Anda di halaman 1dari 33

ANALISA STRUKTUR TOWER BTS BERDASARKAN HASIL

RE – VERTICALITY MENGGUNAKAN STAAD PRO

ABSTRAK

Meningkatnya kebutuhan terhadap teknologi komunikasi yang murah dan mudah, memaksa
penyedia layanan telepon seluler untuk memperbaiki sinyal jaringan telepon seluler. Sebagai
konsekuensi dari perkembangan ini, maka harus diiringi dengan bertambahnya jumlah konstruksi
menara di daerah pemukiman dan perkotaan. Dengan bertambahnya jumlah menara di
pemukiman dan perkotaan berakibat buruk terhadap keindahan kota dan mengganggu sinyal dari
radio dan televisi. Dan dengan keluarnya peraturan menteri mengenai kebijaksanaan
perencanaan menara bersama, diharapkan adanya solusi untuk pemilihan mode menara secara
struktural dan ekonomis.Studi ini dilakukan dengan cara membandingkan performa dari Tower
dengan Tower SST kaki empat yang memiliki ketinggian yang sama yaitu 20 meter dan memiliki
beban angin yang sama terhadap struktur tower. Untuk analisis struktur digunakan program
bantu STAAD PRO V8i dan untuk kontrol tekan dan tarik pada elemen struktur menggunakan
LRFD dibantu dengan fasilitas design pada program STAAD PRO V8i. Beban yang bekerja pada
struktur ini terdiri dari beban mati yang berupa berat menara sendiri, berat antena dan berat
perangkat. Beban angin dihitung berdasarkan TIA/EIA-222-F Standard : Structural Standard
forSteel Antenna Towers and Antenna Supporting Structure. Tujuan akhir dari studi ini adalah,
adanya kejelasan dalam pemilihan konstruksi menara/tower secara struktural dalam pemilihan
konstruksi menara bersama. Dan mengetahui seberapa besar beban yang dipikul oleh tower
kaki empat setinggi 20 meter.

Kata Kunci : Tower, SST, Kaki Empat, Circular, Rectangular, STAAD PRO

1
BAB I komunikasi. Pada perencanaan tower, beban

yang berpengaruh secara dominan adalah


PENDAHULUAN
beban angin karena angin adalah beban

lateral yang mempunyai sensifitas tinggi


1.1. Latar Belakang
terhadap bangunan konstruksi baja
Tower telekomunikasi adalah
(mempunyai massa yang cenderung ringan).
struktur bangunan telekomunikasi yang
Ketinggian tower yang dibuat tergantung
menggunakan kombinasi rangka baja
dengan letak tower itu sendiri. Banyak
sebagai material konstruksinya. Tower
permasalahan yang di alami oleh masyarakat
telekomunikasi berfungsi sebagai penyangga
dengan adanya suatu bangunan tower di
alat-alat telekomunikasi untuk memancarkan
sekitar pemukiman yang dapat sewaktu –
signal yang mensuport sistem komunikasi
waktu bisa roboh, hal inilah yang yang harus
yang sering kita gunakan selama ini.
diperhatikan dalam merencanakan suatu
Perkembangan teknologi komunikasi di
bangunan tower tersebut sering kita ketahui
Indonesia saat ini sangat berkembang pesat.
bahwa suatu tower bisa rubuh atau jatuh
Pembangunan tower ini dapat berupa tower
apabila:
yang tinggi menjulang atau tower yang
1. Kurang adanya perawatan yang di
pendek tetapi mempunyai daya pasang
lakukan oleh owner tersebut.
antenna yang banyak (sering digunakan
2. Minimnya pengecekan struktur
untuk keperluan tower bersama). Oleh
tower yang dapat berakibat fatal bagi
karena itu pihak pengembang teknologi
keadaan tower resebut.
tersebut banyak membangun maupun

merencanakan ulang tower untuk

memperluas jaringan atau signal

2
televisi. Masalah utama dalam penulisan ini

3. Keadaan atau iklim di daerah tempat adalah bagaimana menganalisa suatu

berdirinya tower tersebut. struktur tower, agar bisa mengetahui layak

4. Adanya pihak – pihak yang tidak dan tidaknya tower tersebut dengan

bertanggung jawab. menggunakan Staad Pro. Hal ini sangat

Hal inilah yang perlu kita kaji bersama, dan berpengaruh pada struktur tower, di

meninjau kembali hal – hal dalam karenakan semakin lamanya tower itu

merencanakan suatu tower. Maka dari itu berdiri maka semakin banyak permasalahan

penulis menganalisa suatu keadaan tower yang di hadapi. Bagian utama struktur tower

yang berdiri di atas suatu gedung, dengan adalah Main Leg dan Bracing, sehingga

mengaplikasikan ilmu teknik sipil dalam analisa kemampuan profil dari kedua elemen

dunia telekomunikasi untuk mengetahui tersebut jadi hal yang utama. Pada

keadaan tower tersebut. perencanaan tower beban lateral yang

Tower telekomunikasi seluler ini berpengaruh secara dominan adalah beban

semakin mempunyai jarak antar tower yang angin, karena pengaruh perbandingan

relatif dekat yaitu dengan sekitar radius ketinggian dan lebar struktur yang sangat

antar tower 20 km. Oleh karena itu untuk besar. Standart yang dipakai dalam analisa

daerah perkotaan pembangunan tower struktur bangunan Lattice Tower BTS

sedikit terkendala oleh beberapa faktor, adalah peraturan American Society of civil

diantaranya adalah masalah lahan yang engineers ASCE 10-97. Sedangkan untuk

berdekatan dengan pemukiman warga, analisa pembebanan menggunakan

masalah mengurangi keindahan lingkungan Structural Standards for Steel Antenna

kota, masalah terganggunya siaran radio dan Tower and Antenna Supporting Structure

3
[TIA/EIA- 222-F, 1996]. Studi analisa dan Tower telekomunikasi dapat dibedakan dari

disain perkuatan tower mengunakan bentuk dan jenis konstruksi. Ada empat

software Staad Pro.. Selain itu analisa macam bentuk tower :

pondasi untuk menentukan perbaikan yang 1. Tower MT (Mini Tower)

dilakukan guna mendukung struktur atas. 2. Tower SST ( Self Supporting Tower)

