Anda di halaman 1dari 24

AKSES TERHADAP REKAM MEDIS

No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Rekam Medis adalah catatan kondisi kesehatan pasien, pengobatan, rencana
tindakan dan terapi pasien yang harus terjamin kerahasiaannya.
2. Tujuan Mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan
dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan
penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk
melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan
lainnya.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................
tentang Akses Terhadap Rekam Medis Puskesmas Carita
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. Prosedur dan 1. Pihak Internal
langkah-langkah a. Peminjam menghubungi petugas rekam medis untuk meminjam status
rekam medis
b. Petugas menulis pada buku peminjaman status rekam medis
c. Petugas meletakan tracer pada tempat map RM yang diambil
d. Waktu peminjaman 1 x 24 jam.
e. Berkas Rekam Medis tidak oleh dibawa keluar dari Puskesmas
2. Pihak Ekternal
a. Pihak external yang boleh mengakses rekam medis dalam hal :
 Untuk kepentingan kesehatan pasien
 Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan
 Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri
 Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan
 Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis,
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien
b. Petugas rekam medis menulis pada buku peminjaman rekam medis
c. Peminjaman hanya pada lingkungan puskesmas tidak boleh dibawa ke
luar puskesma
d. Peminjaman selama jam kerja
e. Berkas Rekam Medis tidak oleh dibawa keluar dari Puskesmas
6. Bagan Alir

AKSES Petugas menulis Petugas meletakkan


REKAM buku pinjaman RM tracer RM
MEDIS

Peminjaman
RM tidak
1x24 jam
boleh dibawa
keluar dari
Puskesmas
7. Hal-hal yang Diperhatikan kelengkapan identitas pasien
perlu
Diperhatikan
8. Unit terkait Petugas Pendaftaran.
Dokter.
Paramedis.
Tenaga kesehatan lainnya
9. Dokumen terkait SOP Pendaftaran, berkas rekam medis

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan

PELAYANAN REKAM MEDIS DAN METODE


IDENTIFIKASI
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Kegiatan pelayanan penunjang secara profesional yang berorientasi pada


kebutuhan informasi kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan,
administrator dan manajemen pada sarana layanan kesehatan dan instansi
yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi
rekam medis (sintesis ilmu sosial, epidemiologi, terminologi medis,
biostatistik, prinsip hukum medis dan teknologi informasi).
2. Tujuan Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi. 

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................


tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Rekam Medis Puskesmas Carita
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. Prosedur dan 1. Menyiapkan formulir dan catatan serta nomor rekam medis yang
langkah-langkah diperlukan untuk pelayanan. Formulir dan catatan yang perlu disiapkan
yaitu :
a. Formulir-formulir dokumen rekam medis rawat jalan baru yang
telah diberi nomor rekam medis, yaitu formulir rekam medis yang
belum berisi catatan pelayanan pasien yang lalu.
b. Buku register pendaftaran pasien rawat jalan, yaitu buku yang berisi
catatan identitas pasien sebagai catatan pendaftaran.
c. Buku ekspedisi, yaitu buku yang digunakan untuk serah terima
dokumen rekam medis agar jelas siapa yang menerimanya.
d. KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien), yaitu kartu indeks yang
digunakan sebagai petunjuk pencarian kembali identitas pasien.
e. KIB/KTPP (Kartu Identitas Berobat/ Kartu Tanda Pengenal Pasien),
yaitu kartu identitas pasien yang diserahkan kepada oa untuk
digunakan kembali bila dating berobat lagi.
f. Tracer, yaitu kartu yang digunakan untuk petunjuk digunaknnya
(keluarnya) dokumen rekam medis dari rak filing sehingga dapat
digunakan untuk peminjaman dokumen rekam medis ke filing.
g. Buku catatacn penggunaan nomor rekam medis, yaitu buku yang
berisi catatan penggunaan nomor rekam medis.
h. Karcis pendaftaran pasien.
2. Menanyakan kepada pasien yang dating, apakah sudah pernah berobat?
Bila belum berarti pasien baru dan bila sudah berarti pasien lama
3. Pelayanan kepada pasien baru meliputi :
a. Menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk dicatat pada
formulir rekam medis pasien rawat jalan, KIB danKIUP.
b. Menyerahkan Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk
membawa kembali bila dating berobat berikutnya.
c. Menyimpan KIUP sesuai urutan abjat (alfabetik).
d. Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan mangarahkan
pasien ke poliklinik yang sesuai.
e. Menanyakan apakah membawa surat rujukan. Bila membawa :
f. Tempelkan pada formulir rekam medis pasien rawat jalan.
g. Baca isinya ditujukan kepada dokter siapa atau diagnosisnya apa
guna mengarahkan pasien menuju ke poliklinik yang sesuai.
h. Mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu poliklinik yang
sesuai.
i. Mengirimkan dokumen rekam medis ke poloklinik yang sesuai
dengan menggunakan buku ekspedisi.
4. Pelayanan kepada pasien lama meliputi :
a. Menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak.
b. Bila membawa KIB, maka catatlah nama dan nomor rekam
medisnya pada tracer untuk dimintakan dokumen rekam medis lama
ke bagian filing.
c. Bila tidak membawa KIB, maka tanyakanlah nama dan alamatnya
untuk dicari di KIUP.
d. Mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di KIUP
pada tracer untuk dimintakan dokumen rekam medis lama ke bagian
filing.
e. Mempersilahkan pasien baru atau membayar di loket pembayaran.
f. Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan peraturan
dan prosedur asuransi penanggung biaya pelayanan kesehatan.
5. Setelah akhir pelayanan kegiatannya adalah :
a. Mencatat identitas pada buku register pendaftaran pasien rawat
jalan.
b. Mencocokkan jumlah pasien dengan jumlah pendaftaran pasien
rawat jalan dengan kasir rawat jalan.
c. Membuat laporan harian tentang :
d. Penggunaan nomor rekam medis, agar tidak terjadi duplikasi.
e. Penggunaan formulir rekam medis, untuk pengendalian penggunaan
formulir rekam medis.
f. Merekapitilasi jumlah kunjungan pasien baru dan lama, untuk
keperluan statistic rumah sakit.

6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang perlu Diperhatikan kelengkapan identitas pasien


Diperhatikan
8. Unit terkait Petugas Pendaftaran.
Dokter.
Paramedis.
Tenaga kesehatan lainnya
9. Dokumen terkait SOP Pendaftaran, berkas rekam medis

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan

PENYIMPANAN REKAM MEDIS


No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Penyimpanan rekam medis adalah usaha melindungi kartu rekam medis dari
kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri, kartu rekam medis
harus disimpan dan dirawat dengan baik karena kartu rekam medis
merupakan harta benda puskesmas yang sangat berharga.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyimpanan rekam
medis dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Carita
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................
tentang Penyimpanan Rekam Medis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. Prosedur dan 1. Pastikan kartu status pasien telah
langkah-langkah dikembalikan dari poli pelayanan Kesehatan
2. Urutkan kartu status pasien berdasarkan
pembagian wilayah

a. Untuk angka depan I Wilayah ………………………..


b. Untuk angka depan II Wilayah ………………………..
c. Untuk angka depan III Wilayah ………………………..
d. Untuk angka depan IV Wilayah ………………………..
e. Untuk angka depan V Wilayah ………………………..

