Erna Perspektif Islam Tentang Gender Islam
Erna Perspektif Islam Tentang Gender Islam
Makalah
Oleh
ERNAWATI HUSAIN
NIM: 80100319079
Dosen Pengampu
Dr. Saprin, M.Pd.I.
Dr. H. Muskkir, M.Pd.I.
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt, Tuhan Yang Maha Suci dengan segala keagungan
Salawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw.,
dalam penyusunan makalah ini, tetapi usaha dan dukungan teman disertai kerja sama
yang baik, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun jauh dari
kesempurnaan sehingga terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif
ilmu pengetahuan pada umumnya, dan ilmu pendidikan Islam pada khususnya, dan
terimah kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, khususnya dosen yang
telah memberikan ilmu dan arahan sehingga penyusunan makalah ini sehinga dapat
Penyusun.
2
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................... i
PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
A. Pengertian Pengertian Gender............................................................ 7
B. Perspektif Islam Tentang Gender....................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................... 18
A. Kesimpulan......................................................................................... 18
B. Implikasi Pembahasan........................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
manusia, sehingga lelaki dan perempuan mempunyai derajat yang sama di hadapan
Islam tentang kesetaraan tersebut. Kemunculan agama pada dasarnya merupakan jeda
yang secara periodik berusaha mencairkan kekentalan budaya patriarkhi. Atas dasar
itu, maka kemunculan setiap agama selalu mendapatkan perlawanan dari mereka
Muhammad, umat sendiri tidak diwarisi aturan secara terperinci (tafshily) dalam
memahami Alquran. Di satu sisi Al-Qur'an mengakui fungsi laki-laki dan perempuan,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Namun tidak ada aturan
Berbeda pada masa kenabian superioritas dapat diredam. Keberadaan nabi secara
fisik sangat berperan untuk menjaga progresivitas wahyu dalam proses emansipasi
Perempuan dan laki-laki dididik dan dibesarkan dengan cara yang berbeda
menurut perspektif sosial dan budaya yang melatar belakanginya. Perbedaan tersebut
4
sering kali mengakibatkan ketidakadilan gender. Walaupun pada dasarnya islam
mengakui adanya laki-laki dan perempuan tetapi bukanlah perbedaan atas kondisi
bukanlah menjadi alasan untuk memuliakan atau merendahkan martabat salah satu
jenis kelamin, sebab pria dan wanita sebagai bagian komponen masyarakat, saling
B. Rumusan Masalah
yaitu:
5
BAB I
PEMABAHASAN
laki-laki dan perempuan yang socially differences, yakni perbedaan yang bukan
kodrat atau ciptaan Tuhan melainkan diciptakan oleh laki-laki dan perempuan melalui
kuripan di atas?
perilaku, mentalitas dan karakter emosional antara laki - laki dan perempuan. 2 Secara
umum, pengertian gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan
perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Sejauh ini persoalan Gender
lebih didominasi oleh perspektif perempuan, sementara dari perspektif pria sendiri
mencari solusi yang diharapkan, karena akhirnya berujung pada persoalan yang
bersumber dari kaum laki-laki. Ada beberapa fenomena yang sering kali muncul pada
1
Dzuhayatin dan Siti Ruhaini, Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender dalam
Islam (Cet. I; Yogyakarta: PSW IAIN Sunan Kalijaga, 2019), h. 18.
2
Leonard Grob, Riffat Hasan dan Hain Gordon,”Jihad fi Sabilillah,, Wornan‟s Faith Journey
From Struggle to Struggle”, dalam buku Woman’s and Men’s Liberation, (USA: Greenwood Press,
1993), h. 11-13.
6
persoalan Gender. Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis
kelamin.3 Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara
laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Gender adalah
suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran,
perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang
dan perempuan. etimologi, kata gender berasal dari bahasa inggris Berikut ini
tampak antara laki-laki dan perempuan dari segi nilai dan perilaku.
perempuan.
tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan
tingkah laku.