Dari semua analisa dapat diketahui toleransi 3. Tower Minipole

penambahan beban yang dilakukan. Pada 4. Tower Monopole

akhir tahun 2009, pemerintah daerah juga Dari keempat bentuk tower diatas yang

telah mengeluarkan regulasi baru tentang paling sering dan umum digunakan untuk

perencanaan dan pelaksanaan tower BTS di perencanaan tower BTS, Tower BTS adalah

dalam kota,dikarenakan semakin maraknya tower SST. Karena tower SST merupakan

tower BTS di dalam kota dan itu memberi tower yang memiliki pola batang yang

dampak buruk terhadap lingkungan sekitar. disusun dan disambung sehingga

Dan tak lama lagi pemerintah daerah akan membentuk rangka yang berdiri sendiri

mengeluarkan peraturan mengenai cell tanpa adanya sokongan lainnya. Sehingga

coverage planning atau perencanaan didesain mampu menerima beban-beban

cakupan seluler, yang mengatur juga lokasi yang berat seperti beban antena, kabel dan

dan jumlah tower. Regulasi baru ini berisi tangga (mati), manusia (hidup), gempa dan

tentang penggunaan tower bersama yang angin. Ketinggian tower BTS berkisar pada

mengharuskan adanya kerjasama dari 20–120 meter berdasarkan rencana

beberapa vendor telepon untuk penggelaran jaringan oleh pihak vendor

menggunakan satu tower. seluler terkait, menyangkut kepada coverage

jaringan dan sistem transmisi, dua hal ini

4
pun terkait kepada kondisi lingkungan

sekitar (terrain,interferrence, fresnel zone

dll). Dan jika melihat berdasarkan jenis

lokasinya, tower dapat diklasifikasikan

kepada dua jenis yaitu:

1. Rooftop (Tower yang berdiri diatas

atap sebuah gedung).

2. Greenfield (Tower yang berdiri

langsung diatas tanah).


Gambar 1.2. Tower Diatas Tanah

Dalam tulisan ini akan dikaji mengenai

“Analisa Struktur Rangka Tower Bts

Berdasatkan Hasil Re-Verticality

Menggunakan Staad Pro”. Karena jenis

konstruksi ini yang sering dipakai di

lapangan dan hingga sekarang masih ada

ketidak pahaman secara struktural dalam

pemilihan sistem konstruksi untuk

perencanaan tower bersama. Sehingga


Gambar 1.1. Tower Diatas Atap Sebuah
Gedung
didapatkan pilihan secara ekonomis dan

struktural terhadap perencanaan tower

bersama dan masyarakat bisa memilih

5
dengan tepat tower SST yang sesuai dengan 1.3. Batasan Masalah
kriteria yang diinginkan. Untuk menghindari adanya perluasan

pembahasan laporan ini, maka digunakan

1.2. Rumusan Masalah suatu pembatasan permasalahan yang akan

Permasalahan yang timbul dalam melakukan di bahas. Dari beberapa permasalahan yang

studi mengenai Analisa Struktur Rangka timbul dari latar belakang di atas penulis

Tower Bts Berdasarkan Hasil Re-Verticality membatasi permasalahan sebagai berikut:

Menggunakan Staad Pro Yaitu: 1. Jenis tower yang dikaji adalah tower

1. Bagimana cara merumuskan data BTS kaki empat

yang ada sesuai hasil Re-Verticality 2. Ketinggian yang diambil adalah

Menggunakan Staad Pro? tower dengan ketinggian 20 meter

2. Apa yang mempengaruhi suatu diatas phondasi, yang berada di atas

struktur bangunan tower bisa gedung matahari pasar besar malang

mengalami kemiringan yang (Rooftop)

signifikan? 3. Pada analisa struktur efek adanya

3. Seberapa besar beban yang di pikul baut dan las tidak diperhitungkan

oleh tower setinggi 20 meter? 4. Tidak membahas tipe Tower selain

4. Bagaimana metode pelaksanaan SST. (misal : monopole, guyed

yang digunakan dalam pengukuran tower).

verticality.? 5. Tidak merencanakan struktur tangga

(struktur sekunder) secara detail,

hanya menghitung beban mati akibat

tangga.

6
6. Beban angin yang digunakan adalah 2. Mengetahui seberapa besar

sebesar 84 - 120 KpH (no ice) beban yang di pikul oleh tower

berdasarkan beban angin yang setinggi 20 meter.

mengacu pada TIA/EIA-222-F 3. Mengetahui daya tahan suatu

Standard : Structural Standard tower dengan beban yang bekerja

forSteel Antenna Towers and diatasnya, termaksud beban mati,

Antenna Supporting Structures. beban angin, dan berat sendiri

7. Struktur bangunan tempat berdirinya tower.

tower tidak di analisa, kecuali data 4. Dapat menghasilkan data yang

teknis gedung tempat berdirinya dapat dipergunakan dalam

tower. merencanakan suatu tower.

8. Hanya dibatasi pada tower smart

yang berada diatas gedung matahari 1.5. Manfaat


pasar besar malang. Adapun manfaat dari pengerjaan tugas akhir

1. Dengan tercapainya maksud dan

1.4. Maksud Dan Tujuan tujuan diatas, maka dapat berguna

Maksud dan Tujuan yang ingin dicapai sebagai bahan pertimbangan

dalam penulisan tugas akhir ini yaitu: keputusan untuk dilakukan

1. Mengetahui hasil dari data re- perkuatan, perbaikan, atau

verticality yang sudah dianalisa penambahan antenna dari struktur

menggunaka Staad Pro selain tower ini sendiri.

beban angin 2. Dapat merencanakan suatu tower dengan

ketinggian kurang dari 100 m.

