PENDAHULUAN
1
menyebabkan penggunaan kontrasepsi terasa canggung bagi wanita.
Pendapat suami mengenai Keluarga Berencana cukup kuat pengaruhnya
untuk menentukan penggunaan metode keluarga berencana oleh istri.
Berbagai budaya mendukung kepercayaan bahwa pria mempunyai hak
akan fertilitas istri mereka. Di Papua Nugini dan Nigeria, wanita tidak
dapat membeli kontrasepsi tanpa persetujuan suami.(Klobinsky,.1997).
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep keperawatan pada
komunitas kelompok pasangan usia subur serta mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada pada komunitas pasangan usia subur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Definisi
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana
pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal
terlebih organ reproduksinya.
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran
dengan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan
dapat diperhitungkan untuk miningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas
generasi yang akan datang.
Pasangan usia subur yang istrinya dibawah umur 20 tahun dapat
menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu yang melahirkan dan anak yang
dilahirkan.
Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-
49 tahun yang kemudian dibagi menjadi 3 kelompok yakni :
3
Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta keterpaduan
program PIK-Remaja sehingga remaja dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan
reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja secara
terpadu dengan memperlihatkan keadilan seluruh gender.
Keterangan :
1. Kontrasepsi
Kontrasepsi berawal dari kata kontrol berarti mencegah atau melawan
sedangkan kontasepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan
sel sperma yang mengakibatkan kehamilan . jadi, kontasepsi adalah
4
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma (Fitria,2008)
Syarat-syarat kontrasepsi (Hartanto,2007)
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Lama kerja dapat diatur menurut keinginan
c. Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal
d. Harganya dapat dijangkau masyarakat
e. Cara penggunaan sedehana
f. Tidak menganggu hubungan suami istri
g. Tidak memerlukan kontrol yang ketat selama pemakaian
Macam metode atau cara kontrasepsi
a. Metode kontrasepsi sederhana
1. Tanpa alat atau obat, antara lain
a) Metode kalender (pantangan berkala)
b) Metode lender servik
c) Metode suhu basal
d) Coitus interutus (senggama terputus)
e) Metode simpto-therma
2. Dengan alat atau obat, antara lain
a) Mekanisme (barrier)
b) Kondom
c) Intovagina wanita antara lain : diafragma, spons dan
kap sevix
d) Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal
cream, vaginal foam, vagina jelly, vagina
suppositoria, vaginal tablet
b. Metode kontrasepsi efektif
1. Kontrasepsi hormonal (KB pil dan suntik)
2. Implan
3. Alat kontrasepsi dalam rahim
c. Metode kontrasepsi (Hartanto,2007:42)
1. Metode operatif pria (MOP/Vasektomi)
5
2. Metode operatif wanita (MOW/Tubektomi)
2. Infertilitas
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung
(Keperawatan Medikal Bedah)
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang
telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak,
(Sarwono,2000).
Infertilitas berarti melaksanakan tugas dan upaya selama setahun
belum berhasil hamil dengan situasi rumah tangga normal (Manuaba,
2001).
Klasifikasi infertilitas terdiri dari 2 macam :
1. Infertilitas primer : jika perempuan belum berhasil hamil walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama
12 bulan berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder : jika perempuan pernah hamil namun tidak
berhasil untuk hamil lagi walaupun koitus teratur dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut
6
3. Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh
manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista dan pengaruhnya yang
berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran
kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi
standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering
menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik.
7
3) Menyatukan semua sumber daya dan dana baik nasional dan
intemasional untuk kegiatan-kegiatan pencegahan dan pemberantasan
PMS termasuk infeksi HIV/AIDS.
1. Vasektomi
Vasektomi adalah metode operasi pria (MOP) dengan jalan memotong
vas deferen sehingga tidak terdapat spermatozoa dalam cairan sperma.
Setelah menjalani vasektomi tidak segera akan steril, tetapi
memerlukan sekitar 12 kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dari
spermatozoa. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan kondom selama
12 kali sehingga bebas untuk melakukan hubungan seksual.
2. Tubektomi
Tubektomi adalah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopi
wanita. Keuntungan dari tindakan ini adalah :
a. Motivasi hanya dilakukan sekali saja
b. Efektivitas hampr 100%
c. Tidak mempengaruhi libiduo seksualis
d. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
8
Pelaksanaan tuubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan
dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit dengan
edema tuba, infeksi, dan alat-alat genital belum menciut.
9
BAB III
STUDI KASUS
10
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
a. Data inti
Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri :
Jumlah penduduk : 162 jiwa.
1) Umur : 0 – 5 th : 25
6 – 15 th : 47
15 – 19 th : 19
20 – 49 th : 43
> 49 th : 28
2) Pendidikan : Tingkat pendidikan pasangan usia subur masih
cukup rendah 65% merupakan tamatan SD maupun SMP.
3) Jenis kelamin :Pada kelompok usia 15-45 tahun :
Perempuan : 38 orang
Laki-laki : 24 orang
4) Pekerjaan : Petani dan peternak
5) Agama : Mayoritas penduduk Islam (Islam (72%), Kristen (24%)
dan Hindu (4%).
6) Nilai – nilai : 7 dari 10 pasangan subur beranggapan bahwa
penyuluhan KB di puskesmas tidak penting, daripada berkerja untuk
mencari nafkah untuk keluarga.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas
1. Lingkungan Fisik
Menurut hasi observasi lingkungan RT 02 RW 01 Kelurahan A sudah
baik, kebersihan lingkungan sangat terjaga karena sering diadakan kerja
bakti rutin penduduk.