suatu konsep yang mengkaji tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan
sebagai hasil dari pembentukan kepribadian yang berasal dari masyarakat (kondisi
3
5Jhon Ecol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia (Cet. IV; Jakarta: PT. Gramedia,
2001
7
sosial, adat-istiadat dan kebudayaan yang berlaku). Misalnya, dalam suatu
masyarakat terkenal suatu prinsip bahwa seorang laki-laki harus kuat, mampu
menjadi pemimpin, rasional, dan segala sifat lainnya. Sementara itu, seorang
perempuan dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, penuh keibuan, peka terhadap
keadaan, dll. Dan pembentukan sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu
dan dari tempat ke tempat yang lain, Jadi, istilah perbedaan gender sangat tergantung
dibentuk oleh masyarakat setempat. Berbeda dengan seks, yang mengkaji perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dari segi fisik tubuh (biologis). Gender adalah
perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang
merupakan hasil konstruksi social dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan
dimasa lampau. Seperti yang kita tahu tentang kondisi perempuan pada masa
merupakan suatu aib sehingga perempuan terkadang harus dibunuh hidup-hidup oleh
orang tuanya sendiri. Berlanjut dengan eksistensi Nabi SAW yang membawa rahmat
bagi seluruh alam. Posisi perempuan menjadi terselamatkan dan dijunjung harkat dan
martabatnya. Ini lah yang patut menjadi refleksi bagi kita sebagai muslimin muslimat
8
untuk menjaga ajaran yang dilakukan oleh utusan Tuhan kita yaitu Nabi SAW yang
sepenuhnya sama. Ada yang berpendapat bahwa perempuan harus berada di rumah,
mengabdi pada suami, dan mengasuh anak-anaknya. Namun ada juga yang
berpendapat bahwa perempuan harus ikut berperan aktif dalam kehidupan sosial
bermasyarakat dan bebas melakukan sesuai dengan haknya. Fenomena ini terjadi
Nya. Siapapun yang beriman dan beramal saleh akan mendapat ganjaran yang sama
atas amalnya. Dalam konteks ini laki-laki tidak boleh melecehkan wanita atau bahkan
9
menindasnya. Pada dasarnya wanita memiliki kesamaan dalam berbagai hak dengan
laki-laki. Maka dari itu tugas kenabian dan kerasulan tidak dibebankan kepada wanita
karena perasaan sensitif yang dimiliki wanita. Dalam suatu ayat dijelaskan
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita).”(Q.S.
Al-Nisa’:34)
Secara teologis, Allah menciptakan wanita dari “unsur” pria (wa khalaqa minha
zaujaha)(Hasbi Indra,2004:5).Sehingga pada dasarnya laki-laki memililiki kelebihan
daripada wanita. Kelebihan ini selanjutnya menjadi tanggung jawab laki-laki untuk
membela dan melindungi wanita. Namun segala kekurangan yang ada dalam wanita
tidak menjadi alasan wanita kehilangan derajatnya dalam kesetaraan Gender.
Berikut adalah pandangan Islam terhadap kaum perempuan:
perempuan dan laki-laki adalah sama, karena hal ini berhubungan antara Allah dan
10
2) Perempuan adalah pasangan bagi kaum laki-laki termuat dalam Q.S.
An-naba’ayat 8.
3) Perempuan bersama-sama dengan kaum laki-laki juga akan
mempertanggungjawabkan secara individu setiap perbuatan dan
pilihannya termuat dalam Q. S. Maryam ayat 93-95.
4) Sama halnya dengan kaum laki-laki mukmin, para perempuan
mukminat yang beramal saleh dijanjikan Allah untuk dibahagiakan
selama hidup di dunia danabadi di surga. Sebagaimana termuat dalam
Q.S. An-Nahl ayat 97.
5) Sementara itu, Rasulullah juga menegaskan bahwa kaum perempuan
adalah saudara kandung kaum laki-laki dalam H.R. Ad-Darimy dan
Abu Uwanah.
Dalam ayat-ayat-Nya bahkan Al-qur’an tidak menjelaskan secara tegas bahwa
Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, sehingga karenanya kedudukan dan
statusnya lebih rendah. Atas dasar itu prinsip al-Qur’an terhadap kaum laki-laki dan
perempuan adalah sama dimana hak istri adalah diakui secara adil(equal) dengan hak
suami. Dengan kata lain laki-laki memiliki hak dan kewajiban atas perempuan,dan
kaum perempuan juga memiliki hak dan kewajiban atas laki-laki. Karena hal
tersebutlah maka Al-Qur’an dianggap memiliki pandangan yang revolusioner
terhadap hubungan kemanusiaan, yakni memberikan keadilan hak antara laki-laki dan
perempuan.
