Anda di halaman 1dari 7

IJIP 6 (2) (2014)

INTUISI
JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI

PERBEDAAN SUCCESSFUL AGING PADA LANSIA DITINJAU DARI JENIS


KELAMIN

Aji Dharma Agus1 , Andromeda2


12
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Peningkatan pertumbuhan lansia secara kuantitas belum diikuti dengan peningkatan kualitas hidup.
Diterima Mei 2014 Menurunnya produktivitas menyebabkan buruknya kondisi sosial, ekonomi, derajat kesehatan dan
Disetujui Juni 2014 kemandirian. Successful aging atau menjadi tua dengan sukses merupakan tujuan dari perkembangan
Dipublikasikan Juli 2014 tahap akhir pada lansia. Lansia yang telah memiliki pencapaian successful aging yang tinggi tentunya
akan merasa bahagia dengan kehidupannya di masa sekarang di dalam successful aging ini terdapat
Keywords: empat aspek meliputi : functional well, selection optimimatization compensation, psychological well-being,
Successful Aging, Elderly, primary and secondary control. Perbedaan pencapaian successful aging dipengaruhi oleh perbedaan
Gender perubahan salah satunya adalah pada lansia pria tidak semuanya mengalami andropause sedangkan
pada lansia wanita kebanyakan telah terjadi menopause, salah satu perubahan pada aspek functional
wellmerupakan salah satu indikator terjadinya perbedaan pencapaian successful aging Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan successful aging pada lansia pria dan lansia wanita.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatifsubjek pada penelitian ini adalah sebanyak
90 orang anggota PWRI ranting Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling atau penelitian populasi, skala yang diberikan
adalah skala successful aging. Hasil dari uji normalitas lansia pria yaitu K-Sz = 0,976 dan
signifikansinya sebesar 0,296 sedangkan pada lansia wanita K-Sz = 0,857 dan signifikansinya 0,454
dan karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,087 (> = 0,05), maka dapat dikatakan bahwa sebaran
data berdistribusi normal. Uji homogenitas menghasilkan angka signifikasi di atas 0,05 (0,550> 0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian ini homogen.Hasil dari perhitungan uji
hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan successful aging pada lansia pria dan wanita, dengan taraf
signifikansi p = 0,001. Hasil nilai p < 0,05, berarti bahwa Ha diterima yang artinya ada perbedaan
successful aging antara lansia pria dan wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum
terdapat perbedaan pencapaian successful aging antara lansia pria dan lansia wanita, hal ini
diakibatkan oleh perbedaan perubahan yang terjadi seperti perubahan fisik, mental, kondisi sosial
dan ekonomi. Terdapat perbedaan hasil hitung dari meanlansia pria dan wanita.

Abstract
Elderly growth in quantity has not been accompanied by improved quality of life. Decreased productivity resulted
in poor social conditions, economic, health status and self-reliance. Successful aging or getting old with success is
the goal of the development of the final stages in the elderly. Seniors who already have a high achieving successful
aging will certainly feel happy with life in the present in the successful aging, there are four aspects include:
functional well, optimimatization compensation selection, psychological well -being, primary and secondary
control. Differences in the achievement of successful aging is influenced by differences in change one of them is not
all the elderly men experiencing andropause whereas in older postmenopausal women mostly have occurred, one
of the changes in the functional aspects of the well is one of the indicators of successful aging achievement
discrepancy purpose of this study was to determine the difference successful aging in elderly men and elderly
women. This study is a comparative quantitative research subjects in this study were as many as 90 members of
the district branch PWRI Tambakromo Pati. The sampling technique used in this study is the total sampling or
study population, given the scale is the scale of successful aging. Results of tests of normality elderly men 's K - Sz
= 0.976 and 0.296, while the significance of elderly women K - Sz = 0.857 and 0.454 significance and because of
greater significance value of 0.087 ( > = 0.05 ), it can be said that the distribution of normal distribution of
data. Homogeneity test gives the figure of significance above 0.05 ( 0.550 > 0.05 ), it can be concluded that the
data from this study homogeneous. Results of the hypothesis test calculations show there is a difference successful
aging in older men and women, with a significance level of p = 0.001. Results of p < 0.05, means that Ha is
accepted that successful aging means that there is a difference between elderly men and women. The results
showed that in general there are differences in the achievement of successful aging among elderly men and elderly
women, it is caused by differences in the changes that occur as changes in physical, mental, social and economic
conditions. There are differences in the results of the mean count of elderly men and women.

