Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI DESTINASI

SUPER PRIORITAS MANDALIKA

(Studi Di Desa Bunjeruk, Jonggat, Lombok Tengah)

Oleh:

MUH. REZA PUJANAN HANDA

Nim. 170503068

JURUSAN PARIWISATA SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2021

1
A. Strategi Pengembangan Desa Wisata Sebagai Destinasi Super Prioritas

Mandalika (studi di Desa Bunjeruk, Jonggat, Lombok Tengah)

B. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang dan memiliki banyak destinasi

wisata yang menarik, baik bagi wisatawan dalam negeri maupun wisatawan luar

negeri.Memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia selain mempunyai

alam yang luar biasa indah juga memiliki banyak beragam adat istiadat serta

budaya yang unik. Sektor pariwisata juga sudah menjadi salah satu sektor

penting untuk menghasilkan devisa dan mempunyai kontribusi yang sangat

besar untuk meningkatkan pembentukan PDB di Indonesia. Sedangkan dari segi

kekuatannya, sektor pariwisata ini mempunyai daya tahan terhadap

perekonomian yang dapat diandalkan serta dikembangkan.

Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia

yang menjadi daerah tujuan wisata, yang disebabkan dengan keindahan alam

berupa pantai air terjun dan perbukitan yang tidak kalah menarik dengan daerah

tujuan wisata yang lain. Dengan posisi Nusa Tenggara Barat yang bersebelahan

dengan pulau bali sangat menguntungkan di sector pariwisata, karena bali yang

selama ini dikenal dengan surga wisata bagi wisatawan domestic maupun

mancanegara dapat memberikan imbas yang sangat baik.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan sektor pariwisata ini menjadi salah

satu dari lima (5) sektor prioritas pembangunan. Kelima sektor prioritas

pembangunan adalah pangan, energi, maritim, pariwisata, kawasan industri dan

2
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Agar pintu masuk wisatawan tidak hanya

dari satu pintu saja yaitu Bali, maka pemerintah akan melakukan pengembangan

10 destinasi prioritas yang diberi nama “10 Bali Baru”, dimana nama ini

hanyalah nama kiasan dan memberikan penekanan agar performance masing-

masing destinasi tersebut dapat sama dengan Bali. Jelaslah bahwa pariwisata

memang merupakan sektor unggulan dan pembangunan di Indonesia.

Pembangunan infrastruktur dan aksesibilitas menuju destinasi wisata telah dan

akan dibangun di seluruh wilayah propinsi di Indonesia demi untuk

menggerakkan pariwisata beserta pemberdayaan masyarakatnya.1

Berdasarkan kajian yang dibuat oleh World Travel & Tourism Council

(WTTC) diperkirakan pada tahun 2014 devisa dari sektor pariwisata di

Indonesia tumbuh sebesar 7,1 persen atau senilai USD 68,8 milyar.

Pertumbuhan ini diperkirakan akan memberikan dampak pada penyediaan total

lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 12,8 juta lapangan kerja atau

sebesar 9,1 persen total lapangan kerja dan sebanyak 3,2 juta lapangan kerja

langsung pada usaha pariwisata dan sektor pariwisata juga mampu menjalankan

fungsinya sebagai pengaman di saat krisis.2

1
Sulastyadi Yohanes, Eddyono Fauziah & Entas Derinta, Indicator Perencanaan
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, (Bandar Lampung: Aura CV. Anugrah Utama
Raharja,2019), hlm. 2.
2
Drs. Muchamad Zaenuri, Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah, (Yogyakarta: e-
Gov publishing,2012) hlm. 3-4.

3
Pembangunan kepariwisataan memiliki peran yang penting dalam aspek

ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam aspek ekonomi, sektor pariwisata

memberi kontribusi devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)

dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) beserta komponen-

komponennya. Dalam aspek sosial, pariwisata berperan dalam penyerapan

tenaga kerja, apresiasi seni, tradisi dan budaya bangsa, dan peningkatan jati diri

bangsa.Dalam aspek lingkungan, dapat mengangkat produk dan jasa wisata

seperti kekayaan dan keunikan alam dan laut, dan alat yang efektif bagi

pelestarian lingkungan alam dan seni budaya tradisional.3

Desa wisata adalah desa yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik

wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan dan pedesaan maupun

kehidupan social budaya kemasyarakatan yang dikelola dan dikemas secara

menarik dan alami dengan pengembangan vasilitas pendukung wisatannya,

dalam suatu tata lingkungan yang harmonis dan pengelolaan yang baik dan

terencana sehingga siap untuk menerima dan menggerakan kunjungan

wisatawan kedesa tersebut, serta mampumenggerakan aktivitas ekonomi

pariwisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan

masyarakat setempat.4

Sumber daya manusia merupakan merupakan hal yang sangat penting dalam
3
Drs. Muchamad Zaenuri, Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah, (Yogyakarta: e-
Gov publishing,2012) hlm. 2-3.
4
T. Prasetyo Hadi Atmoko, Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Brajan
Kabupaten Sleman, , (Yogyakarta: Akademi Pariwisata,2014), hlm. 5.

4
sektor pengembangan desa wisata sebab dengan keterbatasan sumber daya

manusia juga akan mengakibatkan terhambatnya sistem pengembangan desa

wisata baik dari digital promosi maupun sistem pemasaran tradisional dan media

cetak. Oleh karena itu usaha pengembangan sumber daya manusia merupakan

hal yang paling diutamaka oleh pemerintah.