2. Pelayanan kesehatan dan social
3. terdapat fasilitas pelayanan kesehatan berupa puskesmas akan tetapi
pelayanan masih kurang baik. Lokasi puskesmas masih cukup jauh
dengan persebaran penduduk kelompok pasangan usia subur yang ada
sehingga dari total kelompok penduduk pasangan usia subur yang ada
11
(10 pasang) hanya sekitar 3 pasangan yang mengetahui dan aktif
mengikuti kegiatan puskesmas. Sedangkan 7 pasangan usia subur sudah
mengetahui tapi tidak aktif mengikuti kegiatan puskesmas. Salah satu
program puskesmas yaitu program KB. Penyebab yang paling banyak
pasangan usia subur tidak aktif mengikuti program KB dikarenakan
adanya anggapan tidak penting dan fokus untuk mencari nafkah untuk
keluarganya ditambah juga tidak adanya asuransi yang mennaggung
untuk program. Keparahan bertambah akibat kurang aktifnya tenaga
puskesmas yang kurang aktif dalam penyebaran informasi terhadap
pasangan usia subur yang tidak mengikuti program puskesmas tersebut.
4. Ekonomi
Status ekonomi pasanganusia subur yang ada di RT 02 RW 01 Kelurahan
A menurut hasil wawancara dengan ketua RT 73% kelompok usia 20-45
tahun aktif bekerja baik sebagai petani maupun peternak dengan
penghasilan rata-rata Rp 1.000.000 yang kiranya cukup kurang untuk
menghidupi 4-7 orang per KK.
5. Keamanan
Lingkungan RT.02 dapat dikatakan cukup aman. Hal ini dikarenakan
tingkat kebersamaan antar warga juga erat, sarana dan prasarana kurang
memadai.
6. Politik dan kebijakan pemerintah
Upaya pemerintah yang ada di kawasan tersebut adalah penempatan
puskesmas yang cukup jauh dari penyebaran rumah warga. Ditambah
lagi program-program puskesmas belum berjalan maksimal dikarenakan
sosialisasi dari pihak puskesmas masih kurang.
7. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi dan sosialisasi petugas kesehatan puskesmas masih
kurang baik terkait dengan masih adanya penduduk yang tidak
menghimbau adanya program puskesmas untuk pasangan usia subur.
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan pasangan usia subur masih cukup rendah 65%
penduduk kelompok usia 20-45 tahun adalah lulusan SD maupun SMP.
12
Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan pasnagan usia subur
akan pentingnya mengikuti program puskesmas dan program-progran
lain yang berkaitan untuk menunjang kesehatan dan kesejahteraan
pasangan usia subur.
9. Rekreasi
Penduduk pasangan usia subur RT.02 jarang melakukan rekreasi karena
tidak terdapat area rekreasi yang dekat dengan wilayah mereka.
4.2 Analisa Data
13
puskesmas. Sedangkan 7
pasangan usia subur sudah
mengetahui tapi tidak aktif
mengikuti kegiatan
puskesmas.
4. tidak adanya asuransi yang
menaggung untuk program
puskesmas tersebut.
5. kurang aktifnya tenaga
puskesmas yang kurang
aktif dalam penyebaran
informasi terhadap
pasangan usia subur yang
tidak mengikuti program
puskesmas tersebut.
DS : Lokasi puskesmas Masalah Aktual :
Masyarakat beranggapan tidak masih cukup jauh perilaku
penting untuk mengikuti kesehatan
penyuluhan KB di puskesmas dan Adanya program KB cenderung
lebih fokus mencari nafkah untuk dari puskesmas beresiko (D0099)
keluarganya.
DO : tidak adanya
1. Sudah terdapat fasilitas asuransi yang
pelayanan kesehatan berupa menaggung untuk
puskesmas akan tetapi program tersebut.
pelayanan masih kurang
baik. Kurangnya minat
2. Lokasi puskesmas masih dan penghasilan
cukup jauh dengan
persebaran penduduk Ketidakpatuhan
kelompok pasangan usia
subur.
3. kelompok penduduk perilaku kesehatan
14
pasangan usia subur yang ada cenderung beresiko
(10 pasang) hanya sekitar 3
pasangan yang mengetahui
dan aktif mengikuti kegiatan
puskesmas. Sedangkan 7
pasangan usia subur sudah
mengetahui tapi tidak aktif
mengikuti kegiatan
puskesmas.
4. tidak adanya asuransi yang
mennaggung untuk program
puskesmas tersebut.
5. kurang aktifnya tenaga
puskesmas yang kurang aktif
dalam penyebaran informasi
terhadap pasangan usia subur
yang tidak mengikuti
program puskesmas tersebut.
1. Ketidakpatuhan
2. Masalah Aktual : perilaku kesehatan cenderung beresiko (D0099)
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana
pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal
terlebih organ reproduksinya. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat
menjaga dan memanfaatkan kesehatan reproduksinya.
5.2 Saran
Sebagai pasangan usia subur memang seharusnya menjaga dan
memanfaatkan organ reproduksinya sebaik mungkin untuk masa depan. Dan
sebagai tenaga kesehatan, perawat juga bertugas untuk mengedukasi
pengetahuan tentang organ reproduksi kepada masyarakat dan memberikan
layanan konsultasi untuk masalah keseatan reproduksi.
16
Daftar Pustaka
Sumber :
Benson, Ralph.2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:Arcan
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: ECG
Burner and suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8
volume 2. Jakarta : ECG
Manuaba. IBG. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB. Jakarta:ECG
Reeder, Sharon J .2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi dan
Keluarga. Edisi 18. Jakarta: ECG
Wiknjosastro.Hanifa.2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP
17