© 2014 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2086-0803
Gedung A1, Lantai 1 FIP UNNES e-ISSN 2541-2965
Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
E-mail: intuisi@mail.unnes.ac.id
Aji Dharma Agus dan Andromeda / Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi 6 (2) (2014)

PENDAHULUAN adalah sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan,


ketidakberdayaan, dan munculnya penyakit-
Kemajuan dunia ilmu pengetahuan telah penyakit. Masa lansia sering dimaknai sebagai
mengurangi derita dan beban yang diakibatkan masa kemunduran, terutama pada keberfungsian
kematian karena penyakit menular pada bayi dan fungsi-fungsi fisik dan psikologis. Hurlock (2004:
anak, meningkatnya taraf hidup dan taraf 307).
kesehatan menyebabkan turunnya angka Memasuki masa lansia yang bahagia
kematian yang diakibatkan oleh penyakit, dengan identik dengan kesiapan untuk menerima segala
menurunnya tingkat kematian dan menurunnya perubahan dalam aspek-aspek kehidupan. Aspek
jumlah kelahiran menyebabkan pertumbuhan kehidupan sosial merupakan salah satu aspek
penduduk usia lanjut hampir di setiap negara yang mengalami perubahan cukup signifikan pada
meningkat, pertumbuhan penduduk usia 60 masa lansia. Perubahan sosial ini tentu tak lepas
tahun keatas tumbuh lebih pesat dari kelompok dari adanya perubahan fisik-kognitif juga.
umur lainnya. Tahun 2010, dari penduduk dunia Perubahan sosial yang dialami individu usia
sebesar 6.9 milyar terdapat 759 juta berusia 60 lanjut bisa menjadi sumber stres tersendiri jika
tahun ke atas (11%) dan 105 juta berusia 80 tahun tidak disikapi dengan positif. Banyak lansia yang
ke atas (1.5 %). Pada 2050 diperkirakan mampu tetap optimal dalam bidang-bidang sosial
penduduk dunia telah meningkat menjadi 9.1 dan mencapai kondisi yang dikatakan sejahtera.
milyar, penduduk 60 tahun keatas sebanyak 2 Bahaya psikologis pada lansia dianggap
milyar (22%), bahkan 400 juta orang berusia 80 memiliki dampak lebih besar dibandingkan
tahun ke atas (4%), untuk Indonesia tahun 2010 dengan usia muda, karena penyesuaian pribadi
diperkirakan penduduk diatas 60 tahun telah dan sosial pada lansia jauh lebih sulit. Dengan
berjumlah 20.9 juta dari keseluruhan 235,7 juta demikian dibutuhkan kondisi hidup yang
orang (8.9 %) sedangkan pada pertengahan menunjang agar lansia dapat menjalani masa
abad, total penduduk berjumlah 284.6 juta dan lansia dengan baik dan memuaskan, kondisi
67.3 juta (24%) berusia 60 tahun (UNITED hidup yang menunjang juga dibutuhkan agar
NATION, 2009, World Population Prospects, The lansia tidak tertekan karena memasuki masa