Sebagaimana yang diketahui bahwa Desa Bunjeruk merupakan desa wisata

yang tergolong sebagai Destinasi Super Prioritas Mandalika yang merupakan

desa wisata yang mendukung dan sebagai penyangga MotoGp 2021 di Sirkuit

Mandalika, Desa Bunjeruk juga merupakan wisata sejarah yang merupakan

bagian dari District Bunjeruk pada masa penjajahan kolonial Belanda, bangunan

district yang masih utuh dijadikan sebagai wisata yang dikembangkan oleh

pemuda sadar wisata Desa Bunjeruk.5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis dapat

menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana strategi pengembangan desa wisata sebagai Destinasi Super

Prioritas Mandalika di Lombok Tengah?

2. Apa kendala dari pengembangan desa wisata sebagai Destinasi Super

Prioritas di Lombok Tengah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

5
Observasi (awal) Kepala Seksi Kelembagaan Pak Ismul Hadi di Dinas Pariwisata Provinsi
NTB pada tanggal 11 Desember 2020.

5
1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi pengembangan desa wisata sebagai

Destinasi Super Prioritas Mandalika

b. Untuk mengetahui apa saja kendala kendala dari pengembangan desa

wisata sebagai Destinasi Super Prioritas Mandalika

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

Dari penelitian ini, diharapkan bisa memperluas wawasan,

meningkatkan dan memantapkan pengetahuan yang didapat selama

perkuliahan tentang Desa Wisata dan menyadarkan kita akan

kepentingan pariwisata dalam mengurangi angka pengangguran di

suatu wilayah.

b. Bagi akademik

Diharapkan Bisa menambah informasi dan refrensi bagi pembaca

yang membutuhkan data-data penelitian tentang Desa Wisata Bunjeruk

dan pulau lombok.

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup

6
penelitian, cakupan, atau batasan peneliti yang akan dijadikan objek peneliti.

Peneliti membatasi ruang lingkup. Peneliti hanya melakukan penelitian di Desa

Bunjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.

2. Setting Penelitian

Seperti yang tercantum di dalam judul, penelitian ini adalah strategi

pengembangan desa wisata sebagai Destinasi Super Prioritas di Desa Bunjeruk,

Jonggat, Lombok Tengah.

F. Kerangka Teori

Salah satu cara penyusun proposal skripsi ini, berusaha melakukan penelitian

lebih awal terhadap pustaka yang ada baik itu berupa buku, karya-karya skripsi

maupun jurnal yang telah di teliti terdahulu.

1. Strategi

Secara bahasa kata Strategi atau “strategos atau strategia” berasal dari

kata Yunani (Greek) yang berarti “general or generalship” atau di artikan juga

sebagai sesuatu yang berkaitan dengan top manajemen pada suatu organisasi,

Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang

dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran

suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisai tersebut, Strategi

juga sebagai pedoman atau aturan bagaimana cara memanfaatkan sumber

daya yang terbatas, dengan terus menerus secara efektif, dan efisien untuk

7
mencapai tujuan dalam kurun waktu tertentu, dengan sangat memperhatikan

factor linkungan internal dan eksternal.6

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam pengembangannya

konsep mengenai strategi harus terus memiliki perkembangan dan setiap

orang mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda mengenai

strategi.Strategi dalam suatu dunia bisnis atau usaha sangatlah di butuhkan

untuk pencapaian visi dan misi yang sudah di terapkan oleh perusahaan,

maupun untuk pencapaian sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek

maupun tujuan jangka panjang.

Strategi adalah suatu cara atau teknik dalam membuat rencana agar

rencana tersebut bisa sesuai dengan kehendak atau keinginan kita strategi juga

bisa diartikan sebagai cara suatu organisasi atau lembaga maupun perusahaan

guna mencapai tujuan yang sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman

lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan

internal yang dimiliki

Strategi merupakan kegiatan perusahaan untuk mencari kesesuaian antara

kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal

(peluang dan ancaman) suatu pasar.Strategi yang baik disusun berdasarkan

kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam

6
Prof. Dr, Akdon, M.Pd, Strategik Management For Educational Management, (Bandung,
Alfabeta, 2011), hlm. 130

8
lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata

musuh.7

Strategi pariwisata adalah proses yang kompleks dengan

mempertimbangkan berbagai aspek serta segmen dan pariwisata. Perencanaan

yang tepat mengenai: fisik, hukum, promosi, keuangan, pasar ekonomi,

manajemen, sosial dan aspek lingkungan akan dapat membantu

mengembangkan pariwisata dengan cara yang menguntungkan. Konsep

perencanaan memiliki banyak makna sesuai dengan pandangan masing-

masing ahli dan sampai sekarang pun belum terdapat satu batasan yang dapat

diterima secara umum.8

2. Pengembangan

Pengertian pengembangan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah

cara atau hasil kerja mengembangkan, membuka, memajukann, menjadikan

jadi maju dan bertambah baik. Maka berdasarkan pengertian-pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata adalah usaha atau cara

memajukan bidang pariwisata.

Pengembangan pariwisata merupakan suatu bagian dari sebuah rencana

dalam bagian dalam upaya memajukan, memperbaiki, serta meningkatan

kondisi nyata daerah setempat sehingga dapat memberikan nilai tambah

maupun dapat memberikan manfaat bagi masyarakat local yang ada di sekitar
7
Rangkuti, Freddy, Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis, Dan Analisis
Kasus, (Jakarta: Pt. Sun royan 2005) hlm. 54.
8
Drs. Muchamad Zaenuri, Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah, (Yogyakarta: e-
Gov publishing,2012) hlm. 84.