7
3. Dapat merencanakan suatu struktur sinyal operator telepon seluler. Ketinggian

dengan menggunakan profil terefisien, tower yang dibuat tergantung dengan letak

dengan batasan-batasan yang telah tower itu sendiri. Tower dirancang sesuai

ditetapkan dalam peraturan. dengan kebutuhan jangkauan sinyal yang

4. Dapat melakukan perkuatan tower akibat ingin dilayani, sinyal dari operator menuju

penambahan beban sesuai anjuran telepon seluler konsumen terhalang oleh

pemerintah pada peraturan menteri bukit atau bangunan tinggi, sehingga

komunikasi dan informatika nomor dibutuhkan tower dengan ketinggian tertentu

02/PER/M.KOMINFO/3/2008, tentang agar sinyal yang dipancarkan tidak terhalang

pembangunan dan penggunaan menara oleh hal-hal tersebut.

bersama telekomunikasi. Perencanaan tower ataupun bangunan

5. Dapat menambah wawasan baru dalam struktur rangka baja biasanya menggunakan

dunia desain struktur sipil sehingga metode ASD (Allowable Stress Design).

kedepannya mampu dikembangkan lebih Namun, analisa dan desain berdasarkan

jauh lagi. metode tersebut belum mencerminkan faktor

BAB II keamanan struktur sesungguhnya.

Penyebabnya adalah bahwa perencanaannya


LANDASAN TEORI
mengabaikan kemampuan baja untuk

mengalami deformasi setelah terlampaui

2.1. Umum titik elastisnya. Sehingga dengan

Tower merupakan bangunan tinggi yang digunakannya metode LRFD (Load And

berupa struktur rangka baja yang berfungsi Resistance factor Design) dapat diketahui

sebagai tempat pemasangan panel pemancar

8
kelemahan dan kelebihan dua metode 2. Guyed Tower, sesuai dengan

tersebut. Gambar 2 adalah jenis menara yang

Menara pemancar yang digunakan secara disokong dengn kabel-kabel yang

umum dapat digolongkan ke dalam tiga diangkurkan pada landasan tanah,

jenis, yaitu: menara ini juga disusun atas pola

batang sama halnya dengan self-

1. Self - Supporting Tower(SST), sesuai supporting tower, akan tetapi

dengan Gambar 1 adalah menara menara jenis guyed tower memiliki

yang memiliki pola batang yang jenis dimensi batang yang lebih

disusun dan disambung sehingga kecil dari pada jenis menara self-

membentuk rangka yang berdiri supporting tower. .( Masca Indra

sendiri tanpa adanya sokongan Triana, 2010)

lainnya.( Masca Indra Triana, 2010)

Gambar 2.1 Self - Supporting Tower

Gambar 2.2 Guyed Tower


9
2) Tapered-pole seperti Gambar 4
3. Monopole menara ini adalah jenis
adalah jenis monopole ini
menara yang hanya terdiri dari satu
memiliki ukuran diameter
batang atau satu tiang yang didirikan
penampang yang bervariasi yaitu
atau ditancapkan langsung pada
diameter yang digunakan
tanah. Dari penampangnya menara
semakin keatas akan semakin
tipe monopole ini dibagi menjadi
kecil.
dua jenis, yaitu:

1) Cilcular-pole seperti Gambar

3 adalah jenis monopole ini

memiliki diameter

penampang /panel yang

seragam dari bawah sampai

atas.

Gambar 2.4 Tapered-pole

Jenis menara Guyed Tower dan Monopole

biasanya memiliki ketinggian menara lebih

rendah dari menara pemancar jenis self-

supporting tower dan dirancang untuk

menerima beban-beban yang lebih ringan


Gambar 2.3 Cilcular-pole
dari pada jenis menara pemancar self-

supporting tower, sehingga kedua jenis

10
menara pemancar ini tidak dapat menerima lebih ringan dibandingkan dengan antena

beban seperti beban antena yang memiliki jenis solid. Antena yang digunakan juga

dimensi dan berat yang besar. Ketinggian memiliki bentuk yang beragam seperti

suatu menara pemancar biasanya mulai dari bentuk lingkaran dan persegi, namun

20 – 120 meter ketinggian dari menara biasanya antena yang digunakan memiliki

pemancar tersebut didasarkan atas bentuk standar berupa lingkaran. Secara

kebutuhannya serta jangkauan dalam umum perhitungan beban antenna yang

menerima sinyal, menara pemancar digunakan mengacu pada peraturan

komunikasi mempunyai beberapa macam Structural Standards for Steel Antenna

kegunaan yaitu menara pemancar untuk Tower and Antenna Supporting Structure

radio AM (Amplitudo Modulasi), radio FM [TIA/EIA- 222-F, 1996]. Selain itu juga

( Frekuensi Modulasi ), dan BTS (Base antena memiliki ukuran diameter dan

Transmite Satelite). Selain itu juga lokasi panjang yang beragam, seperti 80 cm, 100

dimana menara pemancar itu berada sangat cm, 120 cm, 150 cm, 180 cm, dan lainnya,

mempengaruhi terhadap terhadap struktur berat antenna juga beragam tergantung pada

menara tersebut. ukuran diameter lingkarannya.

Ada beberapa jenis antenna yang dipakai

dalam perencanaan tower BTS:


2.2. Antena Pemancar
1. Microwave Antenna
Secara umum antena pemancar yang dipakai
Antenna yang berbentuk seperti genderang
untuk menara komunikasi ada dua macam
rebana yang berfungsi sebagai alat yang
yaitu antenna jenis solid ( microwave ) dan
menerima dan memancarkan gelombang
jenis grid, untuk ukuran diameter yang sama

antena jenis sectoral memiliki berat yang

11
dari radio BTS ke BSC atau dari BTS ke jangkauan frekwensi lebih dari satu

BTS lainnya. polarisasi sehingga mampu mencakup

daerah yang lebih luas. Untuk antenna

multiband adalah antenna yang mampu

menerima sinyal lebih dari satu frekwensi

Gambar 2.4 Antena Microwavw/Antena

Azimut 2.3. Bagian Utama Struktur

Tower
2. Sectoral Antenna (grid)
Pada struktur tower SST terdapat banyak
Antenna yang berbentuk persegi panjang,
jenis metode perencanaan dan pemodelan
terpasang pada tower dengan ketinggian
struktur dalam pelaksanaannya. Dibawah ini
tertentu berfungsi sebagai penghubung
adalah beberapa model perencanaan yang
antara BTS dengan Handphone.
banyak digunakan antara lain:

1. Tower dengan tubular (leg pipa)

2. Tower dengan Angle Leg (Siku)

Gambar 2.6 Antena Grid

Tiap antenna memiliki spesifikasi yang

berbeda, yang dipakai dalam perencanaan

tower bersama adalah jenis antenna

multisektoral dan multiband. Antenna

multisektoral adalah antenna yang memiliki

12
tower ini dapat berbentuk segitiga, persegi,

atau polygon. Kedua jenis tower ini disebut

lattice tower. Dalam penulisa ini hanya

menganalisa tower Angle Leg (Siku) kaki

empat. Bagian utama struktur tower adalah :

1. Pedestal/main leg (kaki tower)

2. Bracing

Dalam penulisan ini standart analisa


Gambar 2.7 Tower dengan tubular (leg perhitungan struktur bangunan tower BTS
pipa) mengacu pada peraturan American Society

of civil engineers ASCE 10-97.

2.4. Pembebanan Pada Tower

SST

Kombinasi beban yang ditinjau didasarkan

untuk analisa pembebanan menggunakan

Structural Standards for Steel Antenna

Gambar 2.8 Tower dengan Angle Tower and Antenna Supporting Structure

Leg (Siku) [TIA/EIA- 222-F, 1996] berdasarkan

beban-beban yang terjadi, memberikan

Kedua jenis tower tersebut memiliki rangka beberapa kombinasi pembebanan sebagai

batang vertical atau menanjak pada sisi- berikut:

sisinya. Dalam perencanaan, penampang 1. 1.2 D + 1.0 Dg + 1.6 W

13
2. 0.9 D + 1.0 Dg + 1.6 W ditentukan sebagai kombinasi pembebanan

3. 1.2 D + 1.0 Dg + 1.0 Di + 1.0 Wi + pada saat cek struktur pada tower Self

1.0 Ti Supporting Tower.

4. 1.2 D + 1.0 Dg + 1.0 E + 1.6 W 1.2 D + 1.0 Dg + 1.6 W

5. 0.9 D + 1.0 Dg + 1.0 E + 1.6 W Pada penulisan ini profil baja yang

digunakan adalah Bj.41 dengan tegangan

D = adalah beban mati yang leleh σ = 2500 Kg/Cm dan tegangan ijin/dasar

diakibatkan oleh berat konstruksi permanen adalah σ = 1666 Kg/Cm

pada tower, termasuk beban tangga, bordes, Berikut ini adalah table utu baja yang sering

antena dan peralatan layan tetap. digunakan di lapangan.

Dg = adalah beban mati dari struktur Tegangan Leleh Tegangan Dasar


σ σ
tambahan seperti antenna dan kabel. Macam Baja
Kg/Cm mPa Kg/Cm mPa
Wo = adalah beban angin tanpa es. Bj 34 2100 210 1400 140
Bj 37 2400 240 1600 160
Wi = adalah beban angin yang dikalikan Bj 41 2500 250 1666 166.6
Bj 44 2800 280 1867 186.7
dengan es. Bj 50 2900 290 1933 193.3
Bj 52 3600 360 2400 240
Ti = adalah beban regangan sendiri dari
Table 2.1 Haga Tegangan dasar
struktur tower tanpa es

E = adalah beban gempa.


2.5 Verticality
Di = adalah beban es (salju)
Verticality merupakan suatu keadaan tegak
W = adalah beban angin
lurus dari suatu bangunan atau struktur.

Dalam penulisan ini penulis mengambil data


Dalam penulisan ini digunakan kombinasi
verticality dari acuan hasil praktek kerja
beban sesuai TIA/EIA-222-F-1996 yang
lapangan yang telah di lakukan oleh peneliti

14
sendiri dengan judul: “Pekerjaan 1. Gambar (Denah, tampak

Pelaksaanaan Survey Rektifikasi Dan samping dan detail-detail)

Verticality” Pada PT. MEGA PERSADA 2. Data hasil Re-Verticality

INDONESIA pada tanggal 03-09-2012 s/d 3. Data material yang dipakai

08-10-2012. 4. Data pembebanan (Kecepatan

angin, berat profil, berat tangga

dll)

5. Data model dan berat antena

BAB III rencana

METODOLOGI
2. Mempelajari Standard Peraturan
PENELITIAN Yang Dipakai Dalam Mendesain

Dalam penyusunan tugas akhir diperlukan Sst Yang Meliputi:

adanya pendalaman untuk mempelajari 1. TIA/EIA-222-F-1996

materi-materi yang terkait dengan judul STANDARD : Structural

tugas akhir. Hal tersebut diperoleh dengan Standarad for Steel Antenna

mempelajari buku-buku, data lapangan, Towers and Antenna Supporting

peraturan-peraturan perencanaan dan Structures

informasi dari internet. 2. ANSI/AISC: American Institute

3.1 Bagan Alir Metodologi of Steel Construction

3. SNI – 1729 – 2002 (tentang


3.2 Penjelasan Sistematika
Bagan Alir Metodologi : penggunaan struktur baja)
1. Data yang dikumpulkan untuk

perencanaan yaitu :

15
4. Peraturan perencanaan tower F = qz . Gh . [(CF . AE) + (SCA . AA)]

bersama Dimana :

F = Gaya angin horizontal (tegak lurus


bidang gambar) N,
qz = Tekanan kecepatan, Pa = 0,613 kz
. V2
GH = Gust response factor
0,60
= 0,65 + 𝑕 1/7 (1.00 ≤ GH ≤ 1.25)
10

CF = Koefisien kekuatan struktur


3. Pembebanan Yang Digunakan = 4e2 – 5.9e + 4 (Penampang persegi,

Yaitu : konfigurasi tower kaki empat)