3. Kumpulkan kartu status pasien sesuai dengan


pembagian wilayah
4. Pada saat kartu rekam medis pasien di
kembalikan ke rak penyimpanan harus di Sortir menurut urutan nomor
urut kartu rekam medis.
5. Petugas mengembalikan kartu rekam medis
pasien di rak penyimpanan sesuai dengan nomor urut kartu rekam medis
dan wilayahnya.
6. Petugas memelihara kerapian dan keteraturan
kartu status pasien di rak Penyimpanan
7. Pastikan semua kartu telah dikembalikan ke
rak penyimpanan masing-masing.
6. Bagan Alir
Petugas mengumpulkan Kartu status di poli
Mulai pelayanan

Kembalikan kartu status ke Kumpulkan kartu status pasien


dalam rak penyimpanan dengan pembagian wilayah
sesuai Nomor indeks

Selesai

7. Hal-hal yang perlu Pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan debu dan pencegahan
Diperhatikan bahaya kebakaran.
Unit terkait 1. Unit Poli Umum
2. Unit Poli Gigi
3. Unit Imunisasi
4. Unit KIA
5. Unit Laboratorium
6. Unit MTBS
8. Dokumen terkait Berkas rekam medis

9. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan


PENILAIAN KELENGKAPAN DAN
KETEPATAN ISI REKAM MEDIS, BUKTI
PELAKSANAAN PENILAIAN, HASIL DAN
TINDAK LANJUT PENILAIAN
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Rekam Medis adalah catatan kondisi kesehatan pasien, pengobatan, rencana
tindakan dan terapi pasien yang harus terjamin kerahasiaannya.
2. Tujuan Menilai dan melengkapi isi rekam medis, membuat bukti pelaksanaan, hasil
dan tindak lanjut penilaian
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................
tentang Rekam Medis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. Prosedur dan 1. Isi Rekam Medis untuk pasien rawat jalan memuat:
langkah-langkah a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis (keluhan dan riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan

2. Isi Rekam Medis untuk pasien gawat darurat


a. Identitas Pasien
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu
e. Hasil amnanesis (keluhan pasien)
f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit
gawat darurat dan rencana tindak lanjut
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindah
ke sarana pelayanan kesehatan yang lain
l. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

3. Kelengkapan isi Rekam Medis dilakukan penilaian:


a. Berkas Rekam Medis yang dinilai 10% dari jumlah kunjungan tiap
harinya
b. Dinilai setiap hari
c. Penilaian dilakukan dengan checklist
d. Dilakukan rekapan hasil penilaian
e. Dilakukan tindak lanjut setelah penilaian

6. Bagan Alir
Mulai

Berkas Rekam Medis yang dinilai 10% dari jumlah kunjungan tiap
harinya

Penilaian dilakukan dengan checklist

Dilakukan rekapan hasil penilaian

Dilakukan tindak lanjut setelah penilaian

Selesai

7. Hal-hal yang perlu Kelengkapan identitas, kebenaran diagnosa dan keamanan arsip RM
Diperhatikan
8. Unit terkait Semua Poli

9. Dokumen terkait 1. Kartu status rekam medis


2. Checklist penilaian kelengkapan Rekam Medis
3. Form hasil rekapan dan tindak lanjut

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Rekam medis adalah catatan kondisi kesehatan pasien, pengobatan, rencana
tindakan dan terapi pasien yang harus terjamin kerahasiaannya
2. Tujuan Untuk menjaga kerahasiaan isi rekam medis pasien

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................


tentang Rekam Medis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. Prosedur dan A. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki Puskesmas tidak
langkah-langkah boleh disebarkan
B. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
1. Untuk kepentingan pasien
2. Untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atau perintah pengadilan
3. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri
4. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan
5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien. Dengan syarat harus dilakukan
secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan
6. Penjelasan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis dari pasien atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan
7. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi rekam
medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien
berdasarkan peraturan perundang-undangan
6. Bagan Alir
Informasi bersifat medis dan Informasi identitas, diagnosa, riwayat
tidak boleh disebarkan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dapat
di buka dalam

Kepentingan Pasien Untuk kepentingan


Penelitian
Memenuhi Permintaan
Aparatur Penegak Hukum Isi RM dilakukan Oleh
Dokter / Dokter Gigi
Persetujuan Pasien itu
Sendiri Pelayanan Kesehatan
Menjelaskan Isi RM secara
Permintaan Lembaga Tertulis
Berdasarkan Perundang
Undangan

