MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Guru Pengampu: Miftahul Khair, S. Pd
Disusun oleh:
Nama: Herli Yani
Kelas:x IPS I
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah
memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan
demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dikota Mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala
upaya akan melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan
pemboikotan yang dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Mutahlib. Di
antara pemboikotan tersebut adalah memutuskan hubungan perkawinan,
memutuskan hubungan jual beli dan memutuskan hubungan ziarah dan menziarah
dan lain-lain.
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang di
gantungkan di kakbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw.
Menghentikan gerakannya.
Nabi Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat
dakwah Islam beliau bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah
ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki dan dikejar-kejar
sambil di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Beliau tetap sabar dan
berlapang dada serta ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya. Saat
mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di perintahkan oleh
Allah SWT untuk mengalami isra dan mi’raj ke baitul maqbis di palestina,
kemudian naik kelangit hingga ke sidratul muntaha. Kejadian isra dan mi’raj
terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di
tempuh dalam waktu satu malam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Silsilah Nabi Muhammad
2. Bagaimana Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
3. Apa Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)
4. Bagaimana Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode
madinah.
5. Bagaimana Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah
1
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari dakwah Rasulullah periode Madinah,
sejarah, silsilah, faktor penyebab hijrahnya Rasulullah dan respon masyarakat
Madinah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Peristiwa hijrah menandai awal penanggalan Kalender Hijriah dalam Islam. Di
Madinah, Muhammad menyatukan suku-suku di bawah Piagam Madinah. Setelah
delapan tahun bertahan atas serangan suku-suku Mekkah, Muhammad
mengumpulkan 10.000 Muslim untuk mengepung Mekkah. Serangan tidak
mendapat perlawanan berarti dan Muhammad mengambil alih kota dengan sedikit
pertumpahan darah. Ia menghancurkan berhala-hala. Pada tahun 632, beberapa
bulan setelah kembali ke Madinah usai menjalani Haji Wada, Muhammad jatuh
sakit dan wafat. Muhammad meninggalkan Semenanjung Arab yang telah bersatu
dalam pemerintahan tunggal Islam dan sebagian besar telah menerima Islam.
4
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul
menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para
sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama
umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk
Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya,
mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi
umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia
serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya
yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang
masuk Islam dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula
orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha
menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan
agama Isla dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy
penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-
Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian
Rasulullah SAW dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi
peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu” (Q.S. Al-Hajj, 22:39)
Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. Al-Baqarah, 2:190)
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan pernag, tetapi bertujuan untuk:
1. Membela diri, kehormatan, dan harta.
5
2. Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka
yang hendak menganutnya.
3. Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara
Persia dan Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu
negar yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha
menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk
Jazirah Arabia, tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia
menjadi cemas dan khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu,
bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan
umat Islam dan agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia
tersebut, Rasulullah SAW dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga
terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu:
1. Perang Mut’ah
Peperangan Mu’tah terjadi sebelah utara lazirah Arab. Pasukan Islam
mendapat kesulitan menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari
Romawi. Beberapa pahlawan gugur melawan pasukan berkekuatan ratusan ribu
orang itu. Melihat kenyataanyang tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang
sudah masuk Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk
menarik diri dan kembali ke Madinah.
Selama dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam sudah
menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan yang positif. Hampir
seluruh Jazirah Arab, termasuk suku-suku yang paling selatan, menggabungkan
diri dalam Islam. Hal ini membuat orang-orang Mekah merasa terpojok.
Perjanjian Hudaibiyah ternyata menjadi senjata bagi umat Islam untuk
memperkuat dirinya. Oleh karena itu, secara sepihak orang-orang kafir Quraisy
membatalkan perjanjian tersebut.
2. Perang Tabuk
Melihat kenyataan ini, Heraklius menyusun pasukan besar di utara Jazirah Arab,
Syria, yang merupakan daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan besar itu
bergabung Bani Ghassan dan Bani Lachmides.
6
Untuk menghadapi pasukan Heraklius ini banyak pahlawan Islam yang
menyediakan diri siap berperang bersama Nabi sehingga terhimpun pasukan Islam
yang besar pula. Melihat besarnya pasukaDi sini beliau membuat beberapa
perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, daerah perbatasan itu
dapat dirangkul ke dalam barisan Islam. Perang Tabuk merupakan perang terakhir
yang diikuti Rasulullah SAW.
Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti:
1. Perang Badar
2. Perang Uhud
3. Perang Khandaq
E. Pembinaan Masjid
Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah
SAW. setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang
menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia.
Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada
Allah SWT. Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran
kawasan yang dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali
lubang untuk diletakkan batu-batu sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah SAW.
sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen
dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.
F. Mengukuhkan Persaudaraan
Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini
diasaskan kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang
sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui
pengorbanan yang besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat,
bangsa dan harta. Selain itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan
suku kaum Aus dan Khajraz. Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan
Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal,
dan Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya
sehingga tiap – tipa orang dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum
Muhajirin.
8
kaum islam di Madinah. Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah
Islam atau bukan Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model
Negara Islam yang adil, membangun serta disegani oleh musuh-musuh Islam.