AE = Luas proyeksi efektif dari
1. Bebah Hidup
kompomen structural dari
Untuk beban hidup diperhitungkan beban penampang muka (luas bagian
pekerja dengan peralatannya, diambil 100 yang terkena angin), m2
= DF . AF + DR . AR . RR
Kg.
AG = Luas kotor dari satu sisi menara
(luas total profil), m2
2 Beban mati AF = Luas terproyeksi dari komponen
struktur datar dari satu muka
Beban mati meliputi berat sendiri dari
penampang, m2
struktur, termaksud berat antena dan AR = Luas terproyeksi dari komponen
aksesoris tower. struktur dari satu muka penampang,
m2
V = Kecepatan dasar angin, m/s
3 Beban angin = m . s-1
Dihitung berdasarkan standard TIA/EIA- z = Ketinggian diatas tanah sampai
titik tengah dari penampang yang
222- F1996 Standard :
ditinjau, m

16
h = Tinggi total struktur, m Dimana :
Kz = Koefisien keterbukaan struktur
FA = Gaya aksial, lb
2/7
(z/10)
FS = Gaya samping, lb
e = Rasio kepadatan
MM = Moment punter, ft-lb
= (AF + AR) / AG
CA = Koefisien beban angin untuk gaya
RR = Factor reduksi untuk komponen
aksial sejajar sumbu antena
struktur bundar
CM = Koefisien beban angin untuk gaya
= 0,51 e2 + 0,57 RR ≤ 1.0
momen
DR = Factor arah angin untuk komponen
CS = Koefisien beban angin gaya aksial
datar
tegag lurus sumbu antenna
= 1+0,75e (for square cross section
V = Kecepatan angin, mph
and 450 normal wind direction ( 1.2
A = Luas terproyeksi normal dari
max )
antenna, ft2
Beban angin yang menerpa struktur
D = Diameter antenna, ft
memiliki besaran yang berbeda pada setiap

ketinggian. Semakin tinggi titik tinjau, maka

semakin besar beban angin yang menerpa

struktur.

Gambar 3.4 Gaya angin pada antenna


4 Beban Antena
(TIA/EIA,Standar 1996)
Beban antenna diperhitungkan berdasarkan

rumus yang ada pada TIA/EIA-222-F-1996


4. Perhitungan Penampang
Standard dan koefisien angin berdasarkan
Perhitungan penampang struktur diambil
tabel C1 – C4, Annex C.
salah satu penampang antara penampang
FA = CA . A . Qz . GH
A,B,C,D sebagai sampel untuk menghitung
Mm = Cm . D . A . Qz . GH
beban angin yang menimbulkan
FS = CS . A . Qz . GH

17
sway/goyangan. Untuk rangka batang siku L65.65.6. untuk batang diagonal dan

digunakan profil siku (L) dengan mutu baja horizontal memakai profil L40.40.5

yang digunakan adalah BJ 41 dengan

tegangan leleh (Fy) 2.500 kg/cm2, dan

tegangan putus/ultimit (Fu) 4.100 kg/cm2.

BAB IV

Table 3.1 Sifat Mekanis Baja Struktural HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil yang digunakan pada tower BTS


4.1. Analisa Pembebanan
tersebut yaitu:
4.1.1 Umum
Pada kaki menara (leg) memakai profil siku
Didalam analisa struktur, struktur utama
L100.100.10 untuk ketinggian 00 – 5500
merupakan komponen utama dimana
meter, untuk batang diagonal dan horizontal
kekuatannya mempengaruhi perilaku dari
memakai profil L60.60.6. Untuk ketinggian
tower tersebut. Struktur utama ini berfungsi
5500 – 10500 memakai profil siku L90.90.9,
untuk menahan pembebanan yang berasal
untuk batang diagonal dan horizontal
dari beban gravitasi dan beban lateral berupa
memakai profil L60.60.6. Untuk ketinggian
beban angin.
10500 – 15500 memakai profil siku
Komponen struktur utama ini terdiri dari
L70.70.7, untuk batang diagonal dan
kolom, brancing, leg, dan siku horizontal.
horizontal memakai profil L50.50.5.Untuk
Didalam analisa struktur utama dari tower
ketinggian 15500 – 2000 memakai profil
ini pemodelan mengacu pada peraturan

18
TIA/EIA-222-F Standard : Structural 1. Horizontal tower (60.6) = 0.06

Standard forSteel Antenna Towers and x 3485 x 1 = 209.10

Antenna Supporting Structures. Dan 2. Brancing tower (50.5) = 0.05

perencanaan struktur baja untuk bangunan x 3360 x 2 = 336.00

baja menggunakan metode LRFD (Load 3. Sub brancing (40.5) = 0.05

And Resistance factor Design). x 1260 x 2 = 126.00

4. Redudant (40.5) = 0.05 x 1.981

x 2 = 1.098
4.1.2 Perhitungan Beban Angin
5. Leg (100.10)= 0.10 x 3150 x 2
Dengan Kecepatan Angin
= 630.00
Operasional 84 Kph
Jumlah total (Af)
1. Untuk Elevasi ± 0.00 - ± 3.150
= 1302.198 m2
Meter
AG = Luas bruto untuk permukaan satu
Lebar antara kaki bawah tower (punggung-
sisi tower yang ditinjau (m2)
punggung) = 4050 mm
= luas trapesium
Lebar antara kaki tower elevasi 3.150 m
= ½ x ( lebar bawah x lebar atas ) x
= 3485 mm
tinggi
Tinggi elemen yang ditinjau (section 1)
= ½ x ( 4050 x 3485 ) x 3150
= 3150 mm
= 22.229 m2

KZ = Koefisien terlindung / tidak


Af = Luas bersih untuk permukaan
terhadap udara
2
segmen satu sisi tower yang ditinjau (m )
= [z/10]2/7 untuk z dalam meter (1.00
luas segmen tower = lebar x panjang
≤ Kz ≤ 2.58)
x jumlah

19
= [3.15/10] 2/7 = 4e2 – 5.9e + 4 (untuk struktur

= 0.014 ~ dipakai Kz = 1.00 dengan cross persegi)

QZ = Tekanan percepatan (Pa) = (4 x 0.5852) – (5.9 x 0.585) + 4

= 0.613 x KZ x V2 dalam m/s = 1.917

= 0.613 x 1.00 x 23.32 DF = faktor untuk arah angin komponen

= 332.79 Pa = 33.3 kg/m2 flat pada kaki empat (tabel 2. TIA/EIA-222-

F Standard gambar 4.2)