7. Hal-hal yang perlu Diperhatikan kelengkapan identitas pasien


Diperhatikan
8. Unit terkait Ruang pendaftaran, Poli Umum, KIA, IGD, Apotek, Laboratorium

9. Dokumen terkait Rekam medis pasien

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN
ALAT YANG KOTOR, ALAT YANG
MEMERLUKAN STERILISASI, ALAT YANG
MEMBUTUHKAN PERAWATAN LEBIH
LANJUT, SERTA ALAT-ALAT YANG
MEMBUTUHKAN PERSYARATAN KHUSUS
PELETAKKANNYA
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Kegiatan memisahkan barang yang bersih, kotor dan yang memerlukan
proses sterilisasi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkahlangkah untuk memisahkan peralatan
yang bersih dengan yang perlu di cuci bersih, serta peralatan yang perlu
disterilisasi
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

5. Prosedur dan Alat


langkah-langkah  Sarung tangan disposible
Bahan
 Baskom
 Klorin 0,5 %

1. Petugas mencuci tangan sesuai protap


2. Petugas menggunakan sarung tangan disposible
3. Setelah pemakaian alat, cuci dengan sabun pada air mengalir, jika perlu
gunakan sikat untuk mengangkat kotoran yang sulit hilang, lalu rendam
dengan larutan klorin 0,5 % dalam baskom selama 10 menit
4. Petugas mengangkat peralatan dengan menggunakan sarung tangan,
membilas dengan air mengalir dan mengeringkan dengan menggunakan
lap kering dan bersih
5. Petugas memisahkan alat yang membutuhkan tindakan sterilisasi dan
alat yang hanya digunakan dalam keadaan bersih
6. Petugas menempatkan alat dalam wadah tertutup yang berbahan dasar
stainless dan dilakukan sterilisasi dengan keadaan tutup terbuka
7. Petugas melakukan desinfektan pada alat yang tidak membutuhkan
sterilisasi dengan alkohol 70 %, lalu menempatkan alat tersebut pada
wadah khusus dan bisa langsung diletakkan di lemari medis
8. Untuk peralatan yang membutuhkan perawatan khusus seperti
nebulizer, setelah pemakaian, petugas mencuci sungkup dengan sabun
pada air mengalir, lalu mengeringkan dengan lap kering dan dilakukan
sterilisasi diletakkan di ruang atas tempat alat khusus benda yang tidak
tahan panas (kain, karet, bahan yang tidak terbuat dari stainless)
6. Bagan Alir

Menggunakan sarung Cuci dgn sabun pada air


Cuci Tangan mengalir, lalu rendam
tangan disposible dengan klorin 0,5 % dalam
baskom selama 10 menit

Memisahkan alat yang membutuhkan Membilas dan


tindakan sterilisasi dan alat yang
hanya digunakan dalam keadaan mengeringkan
bersih peralatan

Menempatkan alat dalam wadah Melakukan desinfektan pada alat yang tidak
tertutup yang berbahan dasar membutuhkan sterilisasi dengan alkohol 70 %, lalu
stainless dan dilakukan sterilisasi menempatkan alat tersebut pada wadah khusus dan
dengan keadaan tutup terbuka bisa langsung diletakkan di lemari medis

Untuk peralatan yang membutuhkan perawatan khusus mengeringkan


dengan lap kering dan dilakukan sterilisasi diletakkan di ruang atas tempat
alat khusus benda yang tidak tahan panas