9
kawasan wisata, dan merupakan proses yang berkesinambungan untuk

melakukan matching and adjustment yang terus menerus antara sisi supply

and demand kepariwisataan yang tersedia sehingga dapat tercapai misi yang

telah ditentukan.9

Kata pengembangan mengandung pengertian pembangunan secara

bertahap dan teratur serta yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki.

pengembangan bertujuan untuk mengenbangkan produk dan layanan yang

berkualitas, seimbang, dan bertahap. Dengan kata lain, pengembangan berarti

pembangunan yang dilakukan secara terus-menerus sampai mendapatkan hasil

yang diharapkan.

Terkait dengan pembangunan pariwisata, pengembangan merupakan suatu

strategi yang digunakan untuk memajukan, memperbaki, dan meningkatkan

kondisi kepariwisataan suatu daya darik wisata sehingga dapat dikunjungi

wisatawan. Di samping itu, mampu memberikan manfaat dan keuntungan bagi

wisatawan, industry pariwisata (investor), pemerintah, dan masyarakat local di

mana daerah tujuan wisata tersebut berada.10

Pengembangan pariwisata adalah merupakan pengembangan suatu daerah

tujuan pariwisata (destinasi pariwisata). Selain itu kegiatan pariwisata juga

dikatakan sebagai multiplier effect, dimana kegiatan pariwisata melibatkan

banyak unsur dan memberikan dampak positif terhadap berbagai macam


9
Fitriah badarap, “Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Di Kepulauan Togean
Provinsi Sulawesi Tengah”, Tourism and Houspitality essentials, Vol. 7, No.2 Agustus 2017, hlm. 99
10
Amerta I Made Suniastha, Pengembangan Pariwisata Alternatif, (Surabaya:Scopindo
Media Pustaka, 2019),hlm.13-14.

10
unsur, sehingga pengembangan daerah tujuan pariwisata memiliki peran

penting dalam berbagai efek lingkungan alam. Dari aspek ekonomi, dimana

sector pariwisata merupakan salah satu sector yang menjadi penggerak

perekonomian dan juga banyak memberikan konstribusi terhadap

peningkatan pendapatan devisa Negara dan juga pendapatan asli daerah serta

pendapatan masyarakat lokal.11

Pengembangan merupakan suatu proses, cara, perbuatan menjadikan

sesuatu menjadi lebih baik, maju, sempurna, dan berguna. Pengembangan

merupakan suatu proses/aktivitas memajukan sesuatu yang dianggap perlu

untuk ditata sedemikian rupa dengan meremajakan atau memelihara yang

sudah berkembang agar menjadi lebih menarik dan berkembang. Menurut

Gamal Suswantoro menjelaskan bahwa ˝Strategi pengembangan pariwisata

bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas,

seimbang dan bertahap˝.Dalam melakukan sebuah pengembangan pariwisata

daerah, peran serta pemerintah daerah sangat mutlak dibutuhkan.Dengan

tujuan, pengembangan pariwisata tersebut mengarah pada pembangunan

daerah.

Dalam mengembangkan sektor pariwisata, mengklasifikasikan

mengenai pola kebijakan pengembangan pariwisata yang meliputi:

a. Kebijakan umum

11
Ridwan Mohamad dan Windra Aini, Perencanaan Pengembangan Daerah Tujuan
Wisata,(Yogyakarta:CV Budi Utama, 2019). hal.2.

11
b. Arah pol kebijaksanaan pengembangan jalur wisatawan

c. Pola kebijakan pengembangan objek wisata

d. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana

e. Kebijakan pengembangan kelembagaan

f. Kebijakan pengembangan industri

Pembangungan dan perkembangan pariwisata sudah pasti akan

melibatkan masyarakat, sehingga akan memberikan dampak bagi kehidupan

masyarakat setempat, baik itu berupa dampak perkembangan ekonomi

maupun dampak yang bersifat negatif. Pengembangan pariwisata sangat

membantu dalam pengembangan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan.

Namun dengan perkembangan pariwisata juga bisa menyebabkan kerugian

dan berdampak negatif bagi masyarakat local itu sendiri. Dengan adanya

manfaat dan tantangan memberikan gambaran bahwa pengembangan

pariwisata bagaikan mengelola api, dimana pengelola dapat memanfaatkanya

untuk kemaslahatan masyarakat namun di satu sisi dapat menimbulkan

kerugian jika pengelolaan yang dilakukan tidak efektif. Untuk itu penelitian

mengenai dampak ekonomi dianggap sangat diperlukan sebagai langkah

evaluasi dan langkah preventif dalam menentukan langkah pengembangan

selanjutnya, karena pengembangan desa wisata memiliki karakter aktivitas

yang bersifat multisectoral. Pelaksanaan pengembangan pariwisata harus

terencana secara terpadu dengan pertimbangan-pertimbangan terutama

terhadap aspek ekonomi dan sosial-budaya masyarakat lokal. Pada setiap

12
tahapan pengembangan tersebut, pelaku pariwisata hendaknya dapat

meminimalisasi sebanyak mungkin dampak negatif yang akan timbul serta

berkaitan erat dengan pembangunan perekonomian dan sosial-budaya

masyarakat setempat12

Tujuan dari pengembangan pariwisata adalah memberikan keuntungan

bagi wisatawan, maupun masyarakat setempat. Pariwiwsata hendaknya dapat

memberikan kehidupan standar kepada warga setempat melalui keuntungan

ekonomi yang didapat dari tujuan wisata. Disamping itu pengembangan

pariwisata bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun

komunitas tuan rumah. Dengan adanya pembangunan pariwisata diharapkan

mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui keuntungan secara

ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut. Dengan kata lain pengembangan

pariwisata melalui penyediaan fasilitas infrastruktur, wisatawan dan penduduk

setempat akan saling diuntungkan. Pengembangan tersebut hendaknya sangat

memperhatikan berbagai aspek, seperti; aspek budaya, sejarah dan ekonomi

daerah tujuan wisata.Pada dasarnya pengembangan pariwisata dilakukan

untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan permasalahan.

