TINJAUAN TEORITIS
2.1 HIPERTENSI
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
dibebabkan satu atau beberapa factor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Wijaya & Putri, 2017)
diam-diam karena sangat jarang gejala dapat dilihat pada tahap awal sampai terjadi krisis
medis yang sangat jarang dapat dilihat pada thap awal sampai terjadi krisis medis yang
parah seperti serangan jantung, stroke, atau penyakit ginjal kronis (Singh et al, 2017).
Hipertensi didefenisikan sebagai tekanan darah sistolik sama dengan atau di atas
140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolic sama dengan atau diatas 90 mmHg. Darah
dibawa dari jantung ke seluruh bagian tubuh di pembuluh darah. Setiap kali jantung
kekuatan darah yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri) karena dipompa oleh
jantung. Semakin tinggi tekanan semakin keras jantung harus dipompa (WHO, 2013)
tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan Ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal atau tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama dapat menyebabkan gagal ginjal, penyakit jantung coroner, stroke bila tidak
Penyebab dari hipertensi ini belum diketahui, namun factor resiko yang
diduga kuat adlah karena beberapa factor berikut ini (Riyadi S, 2011) : keluarga
genetik, kelamin, diet tinggi garam atau kandungan lemak, berat badan atau obesitas,
2. Hipertensi Sekunder
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) (Kemenkes RI,
2014).
2.1.3 Klasifikasi
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160
Klasifikasi hipertensi menurut JNC VIII (The Eighth Joint National Committe)
yang didasarkan pada rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau
lebih kunjungan klinis untuk pasien dewasa (umur ≥18 tahun). Klasifikasi tekanan darah
tersebut mencakup empat kategori dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS)
<120 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) <80 mmHg. Prehipertensi dianggap
sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasi pasien yang tekanan darahnya cenderung
(mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I 140-159 90-99
Hipertensi stage II ≥160 ≥100
Hipertensi tidak memberikan gejala khas, baru setelah beberapa tahun ada
kalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya
hilang setelah bangun. Gangguan hanya dapat dikenali dengan pengukuran tensi atau
melalui pemeriksaan tambahan terhadap ginjal dan pembuluh (Kirana, Rahardja dan Tan
Penderita hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik akan mempunyai risiko besar
untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskuler seperti stroke, serangan jantung, gagal
Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klien antara lain sakit kepala
(rasa berat di tengkuk), nausea, vomiting, ansietas, keringat berlebihan, tremor otot, nyeri
dada, epistaksis, pandangan kabur atau ganda, tinnitus (telinga berdenging), serta kesulitan
Hipertensi dapat dipicu oleh berbagai factor. Faktor risiko hipertensi dibagi
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat diubah,
antara lain :
a. Umur
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Pada usia lanjut, hipertensi terutama
ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah sistolik. Kejadian ini disebabkan
b. Jenis kelamin
risiko sekitar 2,3 kali lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
dibandingkan dengan perempuan, karena pria diduga memiliki gaya hidup yang
hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pria akibat factor
hormonal.
c. Genetic
Tentunya factor lingkungan lain ikut berperan. Factor genetic juga berkaitan
dengan metabolism pengaturan garam dan rennim membrane sel. Bila kedua
turun ke anak-anaknya.
Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi
antara lain meroko, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, jurang aktivitas fisik,
a. Kegemukan (obesitas)
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh yaitu perbandingan antara berat badan
hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko
b. Merokok
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan kabron monoksida yang dihisap
melalui rokok akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan endotel
darah tinggi akan semakin meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah arteri
bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan. Dengan melakukan olah raga aerobic
yang teratur tekanan darah dapat turun, meskipun berat badan belum turun
cairan diluar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan
tekanan darah. Pada masyarakat yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang,
ditemukan tekanan darah rerata yang rendah, sedangkan pada masyarakat asupan
e. Dislipidemia
darah merah dan peningkatan kekentalan darah berperan dalam kenaikan tekanan
darah
Stresa tau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, marah, dendam, rasa
takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormone
adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
tekanan darah meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha
patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.
penggunaan obat dapat mengganggu kualitas hidup dan efek resistensi insulin terhadap
metabolism tubuh. Penggunaan obat saja tidak cukup untuk mengatasi kejadian hipertensi,
baik yang belum terdiagnosis maupun sudah terdiagnosis sehingga perlu dilakukan
adalah dengan melakukan program gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, olah raga
teratur, mengurangi asupan garam natrium, lemak, banyak konsumsi buah dan sayur,
mengontrol berat badan, menciptakan suasana rileks dan lain-lain. Seseorang yang
mortalitas kardiovaskuler akibat dampak kelanjutan dari tekanan darah tinggi. Perubahan
gaya hidup juga diperlukan terutama diet rendah garam. (Arifin, 2016).