= 1 untuk arah angin normal

GH = Faktor respon hembusan (dengan h = 1 + 0.75e (1.2 max) untuk arah

= tinggi total dari tower) angin ± 45˚

= = 1.438
0.65 + 0.6
𝑕 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑕 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (1.00 ≤
( )1/7
10

𝐺𝑧 ≤ 1.25)

0.65+0.6
=
20/10 1/7
Gambar 4.1 Tabel Wind Direction Factors

= 0.089

e = Rasio kepadatan AE = Luas proyeksi efektif pada


𝐴𝐹+𝐴𝑓 𝑙𝑒𝑔 satu sisi komponen struktural (m2) dengan
=
𝐴𝐺
kecepatan angin normal.
13.021
=
22.229 = DF AF (m2)
= 0.585 = ( 1.438 x 672.198)
CF = keofisien gaya struktur = 966.620 m2

20
AA = luasproyeksi linear dari

perangkat tower

= jumlah luasan x tinggi

penampang

= 4 x 0.25 x 3.150

= 0.315 m2

CA = tergantung pada aspek rasio Gambar 4.4 Penampang yang terkena beban

(tabel 3 TIA/EIA 222-F gambar 4.4) angin

= aspek rasio adalah 4.1.3 Beban angin pada antenna

perbandingan antara tinggi Beban angin yang diterima oleh antenna

struktur dengan diameter ditentukan di kecepatan 84 Kph – 120 Kph

penampang leg. atau sekitar 23.3 m/s – 33.3 m/s. Pada

= pada tabel 3 didapat CA kecepatan 84 Kph adalah kecepatan untuk

sebesar 2 operasional sedangkan untuk 120 Kph untuk

kecepatan maksimum.

Untuk perhitungan beban antenna diambil

dua buah jenis dan jumlah antenna sebagai

sempel perhitungan beban antena yang

terletak pada penampang yang sama dengan


Gambar 4.3 tabel 3 TIA/EIA 222-F
penampang perhitungan beban angin pada
F = qz . Gh . [(CF . AE) + (SCA . AA)]
struktur rangka tower yaitu :
= 33.279 x 0.089 x(1.917 x 966.620)
1. Antena microwave pada ketinggian
+ (2 x 0.315)
12.00 m dengan diameter ᴓ0.6
= 548.836 Kg

21
2. Antena microwave pada ketinggian FA = Gaya aksial, lb
FS = Gaya samping, lb
13.50 m dengan diameter ᴓ0.6
MM = Moment punter, ft-lb
3. Antenna grid pada ketinggian 15.50
CA = Koefisien beban angin untuk gaya
m dengan panjang(D) 1.50 aksial sejajar sumbu antena
CM = Koefisien beban angin untuk gaya
4. Antenna grid pada ketinggian 18.70
momen
m dengan panjang(D) 1.50
CS = Koefisien beban angin gaya aksial
tegag lurus sumbu antenna
V = Kecepatan angin, mph
1. Beban Angin Pada Antena
A = Luas terproyeksi normal dari
Microwave
antenna, ft2
D = Diameter antenna, ft

Gambar 4.32 Arah angin pada

antenna microwave

Metode perhitungan beban angin pada


FA = CA . A . Qz . GH
antenna adalah sebagai berikut:
= 0.0426 . A . Qz . GH
FA = CA . A . Qz . GH
A = Luas terproyeksi normal dari
Mm = Cm . D . A . Qz . GH
antenna
FS = CS . A . Qz . GH

Dimana :

22
= jumlah luasan x diameter

penampang Mm = Cm . D . A . Qz . GH

= 1 x 0.785398 x 0.6 = 000127 x 0.6 x 0.9424 x 33.364 x

= 0.9424 m2 0.19

Qz = Tekanan Percepatan (Pa) = 0.00455 ft

= 613xKzxV2 (m/s) FS = CS . A . Qz . GH

= 0.613 x 1 x 23.332 = 00023 x 0.9424 x 33.364 x 0.19

= 333.649 pa = 33.364 kg/m2 = 0.0137 ft

Total beban angin pada antenna microwave

GH 1 = Faktor respon hembusan (dengan adalah:

h = tinggi Lokasi antenna) = Fa + Mm + Fs

= = 0.2544 + 0.00455 + 0.0137

0.65 + 0.6 =0.2726 ft


𝑕 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑕 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (1.00 ≤
( )1/7
10

𝐺𝑧 ≤ 1.25)
2. Beban angin pada antenna sectoral / grid
0.65+0.6
=
12/10 1/7

= 0.1488

0.65+0.6
GH 2 =
13.5/10 1/7

= 0.0412

GH = 0.19

FA = 0.0426 x 0.9424 x 33.364 x 0.19

= 0.2544 ft
Gambar 4.33 Arah angin pada antenna grid

23
Qz = Tekanan Percepatan (Pa)

Metode perhitungan beban angin pada = 613x Kz x V2 (m/s)

antenna adalah sebagai berikut: = 0.613 x 1 x 23.332

FA = CA . A . Qz . GH = 333.649 pa = 33.364 kg/m2

Mm = Cm . D . A . Qz . GH

FS = CS . A . Qz . GH GH 1 = Faktor respon hembusan (dengan

h = tinggi Lokasi antenna)

=
0.65 + 0.6
𝑕 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑕 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 (1.00 ≤
( )1/7
10

𝐺𝑧 ≤ 1.25)

0.65+0.6
=
15.50/10 1/7

= 0.1152

0.65+0.6
GH 2 =
18.70/10 1/7

= 0.0954
FA = CA . A . Qz . GH
GH = 0.210
= 0.0088 . A . Qz . GH
FA = 0.0088 x 0.12 x 33.364 x 0.210
A = Luas terproyeksi normal dari
= 0.0042 ft
antenna
Mm = Cm . D . A . Qz . GH
= jumlah luasan x diameter
= 000127 x 0.15 x 0.12 x 33.364 x
penampang
0.210
= 2 x 0.6
= 0.00016 ft
= 0.12 m2

