Anda di halaman 1dari 16

DOKUMEN PEMILIHAN

Nomor: 002/DLKR-P/BANG/XII/2015

Tanggal : 7 Desember 2015

untuk

PENGADAAN JASA KONSULTANSI


PEKERJAAN PENYUSUNAN BATAS-BATAS
DAERAH LINGKUNGAN KERJA (DLKr) dan DAERAH
LINGKUNGAN KEPENTINGAN (DLKp) PELABUHAN
BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH
(LELANG TIDAK MENGIKAT)

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan


Kantor Pusat dan Satuan Kerja Sementara di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut

DIREKTORAT PELABUHAN DAN PENGERUKAN


DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

TAHUN ANGGARAN 2016

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik


Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
60

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


Uraian Pendahuluan7
1. Latar Belakang Pelabuhan merupakan infrastruktur publik yang
sangat bermanfaat untuk mendukung
pengembangan perdagangan dan perekonomian
nasional. Perencanaan pelabuhan yang tidak tepat
mengakibatkan pelayanan pelabuhan yang kurang
efisien. Dalam rangka implementasi Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015, setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana
Induk Pelabuhan, serta untuk penyelenggaraan
pelabuhan yang efektif dan efisien perlu disusun
Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp).

Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang


pelabuhan berupa peruntukan rencana tata guna
tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja dan
Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan. Daerah
Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) adalah wilayah
perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal
khusus yang digunakan secara langsung untuk
kegiatan pelabuhan. Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan (DLKp) adalah perairan di
sekeliling Daerah Lingkungan Kerja pelabuhan yang
dipergunakan untuk menjamin keselamatan
pelayaran. Penentuan batas-batas yang jelas dalam
penyelenggaraan pelabuhan sangat diperlukan. Hal
ini dibutuhkan dalam rangka memberikan kepastian
hukum bagi pihak penyelenggara pelabuhan laut dan
pengguna jasa pelabuhan serta untuk menjamin
keselamatan pelayaran dan kelancaran serta
ketertiban penyelenggaraan pelabuhan.

Kerangka acuan ini merupakan penjabaran rencana


penyusunan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan (DLKp) sehingga penyelenggara
pelabuhan laut dan pengguna jasa pelabuhanbaik
pengambil kebijakan di pusat maupunpelaksana
pada masing – masing kegiatan dapat bersinergi
secara optimal.

7 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Dokumen Pengadaan Standar
Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
61

2. Maksud dan Maksud dilaksanakannya kegiatan penyusunan


Tujuan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp)
guna memberikan arahan dalam penyelenggaraan
pelabuhan dan pemanfaatan ruang di pelabuhan
baik di sisi darat. maupun di sisi perairan. Tujuan
dari kegiatan ini antara lain adalah:
a. Memberikan batas-batas penyelenggaran
pelabuhan laut sesuai rencana induk pelabuhan
yang telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan
operasional pelabuhan.
b. Memberikan jaminan keselamatan pelayaran dan
kelancaran serta ketertiban dalam
penyelenggaraan pelabuhan.
c. Memberikan kepastian hukum dan kepastian
usaha bagi pihak penyelenggara pelabuhan laut
maupun pengguna jasa pelabuhan laut serta
pihak terkait lainnya.

3. Sasaran Tercapainya kajian dan analisa DLKr dan DLKp


sebagai salah satu syarat penetapan DLKr DLKp.

4. Lokasi Kegiatan ini akan dilakukan di Pelabuhan Banggai.


Pekerjaan
5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:
Pendanaan Kegiatan ini didanai dari sumber dana APBN DIPA TA.
2016 pada Satker Peningkatan Fungsi Pelabuhan dan
Pengerukan Pusat.

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Andi Hardianto,


Organisasi S.Kom, MT.
Pejabat
Pembuat Satker Peningkatan Fungsi Pelabuhan dan
Komitmen Pengerukan Pusat.

Data Penunjang8
7. Referensi a. Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2008 tentang
Hukum Pelayaran
b. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51

8 Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
62

Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan


Pelabuhan Laut

Ruang Lingkup
7. Lingkup Untuk mencapai tujuan dilaksanakannya kegiatan ini
Pekerjaan dan memastikan proses implementasi yang
komprehensif maka pelaksanaan kegiatan ini akan
mencakup berbagai aktifitas berikut ini dan akan
melibatkan berbagai unit terkait:
a. Penyesuaian dengan Rencana Induk Pelabuhan
Nasional/Tatanan Kepelabuhan Nasional
b. Pengumpulan data Rencana Induk Pelabuhan
dengan pendekatan kebutuhan operasional.
c. Melaksanakan survey lapangan untuk
mendukung penyusunan Daerah Lingkungan
Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan (DLKp), yang meliputi
kegiatan:
1) Pengamatan lapangan secara visual;
2) Dokumentasi keadaan lapangan melalui foto-
foto;
3) Wawancara kondisi lapangan dengan pejabat
setempat, penduduk setempat, dan para
pengguna jasa pelabuhan;
4) Pengukuran wilayah Daerah Lingkungan
Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan

Penetapan luasan kebutuhan ruang daratan dan


perairan pelabuhan sesuai Rencana Induk Pelabuhan
berdasarkan kebutuhan operasional

8. Pelaksanaan a. Pengumpulan Data di Jakarta


Pekerjaan Pengumpulan data sekunder dilakukan di Jakarta
sebelum kunjungan lapangan, tujuannya adalah
untuk mendapatkan :
1) Data Rencana Induk Pelabuhan;
2) Data rencana kebutuhan ruang fasilitas pokok
dan penunjang;
3) Data status tanah daratan pelabuhan sesuai
data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
b. Survei Pendahuluan
Dalam rangka investigasi dan inventarisasi
lapangan maka kunjungan ke lokasi pelabuhan
dilakukan 1 (satu) kali dengan tujuan untuk
mengumpulkan data primer guna mempersiapkan
penyusunan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
63

(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan


Pelabuhan (DLKp) serta pengumpulan data dan
informasi dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Provinsi setempat
c. Survey Lapangan
Setelah dilakukan telaah awal dan survei
pendahuluan (reconnaisance survey), selanjutnya
Konsultan harus melakukan Survei Lapangan,
yang terdiri dari beberapa kegiatan :
1) Penentuan titik koordinat batas-batas DLKr
dan DLKp pelabuhan.
Referensi yang digunakan adalah Rencana
Induk Pelabuhan. Penentuan titik koordinat
batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan
dilakukan dengan pengukuran Global
Possitioning Sytem (GPS) teliti menggunakan
peralatan GPS tipe geodetik yang tervalidasi.
2) Penentuan tanda alam batas-batas DLKr dan
DLKp pelabuhan.
Referensi yang digunakan adalah Rencana
Induk Pelabuhan. Penentuan tanda alam
batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan
dilakukan dengan pengamatan visual dan
dokumentasi foto serta peta topografi.
3) Inventaris data status lahan DLKr dan DLKp
pelabuhan.
Referensi yang digunakan adalah Rencana
Induk Pelabuhan. Inventarisasi status lahan
dalam DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan
dengan pengumpulan data di Badan
Pertanahan setempat serta instansi
Pemerintah/perangkat desa di daerah.
d. Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan (DLKp)
1) DLKR pelabuhan terdiri dari :
a) Wilayah Daratan
Penetapan batas-batas dan luas DLKR
daratan pelabuhan harus berpedoman
kepada rencana induk pelabuhan (jangka
menengah, jangka panjang) atau rencana
untuk menetapkan kebutuhan dimensi
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
pelabuhan laut, penguasaan areal tanah,
rencana umum tata ruang wilayah,
rencana reklamasi dan rencana
pembebasan tanah yang ditetapkan untuk
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
64

daerah di tempat pelabuhan laut berada


b) Wilayah Perairan
Penetapan DLKR perairan pelabuhan
harus berpedoman kepada rencana induk
pelabuhan yang mencakup kebutuhan
perairan untuk :
(a) Perairan untuk tempat labuh,
dikaitkan dengan rencana jumlah
kunjungan, ukuran dan draft kapal;
(b) Perairan untuk tempat alih muat antar
kapal, dikaitkan dengan rencana
frekuensi kegiatan alih muat dan
ukuran kapal.;
(c) Kolam pelabuhan untuk kebutuhan
sandar dan olah gerak kapal dikaitkan
dengan jumlah kunjungan, ukuran
dan draft kapal;
(d) Kedalaman perairan yang dibutuhkan
dikaitkan dengan jumlah kunjungan,
ukuran dan draft kapal.

2) DLKP
Penetapan DLKP pelabuhan harus
berpedoman kepada rencana induk pelabuhan
yang mencakup kebutuhan perairan untuk :
a) Alur pelayaran dari dan ke pelabuhan laut,
untuk menjamin keselamatan dan
kelancaran lalu lintas kapal.
b) Keperluan keadaan darurat, untuk
mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan
kapal atau musibah kapal lainnya;
c) Pengembangan pelabuhan jangka
panjang, yang dikaitkan dengan rencana
induk pelabuhan;
d) Kegiatan pindah labuh kapal dikaitkan
dengan rencana jumlah kunjungan,
ukuran dan draft kapal;
e) Penempatan kapal mati dikaitkan dengan
jumlah dan ukuran kapal;
f) Percobaan berlayar dikaitkan dengan
jumlah dan ukuran kapal yang melakukan
percobaan berlayar;
g) Perairan wajib pandu dikaitkan dengan
kondisi alur, rencana jumlah kunjungan
dan ukuran kapal;
h) Fasilitas pembangunan dan pemeliharaan
kapal dikaitkan dengan jumlah dan ukuran
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
65

kapal maksimum yang dibangun atau


diperbaiki
3) Analisa Perkiraan Kebutuhan Fasilitas
Pelabuhan
a) DLKR daratan harus mengacu kepada;
(1) Rencana induk pelabuhan yang
mencakup:
(a)Rencana Jangka menengah;
(b) Rencana Jangka panjang.
(2) Kebutuhan ruang fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang yang ada;
(3) Rencana kebutuhan areal untuk
fasilitas pokok dan penunjang;
(4) Penguasaan areal tanah;
(5) Rencana pembebasan tanah;
(6) Rencana reklamasi.
b) DLKR Perairan
(1) Perairan Tempat Labuh KapalPerlu
memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
(a) Jumlah kapal maksimum yang
berlabuh per hari;
(b) Dimensi/ukuran kapal maksimum
yang berlabuh;
(c) Kedalaman perairan tempat labuh
minimal sama dengan tinggi
fullload draft kapal rencana
ditambah 1 meter untuk faktor
keselamatan (referensi LWS);
(d) Areal perairan yang dibutuhkan
untuk tempat labuh persatu kapal
diasumsikan berbentuk lingkaran;
(e) Rumus pendekatan :
A= π R2 m2
R= L + 6 (D) + 30 Meter
A= Luas perairan tempat labuh
R= Jari-jari areal tempat labuh
L= Panjang kapal maksimum
yang berlabuh
D=Kedalaman perairan tempat
labuh (referensiLWS)

(2) Perairan Untuk Tempat Alih Muat


Antar KapalPerlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
(a) Jumlah kapal maksimum yang
melakukan alih muat antar kapal
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
66

per hari;
(b) Perkiraan ukuran kapal rencana
maksimum yang melakukan alih
muat;
(c) Kedalaman perairan tempat alih
muat minimal sama dengan tinggi
full load draft kapal rencana
ditambah 1 meter untuk faktor
keselamatan (referensi LWS).;
(d) Areal perairan yang dibutuhkan
diasumsikan berbentuk lingkaran;
(e) Rumus pendekatan :
A = π R2 m2
R= L + 6 (D) + 30 Meter
= Luas perairan untuk tempat alih
muat antar kapal.
R= Jari-jari areal tempat alih
muat antar kapal.
L= Panjang kapal maksimum
yang melakukan alih muat
antar kapal.
D= Kedalaman perairan tempat
alih muat antar kapal
(referensi LWS)
(3) Perairan/Kolam Untuk Tempat Sandar
KapalPerlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
(a) Panjang dermaga;
(b) Ukuran kapal rencana yang
berkunjung;
(c) Jumlah kapal maksimum yang
sandar di dermaga per hari;
(d) Jarak antar kapal untuk olah
gerak kapal
(e) Rumus Pendekatan:
A = (1,5 s/d 1,8) L X (1,2 s/d
1,5) L m2
A = Luas perairan untuk tempat
sandar kapal;
L = Panjang kapal (LOA)
(4) Perairan Untuk Kolam Putar (Turning
Basin)Perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
(a) Panjang kapal rencana (LOA)
(b) Kedalaman kolam putar minimal
sama dengan tinggi full load draft
kapal rencana ditambah 1 meter
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
67

untuk faktor keselamatan;


(c) Referensi LWS;
(d) Jumlah kolam putar;
(e) Kolam putar diasumsikan
berbentuk lingkaran;
(f) Rumus pendekatan:
A = π R2 M2
D > 3 L Meter
R = D/2 Meter
= Luas areal kolam putar;
D = Diameter kolam putar;
R = Jari-jari kolam putar;
L = Panjang kapal rencana
maksimum (LOA).
(5) Perairan Untuk Pemanduan dan
Penundaan di Dalam DLKRPerlu
memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
(a) Panjang kapal rencana (LOA);
(b) Kedalaman perairan minimal
sama dengan tinggi full load draft
kapal rencana ditambah 1 meter
untuk faktor keselamatan;
(c) Referensi LWS;
(d) Jumlah kunjungan kapal;
(e) Kondisi perairan;
(f) Rumus pendekatan:
A = (L x P) M2
A = Luas perairan;
L = Lebar alur;
P = Panjang alur di DLKR.
4) DLKP
a) DLKP pelabuhan adalah wilayah perairan
disekeliling DLKR perairan pelabuhan yang
digunakan untuk menjamin keselamatan
pelayaran.
b) Alur pelayaran dari dan ke pelabuhan
Prinsip perencanaan alur pelayaran ; aman
dan lancar dalam operasional serta oleh
gerak kapal baik terhadap kondisi kapal
maupun kondisi alam yang timbul antara
lain gelombang, angin, pasang surut,
pengendapan dan penomena kondisi
alam.
c) Tata letak alur pelayaran :
Tata letak alur pelayaran masuk
pelabuhan banyak ditentukan oleh kondisi
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
68

hidrografi dan kondisi alam perairan,


dengan aspek-aspek yang harus
diperhitungkan adalah sebagai berikut:
(1) Alur pelayaran sedapat mungkin
menghindari adanya tikungan-
tikungan;
(2) Bila tikungan tidak dapat dihindari dan
terdapat beberapa tikungan, maka
jarak antara tikungan minimal 10 L (L
= panjang kapal);
(3) Sudut sumbu pertemuan tikungan
tidak boleh lebih dari 30o, atau bila
lebih dari 30o maka garis tengah
tikungan harus membentuk busur
dengan jari-jari lengkung minimal 10
L, atau untuk kondisi tertentu dapat
>5 L dengan penambahan lebar alur.
(4) ambat labuh darurat harus disediakan
sepanjang alur.
d) Lebar alur pelayaran :
Lebar alur pelayaran harus
dipertimbangkan terhadap faktor-faktor
sebagai berikut : Alur pelayaran (standar)
: alur pelayaran 2 arah tergantung pada
panjang alur pelayaran dan kondisi
navigasi (lihat tabel).

Kriteria Lebar Alur

Kondisi
Panjang Alur Lebar Alur
Navigasi
2 – jalur relatif Kapal dengan 7 B + 30
panjang, alur frekuensi meter
lurus tinggi

Kapal dengan 4 B + 30
frekuensi meter
rendah
2 – jalur, alur
membelok Kapal dengan 9 B + 30
/menikung frekuensi meter
tinggi

Kapal dengan 6 B + 30
frekuensi meter
rendah
Dimana B = Lebar kapal rencana maksimum
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
69

atau
Kriteria Lebar Alur

Kondisi
Panjang Alur Lebar Alur
Navigasi
Kapal dengan
frekuensi 2L
Alur yang
tinggi
relatif
Kapal dengan
panjang
frekuensi 1,5 L
rendah
Kapal dengan
frekuensi 1,5 L
Alur yang tinggi
relatif pendek Kapal dengan
frekuensi L
rendah

e) Kedalaman alur pelayaran


Kedalaman alur pelayaran diisyaratkan
tidak boleh kurang dari full load draft dan
perlu dipertimbangkan terhadap
goncangan kapal akibat kondisi alur
seperti angin, gelombang, pasang surut
dan oleh gerak kapal.
Penentuan dalam alur :
(1) Alur didalam pelabuhan:
d = 1,10 . D
d = Kedalaman alur
D = Full load draft
(2) Alur diluar pelabuhan
d = D + D’ + ½ (3/10 - ½) H
d = Kedalaman alur
D = Full load draft
D’ = Clearence for ship squat and
trim
H = Tinggi gelombang diluar
pelabuhan
(3) Keperluan keadaan darurat, Faktor
yang perlu diperhatikan : kecelakaan
kapal, kebakaran kapal, kapal kandas
dan lain-lain.
(4) Pengembangan pelabuhan jangka
panjang, Disesuaikan dengan lay out
plan/master plan pelabuhan.
(5) Kegiatan pindah labuh kapal, faktor
yang perlu diperhatikan : kunjungan
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
70

kapal, ukuran kapal rencana yang


berkunjung, draft kapal rencana yang
berkunjung, draft yang dibutuhkan
untuk labuh.
(6) Penempatan kapal mati, faktor yang
perlu diperhatikan : jumlah kapal,
ukuran kapal
(7) Percobaan berlaya, faktor yang perlu
diperhatikan adalah ukuran kapal
rencana.
(8) Perairan wajib pandu, faktor yang
perlu diperhatikan : kondisi alur,
ukuran kapal rencana dan kunjungan
kapal.
(9) Fasilitas pembangunan dan
pemeliharaa, faktor yang perlu
diperhatikan : ukuran kapal maksimum
yang dibangun/diperbaiki.

e. Pemetaan
Dalam tahap ini konsultan harus menggunakan
data hasil survei lapangan untuk melakukan
plotting peta DLKr dan DLKp pelabuhan pada
peta kelautan dan peta rupa bumi yang
diterbitkan oleh Badan Informasi
Geospasial/Bakorsutanal Indonesia dan
DISHIDROS TNI-AL serta dilakukan superimpose
dengan peta Rencana Induk Pelabuhan.

Peta DLKr dan DLKp disajikan dalam bentuk peta


analog (hardcopy) dan peta digital (softcopy) untuk
perangkat lunak grafis dan sistem informasi geografi
seperti Auto CAD Map dan ArcGIS/ArcVIEW (file
berekstensi .dwg, .dxf, .shp dan .dbf)

9. Keluaran a. Indikator Keluaran (Kualitatif)


1) Tersedianya kajian batas-batas
penyelenggaraan pelabuhan laut berdasarkan
rencana induk pelabuhan yang telah
ditetapkan.
2) Tersedianya kepastian hukum dan kepastian
usaha bagi pihak penyelenggara pelabuhan
laut maupun pengguna jasa pelabuhan laut
maupun pengguna jasa pelabuhan laut serta
pihak terkait lainnya.
3) Tersedianya jaminan keselamatan pelayaran
dan kelancaran serta ketertiban dalam
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
71

penyelenggaraan pelabuhan.
b. Keluaran (Kuantitatif)
Hasil pekerjaan Sudi Penyusunan Daerah
Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp)
dilaporkan secara tertulis kepada Pengguna Jasa
dalam bentuk buku yang dijilid dengan baik dan
disusun secara sistematis beserta softcopy-nya
dalam bentuk CD atau DVD
(e) Laporan Pendahuluan (Hasil Reconnaissance
Survey)
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku.
Isi laporan meliputi :
a) Hasil pengumpulan data sekunder dan
survey pendahuluan.
b) Rencana kerja, tahapan dan metode
survey disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
(f) Laporan Antara (Interim Report)
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku.
Konsultan diharuskan menyampaikan laporan
pekerjaan survey lapangan.
(g) Draft Laporan Akhir
Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan
pekerjaan Penyusunan Daerah Lingkungan
Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp)
selesai, Penyedia Jasa Konsultansi diminta
menyampaikan Draft Laporan Akhir sebanyak
10 (sepuluh) buku yang merupakan
penyempurnaan Laporan Antara (seperti
tersebut sebelumnya), ditambah dan
dilengkapi dengan analisa dan perhitungan
kebutuhan DLKr daratan, DLKr perairan dan
DLKp serta hasil pemetaan.
(h) Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive
Summary)
Laporan Ringkasan Eksekutif (dibuat
sebanyak 5 (lima) buku) yang meliputi antara
lain :
a) Ringkasan hasil Reconnaissance Survey.
b) Ringkasan hasil survey lapangan.
c) Analisa dan perhitungan kebutuhan DLKr
daratan, DLKr perairan dan DLKp serta
hasil pemetaan .
(i) Softcopy dari seluruh Laporan
Seluruh data yang diperoleh dan laporan selama
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
72

pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk softcopy


dihimpun dalam 1 (satu) CD atau DVD dan
diserahkan kepada Pengguna Jasa pada saat akhir
pekerjaan bersama-sama dengan Laporan Akhir.

10. Peralatan dan a. Komputer;


Material dari b. Printer;
Penyedia Jasa c. Theodolite;
Konsultansi d. GPS;
Peralatan lain sesuai Daftar Kuantitas dan Harga.

11. Jangka Waktu Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan


Penyelesaian (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pekerjaan Pelabuhan (DLKp) akan dilaksanakan dalam waktu
150 (seratus lima puluh) hari.

17. Personil
Posisi Kualifikasi Jumlah OB
Tenaga Ahli:
Strata 1 (S1)
1 orang
Teknik Geodesi,
Ketua Tim
Pengalaman min. 5 5 OB
Ahli (Ahli
tahun. SKA Ahli
Geodesi)
Madya Geodesi
Strata 1 (S1)
Teknik Sipil,
1 orang Ahli
Pengalaman min. 4
Perencanaan 3 OB
tahun. SKA Ahli
Pelabuhan
Muda Teknik
Dermaga
Asisten Ahli
Strata 1 (S1)
1 orang Teknik Geodesi,
Asisten Ahli Pengalaman min. 3 5 OB
Geodesi tahun. SKA Ahli
Muda Geodesi
Tenaga Pendukung
1 Orang SMK/Sederajat,
Drafter Pengalaman min 3
4 OB
tahun. SKT Juru
Gambar
3 Orang SMK/Sederajat,
Surveyor Pengalaman min 3
2 OB
tahun. SKT Juru
Ukur
1 Orang SMA/Sederajat,
5OB
Administrasi Pengalaman min 2
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
73

tahun.

Kualifikasi Tenaga Ahli Sesuai dengan


Konversi Klasifikasi/Subklasifikasi (SKA) dari
Lampiran 22 Peraturan Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi Nomor 1 Tahun 2014

Laporan
19. Laporan Dokumen final dicetak setelah mendapat
Pendahuluan persetujuan dari Direktorat Pelabuhan dan
Pengerukan berupa dokumen kompilasi data, peta-
peta dan executive summary berjumlah 10 (Sepuluh)
buku + Soft Copy (CD dan/atau Flashdisk).

20. Laporan Antara yaitu berisi rencana kerja yang meliputi pendekatan
dan cara pelaksanaan yang digunakan, jadwal dan
organisasi pelaksanaan serta berbagai hal yang
menyangkut persiapan pekerjaan
Laporan ini harus sudah diterima oleh Kuasa
Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen
Satuan Kerja Peningkatan Fungsi Pelabuhan Dan
Pengerukan Pusat paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah SPMK. Laporan ini dibuat rangkap 10
(sepuluh).

21. Laporan Semi Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku.Laporan


Rampung ini diserahkan selambat lambatnya 90 (sembilan
puluh) hari setelah di tandatanganinya SPMK

22. Draft Laporan Laporan ini diserahkan selambat lambatnya 135


Akhir (seratus tiga puluh lima) hari setelah di
tandatanganinya SPMK

23. Laporan Akhir Dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku merupakan


penyempurnaan dari laporan sebelumnya. Laporan
ini diserahkan selambat lambatnya 150 (seratus lima
puluh) hari setelah di tandatanganinya SPMK

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik


Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)
74

Hal-Hal Lain

23. Produksi dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK


Negeri ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.

24. Persyaratan Tidak Digunakan


Kerjasama

25. Pedoman Tidak Digunakan


Pengumpulan
Data Lapangan

26. Alih Tidak Digunakan


Pengetahuan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik


Jasa Konsultansi Badan Usaha
Metode e-Seleksi Umum
(dengan Prakualifikasi)

Anda mungkin juga menyukai