Modifikasi gaya hidup dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari 1/4 – 1/2
rokok, dan minuman berakhohol. Olah raga dianjurkan bagi penderita hipertensi, seperti
jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5x/minggu. Perlu
juga cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Pemilihan dan penggunaan obat
Adapun makanan yang harus dihindari atau dibatasi olej penderita hipertensi
adalah :
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih)
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, cracker, keripik
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol sepeti daing merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam)
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
7. Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian, tape (Kemenkes RI,
2014)
2.1.7 Komplikasi
1. Stroke
otak, stroke merupakan salah satu penyakit komplikasi akibat tekanan darah tinggi.
aktivitas hidup, baik pada sebagian anggota badan maupun total (meninggal).
2. Serangan Jantung
ada dua orang yang paling rawan mengalami gangguan, yaitu ginjal dan jantung.
Ginjal merupakan penghasilan hormon pengatur takana darah, pada kondisi tekanan
darah tinggi ginjal harus bekerja ekstra keras dan dalam kondisi tidak nyaman.
Sedangkan jantung dalam kondisi tekanan darah tinggi terus menerus memompa
darah lebih keras dibandingkan dalam kondisi normal. Pemompaan ini bertujuan
untuk mengalirkan darah merata ke semua organ tubuh namun bila pemompaan ini
terus menerus terjadi dalam kondisi berat atau tidak nyaman maka kondisi ini
Akibat yang menimbulkan LVH tersebut adalah penderita hipertensi merasakan nyeri
3. Edema paru
Edema paru adalah pembengkakan yang terjadi di dalam paru. Edema paru
pembengkakan akibat tekanan darah tinggi. Seperti kita ketahui dalam kaitannya
dengan tekanan darah, terdapat dua hal yang harus di ukur yaitu sistole dan diastole.
Bila terjadi beban yang berlebihan pada ventrikel kiri pada saat sistole maka terjadi
resiko terjadinya embengkakan paru semakin besar, demikian pula bial bila terjadi
beban pada saat diastole, volume paru akan membesar. Paru yang mengalami
oksigen telah tertutupi oleh cairan, akibat yang lebih parah adalah penderita merasa
seperti dicekik, tidak bisa bernafas dan timbul ketakutan yang luar biasa. Ketakutan
dan kesulitan bernafasini menambah beban jantung dan menurunkan fungsi jantung
karena kekurangan oksigen. Bila kejadian ini tidak segera ditangani penderita akan
meninggal dunia.
4. Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah suatu keadaan dimana ginjal tidak dapat lagi melakukan
fungsinya lebih baik. Ginjal tidak mampu lagi mempertahankan metabolisme dan
urea dan sampah nitrogen di dalam darah. Seseorang yang megalami gagal ginjal dan
tidak melakukan cuci darah secara teratur ditandai dengan rasa sakit yang luar biasa
pada sekujur tubuh maupun tidak bisa tidur. Selain itu, gejala tersebut sering kali
diikuti keinginan untuk muntah terus-menerus, hal ini terjadi karena darah telah
5. Kebutaan
Kebutaan ini muncul akibat hipertensi yang berlangsung selama bertahun-tahun atau
yang disebut dengan hipertensi kronis. Pada penderita tekanan darah tinggi, tekanan
pada bola mata dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah mata. Akibatnyan
mata tidak mendapatkan pasokan mutrisi yang dibawa oleh darahtersebut, pada kasus
tertentu tekanan darah pada bola mata ini diikuti dengan keluarnya bola mata
6. Pendengaran menurun
menurunnya fungsi pendengaran. Selain itu, telinga sering berdenging sepanjang hari
namun hal tersebut terjadi pada penderita hipertensi menahun. Hipertensi akut atau
hipertensi baru belum memberi dampak yang hebat, pendengaran yang tidak
harus dijalani. Masa muda seseorang diawali dengan masa transisi dari masa remaja
menuju dewasa muda yang melibatkan eksperimentasi dan eksplorasi yang disebut
emerging adulthood. Perkembangan dewasa dibagi menjadi 3, yaitu dewasa muda (young
adulthood) dengan usia antara 20-40 tahun, dewasa menengah (middle adulthood) dengan
usia anatara 40-65 tahun dan dewasa akhir (late adulthood) dengan usia ≥ 65 tahun.
Usia dewasa muda menurut WHO yaitu usia 20-44 tahun. Usia ini disebut juga
usia prakerja pada kelompok populasi dengan usia tertentu. Rentang usia 20-44 tahun
merupakan usia dimana manusia sudah matang secara fisik dan biologisnya. Pada usia ini
pula manusia sedang berada pada puncak aktivitas yang cenderung lebih berat dari usia
Timbulnya stress dapat mengubah fungsi-fungsi normal tubuh yang berpengaruh terhadap
(Pebriyandini, 2015).
Gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk menjaga Kesehatan dan
merupakan bagian yang terpenting dalam hipertensi. Semua penderita hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah. Perubahan gaya hidup
juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada penderita dengan
Gaya hidup yang mengagungkan sukses, kerja keras, dalam situasi penuh tekanan,
dan stress yang berkepanjangan merupakan hal paling umum serta kurang beralahraga dan
berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alcohol dan kopi, padahal semuanya
termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan risiko hipertensi (Muhannadun, 2010)
Hipertensi berkaitan erat dengan pola hidup manusia. Hipertensi dapat dicegah
dan diatasi dengan diet yang sehat, aktivitas fisik teratur, emnghindari konsumsi alcohol,
mempertahankan berat abdan dan lingkar pinggang ideal, serta hidup dilingkungan bebas
asap rokok. Yang dimaksud dengan diet sehat adalah makanan dengan kalori berimbang
banyak buah dan sayuran, produk makanan dan susu rendah lemah jenuh, rendah
1. Usia
Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi pula resiko mendapatkan
hipertensi karena disebabkan oleh perubahan dalam tubuh yang dapat memperngaruhi
2. Lingkungan (stres)
tekanan darah
a. Merokok
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan
darah yang lebih tinggi. Merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan,
dewasa muda akan mencari jati dirinya dan belajar menjalani hidup dengan
melihat apa yang dilakukan orang lain dan kemudian akan mencobanya termasuk
kebiasaan merokok.
tekanan darah. Ini karena asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia
yang 200 diantaranya beravun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker
bagi tubuh.
hipertensi. Zat nikotin yang terdapat dalam rokok dapat meningkatkan pelepasan
lain dalam rokok adalah Karbon monoksida (Co) yang mengakibatkan jantung
akan bekerja lebih berat untuk memberi cukup oksigen ke sel-sel tubuh. Rokok
berperan membentuk arterosklerosis dengan cara meningkatkan pengumpulan sel-
sel darah.
b. Aktifitas fisik
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja, sehingga sangat jarang untuk
melakukan aktivitas fisik seperti olahraga secara teratur. Pada orang yang tidak
yang lebih tinggi. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat menyebabkan terjadinya
membantu jantung mereka tetap kuat dengan membuat pembuluh darah tidak kaku
sehingga jantung bisa memompa darah dengan lebih mudah dan menurunkan
tekanan darah. Olaharaga ringan berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-
aktivitas fisik cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin
keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang
secara keseluruhan. Mereka yang secara fisik aktif umumnya mempunyai tekanan
darah yang lebih rendah dan lebih jarang terkena tekanan darah tinggi. Mereka
yang secara fisik aktif cenderung mempunyai fungsi otot dan sendi yang lebih
baik, karena organ-organ lebih kuat dan lentur. Aktivitas seperti gerakan atau
Pola makan dapat diartikan suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan
sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola
makan juga ikut menentukan kesehatan bagi tubuh. Pola makan yang sering
dikonsumsi dewasa muda yaitu makanan siap saji, maupun makanan yang banyak
mengandung lemak atau minyak dan tinggi garam. Makin tinggi lemak
mengakibatkan kadar kolesterol dalam darah meningkat yang akan mengendap dan
menjadi plak yang menempel pada dinding arteri, plak tersebut menyebabkan
penyempitan arteri sehingga memaksa jantung bekerja lebih berat dan tekanan
penyakit salah satunya adalah hipertensi. Menjaga pola makan yang baik yaitu
dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayur, mengurangi asupan yang banyak
mengandung lemak dan asupan garam merupakan cara untuk mengruangi atau
Seseorang yang tidak sehat pola makannya maka peluang untuk menderita
yang banyak mengandung kadar lemak jenuh tinggi, garam natrium tinggi,
makanan dan minuman dalam kaleng, makanan yang diawetkan dan makanan
terjadinya hipertensi.
Seseorang yang tidak sehat pola makannya maka peluang untuk menderita
yang banyak mengandung kadar lemak jenuh tinggi, garam natrium tinggi,
makanan dan minuman dalam kaleng, makanan yang diawetkan dan makanan
terjadinya hipertensi.
Faktor risiko
hipertensi
Obesitas
Usia
Hipertensi
Kebiasaan Merokok
Jenis Kelamin
Aktivitas fisik
Riwayat keluarga Usia dewasa muda
(20-40 tahun)
Pola makan
Genetik
Kebiasaan istirahat
Minuman berkafein
Dislipidemia
Konsumsi alcohol
berlebih
Psikososial dan
stres