7. Hal-hal yang Keakuratan data


perlu
Diperhatikan
8. Unit terkait  Kepala puskesmas
 Ka.subbag Tata usaha
 Penanggung jawab Program
9. Dokumen terkait  Laporan capaian kinerja program
 Format pencapaian kinerja
10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
STERILISASI
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apathogen beserta
sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus,
stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan langkah-langkah mencegah
terjadinya infeksi akibat peralatan yang tidak steril
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................
tentang Pemantauan, Pemeliharaan, Perbaikan Sarana dan Peralatan
4. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal
2. Kebijakan pelayanan puskesmas
3. Pedoman mutu puskesmas Carita
5. Prosedur dan 1. Dekontaminasi
langkah-langkah a. Memakai sarung tangan
b. Menyiapkan bak perendaman yang telah diisi dengan larutan clorin
0.5 %
c. Memasukkan alat-alat kesehatan atau alat laboratorium yang sudah
terpakai dan bisa digunakan lagi ke dalam bak perendaman
d. Biarkan kurang lebih 10 menit
2. Pencucian dan Pembilasan
a. Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam (model
kran bukan putaran) dengan tangan kanan
b. Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi ( hati-
hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum
jahit). Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari karet, jangan
dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logam atau kaca
c. Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat dari
kaca dengan cara:
 Menggunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa
darah dan kotoran dengan cara menyikat dengan perlahan, searah
dan berulang-ulang di bawah air mengalir sampai sisa darah dan
kotoran bersih disemua permukaan
 Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar skrup
secara prlahan ke kiri sampai terlepas. Menyikat engan seksama
terutama pada bagian sambungan dan sudut peralatan dengan cara
menyikat dengan pelahan , searah dan berulang-ulang di bawah air
mengalir sampai tidak tampak noda darah atau kotoran
 Memastikan sudah tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal
pada peralatan dengan cara melihat dengan membolak balik di
bawah penerangan yang cukup terang
 Megurangi prosedur di atas setiap benda sedikitnya tiga kali (atau
lebih bila perlu) dengan air dan sabun atau detergen
 Membilas benda-benda tersebut dengan air bersih dengan cara
mengambil satu persatu alkes dan peralatan laboratorium dan
membilas satu persatu di bawah air mengalir
d. Mengulangi prosedur tersebut untuk benda-benda lain. Jika peralatan
akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan dalam
larutan klorin 0.5 %), tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih
dan biarkan kering sebelum memulai proses (DTT)
e. Peralatan yang akan didesinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus
atau direbus, atau disterilisasi di dalam autoclave/ oven panas kering,
tidak perl dikeringkan dulu sebelum proses sterilisasi dimulai
f. Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung tangan dengan
air dan sabun, kemudian bilas dengan seksama menggunakan air
bersih
g. Melepas sarung tangan
h. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
3. Desinfeksi Tingkat tinggi / Sterilisasi
Metode sterilisasi yang dapat dipilih antara lain:
a. AUTOCLAVE
 Menuangkan air suling secukupnya kedalam autoclave
 Menuang air suling sampai batas tertentu ke dalam autoclave
 Menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain di dalam sedemikian
rupa hinggan tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air secara