2008 Revision). Secara implisit berarti bahwa total lansia. Kondisi hidup ini antara lain adalah sosial
penduduk hanya tumbuh pada tingkat 0.5% per ekonomi, kesehatan, kemandirian, kesehatan
tahun, sedangkan penduduk 60 tahun ke atas mental (Kemensos RI, 2012: 1)
tumbuh pada tingkat 2.9% per tahun. Succesful aging atau memasuki masa tua
Inilah ledakan penduduk lansia yang akan terjadi dengan sukses tentu menjadi dambaan bagi semua
dalam waktu tidak terlalu lamalagi. Suatu negara individu yang memasuki usia dewasa akhir.
memasuki era aging population(penduduk tua) jika Bagaimanapun tua tetap sebagai bagian dari
proporsi penduduk lansianya telah berada pada rentang kehidupan individu sehingga tidak
patokan penduduk berstruktur tua yakni tujuh ubahnya seperti masa-masa sebelumnya bahwa
persen dari total populasi. Penduduk dengan usia kesejahteraan juga menjadi impian bagi yang
60 tahun keatas mengalami peningkatan, dilihat menjalani masa ini. Memasuki masa lansia yang
dari proporsi dari total populasi. bahagia identik dengan kesiapan untuk menerima
Lansia menurut UU RI no 13 tahun 1998 segala perubahan dalam aspek-aspek kehidupan
adalah mereka yang telah memasuki usia 60 sosial, merupakan salah satu aspek yang
tahun ke atas. Banyak istilah yang dikenal mengalami perubahan cukup signifikan pada
masyarakat untuk menyebut orang lanjut usia, masa lansia. Banyak lansia yang mampu tetap
antara lain lansia yang merupakan singkatan dari optimal dalam bidang-bidang sosial dan mencapai
lanjut usia. Istilah lain adalah manula yang kondisi yang dikatakan sejahtera atau dengan kata
merupakan singkatan dari manusia lanjut usia. lain lansia tersebut mencapai kesejahteraan sosial.
Apapun istilah yang dikenakan pada individu Kesejahteraan pada masa ini sangat dipengaruhi
yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas oleh bagaimana individu lansia mampu untuk
tersebut tidak lebih penting dari realitas yang menyesuaikan keadaannya dengan keadaan di
dihadapi oleh kebanyakan individu usia ini. sekitarnya.
Mereka harus menyesuaikan dengan berbagai Pria selalu diasosiasikan dengan kekuatan
perubahan baik yang bersifat fisik, mental, agresif sementara wanita diasosiasikan dengan
maupun sosial. Perubahan-perubahan dalam positif, sabar, lembut. Pada masa lansia terjadi
kehidupan yang harus dihadapi oleh individu usia perubahan baik perubahan fisik maupun
lanjut khususnya berpotensi menjadi sumber perubahan psikis hal ini erat kaitannya dengan
tekanan dalam hidup karena stigma menjadi tua terjadinya andropause dan menopause.
86
Aji Dharma Agus dan Andromeda / Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi 6 (2) (2014)

Andropause adalah berhentinya fungsi kehidupan dan kesehatan, sedangkan wanita


fisiologis pada pria. Pada pria penurunan lansia memiliki nilai lebih tinggi pada aspek
produksi spermatozoa, hormon testosteron dan kesepian, ekonomi yang rendah dan kekhawatiran
hormon – hormon lainnya sedemikian perlahan terhadap masa depan. Perbedaan gender ternyata
berbeda dengan wanita yang mengalami memberikan andil yang nyata dalam kualitas
menopause, dimana produksi ovum, produksi hidup lansia. Kualitas hidup lansia merupakan
hormon estrogen dan siklus haid yang akan salah satu prediktor di dalam menilai pencapaian
berhenti dengan cara yang relatif mendadak, successful aging. Berdasarkan penelitian yang
sedangkan menopause adalah haid terakhir yang terdahulu yang menyatakan bahwa perbedaan
dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh jenis kelamin secara signifikan mempengaruhi
hormon reproduksi yang terjadi pada usia pencapaian kualitas hidup pada lansia dan hasil
menjelang atau pada usia lima puluhan. Seorang studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
wanita dikatakan telah menopause bila tidak menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan
mendapat haid lagi sejak satu tahun terakhir. perbedaan pencapaian successful aging antara lansia
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika pria dan wanita.
menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, Berdasarkan permasalahan yang telah
tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk
(tension), cemas dan depresi. Ada juga lansia yang melakukan kajian lebih mendalam mengenai
kehilangan harga diri karena menurunnya daya perbedaan successful aging lansia pria dan
tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak wanitapada anggota PWRI (Persatuan
dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, Wredatama Republik Indonesia) ranting
serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati.
reproduksi yang hilang.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah METODE PENELITIAN
dilakukan penulis di kantor perwakilan PWRI
(Persatuan Wredatama Republik Indonesia) Metode penelitian yang digunakan dalam
Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati, penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
terhadap 20 lansia pria dan wanita menunjukkan Pendekatan kuantitatif digunakan sebagai
ada perbedaan kecenderungan pencapaian prosedur penelitian yang menekankan pada data-
successful aging antara lansia pria dan wanita. data numerikal (angka) yang diolah dengan
Lansia pria menunjukkan kecenderungan aspek metode statistik (Azwar, 2004: 5). Desain
functional well yang lebih tinggi yakni sebanyak penelitian yang digunakan dalam penelitian kali
60%, sedangkan pada aspek ini lansia wanita ini menggunakan desain penelitian kuantitatif
yang memiliki kecenderungan functional well yang komparatif. Penelitian kuantitatif komparatif
tinggi sebesar 40%; kemudian pada aspek merupakan penelitian yang berusaha mencari
psychological well-being menunjukkan perbedaan suatu variabel tertentu dari dua buah
kecenderungan hasil yang lebih tinggi juga kelompok atau lebih. Penelitian ini menggunakan
dimiliki oleh lansia pria yakni sebesar 60%, dan pendekatan kuantitatif komparatif untuk
pada lansia wanita hanya sebesar 40%; Meskipun mengetahui ada tidaknya perbedaan successful
telah memasuki masa pensiun dimana masa aging pada lansia ditinjau dari jenis kelamin.
pensiun diidentikkan dengan kegiatan yang tidak Populasi dalam penelitian kali ini adalah seluruh
melakukan apapun, namun dalam studi anggota Persatuan Wredatama Republik
pendahuluan ini ditemukan bahwa rata-rata para Indonesia ranting Kecamatan Tambakromo
lansia yang tergabung dalam organisasi PWRI ini Kabupaten Pati. Pengambilan sampel dalam
aktif mengikuti kegiatan yang diadakan oleh penelitian kali ini teknik dengan menggunakan
organisasi PWRI rutin setiap bulan sekali. teknik total sampling atau disebut juga dengan
Kebanyakan masa pensiun diisi para lansia penelitian populasi, yaitu menggunakan
dengan kegiatan yang umumnya kurang kesuluruhan subjek penelitian dari populasi, yaitu
produktif namun disini ditemukan bahwa lansia anggota organisasi PWRI ranting Kecamatan
ternyata masih melakukan suatu hal yang yang Tambakromo. Dalam penelitian ini menggunakan
berhubungan dengan kegiatan sosial. skala sebagai alat ukur, Skala yang digunakan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
oleh Setyoardi (dalam Purnama 2010:1) bahwa penelitian merupakan model skala sikap. Skala
kualitas hidup lansia pria lebih tinggi model skala sikap disusun untuk mengungkap
dibandingkan dengan lansia wanita, dilaporkan sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju
bahwa lansia pria secara signifikan lebih memiliki dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. Skala
kualitas hidup yang lebih tinggi terutama pada model sikap berisi pernyataan- pernyataan sikap
aspek hubungan sosial, keadaan ekonomi kondisi (attitude statements), yaitu suatu pernyataan