3. Desa Wisata

12
Hermawan Hary, “Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi
Masyarakat Lokal”, Pariwisata, Vol. III No 2, Desember 2016 hlm. 107.

13
Desa wisata adalah suatu bentuk perkembangan pariwisata yang menitik

beratkan pada kontribusi masyarakat sekitar pedesaan dan pelestarian

lingkungan area pedesaan. Desa wisata memiliki produk wisata yang benilai

budaya dan memiliki karakteristik traditional yang kuat.

Desa wisata yaitu sebuah kawasan yang berkaitan dengan wilayah atau

berbagai kearifan lokal (adat-istiadat, budaya, potensi, yang dikelola sebagai

daya tarik wisata sesuai dengan kemampuannya, yang ditunjukan untuk

kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat. Kearifan lokal atau system

pengetahuan lokal yang dimaksud disini adalah pengetahuan yang khas yang

milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang sekian

lama , sebagai hasil dari proses hubungan timbal balik antara pnduduk

tersebut dengan lngkunganya13

Desa wisata juga diartikan sebagai “pengembangan desa menjadi

destinasi wisata dengan sistem pengelolaan yang bersifat dari, oleh, dan untuk

masyarakat. Desa wisata merupakan bentuk pariwisata, yang sekelompok

kecil wisatawan tinggal di dalam atau di dekat kehidupan tradisional atau di

desa-desa terpencil dan mempelajari kehidupan desa dan lingkungan

setempat.

4. Destinasi Super Prioritas Mandalika

13
Hermawan Hary, “Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi
Masyarakat Lokal”, Pariwisata, Vol. III No 2, Desember 2016 hlm. 109.

14
Destinasi Super Prioritas (DSP) Merupakan daerah wisata yang di

utamakan untuk menyambut wisatawan mancanegara pada MotoGp 2021 di

Kawasan Ekonomi Khusus di Mandalika. Destinasi Super Prioritas ini terdiri

dari desa-desa wisata yang berada di daerah Lombok dan termasuk juga Desa

Wisata Bunjeruk yang berada di Desa Bunjeruk Kecamatan Jonggat Kaupaten

Lombok Tengah dan di klarifikasi oleh Dinas Pariwisata Provinsi NTB .

G. Telaah Pustaka

` Untuk mendukung penelitian ini maka dilakukan telaah pustaka pada

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik pembahasan yang akan diteliti,

yaitu:

1. Skripsi Novia Dwi Seftiana, Strategi Pengembangan Desa Wisata Cempaka

Di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

Pengembangan sektor pariwisata merupakan bagian dari upaya untuk

menunjang pendapatan di daerah atau di suatu negara. karenakan adanya

sumber penerimaan bagi daerah ataupun negara. Akan tetapi sector

pariwisata masih memiliki banyak kendala, sehingga diperlukannya strategi

pengembangan yang pas oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat

dengan melihat peluang dan ancaman. Daerah yang memiliki banyak potensi

wisata di Kabupaten Tegal yaitu desa wisata Cempaka. Desa wisata

Cempaka merupakan desa wisata pertama yang berada di Kecamatan

Bumijawa. Maka dari itu, diperlukan strategi untuk mengembangkan desa

wisata Cempaka agar dapat berkembang dan meningkatkan minat

15
wisatawan untuk berkunjung dengan melihat faktor internal dan eksternal.

Selain itu, dalam pengembangannya tidak keluar dari ajaran-ajaran islam

sebab masyarakat sekitar mayoritas menganut agama islam.

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi guna pengembangan

desa wisata Cempaka di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan peneliti

menggunakan teknik anilisis SWOT. Untuk mengelola dan mengembangkan

potensi desa wisata diperlukan strategi yang tepat. Oleh karena itu, penelitian

menggunakan analisis SWOT yang menentukan kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh desa wisata Cempaka.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat fakor-faktor internal dan

eksternal dalam pengembangan desa wisata Cempaka. kekuatan dan peluang

yang dimiliki yaitu aspek pemasaran, kualitas SDM, penerapan teknologi

yang baik dan banyaknya minatwisatwan. Namun terdapat kekurangan dan

kendala dalam yaitu aksesbilitas dan belum lengkapnya fasilitas

dikarenakan dana yang kurang dan tidak didukung oleh dinas terkait. Solusi

untuk mengatasi kendala kendala terbut dapat dilakukan dengan

mempertahankan produk dan cirikhas sebagai dayatarik desawisata,

komitmen anggota pokdarwis, peningkatan kerjasama dan adanya kontribusi

semua pihak terkait untuk mendukung pengembangan desa wisata

Cempaka.Kemudian, dalam pandangan Ekonomi Islam pengembangan di

Desa Wisata Cempaka telah memenuhi nilai-nilai Islam, dimana

16
pembangunannya berdampak positif pada kesejahteraan dan ekonomi warga

desa Cempaka.14

Persamaan penelitian, jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif

deskriptif dimana penelitian ini membutuhkan informan sebagai sumber

utama penelitian dan meneliti tentang apa daya tarik yang harus

dikembangkan, dan menggunakan teknik anilisis SWOT. Namun berbeda

pada tujuan penelitian, penelitian yang dilakukan Novia Dwi Septiana, Strategi

Pengembangan Desa Wisata Cempaka Di Kecamatan Bumi Jawa Di

Kecamatan Tegal yaitu meneliti untuk merumuskan strategi pengembangan.

2. Skripsi Adhi Okta Pradhana Strategi Pengembangan Desa Wisata Candirejo

Oleh Koperasi Desa Wisata Candirejo Kabupaten Magelang.