bebas diantara alat-alat selama sterilisasi, letakkan wadah ke dalam
autoclave dengan cara tabung reaksi satu perstu dengan korentang,
kemudian disusun didalam wadah aluminium yang sudah terdapat
didalam autoclave dengan jarak minimal 0.5 cm dengan alat yang
lain
 Meletakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dan meletakkan
baut-baut penahan keatas tempat yang sesuai dengan tutup
sterilisator, kemudian kencangkan masing-masing murnya secara
bersama dalam tempat yang berlawanan
 Membuka pengatur klep pengaman, dalam keadaan terbuka penahan
tersebut letaknya lurus. Pasang pemanasnya. Uap yang terbentuk
pada dasar sterilisator akan mengalir ke atas di seputar wadah
bagian dalam dan kemudian ke bawah diantara labu-labu dan
tabung-tabung ke dasr wadah, memaksa keluarnya udara dari dasar
ke atas melalui tabung pengeluaran fleksibel dan klep pengaman
 Bila uap air mulai keluar dengan deras (menimbulkan bunyi
mendesis) tutplah klep pengaman dengan cara mendorong
pengaturnya ke bawah sehingga posisinya mendatar. Tekanan dalam
sterilisator akan naik dan dapat dibaca pada alat pengukur tekanan
 Mempertahankan tekanan pada suhu 121°, dengan cara mengurangi
pemanasan seperlunya untuk mempertahankan tekanan tersebut
dengan cara mengecek tekanan dan suhu pada alat penunjuk suhu
dan tekanan
 Menyeterilkan media dan peralatan dengan cara mempertahankan
tekanan 1 atm selama 15-20 menit yaitu membiarkan alat bekerja
selama 15-20 menit sambal terus diawasi pada tekanan 1 atm
 Mengawasi tekanan selama proses strerilisasi dengan cara
mengawasi angka yang tertera pada penunjuk tekanan
 Mematikan pemanasan dan tunggulan sampai tekanan kembali nol
dan suhu telah turun sampai jauh di bawah 100°C, bukalah pengatur
klep pengaman dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan
sisa uap yang tertinggal di dalam. Kendurkan mur, lepaskan baut-
bautnya dan angkat tutupnya.
 Membuang air yang tersisa di dalam sterilisator dan keringkan baik-
baik semua bagiannya dengan cra menunggu alatnya dingin
kemudian membersihkan air yang tersisa sebanyak kuang lebih 1 cm
dengan lap yang bersih sampai kering
b. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
 Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan
disterilisasi dengan rapi. Bila memungkinkan letakkan dalam
nampan sesuai dengan klasifikasi penggunaannya (missal: heacting
set, partus set, THT set, dll)
 Menutup pintu oven dengan cara memastikan semua peralatan sudah
masuk dengan benar, menutup pintu oven dengan rapat
 Tunggu sampai suhu mencapai 170°C dan biarkan selama 60 menit
 Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven,
keluarkan alat-alat yang sudah steril dengan menggunakan
korentang steril.
c. METODE ALTERNATIF REBUS ATAU KUKUS
 Mengambil panci dengan penutup yang rapat
 Merendam peralatan didalam air dengan cara mengisi panci dengan
alat yang akan disteril, menambahkan air setinggi kurang lebih 2.5
cm diatas alat yang akan direbus, pastikan semua alat yang akan
direbus telah dipenuhi air dan menutup rapat panci.
 Memulai memanaskan air
 Menghitung waktu saat air mulai mendidih dengan timer selama 20
menit
 Jangan tambahkan benda apapun kedalam air mendidih setelah
perhitungan waktu mulai, rebus selama 20 menit catat lama waktu
perebusan didalam buku khusus, biarkan peralatan kering dengan
cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan, pada saat
peralatan kering gunakan segera atau simpan didalam wadah
diinfeksi tingkat tinggi bertutup. Perlatan isa disimpan sampai satu
minggu asalkan penutup tidak dibuka
 Mengganti air setiap kali disinfeksi peralatan
6. Bagan Alir

