Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
20186513021
Rubela juga dapat terjadi pada ibu hamil dan dapat menimbulkan infeksi pada
janin dengan kelainan teratogenesis yang bergantungdari umur kehamilan. Pada
sebagian besar ibu yang mengalami infeksi rubella tidak menunjukkan gejala atau
tanda klinis tetapi virus dapat menimbulkan infeksi pada plasenta yang diteruskan ke
janin, kemungkinan yang ditimbulkan dijanin yaitu :
a. Non-infeksi
b. Infeksi tanpa kelainan apapun
c. Infeksi dengan kelainan congenital
d. Resorpsi embrio
e. Abrotus atau
f. Kelahiran mati
Berdasarkan WHO (2012) rubela adalah penyakit infeksi virus RNA yang
menular dan belum ada pengobatan khusus untuk infeksi rubela. Virus rubela
bersifat teratogen terhadap janin jika menginfeksi wanita hamil terutama wanita yang
tidak memiliki proteksi immunologi spesifik (Santis et al.,2005).
Wanita hamil yang terinfeksi rubela pada awal trimester pertama kehamilan,
dapat meningkatkan risiko terinfeksinya fetus lebih dari 80% (Reddy et al.,2006).
Infeksi rubela kongenital pada fetus dapat mengakibatkan sel tubuh janin
tidak berkembang atau rusak sehingga terjadi abortus, bayi lahir mati, serta defek
permanen yang disebut dengan Sindrom Rubela Kongenital (Burg and Janis.,2007).
B. ETIOLOGI
Rubella disebabkan oleh suatu RNA virus, genus Rubivirus, famiily
Togaviridae. Secara fisikokimiawi virus ini sama dengan anggota virus lain dari famili
tersebut, tetapi secara serologic virus rubella berbeda. Sindrom rubella kongenital
merupakan penyakit yang sangat menular yang penularannya melalui oral droplet,
dari nasofaring, atau rute pernafasan dan selanjutnya memasuki aliran darah.
Namun terjadi erupsi dikulit dan belum diketahui patogenesisnya. Virus rubela hanya
menjangkiti manusia saja dan penularan dapat terjadi biasanya sejak 7 hari sebelum
hingga 5 hari sesudah timbulnya erupsi, daya tular tertinggi terjadi pada akhir masa
erupsi, kemudian menurun hingga 5 hari sesuda timbulnya erupsi, daya tular
tertinggi terjadi pada akhir massa erupsi, kemudian menurun hingga cepat dan
berlangsung hingga hilangnya erupsi. (Sumarmo, 2002).
C. PATOFISIOLOGI
Virus RNA masuk kedalam tubuh manusia melalui oral droplet kemudian di
tangkap oleh makrofag dan menyebar ke kelenjar limfe regional dan terjadi replikasi
virus dan masuk pada sel-sel jaringan limfa lokal sehingganya virus di lepas ke
aliran darah dan menyebar ke berbagai organ. Pertama terjadi poliferasi endotel
kapiler dalam korium. Eksudasi serum/eritos dalam epidermis sehingganya terjadi
ruam-ruam kemerahan. Kedua terjadi replikasi virus dan viremia sekunder sehingga
terjadi reaksi radang dan terjadilah pengeluaran mediator kimia sehingganya sel
point meningkat yang menyebabkan suhu tubuh meningkat. Ketiga virus menempel
dan berkembang pada epitel nasofaring sehingga terjadi invasi dan hiperemia
dinding posterior faring oleh palut lendir yang menyebabkan nyeri tenggorokan dan
terjadi infeksi mukosa faring.
D. PATHWAY
Virus Viremia
RNA sekunde
r
Oral Reak
Droplet si
rada
ng
Ditangkap Pengeluaran
oleh mikrofag mediator
kimia
Menyebar
ke kelenjar limfe Sel point
regional meningkat
Suhu tubuh
Replikasi
meningkat
virus
Dx. Hipertermi
Virus di lepas ke aliran Sel-sel jaringan limfa
darah local
Poliferasi endotel
Perubahan mukosa
kapiler dalam Invasi
oral
korium
Penurunan intake
Eksudasi Hiperemia makanan
serum/eritos dalam dinding
epidermis posterior faring
Anoreksia
F. KOMPLIKASI
Rubella adalah infeksi ringan. Sekali saja seseorang terkena rubella,
maka ia akan kebal seumur hidup. Sebagian wanita yang terkena rubella mengalami
arthritis pada jari-jari, pergelangan tangan dan lutut, yang umumnya berlangsung
selama 1 bulan. Dalam kasus yang cukup jarang terjadi, rubella dapat menyebabkan
infeksi telinga (otitis media) atau radang otak (ensefalitis).Yang berbahaya adalah
ketika seorang wanita hamil dan terkena rubella, konsekuensinya berat pada bayi
yang dikandungnya. Sekitar 90 persen bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengidap
rubella selama trimester pertama kehamilan mengembangkan sindrom rubella
bawaan. Hal ini akan mengakibatkan satu atau beberapa gangguan, antara lain:
a. Retardasi pertumbuhan
b. Katarak
c. Ketulian
d. Cacat jantung bawaan
e. Cacat pada organ lain
f. Keterbelakangan mental.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes darah serologi antigen rubella
a. Hemaglutinasi pasif
b. Uji hemolisis radial
c. Uji aglutinasi lateks
d. Uji inhibisi hemaglutinasi
e. Imunoasai fluoresens
f. Imunoasai enzim.
Penafsiran hasilIgM dan IgG ELISA untuk rubella sebagai uji saring untuk
kehamilan adalah sebagai berikut sebelum kehamilan, bila positif ada perlindungan
(proteksi) dan bila negatif berarti tidak diberikan, kehamilanmuda (trimester
pertama).
Prinsip teknik ELISA secara umum aalah antibodi yang terdapat di dalam
serum dimasukkan ke dalam antigen yang sudah difiksasi pada penyangga padat.
(plat mikrotiter), kemudian diikubasi selama waktu tertentu, dan dicuci untuk
menghilangkan antibodi yang berlebihan.Selanjunya, ditambahkan antibodi anti
spesies yang dikonjugasi dengan enzim. Aktifitas enzim ditentukan setelah di
tambahkan substrat chromogenic spesifik intensitas reaksi warna yang tidak sesuai
anti-bakteri monokial, kemudian di tambahkan sistem defektor substar chromogen
yang di pakai sebagai indikator ada tau tidak adanya antibodi IgM pada sampel yang
di tes.
H. PENATALAKSANAAN
Untuk tahap penyembuhan sebenarnya tidak ada obat yang spesifik. Berikut
beberapa penanganan yang dilakukan jika terinfeksi :
Ada wanita hamil jika terserang virus ini maka sebaiknya periksa ke dokter
dan kemungkinannya dokter memberikan suntikan imunoglobin (IG). Ig tdak dapat
menghilangkan virus rubella tetapi ig dapat membantu dalam meringankan gejala
yang diberikan oleh virus ini dan dapat dalam meringankan gejala yang diberikan
oleh virus ini dan dapat mengurangi resiko-resiko pada janin.
Walalupun tidak ada obat yang spesifik untuk virus ini, namun dapat diberikan
pencegahan yaitu dengan vaksin dalam bentuk vaksin kombinasi yang sekaligus
digunakan untuk mencegah inveksi campak dan gondongan, dikenal sebagai vaksin
MMR (Mumps, Measles, Rubella).
DAFTAR PUSTAKA