Pengembangan pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam

meningkatkan pendapatan suatu daerah. Desa wisata Candirejo memiliki

potensi-potensi wisata yang indah dan menarik untuk dikembangkan. Oleh

karena itu, diperlukan adanya suatu pengembangan pada potensi yang ada di

desa wisata Candirejo supaya dapat meningkatkan pendapatan desa Candirejo

dari sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja

strategi dan pengembangan desa wisata Candirejo yang dilakukan oleh

koperasi desa wisata Candirejo kabupaten Magelang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

14
Novia Dwi Septiana, Strategi Pengembangan Desa Wisata Cempaka Di Kecamatan
Bumijawa Kabupaten Tegal,(Skripsi, FEBI IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2020),

17
kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari wawan cara dengan

Narasumber dan arsap/dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Teknik

penarikan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui

wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Validitas data yang digunakan

dalam penelitian ini dengan menggunakan model analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa potensi-potensi yang

ada di desa wisata Candirejo adalah potensi alam seperti Watu Kendil,

Tempuran, dan Tuk Banyu Asin.Kemudian potensi agrowisata seperti

tanaman ketela, tanaman papaya, tanaman rambutan, dan tanaman salak. Lalu

potensi seni dan budaya seperti kesenian Kubrosiswo, jathilan, dayakan,dan

nyadran. Strategi pengembangan desa wisata Candirejo oleh koperasi desa

wisata Candirejo adalah melalui program paket-paket wisata, program

pemetaan potensi wisata, program promosi, program kerja sama, dan program

pelatihan-pelatihan. Hambatan yang ditemui dalam strategi pengembangan

desa wisata Candirejo adalah terbatasnya dana, terbatasnya sumber daya

manusia, dan perbedaan bahasa.15

Persamaan penelitian, jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif

deskriptif dimana penelitian ini membutuhkan informan sebagai sumber

utama Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari wawan cara dengan

Adhi Okta Pradhana, Strategi Pengembangan Desa Wisata Candirejo Oleh Koperasi Desa
15

Wisata Candirejo Kabupaten Magelang,(Skripsi, FISIP,UNS, 2012).

18
Narasumber dan arsap/dokumen yang berkaitan dengan penelitian penelitian

dan meneliti tentang apa daya tarik yang harus dikembangkan, dan

menggunakan teknik anilisis SWOT. Berbeda pada subjek yang

mengembangkan desa wisata dalam penelitian Adhi Okta Pradana meneliti

satrategi pengembangan yang dilakukan oleh koperasi dan dalam penelitian

ini strategi pengembangan desa wisata dilakukan oleh pemuda sadar wisata

(pokdarwis) dan mendapatkan bimbingan dari Dinas Pariwisata Provinsi

untuk mengembangkan desa wisata.

3. Skripsi Agatha Patria Putri StrategiPengembangan Desa Wisata (Studi Kasus:

Desa Wisata Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga).

Desa Wisata Limbasari merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten

Purbalingga yang memiliki beragam potensi wisata baik potensi wisata alam

dan budaya yang layak untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata yang

menarik dan potensial di masa yang akan datang. Perkembangan Desa Wisata

Limbasari dapat dikatakan belum dikelola secara optimal karena masih

lemahnya pengelolaan sehingga perkembangan Desa Wisata Limbasari

lambat. Hal ini ditunjukan dengan sedikitnya jumlah wisatawan yang

berkunjung ke Desa Wisata Limbasari pada tahun 2015 jika dibandingkan

dengan dua desa wisata lain yang dikembangkan secara bersamaan pada tahun

2013. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pengelolaan yang tepat dengan

melibatkan para stakeholder yang ada guna mengembangkan kawasan Desa

Wisata Limbasari menjadi salah satu alternatif pilihan wisata bagi wisatawan.

19
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukkan alternatif strategi

pengelolaan yang harus diprioritaskan dalam rangka pengembangan Desa

Wisata Limbasari.Penelitian ini menggunakan metode Analisis Hirarki Proses

untuk menganalisis alternatif-alternatif kebijakan yang diusulkan oleh

keyperson melalui wawancara sebelumnya. Terdapat tiga alternatif kebijakan,

yaitu: status quo, community based tourism, dan pengembangan pasar.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan terbaik dalam pengelolaan

Desa Wisata Limbasari adalah mengembangkan Desa Wisata Limbasari

dengan melakukan pengembangan wisata berbasis masyarakat (community

based tourism). Community based tourism menjadi prioritas utama

dibandingkan alternatif kebijakan lainnya.16

Persamaan penelitian, penelitian ini meneliti tentang desa wisata yang

memiliki banyak daya tarik wisata sehingga dibutuhkan strategi dan

pengembangan terhadap cara kelola dan dijadikan sebagai destinasi desa

wisata namun penelitian ini bertujuan untuk meneliti apa saja yang harus

dikembangkan dan bagaimana strateginya, sedangkan penelitian yang

dilakukan dalam penelitian stratgi pengembangan desa wisata sebagai

destinasi super prioritas adalah mendeskripsikan apa sja strategi dan rencana

pengembangan desa wisata ini sehingga mampu menjadi desa wisata super

priorotas mandalika

16
Agatha Patria Putri, Strategi Pengembangan Desa Wisata (Skripsi,Fakultas Ekonomi
Bisnis, Universitas Diponegoro, Diponegoro 2017).