Mencuci Tangan Menyiapkan Memastikan Kondisi


Peralatan Sterilisator

Menghidupkan Memasukan Alat Ke


Sterilisator Sterilisator

Mengeluarkan Alat
dari Sterilisator

Menyimpan Alat di
Tempat
7. Hal-hal yang Memberi label pada peralatan yang sudah steril dengan mencantumkan
perlu nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan
Diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang KIA, KB dan Imunisasi
9. Dokumen terkait Buku pemantauan alat

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan

PEMANTAUAN BERKALA PELAKSANAAN


PROSEDUR PEMELIHARAAN DAN
STERILISASI INSTRUMEN
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Prosedur ini untuk memantau secara berkala pelaksanaan prosedur


pemeliharaan alat serta pelaksanaan prosedur sterilisasi

2. Tujuan Memantau secara berkala alat medis mulai dari pemeliharaan sampai
pemantauan setelah proses sterilisasi
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................
tentang Pemantauan, Pemeliharaan, Perbaikan Sarana dan Peralatan
4. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal
2. Kebijakan pelayanan puskesmas
3. Pedoman mutu puskesmas Carita
5. Prosedur dan 1 Petugas mengeluarkan alat dari almari medis, menempatkan pada meja
langkah-langkah untuk dilakukan pemantauan
2 Petugas memeriksa satu persatu alat, meliputi fungsi, keadaan fisik,
kekuatan baterai
3 Petugas memeriksa etiket tanggal dilakukan sterilisasi jika alat tersebut
belum digunakan, apabila sudah 1 mingu dari tanggal dilakukan
Petugas
sterilisasi, maka segera dilakukan sterilisasi
Petugas ulang
memeriksa
4 mengeluarkan alat
Petugas memisahkan alat yang satu rusakpersatu
untukalat
segera dilakukan perbaikan
daridiganti
atau almari medis
baterai bila perlu
5 Petugas mencatat pada buku pemantauan dan melaporkan hasil
pemantauan
6 Petugas mengembalikan atal-alat pada tempatnya Petugas memeriksa
6. Bagan Alir
etiket

Petugas memisahkan
alat yang rusak

Petugas Petugas mencatat


mengembalikan alat- pada buku
alat pada tempatnya pemantauan
7. Hal-hal yang Apabila sudah satu Minggu dari tanggal dilakukan sterilisasi, maka segera
perlu dilakukan sterilisasi ulang
Diperhatikan
8. Unit terkait 1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli KIA/KB
4. UGD
5. Ruang Bersalin dan Nifas
9. Dokumen terkait Buku pemantauan alat

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
PENANGANAN BANTUAN PERALATAN
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Penanganan bantuan peralatan adalah suatu kegiatan bantuan barang medis
dari pihak ketiga untuk kegiatan Puskesmas dan untuk kelancaran
pelayanan kepada masyarakat

2. Tujuan Sebagian acuan petugas dalam melakukan penanganan bantuan peralatan

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................


tentang Penanggungjawab Pengelolaan Peralatan dan Kalibrasi
4. Referensi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Daerah
5. Prosedur dan 1. Perolehan barang bantuan pihak ketiga
langkah-langkah maupun perolehan barang non APBD diterima oleh Bendahara Barang.
2. Bendahara barang melakukan pengecekan
kondisi barang, jumlah barang dan spesifikasi barang sesuai dengan
berita acara serah terima maupun SBBK
3. Setelah sesuai, barang-barang tersebut
dialokasikan ke bagian-bagian yang membutuhkan, kemudian dicatat
dalam buku penerimaan dan pengeluaran barang

6. Bagan Alir

Barang diterima

Lakukan pengecekan Lakukan pengecekan


kondisi barang jumlah barang

Dibagikan ke ruangan
yang membutuhkan
7. Hal-hal yang Dokumen/Berita Acara Serah terima Penerimaan Barang
perlu
Diperhatikan
8. Unit terkait Setiap Unit Kerja