a. Perempuan dan Hak Kepemilikan
Dalam Mansour Fakih (ed), Membincang Feminisme Diskursu Gender
Persfektif Islam, Islam sesungguhnya lahir dengan suatu konsepsi hubungan manusia
yang berlandaskan keadilan atas kedudukan laki-laki dan perempuan. Selain dalam
hal pengambilan keputusan, kaum perempuan dalam Islam juga memiliki hak-hak
ekonomi, yakni untuk memiliki harta kekayaannya sendiri, sehingga dan tidak suami
11
ataupun bapaknya dapat mencampuri hartanya. Hal tersebut secara tegas disebutkan
dalam An-Nisa’ayat 32 yang artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia
yang telah dilebihkanAllah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena)
bagi laki-laki adabagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun)
ada bagian dariapa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari
warisan ataupun yang diusahakannya sendiri. Oleh karena itu mahar atau maskawin
dalam Islam harus dibayar untuknya sendiri, bukan untuk orang tua dan tidak
bagian kaum pria dibanding kaum perempuan dalam hal harta warisan, sebagaimana
yang tertulisdalam Al-Qur’an, maka rujukannya adalah watak kaum pria dalam
selain ia juga bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan
dua orang,sementara itu kaum wanita, bila ia bersuami, maka seluruh kebutuhannya
ditanggungoleh suaminya, sedangkan bila ia masih gadis atau sudah janda, maka
kebutuhannya terpenuhi dengan harta warisan yang ia peroleh, ataupun kalau tidak
demikian, iabisa ditanggung oleh kaum kerabat laki-lakinya. Jadi perebedaan yang
ada di sini hanyalah perbedaan yang muncul karena karekteristik tanggung jawab
mereka yang mempunyai konsekwensi logis dalam pembagian warisan. Lebih lanjut
12
dalam bidang keagamaan, pemilikan dan pekerjaan, dan realisasinya dalam jaminan
mereka dalam masalah pernikahan yang hanya boleh diselenggarakan dengan izin
Bahkan Islam memberi jaminan semua hak kepada kaum wanita dengan
semangat kemanusiaan yang murni, bukan disertai dengan tekanan ekonomis atau
materialis. Islam justru memerangi pemikiran yang mengatakan bahwa kaum wanita
hanyalah sekedar alat yang tidak perlu diberi hak-hak. Islam memerangi kebiasan
pengetahuan dan tidak menjadi orang yang bodoh. Allah sangat mengecam orang-
juga ditegaskan nabi dalam hadis yang artinya,“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap
Islam justru menumbangkan suatusistem sosial yang tidak adil terhadap kaum
memandang perempuan adalah sama dengan laki-laki dari segi kemanusiannya. Islam
13
memberi hak-hak kepada perempuan sebagaimana yang diberikan kepada kaum laki-
kepala, maka seorang pria adalah kepala keluarga, sedangkan wanita adalah kepala
rumah tangga.”(HR Abu Hurairah). Artinya kodrat wanita sebagai istri kelak akan
menjadi kepala rumah tangga yang mana seorang istri melakukan tugas-tugas yang
Salah satu kodrat wanita yang cukup berat adalah saat wanita harus
melahirkan hingga sampai bertaruh nyawa Allah menjanjikan pahala yang sama
seperti para syuhada.Kedua hal ini merupakan kodrat wanita yang sangat
mulia.Namun tidak berhenti cukup disitu,peran yang sebenarnya adalah dikala wanita
menjadi ibu yang dapat mendidik anaknya menjadi anak yang cerdas,berakhlak dan
14
tidak dapat dilakukan suami seperti : memasak, mencuci, mengurus rumah
tangga,mengasuh anak-anak dan lain-lain.Selain tugas wanita menjadi seorang istri
yang mengabdi kepada suami,juga beribadah kepada Allah.Pada dasarnya beribadah
inilah merupakan tugas utama. Sebagai Ibu dari Anak-Anaknya.
Salah satu kodrat wanita yang cukup berat adalah saat wanita harus
mengandung dan melahirkan.Bahkan karena sangat susah payahnya wanita dalam
melahirkan hingga sampai bertaruh nyawa Allah menjanjikan pahala yang sama
seperti para syuhada.Kedua hal ini merupakan kodrat wanita yang sangat
mulia.Namun tidak berhenti cukup disitu,peran yang sebenarnya adalah dikala wanita
menjadi ibu yang dapat mendidik anaknya menjadi anak yang cerdas,berakhlak dan
taat dalam agamanya.