20
4. Widianto Dodi, Handoyo j.p, dan Fajarwati Alya, Pengembangan Pariwisata

Perdesaan (Suatu Usulan Strategi Bagi Desa Ketingan)

Pengembangan pariwisata pedesaan layak dikembangkan terutama untuk

mendorong kegiatan non pertanian yang pada harapannya nanti dapat

mendukung diversifikasi pedesaan untuk mengembangkan pariwisata

pedesaan dapat dilakukan degan mengidentifikasi potensi dan masalah yang

terdapat di daerah penelitian. Selanjutnya perumusan strategi dilakukan

dengan memanfaatkan analisis SWOT. Hasilnya adalah dirumuskannya

usulan strategi pengembangan berdasarkan strategi yang mendasarkan pada

strategi kekuatan dan peluang, strategi kelemahan dan peluang, strategi

kekuatan-kekuatan dan peluang, dan strategi kelemahan dan ancaman.

Untuk mengembangkan pariwisata pedesaan dapat dilakukan dengan

mengidentifikasi potensi dan masalah yang terdapat didaerah penelitian.

Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dari lapangan ataupun

data sekunder pendukung lainnya.Identifikasi potensi dilakukan berdasarkan

hasil survei lapangan maupun hasil Fokus Group Discussion.Rekomendasi

pengembangan yang di berikan berdasarkan analisi SWOT.17

Persamaan penelitian, jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif

deskriptif dimana penelitian ini membutuhkan informan sebagai sumber

17
Widianto Dodi, Handoyo j.p, dan Fajarwati Alya, “Pengembangan Pariwisata
Perdesaan”, Bumi Lestari, Vol.8 No. 2, Agustus 2008.

21
utama Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari wawan cara dengan

Narasumber dan arsap/dokumen yang berkaitan dengan penelitian penelitian

dan meneliti tentang apa daya tarik yang harus dikembangkan, dan

menggunakan teknik anilisis SWOT. Namun tujuan penelitian ini

menemukan usulan strategi pengembangan berdasarkan strategi yang

mendasarkan pada strategi kekuatan dan peluang, strategi kelemahan dan

peluang, strategi kekuatan-kekuatan dan peluang, dan strategi kelemahan dan

ancaman.

5. Deby Marlina Nainggolan Dan I Made Adikampana Strategi Pengembangan

Pantai Sawangan Sebagai Daya Tarik Wisata Nusa Dua

Strategi Pengembangan Pantai Sawangan sebagai Daya Tarik Wisata di

Nusa Dua Untuk mengetahui strategi pengembangan Pantai Sawangan

sebagai daya tarik wisata, maka langkah pertama yang dapat dilakukan

adalah dengan menganalisis Pantai Sawangan menggunakan pendekatan

SWOT yaitu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Potensi wisata yang dimiliki oleh Pantai Sawangan sebenarnya tidak

kalah indah dengan pantai-pantai yang terdapat di Nusa Dua. Pantai

Sawangan sama halnya memiliki potensi wisata yang cukup indah dengan

pantai-pantai di sekitarnya seperti Pantai Geger dan Pantai Pandawa yang

saat ini sudah cukup dikenal. Kesamaan potensi wisata dari ketiga pantai

tersebut adalah pantai-pantai tersebut memiliki pasir putih yang bersih, dapat

menyaksikan matahari terbit/sunrise, air laut yang bersih,dan memiliki ombak

22
sedang. Namun, yang membedakan Pantai Sawangan dengan pantai-pantai

yang sudah terkenal tersebut adalah hanya Pantai Sawangan yang memiliki

daya tarik wisata unta dikarenakan pihak Bali Camel Safari telah lama berada

di Pantai Sawangan dan mempunyai kerja sama dengan Hotel Nikko serta

pantai ini belum cukup dikenal dan hanya sedikit ditemukan wisatawan maka

dari itu perlu adanya dilakukan penyusunan strategi pengembangan.

Dalam melakukan pengembangan di Pantai Sawangan, strategi yang

digunakan yaitu memberdayakan masyarakat dalam pengembangan

pariwisata baik dari segi peluang kerja serta segala sesuatu yang berkaitan

dengan pemeliharaan lingkungan agar Pantai Sawangan tidak mengalami

kerusakan di kemudian hari.Selain itu juga, strategi yang dapat diambil

adalah dengan menambahkan fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata agar

dapat menjadikan Pantai Sawangan sebagai salah satu daya tarik yang wajib

dikunjungi oleh wisatawan.18

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian.

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan

kualitatif yang bersifat deskriptif.Karena data yang dikumpulkan lebih banyak

berupa informasi atau keterangan-keterangan atau pemaparan dari suatu

peristiwa yang diteliti.Dalam pendekatan penelitian ini peneliti tidaklah hanya

18
Nainggolan.D.M Dan I Made Adikampana, “Strategi Pengembangan Pantai Sawangan
Sebagai Daya Tarik Wisata Nusa Dua”, Destinasi Pariwisata Vol.III, No.2, Desember, 2015.

23
mengumpulkan dan kemudian menyusun data, tapi juga melakukan analisis.

Sebagaimana dikatakan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.19

Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang dimana seorang peneliti yang menjadi instrumen kunci dalam

pengumpulan data-data tertulis atau lisan ataupun fenomena yang dapat

dilihat.

Jadi pendekatan kualitatif adalah cara dalam sebuah penelitian guna

menghasilkan data deskriptif yaitu apa yang dinyatakan oleh informan, baik

itu informasi secara lisan maupun tulisan dan perilaku-perilaku yang nyata

dilihat. Dengan demikian dalam sebuah penelitian kualitatif, peneliti adalah

instrumen utama dalam pengumpulan data-data empiris yang berbentuk lisan,

tulisan, maupun tingkah laku nyata. Dan data-data yang diperoleh akan

dipaparkan oleh peneliti sendiri.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu suatu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar,

dan bukan angka-angka, dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.

Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan untuk

memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

19
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 4

24
Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya20

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan

teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta)

dan in dept interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus

berinteraksi dengan sumber data. Dengan begitu penelitian kualitatif harus

mengenal betul orang yang memberikan data.21

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen sekaligus

sebagai pengumpul data sehingga keberadaanya di lokasi mutlak

diperlukan.Kehadiran peneliti di lokasi perlu digambarkan secara eksplisit

dalam laporan penelitian.

Untuk memperoleh data yang lengkap, peneliti melibatkan dengan cara

terjun langsung ke lapangan dan melakukan pengamatan secara cermat

terhadap objek penelitian. peneliti bertindak sebagai instrument kunci

sekaligus sebagai pengumpulan data. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan

data yang akurat dan lengkap mengenai strategi pengembangan desa wisata

melalui pemberdayaan masyarakat

20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014), hlm.11.
21

25
Dalam penelitian kualitatif merupakan penelitian interpretif, yang

didalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus

menerus dengan para partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya

memunculkan serangkaian isu-isu strategis, etis, dan personal dalam proses

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berperan untuk mengidentifikasi

bias-bias, nilai-nilai, dan latar belakang pribadinya secara refleksif, seperti

gender, sejarah, kebudayaan, dan status sosial ekonominya, yang bisa saja

turut membentuk interpretasi mereka selama penelitian.Selain itu, para

peneliti kualitatif juga berperan memperoleh entri dalam lokasi penelitian dan

masalah-masalah etis yang biasa saja muncul secara tiba-tiba.22

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain

lain.Berkaitan dengan hal itu, pada bagian ini jenis data di bagi ke dalam kata-

kata, tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.23

a. Kata-kata dan tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati dan diwawancarai

merupakan data utama.Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis

atau melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto, atau film.

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan


22
John w. Creswell, Reseach Design Pendekatan Kualitaif, Kuantitatif, Dan Mixed,
(yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 264,265
23
Dr. Basrowi, M.Pd. dan Dr. Suswandi, M.Si. Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2009), hlm.169.

26
berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan mengamati,

mendengar, dan bertanya. Hal tersebut dilakukan secara sadar dan terarah

karena memang direncanakan oleh peneliti. Terarah karena memang dari

berbagai informasi yang tersedia, tidak seluruhnya akan digali oleh

peneliti. Senantiasa bertujuan karena peneliti mempunyai seperangkat

tujuan penelitian yang diharapkan dicapai untuk memecahkan sejumlah

masalah penelitian.

b. Sumber Tertulis

Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari

sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber

dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.Buku, skripsi, tesis,

jurnal, dan karya ilmiyah lainnya sangat berharga bagi peneliti guna

menjajaki keadaan seseorang atau masyarakat di tempat penelitian.Dan

terbitan resmi pemerintah pun dapat merupakan sumber yang sangat

berharga.

c. Foto/Rekaman Hendikcam

Foto merupakan hasil data deskriptif yang cukup berharga dan sering

digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis

secara induktif.Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam

penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang

dihasilkan oleh peneliti sendiri.

27
Pada umumnya foto merupakan pendorong kearah menghasilkan data

dan umumnya tidak digunakan secara tunggal untuk menganalisis data,

melainkan foto digunakan sebagai pelengkap pengambilan data terhadap

cara dan teknik lainnya.

d. Data statistik

Data statistik merupakan pembantu dan pemberi gambaran tentang

kecenderungan subjek pada latar penelitian. Misalnya, statistic akan

memberikan gambaran tentang kecenderungan bertambah atau

berkurangnya bayi yang lahir di suatu desa dikaitkan dengan intensifikasi

program keluarga berencana, tentang kecenderungan kematian orang tua,

penerimaan siswa disekolah setiap tahun naik atau turun.24

Jenis-jenis penelitian dibedakan berdasarkan jenis data yang diperlukan

secara umum dibagi menjadi dua, yaitu penelitian primer dan penelitian

sekunder.25

a. Data Primer

Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari sumber

pertama, biasanya kita sebut dengan informan.Data atau informasi

diperoleh melalui observasi dan wawancara. Adapun yang menjadi objek

dalam penelitian ini adalah masyarakat dan pengelola desa wisata

b. Data Sekunder
24
Dr. Basrowi, M.Pd. dan Dr. Suswandi, M.Si. Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2009), hlm. 172.
25
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2006), hlm.16

28
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan

berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku

harian, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai istansi

pemerintah.Data sekunder juga dapat berupa majalah, bulletin publikasi

dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti

kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, dan

sebagainya.Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti maka peneliti melakukan berbagai pendekatan untuk mendapatkan

data dari masyarakat dan pengelola desa wisata disana

4. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diinginkan maka menggunakan dua

metode dalam mengumpulkan data dengan cara observasi dan interview:

a. Observasi NonPartisipan

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis, psikologis.Dua diantaranya yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.26 Observasi

adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai

fenomena sosial dengan gejala-gejala

26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta
2019), hlm. 145

29
Psikologis untuk kemudian dilakukan pencatatan.27 Dalam observasi

juga ada teknik untuk mengumpulkan data dan teknik yang dipakai oleh

peneliti teknik non partisipan yakni observasi yang bersifat tidak mengikuti

segala kegitan atau progam yang dijalani di Desa Wisata Bunjeruk.

b. Wawancara

Dalambuku metodologi penelitian, wawancara merupakan suatu

kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara

pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) tentang

masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh

persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan

dengan masalah yang diteliti. Dan wawancara adalah pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi atau pendapat dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu topik tertentu.

Tanpa wawancara peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat

diperoleh dengan bertanya kepada informan.