24
FS = CS . A . Qz . GH

= 00070 x 0.12 x 33.364 x 0.210

= 0.0033 ft

2. Beban tangga adalah berat yang juga

diperhitungkan dalam struktur tower ini.

total beban angin pada antenna grid adalah : Perencanaan beban tangga untuk menara

= Fa + Mm + Fs tower mempunyai persyaratan yaitu

= 0.0042 + 0.00016 + 0.0033 untuk menara tower dengan tinggi lebih

= 0.00766 dari 50 ft (15 meter), harus tersedia

Total beban antenna keseluruhan adalah : tangga sebagai tempat istirahat. Untuk

= total beban angin antenna microwave + jarak (spasi) antara anak tangga

total beban antenna grid minimum 12 inci (30,48 cm) dan

= 0.00766 + 0.2726 maksimum 16 inci (40,64 cm), serta

= 0.280 ft = 3.875 kg mempunyai lebar bersih tangga

minimum 12 inci (30,48 cm). Menurut

4.1.4 Beban Mati peraturan EIA/TIA, 13. 2. 2.

Beban mati / Self weight dari tower terdiri


Plat 3 mm x 40 mm
dari beban profil,tangga,bordes,dan
Ø 4.00
35.00 cm

perangkat kabel Beban mati meliputi : L40x40x5


Round Bar
Ø 16

1. Beban sendiri tower adalah berat yang


2.00 m

tergantung dari jenis profil yang

digunakan dalam perencanaan struktur


0.75 cm

tower tersebut. Tampak Depan Tampak Samping

25
Perhitungan beban tangga perwatan dan = 164.16 kg

cable leader Total beban mati adalah jumlah berat

Tinggi tangga = 20 m sendiri tower dan berat leader dan

Data material cable leader yaitu : 488.245 + 164.16

1. Profil siku = L40x40x5 = 652.395 kg

Berat = 2.97 kg/m

Luas = 3.79 cm2 4.1.5 Beban hidup

Tinggi =5m Beban hidup yang diperhitungkan adalah

Jumlah = 4 buah bebam pekerja dengan peralatannya, diambil

2. Round bar = ᴓ 16 beban keseluruhan 100 Kg.

Berat = 1.578 kg/m

3. Plate Bar 3x40 mm 4.1.6 Beban Antena

Berat = 0.942 kg/m Beban antenna adalah berat tambahan yang

Mutu baja profil fy= 2.400 kg.cm2 Bj dibebankan pada struktur tower. Berat dari

37 antenna ini sendiri tergantung dari jenis dan

Jarak antara round bar = 35 cm jumlah antenna yang terpasang. Secara

= 0.35 m umum antenna pemancar yang biasa

Berat sendiri profil 40x40x5 = 2.97 digunakan untuk tower komunikasi ada dua

x 20= 49.4 kg macam yaitu antenna jenis microwave dan

Round bar pada leader 35 cm ᴓ16= grid. (sumber data antenna PT. Mega Persada

1.578 x 20= 31.74 kg Indonesia)

Berat leader set total adalah : Table 4.6 tabel jenis dan berat antenna

= (49.4 + 31.74 + 0.942) x 20

26
Dari table diatas berat total antenna adalah : untuk setiap Wilayah Gempa ditetapkan

59.28 Kg dalam Gambar 4.43.

Pada penulisan ini beban gempa di hitung

dengan menggunakan rumus:

V = C.I.K.Wt

4.1.7 Beban Gempa Dimana :

V = gaya geser total pada dasar, kg

I = Factor tingkat pada pemanfaatan

struktur(SNI- 1726- 2002, halaman 12)

K = factor tipe struktur.

Wt = bobot total beban mati dan beban

hidup.
Gambar 4.34 Pembagian
wilayah gempa di Indonesia C = koefisien dasar seismic (SNI-

Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 1726- 2002, halaman 22)

Wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam Perhitungan gaya geser dasar horizontal

Gambar 1, di mana Wilayah Gempa 1 total akibat gempa dan distribusi ke

adalah wilayah dengan kegempaan paling sepanjang tinggi tower yang ditinjau.

rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan A. Berat Struktur Tower (Wt)

kegempaan paling tinggi. Pembagian Beban mati :

Wilayah Gempa ini, didasarkan atas - Berat sendiri tower

percepatan puncak batuan dasar akibat = 488245 kg

pengaruh Gempa Rencana dengan perioda - Berat bordes dan cable

ulang 500 tahun, yang nilai rata-ratanya leader = 16416 kg

27
- Berat antenna

= 5928 kg

Wm = 711.685 kg

Beban hidup :

- Beban hidup yang dperhitungkan adalah Gambar 4.44 koefisien gempa dasar C
beban pekerja bersama alat diambil 100 Untuk Tx = Ty = 120. Detik, zone 4 dan jenis
kg tanah sedang, diperoleh C = 0.70
- Koefisien reduksi 0.3

Wh = 0.3 x (20.5 x 15.98 x 100) D. Faktor keutamaan I dan Faktor jenis


= 98.277 kg struktur K
Beban total (Wt) = Wm + Wh Dari ketentuan yang berlaku
= 711.685 + 98.277 diperoleh I = 1.0 dan K = 1.0, untuk
= 809.963 kg bangunan yang menggunakan
B. Waktu getar struktur struktur rangka baja.
Dengan rumus empiris :

Tx = Ty = 0.06 x H3/4

H = 2.5 x 8 = 20 m

Tx = Ty = 0.06 x (20)3/4

= 120 detik atau 2.00 menit

C. Koefisien gempa dasar

C diperoleh dari ketentuan SNI gempa

1726 – 2002 yaitu:

Table 4.7 faktor keutamaan I


28
2. Arah Y
20.50
H/A = 20.50

=1<3

𝑊𝐼 . 𝑕𝑖
𝐹𝐼. 𝑌 = 𝑥 𝑉𝑦
∑𝑊𝑖. 𝑕𝑖

Dimana :