9. Dokumen terkait 1. Buku Penerimaan


2. Pengeluaran Barang
10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
SOP KONTROL PERALATAN, TESTING DAN
PERAWATAN SECARA RUTIN UNTUK
PERALATAN KLINIS YANG DIGUNAKAN
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Kontrol peralatan, testing dan perawatan secara rutin untuk peralatan klinis
yang digunakan adalah kegiatan pemeliharaan alat mulai dari peralatan
diperiksa dan diuji coba sejak masih baru hingga seterusnya sesuai usia dan
penggunaan peralatan atau sesuai instruksi pabrik
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam mengontrol peralatan, testing dan merawat secara
rutin peralatan klinis sehingga menjamin ketersediaan dan fungsi kelayakan
peralatan klinis
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................
tentang Penanggungjawab Pengelolaan Peralatan dan Kalibrasi
4. Referensi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Daerah
5. Prosedur dan 1. Kordinator barang melakukan inventarisasi peralatan klinis
langkah-langkah 2. Kordinator barang membuat jadwal kontrol dan perawatan rutin
3. Kordinator barang membuat check list kontrol dan perawatan peralatan
klinis
4. Kordinator barang melakukan kontrol peralatan klinis secara rutin
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
5. Kordinator barang melakukan inventarisasi peralatan yang memerlukan
kalibrasi
6. Kordinator barang melakukan kalibrasi peralatan klinis jika diperlukan
7. Untuk peralatan baru, kordinator barang mencatat penerimaan
peralatan pada buku penerimaan barang
8. Kordinator barang melakukan uji coba peralatan klinis baru sesuai
dengan petunjuk penggunaan
9. Kordinator barang mendistribusikan peralatan klinis ke unit pelayanan
yang membutuhkan
10. Kordinator barang mencatat pengeluaran peralatan pada buku
pengeluaran barang
6. Bagan Alir -

7. Hal-hal yang Dokumen/Berita Acara Serah terima Penerimaan Barang


perlu
Diperhatikan
8. Unit terkait 1. Kordinator Barang
2. Unit Pelayanan
9. Dokumen terkait Form pencatatan Barang

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN ALAT
YANG RUSAK
No. Kode :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tgl. Berlaku :
Halaman :

UPT Puskesmas Carita dr. Chaerudin

1. Pengertian Menginventarisir barang dan menggolongkan kondisi barang yang layak


pakai, rusak ringan, sedang dan berat. Serta menindaklanjuti penghapusan
barang yang rusak berat dan pengadaan barang baru.

2. Tujuan Menjamin ketersediaan peralatan kesehatan yang layak pakai di unit


pelayanan klinis
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Carita Nomor: ........................................
tentang Pemantauan, Pemeliharaan dan Perbaikan Sarana Prasarana
Puskesmas
4. Referensi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Daerah
5. Prosedur dan a. Penanggung jawab ruangan melakukan pemantauan alat pada masing-
langkah-langkah masing ruangan untuk alat yang rusak:
b. Penanggung jawab ruangan berkoordinasi dengan bendahara barang
untuk melaporkan alat yang rusak.
c. Bendahara barang menginventarisir barang untuk menggolongkan
kondisi barang rusak ringan, sedang dan berat.
d. Bendahara barang melaporkan ke Kepala Puskesmas.
e. Untuk barang yang rusak ringan dan sedang, Kepala Puskesmas
mengajukan permohonan perbaikan alat kepada Dinas Kesehatan.
f. Untuk alat yang rusak berat, Kepala Puskesmas mengajukan
permohonan penghapusan barang kepada Dinas Kesehatan.
g. Kepala Puskesmas mengajukan permintaan alat baru sesuai kebutuhan
6. Bagan Alir ruangan melakukan ruangan berkoordinasi
pemantauan alat pada dengan bendahara barang
masing-masing ruangan untuk melaporkan alat
untuk alat yang rusak: yang rusak.

menginventarisir barang
untuk menggolongkan
kondisi barang rusak
ringan, sedang dan berat.

rusak ringan dan sedang, Kepala Bendahara barang


Puskesmas mengajukan permohonan melaporkan ke Kepala
perbaikan alat kepada Dinas Kesehatan. Puskesmas.

alat yang rusak berat, Kepala


Kepala Puskesmas
Puskesmas mengajukan permohonan
mengajukan permintaan alat
penghapusan barang kepada Dinas
baru sesuai kebutuhan
Kesehatan.

7. Hal-hal yang a. Memperhatikan alat setiap ruangan


perlu b. Melaporkan barang yang rusak kepada bendahara
Diperhatikan
8. Unit terkait 1. UGD
2. Ruang bersalin
3. KIA
4. Poli Gigi
5. Laboratorium

9. Dokumen terkait Format inventaris

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai