Anda di halaman 1dari 7

Perhitungan Biaya Untuk Produk Sampingan (by products) dan

Produk Gabungan (joint products)

Notulen : AISYA PUTRI HARIANTIKA


NIM : 19001001

Definisi Produk Sampingan dan Produk Gabungan

Produk Sampingan (by product) suatu produk dengan total nilai yg relatif kecil dan
dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan suatu produk lain yang total
nilainya lebih besar.
Produk utama (main product) Produk dengan nilai total yg lebih besar.
Produk Gabungan diproduksi bersamaan melalui suatu proses, di mana produk yg
dihasilkan memiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk yg sesuai dengan hasil
pemrosesan itu.
Titik Pisah Batas (Split-off Point) adalah Titik di mana produk-produk tersebut
dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual.

Karakteristik Produk Sampingan dan Produk Gabungan Asal mula produk sampingan:

• Pembersihan produk utamaSisa atau sampah, seperti gas dan tar yang dihasilkan
dari produksi arang yang memiliki nilai sisa atau serbuk gergaji dipenggergajian
kayu.
• Proses persiapan bahan baku sebelum digunakan dalam produksi produk
utama.Contohnya pemisahan biji kapas dari kapas, buah apel dari biji apel, dan kulit
dari biji coklat.

Klasifikasi Produk Sampingan:

1. Yang dijual dalam bentuk asalnya tanpa proses lebih lanjut , dan
2. Yang membutuhkan proses lebih lanjut agar dapat dijual
Biaya Gabungan

Biaya gabungan (joint cost) adalah biaya yg muncul dari produksi secara simultan
atas berbagai produk dalam proses yang sama.Satu jumlah total untuk semua produk
yang tidak dapat dibagi.Total biaya dari beragam produk melibatkan biaya gabungan
maupun biaya produksi produk individual terpisah. Biaya produk terpisah (separable
cost) adalah biaya dengan produk individual dan pada umumnya todak memerlukan
alokasi. Sementara, biaya produksi gabungan memerlukan alokasi ke produk-produk
individual.

Kesulitan dalam Menghitung Biaya Produk Sampingan dan Produk Gabungan

Biaya gabungan yang sesungguhnya tidak dapat dibagi. Biaya yang


diakumulasikan sebelum titik pisah batas harus ditanggung oleh masing-masing produk
berdasarkan selisih harga jual dan biaya untuk menyelesaikan dan menjual produk
setelah titik pisah batas.

Metode untuk Menghitung Biaya Produk Sampingan

Metode yang dapat diterima untuk menghitung biaya produk sampingan terdiri
atas dua kategori.Dalam kategori pertama, biaya produksi gabungan tidak dialokasikan
ke produk sampingan. Dalam kategori ini, ada dua matode. Pendapatan yang dihasilkan
dari penjualan produk sampingan dikreditkan ke pendapatan atau ke biaya produk
utama. Metode ini dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap pendapatan
kotor dari produk sampingan dan disebut sabagi metode 1.
Dalam metode 1, pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan ditampilkan
dalam laporan laba rugi sebagai salah satu dari kategori ini:
a) Pendapatan lain-lain.
b) Tambahan pendapatan penjualan
c) Pengurang harga pokok penjualan dari produk utama
d) Pengurang biaya produksi produk utama
Dalam metode 2, pendapatan bersih dari produk sampingan, (pendapatan dari
penjualan produk sampingan dikurangi dengan biaya administratif dan pemasaran
untuk memasarkan produk sampingan, kemudian dikurangi lagi dengan biaya
pemrosesan lebih lanjut setelah titik pisah-batas) ditampilkan di laporan laba rugi
sebagai salah satu dari keempat kategori untuk metode 1sebagaimana disebutkan di atas.
Dalam kategori yang kedua untuk menghitung biaya produk sampingan, sebagaian
biayagabungan dialokasikan ke produk sampingan tersebut. Alokasi biaya gabungan
seperti ini dapatdikatakan hampir sama dengan perlakuan terhadap produk gabungan.

METODE 1 : Pengakuan Pendapatan kotor


Metode pendapatan kotor (gross revenue method),biaya persediaan final dari produk
utama dihitung terlalu tinggi (overstated) karena menanggung biaya yang seharusnya
dibebankan keproduk sampingan.

Metode 1a: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pendapatan Lain-lain.

Metode 1b: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Tambahan Pendapatan Penjualan


Metode 1c: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Harga Pokok Penjualan

Metode 1d: Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Biaya Produksi

METODE 2 : Pengakuan Pendapatan Bersih


Pengakuan Pendapatan Bersih (net revenue method) mengakui adanya
kebutuhan untuk membebankan biaya yg dapat ditelusuri ke produk sampingan, tetapi
tidak berusaha mengalokasikan biaya produksi gabungan ke produk sampingan.Biaya
yg terjadi setelah titik pisah batas dicatat dalam akun yg terpisah dari produk
utama. Nilai by-product diakui sebesar net revenue yang dihitung dengan
mengurangkan biaya setelah split-off point, biaya pemasaran, dan biaya administrasi
dari gross revenue.
METODE 3: Metode Biaya Penggantian.

Metode Biaya Penggantian (replacement cost method) digunakan oleh


perusahaan yg produk sampingannya digunakan oleh perusahaan itu sendiri dan
menghilangkan kebutuhan untuk membeli bahan baku serupa dari pemasok.Biaya
produksi dari produk utama dikreditkan, dan debitnya diposting ke departemen yang
menggunakanproduk sampingan tersebut. Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal
tersebut merupakan biayapembelian atau biaya penggantiannya.

METODE 4 : Metode Harga Pasar

Metode harga pasar(market value method) atau metode pembatalan biaya, pada
dasarnya hampir serupa dengan teknik yang diilustrasikan dalam metode 1(d) . Tetapi,
metode ini mengurangi biaya produksi dari produk utama, bukan dengan pendapatan
aktual yang diterima, melainkan dengan estimasi nilai produk sampingan pada saat
dijual. Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja, atau overhead pabrik yang terjadi
setelah titik pisah batas dibebankan ke produk sampingan.Saldo dari akun ini dapat
ditampilkan di laporan laba rugi dengan salah satu cara.
Metode 4 didasarkan pada gagasan bahwa biaya produk sampingan berkaitan
dengan nilai jualnya. Adalah mungkin untuk menggunakan gabungan total harga pasar
dari produk utama dan produk sampingan pada titik pisah batas sebagai dasar untuk
mengalokasikan sebagian biaya keproduk sampingan.
Lawannya dikredit ke biaya produksi dari produk utama. Dalam pendekatan
ini,perlakuan terhadap produk sampingannya serupa dengan produk gabungan. Dalam
kasus apa pun, biaya produk sampingan yang terjadi setelah titik pisah batas dibebankan
ke produk sampingan.
Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan.

1. Metode Harga Pasar


Harga pasar dari produk apa pun sampai batas tertentu adalah manifestasi dari
biaya yg dikeluarkan untuk memproduksinya.. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap
produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai
pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang
berbeda.
Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih tinggi
daripada yang lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksinya juga lebih tinggi dibandingkan produk lain. Jadi dalam metode ini
kelangkaan tidak mempunyai pengaruh dalam menentukan harga jual. Karena asumsi
itulah, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada
nilai jual relatif masing-masing produk bersama.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
Produk gabungan yang dapat dijual pada titik pisah-batas(split-off point)
Metode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi
lanjutan dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost)
dialokasikan ke masing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai
jualnya terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.
Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik pisah-batas(split-off point)
Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat
diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan
sehingga harga jual tidak dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar
yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar
hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih
lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah
pemisahan.

2. Metode rata-rata biaya per unit


Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke
berbagai produk atas dasar biaya per unit. Metode ini digunakan jika dari satu proses
produksi bersama dihasilkan beberapa produk yang bisa diukur dalam satuan yang
sama meskipun dalam kualitas yang berbeda-beda. Perusahaan yang menggunakan
metode ini berpendapat bahwa semua produk yang dikerjakan dengan proses yang sama
harus menerima bagian yang sebanding dengan total biaya gabungan berdasarkan unit
yang diprosuksi.

3. Metode rata-rata tertimbang


Pada banyak industri, metode-metode yang telah dibahas diatas tidak dapat
memberika solusi yang memuaskan dalam mengalokasikan biaya bersama karena tidak
mempertimbangkan segi kualitas dari suatu produk. Sehingga mucullah metode yang
menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan pembuatan,
waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya
bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas
perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai
dasar untuk alokasi.

4. Metode unit kuantitatif / satuan fisik


Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan berdasarkan
satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan sebagainya. Jika produk
bersama mempunyai ukuran yang berbeda maka harus ditentukan koefisien
ekuivalesinya yang digunakan untuk mengubah satuan yang berbeda kedalam satuan
yang sama. Metode ini beranggapan bahwa setiap produk dapat diidentifikasi sesuai
dengan tingkat pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai