Anda di halaman 1dari 17

DAKWAH PERIODE MADINAH

MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Guru Pengampu: Miftahul Khair, S. Pd

Disusun oleh:

Nama: Herli Yana

Kelas:x IPS I

SMA ISLAM ULUMUDDIN


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah
ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu
dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya,
yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika
menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk
menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan
demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...………………………………………………….... i


KATA PENGANTAR ...………………………………………………..... ii
DAFTAR ISI ...………………………………………………………….... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ...……………………………………… 1
C. Tujuan Penelitian ………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Silsilah Nabi Muhammad………………………………… 3
B. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah……… 4
C. Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib
(Madinah)………………………………………………… 7
D. Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw Periode
madinah………………………………………………….. 7
E. Pembinaan Masjid………………………………………… 7
F. Mengukuhkan Persaudaraan………………………………. 8
G. Pembentukan Piagam Madinah…………………………… 8
H. Strategi Ketenteraan……………………………………… 9
I. Hubungan Luar…………………………………………… 9
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dikota Mekkah telah kita ketahui bahwa bangsa quraisy dengan segala
upaya akan melumpuhkan gerakan Muhammad Saw. Hal ini di buktikan dengan
pemboikotan yang dilakukan mereka kepada Bani Hasyim dan Bani Mutahlib. Di
antara pemboikotan tersebut adalah memutuskan hubungan perkawinan,
memutuskan hubungan jual beli dan memutuskan hubungan ziarah dan menziarah
dan lain-lain.
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang di
gantungkan di kakbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw.
Menghentikan gerakannya.
Nabi Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat
dakwah Islam beliau bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah
ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi Saw. Di usir, di soraki dan dikejar-kejar sambil
di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan sakit, Beliau tetap sabar dan
berlapang dada serta ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya. Saat
mengahadapi ujian yang berat Nabi Saw bersama pengikutnya di perintahkan oleh
Allah SWT untuk mengalami isra dan mi’raj ke baitul maqbis di palestina,
kemudian naik kelangit hingga ke sidratul muntaha. Kejadian isra dan mi’raj terjadi
pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh
dalam waktu satu malam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Silsilah Nabi Muhammad
2. Bagaimana Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
3. Apa Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)
4. Bagaimana Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw. Periode
madinah.
5. Bagaimana Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah

1
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari dakwah Rasulullah periode Madinah,
sejarah, silsilah, faktor penyebab hijrahnya Rasulullah dan respon masyarakat
Madinah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Silsilah Nabi Muhammad


Muḥammad (bahasa Arab: ‫)محمد‬, selengkapnya Muḥammad bin Abdullah
bin Abdul Mutthalib bin Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di
Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah seorang nabi dan rasul bagi umat
Muslim. Ia memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan
mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Meski non-Muslim umumnya
menganggap Muhammad sebagai pendiri Islam, dalam pandangan Muslim,
Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid untuk mengesakan Allah
sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya sejak dari Nabi Nuh. Umat
Muslim menyebut Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat Nabi setiap nama Muhammad
diperdengarkan.
Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil sebagai
yatim piatu; ia dibesarkan di bawah asuhan pamannya Abu Thalib. Beranjak
remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang. Ia kadang-kadang mengasingkan
diri ke gua sebuah bukit hingga bermalam-malam untuk merenung dan berdoa;
diriwayatkan dalam usia ke-40, Muhammad didatangi Malaikat Jibril dan
menerima wahyu pertama dari Allah. Ia menyatakan dirinya sebagai utusan Allah,
sebagaimana nabi-nabi yang telah Allah utus sebelumnya. Tiga tahun setelah
wahyu pertama, Muhammad mulai berdakwah secara terbuka, menyatakan keesaan
Allah dalam bentuk penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar.
Muhammad menerima wahyu berangsur-angsur hingga kematiannya. Praktik atau
amalan Muhammad diriwayatkan dalam hadits, dirujuk oleh umat Islam sebagai
sumber hukum Islam bersama Al-Quran.
Muhammad bersama pengikut awal mendapati berbagai bentuk perlawanan
dan penyiksaan dari beberapa suku Mekkah. Seiring penganiayaan yang terus
berlanjut, Muhammad membenarkan beberapa pengikutnya hijrah ke Habsyah,
sebelum Muhammad memulai misi hijrah ke Madinah pada tahun 622. Peristiwa

3
hijrah menandai awal penanggalan Kalender Hijriah dalam Islam. Di Madinah,
Muhammad menyatukan suku-suku di bawah Piagam Madinah. Setelah delapan
tahun bertahan atas serangan suku-suku Mekkah, Muhammad mengumpulkan
10.000 Muslim untuk mengepung Mekkah. Serangan tidak mendapat perlawanan
berarti dan Muhammad mengambil alih kota dengan sedikit pertumpahan darah. Ia
menghancurkan berhala-hala. Pada tahun 632, beberapa bulan setelah kembali ke
Madinah usai menjalani Haji Wada, Muhammad jatuh sakit dan wafat. Muhammad
meninggalkan Semenanjung Arab yang telah bersatu dalam pemerintahan tunggal
Islam dan sebagian besar telah menerima Islam.

B. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah


Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh
tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai
dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah,
juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode
Madinah. Adapaun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang
masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah
orang-orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar.
Juga orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk
Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan
tidak termasuk bangsa Arab.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab,
tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)
Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah
masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam
baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian

4
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul
menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para
sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat
Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk
Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya,
mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi
umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia
serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang
terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk
Islam dengan kemauan dan kesadarn sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang
kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-
halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Isla dan
umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah,
kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya
dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah
SAW dan para sahabatnya menusun kekuatan untuk menghadapi peperangan
dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha
Kuasa menolong mereka itu” (Q.S. Al-Hajj, 22:39)
Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. Al-Baqarah, 2:190)
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan pernag, tetapi bertujuan untuk:
1. Membela diri, kehormatan, dan harta.

5
2. Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka
yang hendak menganutnya.
3. Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara
Persia dan Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu
negar yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha
menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk
Jazirah Arabia, tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia
menjadi cemas dan khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu,
bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan
umat Islam dan agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia
tersebut, Rasulullah SAW dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi
peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu:
1. Perang Mut’ah
Peperangan Mu’tah terjadi sebelah utara lazirah Arab. Pasukan Islam
mendapat kesulitan menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari
Romawi. Beberapa pahlawan gugur melawan pasukan berkekuatan ratusan ribu
orang itu. Melihat kenyataanyang tidak berimbang ini, Khalid ibn Walid, yang
sudah masuk Islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk
menarik diri dan kembali ke Madinah.
Selama dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam sudah
menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan yang positif. Hampir
seluruh Jazirah Arab, termasuk suku-suku yang paling selatan, menggabungkan diri
dalam Islam. Hal ini membuat orang-orang Mekah merasa terpojok. Perjanjian
Hudaibiyah ternyata menjadi senjata bagi umat Islam untuk memperkuat dirinya.
Oleh karena itu, secara sepihak orang-orang kafir Quraisy membatalkan perjanjian
tersebut.
2. Perang Tabuk
Melihat kenyataan ini, Heraklius menyusun pasukan besar di utara Jazirah Arab,
Syria, yang merupakan daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan besar itu
bergabung Bani Ghassan dan Bani Lachmides.

6
Untuk menghadapi pasukan Heraklius ini banyak pahlawan Islam yang
menyediakan diri siap berperang bersama Nabi sehingga terhimpun pasukan Islam
yang besar pula. Melihat besarnya pasukaDi sini beliau membuat beberapa
perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, daerah perbatasan itu
dapat dirangkul ke dalam barisan Islam. Perang Tabuk merupakan perang terakhir
yang diikuti Rasulullah SAW.
Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti:
1. Perang Badar
2. Perang Uhud
3. Perang Khandaq

C. Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)


Faktor yang menorong hijrahnya Nabi saw
1. Ada tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib, karena: pada
tahun 621 M telah dating 13 orang penduduk Yatsrib menemuiNabi saw di bukit
Akabah. pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke
Mekkah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
2. Rencana pembunuhan Nabi saw oleh kaum Quraisy
3. Rencana pembunuhan Nabi saw: Setiap suku Quraisy mengirimkan seorang
pemudah tangguh. Mengepung rumah Nabi saw dan akan membunuhnya saat fajar.

D. Substansi dan strategi dakwah rasululluah saw Periode madinah.


Setelah Nabi hijrah ke Madinah, kota tersebut dijadikan pusat jamaah kaum
muslimin, dan selanjutnya menjadi ibukota Negara islam yang segera didirikan oleh
Nabi, dengan dirubah namanya Madinah, yang semula bernama Yastrib.

E. Pembinaan Masjid
Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah
SAW. setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang
menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia.
Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada

7
Allah SWT. Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran
kawasan yang dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali
lubang untuk diletakkan batu-batu sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah SAW.
sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen
dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.

F. Mengukuhkan Persaudaraan
Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini
diasaskan kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang
sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui
pengorbanan yang besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat, bangsa
dan harta. Selain itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan suku
kaum Aus dan Khajraz. Sebagai contoh, Abu bakar dipersaudarakan dengan
Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal,
dan Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya
sehingga tiap – tipa orang dari kaum Ansar dipersaudarakan dengan kaum
Muhajirin.

G. Pembentukan Piagam Madinah


Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam
dan Yahudi daripada pelbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan
khusus yang menjaga kepentingan semua pihak. Rasulullah SAW. telah
menyediakan sebuah piagam yang dikenali sebagai Piagam Madinah untuk
membentuk sebuah masyarakat di bawah naungan Islam. Piagam ini mengandungi
32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk akidah, akhlak,
kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya
juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti
tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-
lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mesti berkelakuan baik kepada
kaum islam di Madinah. Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah

8
Islam atau bukan Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model
Negara Islam yang adil, membangun serta disegani oleh musuh-musuh Islam.

H. Strategi Ketenteraan
Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk
melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan
Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya pihak musyrikin di Mekah
dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan
ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat
musuh. Ini berlaku dalam perang Badar, Rasulullah SAW. telah mengutuskan
pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn
Awwam untuk bersiap-sedia menghadapi perang. Rasulullah SAW. turut
membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan hati musuh serta
menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala bermaksud:
“Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari dua
golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa
yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki
untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-
orang kafir.” (Surah al-Anfal: 7)
Rasulullah SAW turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam
menyusun strategi peperangan. Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW. setuju
dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan pembinaan
benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam semua
peperangan dengan pihak musuh.

I. Hubungan Luar
Hubungan luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap
dakwah. Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah SAW. menghantar para dutanya
ke negara-negara luar untuk menjalin hubungan baik berteraskan dakwah tauhid
kepada Allah. Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. Sejarah turut
merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar

9
tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina hingga saat ini. para
sahabat yang pernah menjadi duta Rasulullah ialah Dukyah Kalibi kepada kaisar
Rom, Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, Jaafar bin Abu
Talib kepada Raja Habsyah.
Memelihara dan mempertahankan masyarakat islam dalam upaya
menciptakan suasana tentram dan aman agar masyarakat muslim yang di bina itu
dapat terpelihara dan bertahan.
Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan
kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum
pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai berikut:
a. Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan
mempunyai wewenang penuh terhadap anggits golongannya.
b. Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan
saling mebantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua
wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar
c. Kota Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang
terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim
dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al
Qur’an dan sunah).
d. Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang
disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.

J. Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah


Sejak Nabi Muhammad saw. tinggal menetap di Madinah, beliau terus
berusaha menyebarkan ajaran Islam kepada semua penduduk di kota tersebut,
termasuk kepada penduduk Yahudi, Nasrani, dan penyembah berhala. Hal ini
dilakukan Nabi Muhammad saw. selain karena kewajiban yang harus
dilaksanakannya, juga karena ia melihat mayoritas masyarakat Madinah
menyambut dengan baik saat beliau dan umat Islam tiba di kota tersebut. Setiap
saat beliau selalu berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah dan
tidak mengenal takut, apalagi putus asa. Dakwah yang dilakukannya itu mendapat

10
sambutan beragam, ada yang menerima dan kemudian masuk Islam dan ada pula
yang menolak secara diam-diam, misalnya orang-orang Yahudi yang tidak senang
dengan kehadiran Nabi Muhammad saw. dan orang Islam. Penolakan ini mereka
lakukan secara diam-diam karena tidak berani berterus terang untuk menentang
Nabi dan umat Islam yang mayoritas tersebut.
Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di
Madinah, terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal
telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari
perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam.
Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang
menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar
Islam.
Sementara kelompok masyarakat Yahudi Madinah sejak awal memang
sudah kurang peduli dengan kedatangan Nabi Muhammad saw. dan umat Islam,
karena mereka menduga posisi mereka akan tergeser. Pada awalnya orang Yahudi
menerima apa yang terjadi karena untuk alasan keamanan dan politik. Namun
sekutu mereka, yaitu Aus dan Khazraj telah memeluk Islam. Kedua suku ini tidak
membutuhkan lagi bantuan masyarakat Yahudi, karena telah mendapatkan
pimpinan yang ideal buat mereka, yaitu Muhammad saw. Dari sinilah muncul
benih-benih permusuhan antara umat Islam dan Yahudi di Madinah. Mereka mulai
membujuk orang-orang Arab Aus dan Khazraj yang telah masuk Islam untuk
kembali ke agama lama mereka dan mereka kembali bersatu untuk menyerang
ajaran-ajaran Islam dengan maksud menghalangi penyebaran Islam ke masyarakat
lain.
Dalam suasana seperti itu, seorang rabbi Yahudi dari Bani Qainuqa bernama
Husein bin Sallam, masuk Islam. Secara diam-diam ia datang menemui Nabi
Muhammad saw. dan menyatakan ikrarnya untuk masuk Islam. Kemudian Nabi
Muhammad saw. memberi nama baru untuk dirinya, yaitu Abdullah. Karena ia
adalah seorang rabbi terkemuka dan berpengaruh di sukunya maka Nabi

11
menyembunyikan rabbi tersebut di rumah Nabi Muhammad saw. Hal ini dilakukan
untuk melindungi dirinya dari serangan kaumnya.
Untuk mengetahui apakah ia benar-benar seorang rabbi berpengaruh, Nabi
Muhammad saw. mengutus orang guna menyelidiki kebenaran tersebut. Hasilnya,
ia adalah benar-benar seorang rabbi yang disegani dan dihormati. Setelah mereka
menyatakan bagaimana mereka memandang tinggi derajat sang rabbi, barulah
Husein bin Sallam keluar. Ia mengajak kaumnya menerima ajaran yang dibawa
Nabi Muhammad saw., karena itu adalah ajaran yang benar yang sesuai dengan
kitab Taurat yang mereka yakini. Ia menyatakan bahwa dirinya beserta keluarga
telah menjadi pengikut setia Nabi Muhammad saw. Namun, permintaan sang rabbi
itu ditolak.
Setelah kejadian itu, mulai terjadi perdebatan sengit antara Nabi
Muhammad saw. dengan para pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak hanya
menyerang Nabi Muhammad saw., tetapi juga para sahabat, baik dari kalangan
Muhajirin maupun Anshar. Mereka mulai menyusun kekuatan untuk melemahkan
umat Islam.

12
BAB III
KESIMPULAN

Muḥammad (bahasa Arab: ‫)محمد‬, selengkapnya Muḥammad bin Abdullah


bin Abdul Mutthalib bin Hasyim (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di
Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah seorang nabi dan rasul bagi umat
Muslim. Ia memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan
mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Meski non-Muslim umumnya
menganggap Muhammad sebagai pendiri Islam, dalam pandangan Muslim,
Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid untuk mengesakan Allah
sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya sejak dari Nabi Nuh. Umat
Muslim menyebut Muhammad dengan salam penghormatan "Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam" dan mengiringi dengan shalawat Nabi setiap nama Muhammad
diperdengarkan.
Lahir pada tahun 570 di Mekkah, Muhammad melewati masa kecil sebagai
yatim piatu, ia dibesarkan di bawah asuhan pamannya Abu Thalib. Beranjak
remaja, Muhammad bekerja sebagai pedagang. Tiga tahun setelah wahyu pertama,
Muhammad mulai berdakwah secara terbuka, menyatakan keesaan Allah dalam
bentuk penyerahan diri melalui Islam sebagai agama yang benar. Muhammad
menerima wahyu berangsur-angsur hingga kematiannya. Praktik atau amalan
Muhammad diriwayatkan dalam hadits, dirujuk oleh umat Islam sebagai sumber
hukum Islam bersama Al-Quran.
Masyarakat Madinah menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di
Madinah, terutama kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal
telah menyatakan kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam
menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari
perjanjian Aqabah yang mereka lakukan, baik perjanjian Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam.
Mereka bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang
menegakkan syariat Islam. Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar
Islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://hikmah-kata.blogspot.com/2013/02/respon-masyarakat-madinah-
terhadap.html
http://diasdiari.blogspot.com/2014/01/dakwah-rasulullah-saw-periode-
madinah.html

14

Anda mungkin juga menyukai