Anda di halaman 1dari 6

NAMA : CHALISA PUTRI MIRASETYA

KELAS : K.11
PRODI : S1 KEPERAWATAN
NIM : 19100037

Fungsi dan Indikasi dari masing masing pemeriksaan diagnostic

1.Ultraasonografi (USG)

 Fungsi

-Kehamilan
Kegunaan mesin USG yang bisa didapatkan adalah untuk mengetahui kondisi kehamilan
seseorang. Alat tersebut digunakan untuk menentukan tanggal lahir, menentukan apakah bayi
kembar atau tidak, dan mencegah terjadinya kehamilan ektopik. Selain itu, alat USG juga dapat
membantu untuk mendeteksi potensi masalah pada janin, termasuk cacat lahir, masalah plasenta,
posisi bayi yang sungsang, dan sebagainya. Pun, USG dapat mengetahui jenis kelamin pada bayi
yang dikandung.
-Diagnostik
Kegunaan mesin USG lainnya adalah untuk mendiagnosis bermacam-macam kondisi yang dapat
memengaruhi organ dan jaringan lunak tubuh. Termasuk jantung, pembuluh darah, hati, kantung
empedu, limpa, pankreas, ginjal, tiroid, testis, dan lain-lain. Walau begitu, USG mempunyai
beberapa batasan diagnostik, yaitu gelombang suara tidak dapat ditransmisikan melalui tulang
padat atau bagian tubuh yang berguna untuk menahan udara atau gas, seperti usus.
-Membantu Prosedur Medis
Salah satu kegunaan mesin USG lainnya adalah membantu prosedur medis. Alat ini dapat
membantu prosedur medis, seperti biopsi jarum yang harus dilakukan dokter untuk
menghilangkan jaringan dari area yang tepat pada tubuh untuk uji laboratorium.
-Terapi
Terapi juga dapat menjadi kegunaan mesin USG lainnya. Gelombang suara yang dihasilkan oleh
alat tersebut dapat berguna untuk mendeteksi dan mengobati cedera pada jaringan lunak.

 Indikasi

a. kehamilan berlangsung intrauterin dengan janin yang viabel


b. memastikan umur kehamilan
c. perkiraan partus aterm
d. menilai nuchal translucency.
2.Rontgen

 Fungsi dan Indikasi

-Kondisi paru-paru
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kanker, infeksi, atau udara yang terkumpul di sekitar paru-
paru (pneumothoraks).
Rontgen dada juga bisa mendeteksi penyakit paru-paru kronis. Misalnya, emfisema atau cystic
fibrosis dan komplikasi terkait gangguan paru tersebut.
-Kelainan jantung
Rontgen dada dapat melihat perubahan paru-paru yang terjadi karena kelainan jantung.
Contohnya, penumpukan cairan dalam paru-paru (edema paru) yang bisa disebabkan oleh gagal
jantung.
-Ukuran dan batas jantung
Adanya perubahan dalam ukuran dan batas jantung dapat menjadi indikasi gagal jantung,
penumpukan cairan di sekeliling jantung (efusi perikardial), atau gangguan katup jantung.
-Pembuluh darah
Batas dari pembuluh darah arteri dan vena pulmonal yang terletak di dekat jantung akan tampak
jelas pada foto rontgen. Karena itu, kelainan pembuluh darah atau penyakit jantung bawaan
dapat terdeteksi melalui pemindaian ini.
-Penumpukan kalsium
Rontgen dada juga bisa mendeteksi adanya kalsium dalam jantung atau pembuluh darah.
Kalsium menandakan kerusakan pada katup jantung, pembuluh darah koroner, otot jantung, atau
lapisan pelindung yang mengelilingi jantung.
Penumpukan kalsium di paru-paru umumnya berasal dari infeksi lama yang sebenarnya telah
sembuh.
-Patah tulang atau fraktur
Patah tulang iga, patah tulang belakang, atau kelainan tulang lainnya dapat diketahui melalui
rontgen dada.
-Kondisi pascaoperasi
Pemeriksaan ini diperlukan untuk memantau keadaan pasien pascaoperasi dada. Misalnya,
setelah operasi jantung, paru-paru, atau tenggorokan.
3. Pap Smear (Papanicolaou Smear)

 Fungsi

1. untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker


2.mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi.