H. Strategi Ketenteraan
Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk
melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan
Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya pihak musyrikin di Mekah
dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi
peperangan ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan
dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam perang Badar, Rasulullah SAW. telah
mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash
dan Zubair Ibn Awwam untuk bersiap-sedia menghadapi perang. Rasulullah
SAW. turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan hati musuh
serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala bermaksud:
“Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari dua
golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa
yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah
menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan
memusnahkan orang-orang kafir.” (Surah al-Anfal: 7)
Rasulullah SAW turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam
menyusun strategi peperangan. Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW. setuju
dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan
pembinaan benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam
semua peperangan dengan pihak musuh.
I. Hubungan Luar
Hubungan luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap
dakwah. Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah SAW. menghantar para dutanya
ke negara-negara luar untuk menjalin hubungan baik berteraskan dakwah tauhid
kepada Allah. Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. Sejarah
9
turut merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina
sekitar tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina hingga saat ini.
para sahabat yang pernah menjadi duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada
kaisar Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin
Abu Talib kepada Raja Habsyah.
Memelihara dan mempertahankan masyarakat islam dalam upaya
menciptakan suasana tentram dan aman agar masyarakat muslim yang di bina itu
dapat terpelihara dan bertahan.
Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan
kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum
pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai
berikut:
a. Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan
mempunyai wewenang penuh terhadap anggits golongannya.
b. Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan
saling mebantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka.
Semua wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar
c. Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang
terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim
dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al
Qur’an dan sunah).
d. Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang
disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.
10
saat beliau selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan
tidak mengenal takut, apalagi putus asa. Dakwah yang dilakukannya itu mendapat
sambutan beragam, ada yang menerima dan kemudian masuk Islam dan ada pula
yang menolak secara diam-diam, misalnya orang-orang Yahudi yang tidak senang
dengan kehadiran Nabi Muhammad saw. dan orang Islam. Penolakan ini mereka
lakukan secara diam-diam karena tidak berani berterus terang untuk menentang
Nabi dan umat Islam yang mayoritas tersebut.
Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di
Madinah, terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal
telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari
perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam.
Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang
menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar
Islam.
Sementara kelompok masyarakat Yahudi Madinah sejak awal memang
sudah kurang peduli dengan kedatangan Nabi Muhammad saw. dan umat Islam,
karena mereka menduga posisi mereka akan tergeser. Pada awalnya orang Yahudi
menerima apa yang terjadi karena untuk alasan keamanan dan politik. Namun
sekutu mereka, yaitu Aus dan Khazraj telah memeluk Islam. Kedua suku ini tidak
membutuhkan lagi bantuan masyarakat Yahudi, karena telah mendapatkan
pimpinan yang ideal buat mereka, yaitu Muhammad saw. Dari sinilah muncul
benih-benih permusuhan antara umat Islam dan Yahudi di Madinah. Mereka
mulai membujuk orang-orang Arab Aus dan Khazraj yang telah masuk Islam
untuk kembali ke agama lama mereka dan mereka kembali bersatu untuk
menyerang ajaran-ajaran Islam dengan maksud menghalangi penyebaran Islam ke
masyarakat lain.
Dalam suasana seperti itu, seorang rabbi Yahudi dari Bani Qainuqa
bernama Husein bin Sallam, masuk Islam. Secara diam-diam ia datang menemui
Nabi Muhammad saw. dan menyatakan ikrarnya untuk masuk Islam. Kemudian
11
Nabi Muhammad saw. memberi nama baru untuk dirinya, yaitu Abdullah. Karena
ia adalah seorang rabbi terkemuka dan berpengaruh di sukunya maka Nabi
menyembunyikan rabbi tersebut di rumah Nabi Muhammad saw. Hal ini
dilakukan untuk melindungi dirinya dari serangan kaumnya.
Untuk mengetahui apakah ia benar-benar seorang rabbi berpengaruh, Nabi
Muhammad saw. mengutus orang guna menyelidiki kebenaran tersebut. Hasilnya,
ia adalah benar-benar seorang rabbi yang disegani dan dihormati. Setelah mereka
menyatakan bagaimana mereka memandang tinggi derajat sang rabbi, barulah
Husein bin Sallam keluar. Ia mengajak kaumnya menerima ajaran yang dibawa
Nabi Muhammad saw., karena itu adalah ajaran yang benar yang sesuai dengan
kitab Taurat yang mereka yakini. Ia menyatakan bahwa dirinya beserta keluarga
telah menjadi pengikut setia Nabi Muhammad saw. Namun, permintaan sang
rabbi itu ditolak.
Setelah kejadian itu, mulai terjadi perdebatan sengit antara Nabi
Muhammad saw. dengan para pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak hanya
menyerang Nabi Muhammad saw., tetapi juga para sahabat, baik dari kalangan
Muhajirin maupun Anshar. Mereka mulai menyusun kekuatan untuk melemahkan
umat Islam.
BAB III
KESIMPULAN
12
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://hikmah-kata.blogspot.com/2013/02/respon-masyarakat-madinah-
terhadap.html
http://diasdiari.blogspot.com/2014/01/dakwah-rasulullah-saw-periode-
madinah.html
14