87
Aji Dharma Agus dan Andromeda / Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi 6 (2) (2014)

mengenai objek sikap yang sifatnya tertutup satu populasi. Uji homogenitas dalam penelitian
(Azwar, 2010a: 98 untuk mengumpulkan data ini menggunakan levene test. Maka jika
dalam penelitian ini menggnakan skala successful probabilitas < 0,05 berarti Ho ditolak atau data
aging. Peneliti menggunakan validitas logis tidak berdistribusi homogen. Hasil uji
(konstrak) dimana item-item skala yang homogenitas data pada penelitian dapat dilihat
digunakan benar-benar mewakili teori yang dalam lampiran. Pada tabel diketahui bahwa
digunakan sebagai landasan pembuatan tes atau kolom sig. adalah 0,087 untuk variabel successful
alat ukur (instrumen). Untuk mengetahui aging. Jika angka signifikasi diatas 0,01 (0,087 >
validitas empirik instrumen tersebut maka diukur 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data hasil
validitas butirnya dengan rumus korelasi product penelitian ini adalah dinyatakan homogen.
moment. Pengujian reliabilitas dalam penelitian Pengujian hipotesis successful aging pada
ini menggunakan uji reliabilitas internal yang penelitian ini menggunakan teknik statistik t-test
diperoleh dengan cara menganalisis data dari dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows.
hasil suatu pengetesan dengan rumus alpha. Dengan hasil sebagai berikut: Hasil dari
Analisa data yang relevan adalah teknik t-test perhitungan uji t-test pada successful aging pada
untuk menguji signifikansi perbedaan dua mean lansia pria dan wanita, diperoleh dengan taraf
dari sampel-sampel yang independen. signifikansi p = 0,001. Hasil nilai p < 0,05, berarti
bahwa Ha diterima yang artinya ada perbedaan
HASIL DAN PEMBAHASAN successfull aging antara lansia pria dan wanita
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hasil apakah ada perbedaan successful aging antara
lansia pria dan lansia lansia. Berdasarkan data
Uji normalitas dilakukan untuk melihat yang didapat dari hasil penelitian, peneliti akan
kenormalan distribusi data variabel penelitian. medeskripsikan perbedaan successful aging dari
Data yang terdistribusi secara normal akan Lansia Priamaupunlansia wanita.
membentuk distribusi normal, dimana data Berdasarkan hasil analisis data dari
memusat pada nilai rata-rata dan median. Hal ini successful aging lansia pria dan lansia wanita maka
untuk melihat apakah subjek penelitian dapat disimpulkan bahwa successful aging dari
memenuhi syarat sebaran normal untuk mewakili lansia pria yaitu tergolong tinggi sedangkan hasil
populasi. Hasil pengujiannya dapat dilihat dari analisis dari successful aging pada lansia wanita
tabel uji normalitas data dengan menggunakan juga tergolong tinggi.
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh
pengolahannya dilakukan dengan bantuan SPSS gambaran bahwa aspek pertama yaitu functional
17.0 for windows. Kaidah yang digunakan untuk well pada lansia pria berada pada kategori tinggi
mengetahui normal tidaknya distribusi data sedangkan lansia wanita juga berada pada
adalah jika nilai p>0,05 maka sebaran data kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa para
berdistribusi normal, sedangkan jika p<0,05 maka lansia tidak ada yang mengalami masalah dengan
sebaran data tidak berdistribusi normal. kesehatan baik kesehatan fisik maupun juga
Berdasarkan tabel diatas hasil uji normalitas kesehatan mental. Meskipun sama-sama berada
variabel menggunakan One-Sample Kolmogorov- dalam kategori yang tinggi pada aspek functional
Smirnov Test memperlihatkan bahwa successful well, aspek ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan
aging lansia pria mempunyai koefisien K-Sz = perubahan yang dialami oleh lansia baik lansia
0,976 dan signifikansinya sebesar 0,296, pada pria maupun lansia wanita. Tidak semua lansia
successful aging pada lansia wanita mempunyai pria mengalami andropause sedangkan pada lansia
koefisien K-Sz = 0,857 dan signifikansinya wanita dengan usia yang sama mengalami
sebesar 0,454. Oleh karena nilai signifikansi lebih menopause sehingga hal ini berpengaruh terhadap
besar dari 0,05 (> = 0,05), maka dapat pencapaian successful aging pada lansia berbeda,
dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi perubahan yang lebih dominan terjadi pada lansia
normal. wanita yang mengalami menopause seperti
Uji homogenitas dimaksudkan untuk perubahan fisik tentunya mempengaruhi
mengetahui apakah variasi sampel yang diambil kehidupan lansia wanita sehari-hari.
dari populasi yang sama memiliki keseragaman Dalam aspek yang kedua yaitu selection
atau tidak. Menurut Arikunto (2006: 320) bahwa optimatization compensation yang dideskripsikan
pengujian homogenitas menjadi sangat penting sebagai kunci untuk menuju usia lanjut berhasil
apabila peneliti bermaksud melakukan adalah dengan menggunakan waktu sebanyak
generalisasi untuk hasil penelitiannya serta mungkin untuk melakukian hal yang bermakna.
penelitian yang data penelitiannya diambil dari Kegiatan yang dilakukan sekedar untuk mengisi
kelompok–kelompok terpisah yang berasal dari waktu luang cenderung mengurngi rasa tidak
88
Aji Dharma Agus dan Andromeda / Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi 6 (2) (2014)