Jenis wawancara yang digunakan peneliti yakni wawancara tidak

terstrukur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya.Pedoman wawancara yang

27
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek,( Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004), hlm.63.

30
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan (terbuka atau bebas). 28

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah

berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan hariann, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi,

peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses memilih, memilah, membuang, dan

menggolongkan data. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber. Data yang beraneka ragam dibaca,

dipelajari, ditelaah dan direduksi dengan jalan membuat rangkuman inti

(abstraksi).Setelah melakukan abstraksi data disusun sesuai dengan tema-

tema.Kemudian dilanjutkan penafsiran sebagai hasil temuan sementara,

temuan sementara tersebut ditelaah secara berulang-ulang hingga mampu

menjadi sebuah teori substantif.


28
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 74.

31
Dalam analisis data diperlukan beberapa tahapan,

a. Data collection, atau koleksi data ialah pengumpulan data dengan analisis

data, yang mana data tersebut diperoleh selama melakukan pengumpulan

data tanpa proses pemilahan.

b. Data reduction yaitu pengolahan data yang mencakup kegiatan

mengikhtiarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-

milahnya ke dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu atau tema

tertentu.

c. Data display atau penyajian data ialah data yang dari kencah penelitian

dipaparkan secara ilmiah oleh peneliti dengan tidak menutupi kekurangan.

d. Conclusions drawing atau penarikan kesimpulan dengan melihat kembali

pada reduksi data (pengurangan data) dan data display sehingga

kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari data yang diperoleh.29

Proses analisis data kualitatif :

a. Mencatat peristiwa yang ada dilapangan berupa catatan lapangan,

kemudian di beri kode sehingga sumber data dapat ditelusuri

b. Mengumpulkan, memilah-milah, melakukan klarifikasi, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan member indeks

29
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), hlm. 69-70.

32
c. Berfikir untuk memperjelas kategori data sehingga data yang ada bermakna

dengan mencari dan menemukan pola serta hubungan-hubungan dan

membuat temuan-temuan umum.30

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu dilakukan

proses penyaringan. Khususnya yang bertugas mengolah data.Di dalam buku-

buku lain sering disebut pengolahan data, ada yang menyebut data

preparation, ada pula data analisis.

a. Pengumpulan data: data yang dikumpulkan dari proses dokumentasi dan

wawancara diajdikan sebagai bahan analisis.

b. Reduksi data: data yang sudah dikumpul dari studi lapangan diseleksi dan

dikompirmasikan.Dalam reduksi data ini dipilih data yang berkaitan

langsung dengan penelitian. dengan demikian penelitian terfokus pada

maslah yang diteliti.

c. Penyajian data: data yang telah melalui proes reduksi. Ditampikan dalam

kumpulan kata yang luas dan mudah dicerna, demikian aspek

kebermaknaan penelitian akan difokuskan dalam proses penyajian data.

d. Pemeriksaan dengan interprestasi: setelah data yang disajikan secara rinci

maka langkah selanjutnya adalah membahas data yang telah disajikan

tersebut. Dalam pembahasan ini peneliti dapat memberikan penafsirn,

argumentasi, menemukan makna dan mencari hubungan antar beberapa

30
Dr. Basrowi, M.Pd. dan Dr. Suswandi, M.Si. Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2009), hlm.192-193

33
komponen serta dikaitkan dengan teori pendukung.Hal ini untuk

mendiskripsikan secara lebih baik masalah yang diteliti.

e. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi: penarikan kesimpulan data

penelitian kualitatif menggunakan penafsiran dalam bentuk uraian yang

diperluas guna mendpatakan hasil analisis yang berlanjut, berulang dan

terus-menerus.

I. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak

tanggal 20 Desember 2020 telah melakukan Observasi selama 2 bulan disetiap

hari Sabtu dan Minggu, 1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan.

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di lima dusun yang menjadi

andalan desa wisata ini diantaranya Dusun Presak, Batu Jering, Bunjeruk dalem,

Bat Peken Timuk, dan Dusun Loang Tune Desa Bunjeruk, Kecamatan Jonggat,

Kabupaten Lombok Tengah dan meminta data serta jumlah penduduk di Kantor

Desa Bunjeruk.

34
DAFTAR PUSTAKA

Sulastyadi Yohanes, Eddyono Fauziah & Entas Derinta, Indicator Perencanaan


Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan,

Drs. Muchamad Zaenuri, Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah,

T. Prasetyo Hadi Atmoko, Strategi Pengembangan Potensi Desa Wisata Brajan


Kabupaten Sleman,

Paturusi, Samsul, Perencanaan Tata Ruang Kawasan Pariwisata.

Hermawan Hary, Jurnal, Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran


Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal.

Skripsi, Novia Dwi Septiana, Skripsi, Strategi Pengembangan Desa Wisata Cempaka
Di Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

Adhi Okta Pradhana, Skripsi 2012, Strategi Pengembangan Desa Wisata Candirejo
Oleh Koperasi Desa Wisata Candirejo Kabupaten Magelang.

Agatha Patria, Putri Strategi Pengembangan Desa Wisata.

Widianto Dodi, Handoyo j.p, dan Fajarwati Alya, Pengembangan Pariwisata


Perdesaan.

Nainggolan.D.M Dan I Made Adikampana Strategi Pengembangan Pantai


Sawangan Sebagai Daya Tarik Wisata Nusa Dua.

35
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif.

John w. Creswell, Reseach Design Pendekatan Kualitaif, Kuantitatif, Dan Mixed.

Dr. Basrowi, M.Pd. dan Dr. Suswandi, M.Si. Memahami Penelitian Kualitatif.

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif.

Hermawan Hary, Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap


Ekonomi Masyarakat Lokal.

36

Anda mungkin juga menyukai