Fi = gaya geser horizontal

akibat gempa pada section i

hi = tinggi tower
(Sumber PPTGI 1983)
Table 4.8 faktor type struktur K
E. Gaya geser horizontal total akibat V x,y = panjang sisi tower dalam

gempa arah X dan Y

Vx = Vy = C.I.K.Wt A = panjang horizontal tiap

= 0.70 x 1.0 x 1.0 x section arah X dan Y

809.962

= 566.973 kg

F. Distribusi gaya geser horizontal total

akibat gempa ke sepanjang tinggi

tower

1. Arah X

20,5
H/A =15,98

= 1.28 ˂ 3

𝑊𝐼 .𝑕𝑖
𝐹𝐼 . 𝑋 = 𝑥 𝑉𝑥
∑𝑊𝑖.𝑕𝑖

29
1300 7.79 1300 7.79

19
1662

19
85

1662

85
1300 8.13
1300 8.13
5000

1698

20

5000

1698
20

20
20
1303 8.12

1303 8.12
1695

19
20

1695

19
1302 9.30

20
1302 9.30
141
1815

1 41
1815
1626 95.75

0
5000

1626 95.75

5000
2 94
0
5210

294
0
5210
20
40

2560 47.22

20
5000

40
2916

2560 47.22
30
10

5000

3104 39.76
2916

30
10
2430

26
30

3104 39.76

3485 75.02
5500

2430

26
30
33
3150

60

3485 75.02
5500

33
3150

60

Gambar 4.45 Distribusi beban gempa

ayah X

Gambar 4.46 Distribusi beban gempa

untuk arah Y

30
4.2 Kombinasi Pembebanan BAB V
Dalam penulisan ini digunakan kombinasi
PENUTUP
beban sesuai TIA/EIA-222-F-1996 yang

ditentukan sebagai kombinasi pembebanan

pada saat cek struktur pada tower Self 1.1 Kesimpulan

Supporting Tower yaitu: Dari hasil perhitungan dan analisa pada bab

1.2 D + 1.0 Dg + 1.6 W – bab sebelumnya, beberapa kesimpulan

= 1.2 x 488.245 + 1.0 x 59.28 + 1.6 x yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1493..75

= 3035.174 kg 1. Dalam studi ini jenis tower ini sangat

Dari kombinasi beban diatas maka diperoleh sering digunakan dalam perencanaan tower

total beban yang diterima oleh struktur telekomunikasi. Berdasarkan data

tower dengan ketinggian 20 m, yang perhitungan perencanaan tower SST

menerima beban mati, beban hidup, beban didapatkan beberapa data yaitu: ukuran

angin, dan beban antenna sebesar 3035.174 profil yang dipakai, berat sendiri dari tower,

kg berat dari perangkat,luasan permukaan

beban angin, beban per satuan luas untuk

tiap segmen,beban angin untuk struktur dan

perangkat antenna. Dari semua data yang

didapat dari seluruh perhitungan akan

digunakan sebagai input beban dalam

perencanaan tower SST.

31
2. Dalam studi ini dipakai peraturan 3. Dalam perencanaan tower bersama

dari TIA/EIA yaitu TIA/EIA-222-F perlu diperhatikan beberapa aspek yaitu:

Standard : Structural Standard forSteel Kondisi pembebanan perangkat tower, arah

Antenna Towers and Antenna Supporting polarisasi dari antenna, jumlah dan jenis

Structures yang digunakan sebagai acuan antenna yang berada pada tower, pembagian

dalam metode desain perencanaan Tower frekwensi tiap provider dan arah datang

SST. Selain itu metode perencanaan angin.dikarenakan tower bersama adalah

dipengaruhi juga oleh kondisi di lapangan, tower telekomunikasi yang berisi lebih dari

kecepatan angin dan beban perangkat. Dari 1 provider, sehingga tiap operator harus bisa

data yang didapatkan pada saat perhitungan berbagi dan menyesuaikan dengan standart

perencanaan dan dengan berdasarkan tower bersama. Tower bersama biasanya

peraturan yang ada, bisa dihasilkan berisi 3 hingga 4 provider itu pun tergantung

perencanaan tower yang kuat dan memenuhi dengan bagaimana sistem kontrak dan

standart. Dalam menentukan arah beban perjanjian antar provider. Dalam

angin terhadap tower, tower kaki empat pengaplikasian antenna tiap provider

memiliki 2 jenis arah angin yaitu arah memiliki jenis dan kemampuan yang

normal dan arah 45°. Dan setiap jenis arah berbeda, yang sering dijumpai adalah tiap

pembebanan angin juga berpengaruh pada provider membutuhkan 3cell( sektor ) dan

pembebanan angin di antenna. Pada tiap sector berisi dengan 3 jenis antenna,

pembebanan antenna arah angin yaitu : GSM 900, DCS 1800, CDMA 800

berpengaruh juga pada koefisien arah angin. dan beberapa antenna microwave. Jika

diwakilkan dalam jenis antenna maka akan

didapatkan 2 jenis antenna dualpol/triband, 1

32
jenis antenna dualpol/dualband dan 2 jenis 3. Perlu diperhatikan dalam

antenna microwave. Diharapkan dalam penggunaan antenna, diharapkan tiap

penambahan beban ini, sruktur mampu provider tidak hanya berbagi tower tetapi

menahan lebih maksimal tanpa harus berbagi frekwensi dan antenna. Dengan

melanggar peraturan pembebanan tower, konsep seperti itu diharapkan dapat

sehingga akan meminimalisir biaya menekan biaya operasional.

pembuatan tower baru.

4. Perlu adanya green tower, yaitu

1.2 Saran tower yang didesain dan dibentuk sehingga

1. Diharapkan adanya kerjasama antara sedap di pandang mata dan tidak

pihak penyelenggara tower bersama dengan mengganggu pemandangan.

pihak provider, sehingga terjadi kerjasama

dalam penyelenggaraan frekwensi, dan

pembagian elevasi antenna.

2. Perlu diperhatikan untuk masalah

besarnya kecepatan angin, bila disesuaikan

dengan hasil riset kondisi besarnya

kecepatan angin di suatu lokasi tertentu

maka akan mempermudah dalam mencari

nilai keekonomisan dalam mendesain tower.

33

Anda mungkin juga menyukai