Anda di halaman 1dari 15

PERMAINAN bulu tangkis

MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
Guru Pengampu: Suriansyah, S. Pd

Disusun oleh:

Nama: Herli YanA

Kelas: x IPS I

SMA ISLAM ULUMUDDIN


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah
ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu
dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya,
yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika
menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk
menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan
demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...………………………………………………….... i


KATA PENGANTAR ...………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI ...………………………………………………………….... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ...……………………………………… 1
C. Tujuan Penelitian ………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bulu Tangkis………………………………….. 4
B. Sejarah Bulu Tangkis……………………………………… 4
C. Peraturan Permainan Bulu Tangkis……………………….. 5
D. Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis……………………… 7
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal
di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai
tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam
atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan.
Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat
dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang.
Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah
dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam
maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu,
permainan bulutangkis dapat berkembang pesat.
Di Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena
tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet
bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-
kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber
Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih
bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan
membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga
pembinaan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak,
baik dari pemerintah melalui sekolah, maupun dari masyarakat sangat diperlukan
guna pembinaan dan pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya melalui
perkumpulan atau klub. Dari keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi peningkatan dan pengembangan olahraga, termasuk bulutangkis.

B. Rumusan Masalah
1. Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
2. Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?
3. Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu tangkis?

1
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan
tugas Mata Pelajaran Penjas Kelas X SMA dan tentunya untuk menambah
pengetahuan penulis dan pembaca tentang permainan bulu tangkis atau mungkin
menumbukan minta dan bakat para pembaca dengan membaca makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bulu Tangkis


Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok
olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar
ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang
dan lebar tertentu. Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan yang di batasi
dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua
sama besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang
ditanam di pinggir lapangan.
Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan
shuttlecock yang di pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara
menyajikan bola atau service, yaitu memukul bola dari petak service kanan ke petak
servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.

B. Sejarah Bulu Tangkis


Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno
sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa
bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau
misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama
mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-
anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai
dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London pada tahun
1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan ini.
Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi
mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-
anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh
petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan
jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune dikenal

3
sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai
Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah
raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet
oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton
Battledore – a new game” Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung
Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire,
Inggris.
Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan
kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini.
Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini, serta pelajar-pelajar
Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang
olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 –an, cabang ini telah
merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru
menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo
1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru
terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak, pertandingan
kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil yang
positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia
Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang
baru saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi
gemilang di dunia internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti
prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus
menarik perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI
tidak lagi bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para
pemain Indonesia mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen
internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh
karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang
akan mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi tersebut diberi nama
“Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia
sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan Bulutangkis

4
Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953
Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak untuk
mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.

C. Peraturan Permainan Bulu Tangkis


Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton
Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :
1. Ukuran Lapangan
a) Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna
lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai
lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang
servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis servis panajng
(masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam ukuran 13” atau sama
dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan ketebalan
dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam
batas ukuran yang telah ditentukan.
b) Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas
lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan
tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang
atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis samping lapangan.
c) Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus
kuat, agar jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping
lapangan.
d) Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6
cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus
berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai
pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm,
serta bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan
ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
e) Kok atau Shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai
14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9

5
cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus
kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan
berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau
bahan lain cocok sehingga kuat.
f) Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi
lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi
(pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran
melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya
menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
g) Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang
berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan
memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
h) Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
1) Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15
angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan
dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang
pertama kali memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai akhir dengan 3 angka
(dikenal dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah ditetapkan (diset),
maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak pertama yang
mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
2) Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah
dicapai angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak
menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3
angka dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang bertanding akan
memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan pemenang. Pemain yang
mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan dinyatakan
sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap akhir
suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai
akhir mencapai :
a) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka

6
b) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
c) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan : Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua
pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat
ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin (misalnya 22-20). Bila selisih masih 1
poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game adalah
30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya adalah pemain
yang terlebih dulu mencapai angka 30.

D. Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis

Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar


permainan kita tidak buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena
menggunakan teknik yang tepat. Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu
tangkis:
Cara Memegang Raket (Grip)
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar, yaitu
forehand grip dan backhand grip.

7
a. Forehand Grip
Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan
cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir sama
dengan posisi tangan sedang bersalaman.
b. Backhand Grip
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan
dari pegangan forehead.

Variasi Memegang Raket dan Servis Forehand dan Backhand


A. Melakukan pukulan forehand arah bola lurus
1. Bola dipukul/diumpan teman.
2. Dilakukan berpasangan atau kelompok.
3. Yang telah melakukan pukulan forehand, bergerak berpindah tempat.
4. Untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas.

8
B. Melakukan pukulan forehand menyilang lapangan
1. Bola dipukul/diumpan teman.
2. Dilakukan berpasangan atau kelompok.
3. Yang telah melakukan pukulan forehand bergerak berpindah tempat.
4. Untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas.

C. Melakukan pukulan backhand arah bola lurus


1. Bola dipukul/diumpan oleh teman.
2. Dilakukan berpasangan atau kelompok.
3. Yang telah melakukan pukulan backhand bergerak berpindah tempat.
4. Untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas.

9
D. Melakukan pukulan backhand arah bola menyilang lapangan
1. Bola dipukul/diumpan teman.
2. Dilakukan secara berpasangan atau kelompok.
3. Yang telah melakukan pukulan backhand bergerak berpindah tempat.

Untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian, sportivitas

10
BAB III
KESIMPULAN

Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di


Indonesia. Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk
memainkannya. Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan
maksimal oleh empat orang.
Permainan bulu tangkis (badminton) merupakan olahraga perorangan yang
menggunakan raket sebagai slat pemukul dan shuttle cock, sebagai perantara
permainan. Permainan ini dimainkan pada lapangan berukuran 13,10 meter x 6,40
meter yang dibatasi oleh net, membagi dua bidang lapangan permainan. Permainan
dapat dilakukan tunggal maupun ganda.
Kekompakan antara kaki, tangan dan konsentrasi menjadi bagian yang tidak
terpisahkan untuk melakukan permainan yang bagus dan berkualitas. Meskipun
tergolong olahraga yang memerlukan biaya yang cukup mahal tapi olahraga ini
tetap menjadi olahraga yang banyak penggemarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada tanggal 10 Desember


2013. Pukul 21.00. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/.
Fourtofour, Aris. 2012. Sejarah Olahraga Bulu Tangkis (Badminton). Diakses pada
tanggal 10 Desember 2013. Pukul 20.35.
Dihttp://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-olahraga-bulu tan
gkis-badminton.html?m=1.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada tanggal 10
Desember 2013. Pukul 20.30.
Dihttp://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-
bulutangkis.html?m=1.

12

Anda mungkin juga menyukai