obstruktif e.c Ca Colon
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Tn.E Dengan Ileus Obstruktif e.c Ca Colon