 Indikasi

-Skrining pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual aktif


-deteksi dini adanya keganasan pada serviks
-pemantauan setelah tindakan pembedahan
-radioterapi
-kemoterapi kanker serviks
4. Endoskopi

 Fungsi

Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran
cerna.

 Indikasi

-Inflammatory bowel diseases (IBD), seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn
-Luka pada lambung (tukak lambung)
-Konstipasi kronis
-Peradangan pankreas (pankreatitis)
-Batu empedu
-Pendarahan saluran cerna
-Tumor
-Infeksi
-Sumbatan pada kerongkongan
-Gastroesophageal reflux disease (GERD)
-Hernia hiatus
-Pendarahan vagina yang tidak biasa
-Darah pada urine
-Masalah saluran cerna lainnya
5. Colonoskopi

 Fungsi

Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran colon.

 Indikasi

-Orang yang memiliki riwayat polip atau kanker usus besar .


-Orang yang mempunyai keluarga kandung dengan riwayat kanker kolon atau kanker lainnya,
serta keadaan lain yang meningkatkan risiko kanker usus besar (seperti polip usus besar).
-Orang yang mengalami keluhan sistem pencernaan, seperti diare kronis, konstipasi kronis, serta
tinja disertai darah.
6. CT Scan

 Fungsi dan indikasi

-Menegakan diagnosis kelainan tulang dan otot, seperti adanya tumor pada tulang, patah tulang
atau kelainan tulang belakang.
-Menentukan secara pasti lokasi adanya sel kanker, infeksi, atau bekuan darah
-Memantau perjalanan suatu penyakit atau efektivitas suatu terapi pengobatan
-Ada tidaknya perdarahan di dalam organ tubuh, misalnya pendarahan otak. Bisa dilihat melalui
CT Scan kepala.
7. Mamografi

 Fungsi

Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara untuk
mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik.

 Indikasi

-Endapan kalsium (kalsifikasi) dalam saluran dan jaringan lain


-Massa atau benjolan pada payudara
-Area asimetris pada mammogram
-Area padat yang muncul pada satu sisi payudara atau area spesifik saja
8. Elektroensefalografi (EEG)

 Fungsi

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada
gelombang otak) dengan memasangkan elektroda pada bagian kepala klien.

 Indikasi

-Penyakit kejang, seperti epilepsi


-Cedera otak
-Peradangan otak (ensefalitis)
-Tumor otak
-Ensefalopati (gangguan fungsi otak)
-Gangguan ingatan
-Gangguan tidur
-Stroke
-Demensia
9.Elektrokardiografi (EKG)

 Fungsi

-Mendeteksi adanya ritme jantung tidak normal yang dapat menyebabkan terbentuknya
gumpalan darah di pembuluh darah.
-Mendeteksi adanya kelainan jantung, seperti serangan jantung, aritmia, sumbatan arteri koroner,
kerusakan otot jantung, pembesaran jantung, dan peradangan pada lapisan pelindung jantung
(perikarditis).
-Mendeteksi kondisi medis lain, misalnya gangguan keseimbangan elektrolit dan penyakit paru.
-Memantau proses penyembuhan setelah serangan jantung, perkembangan penyakit jantung, dan
mengevaluasi efektivitas obat jantung atau alat pacu jantung.
-Menyingkirkan kemungkinan penyakit jantung pada pasien yang akan melakukan operasi.

 Indikasi

-Nyeri dada
-Jantung berdebar
-Gangguan irama jantung (aritmia)
-Sesak napas
-Pusing
-Badan lemas
-Cepat lelah

Anda mungkin juga menyukai