Juga dalam Alqur’an (al-Baqarah: 30) disebutkan : “Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat:Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi. Merekaberkata: mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi orang yangmembuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal
kami selalu senantiasabertasbih kepadaMu dan mensucikan Mu. Tuhan berfirman,
sesungguhnya akumengetahui apa yang tidak kalian ketahui:”.
a. Laki-laki dan Perempuan menerima perjanjian primordial.
Menjelang sorang anak manusia keluar dari rahim ibunya, ia terlebih dahulu
15
Dalam Islam tanggung jawab individual dan kemandirian berlangsung sejak
dini, yaitu semenjak dalam kandungan. Sejak awal sejarah manusia dalam Islam tidak
Tidak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan untuk meraih peluang
prestasi. Disebutkan dalam Alquran (Al-Nisa: 124) : “Barangsiapa yang
mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-lakimaupun wanita sedang ia orang yang
beriman, Maka mereka itu masuk ke dalamsurga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun”.
Juga (Al-Nahl: 97): “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-
laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”.
Juga (al-Mu’min:40): “Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat,
Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu.
dan Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun
perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk
surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab”.
c. Laki-laki dan perempuan akan mendapatkan penghargaan dari Tuhan sesuai
dengan pengabdiannya.
16
daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku
telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu:
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
( Al A’raaf : 22)
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat,
dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
17
(Surat atTaubah ayat 71) “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada
Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah,
maupun urusan karir profesional, tidak mesti dimonopoli oleh satu jenis kelamin
saja.
laki dan perempuan, tetapi lebih memandang kedua insan tersebut secara utuh. Antara
satu dengan lainnya secara biologis dan sosio kultural saling memerlukan dan dengan
demikiann antara satu dengan yang lain masing-masing mempunyai peran. Boleh jadi
dalam satu peran dapat dilakukan oleh keduanya, seperti perkerjaan kantoran, tetapi
dalam peran-peran tertentu hanya dapat dijalankan oleh satu jenis, seperti; hamil,
melahirkan, menyusui anak, yang peran ini hanya dapat diperankan oleh wanita. Di
18
lain pihak ada peran-peran tertentu yang secara manusiawi lebih tepat diperankan
oleh kaum laki-laki seperti pekerjaan yang memerlukan tenaga dan otot lebih besar.
lakilaki dan perempuan adalah setara. Tinggi rendahnya kualitas seseorang hanya
Allah swt. Allah memberikan penghargaan yang sama dan setimpal kepada
manusia dengan tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan atas semua
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beradasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneulis
1. Salah satu wacana yang selalu aktual untuk diperbincangkan dan selalu dikaitkan
tanggapan pro dan kontra terhadapnya. Islam sebagai agama yang diklaim
setiap problematika sosial yang dihadapi oleh umatnya. Akan tetapi, kondisi sosial
tidaklah paten tanpa perubahan. Setiap masa memiliki logikanya sendiri. Memanglah
benar jika al-Qur’an mengatakan tak ada jurang perbedaan antara manusia,
khususnya laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, realita yang ada berbicara lain. Oleh
karena itu memunculkan gerakan feminisme yang menuntut persamaan hak antara
20
laki-laki menurut definisi masyarakat itu. Demikianpun wanita
laki-laki atau perempuan. Artinya, perbedaan biologis yang kita terima sejak
lahir sebagai laki-laki atau perempuan hanyalah merupakan titik awal dari
kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Fakih, Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. 2007. Yogyakara: Pustaka
Pelajar
Handayani, Trisakti dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. 2003.
Hassan, Riaz. Keragaman Iman Studi Kopmaratif Masyarakat Muslim. 2006. Jakarta:
Rajawali Press
21
Mufidah. Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Malang: UIN-MALANG
Press 2018
Said, Nur. Perempuan dalam Himpitan Teologi dan HAM di Indonesia. Yogyakarta:
Pilar Media, 2005
Sabiq, Sayid. Islam Dipandang dari Segi Rohani-Moral-Sosial.Jakarta: PT Rineka
Cipta 2000
al-Ma’arif. 2017
22
23
24