bahagia pada usia lanjut. Akhirnya seseorang menghadiri pertemuan ddan sebagainya lebih
dikatakan memiliki successful aging yang baik puas hidupnya daripada yang hanya tinggal di
apabila mereka tetap mampu untuk memelihara rumah saja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
kemampuan mengontrol dalam setiap sendi bahwa mayoritas lansia pria berada dalam
kehidupannya. Schulz (dalam Suardiman, 2010: kategori tinggi dan pada lansia wanita sebagian
183). berada dalam kondisi tinggi namun banyak juga
Di dalam penelitian ini diperoleh hasil yang berada dalam kategori sedang. Sesuai
bahwa lansia pria mayoritas berada dalam dengan konsep teori kepuasaan hidup yang
kategori tinggi pada aspek ini meskipun pada dikemukakan oleh Suardiman (2010:185) bahwa
aspek ini lansia wanita mayoritas juga dalam kesejahteraan psikologis lansia dipengaruhi oleh
kategori tinggi namun pada kategori sedang gaya hidup aktif, di masyarakat pada umumnya
terdapat lebih banyak lansia wanita yang ada di lansia pria lebih banyak memnpunyai peran di
dalam kategori sedang. Hal ini kemungkinan masyarakat daripada lansia wanita yang
terjadi karena mayoritas lansia pria masih terlibat peranannya di masyarakat lebih terbatas.
aktif di dalam kehidupan sosial masyarakat di Perbedaan peranan di masyarakat antara lansia
sekitarnya sehari-hari pada umumnya kegiatan pria dan lansia wanita menyebabkan terjadinya
yang dilakukan oleh para pensiunan yang tinggal perbedaan pencapaian successful aging.
di pedesaan rata-rata memiliki sawah atau kebun Successful aging bisa diartikan sebagai
yang menjadi sarana bagi para lansia pria untuk kondisi fungsional lansia berada pada kondisi
tetap bisa bekerja setelah mereka pensiun. maksimum atau optimal, tercegah dari berbagai
Dengan adanya pekerjaan yang dilakukan setelah penyakit serta memiliki fungsi kognitif yang tinggi
memasuki masa pensiun memungkinkan lansia sehingga memungkinkan mereka bisa menikmati
untuk tetap memiliki pencapaian successful aging masa tuanya dengan penuh makna,
khususnya pada aspek selection optimatization membahagiakan, berguna dan berkualitas serta
compensation. tetap berperan aktif dalam kegiatan sosial. Serta di
Berdasarkan hasil penelitian pada aspek dalamnya terdapat empat aspek yaitu functional
primary and secondary control yang dapat diartikan well, selection optimatization compensation, primary
sebagai keinginan seseorang untuk tetap memiliki and secondary control, psychological well-being.
motivasi yang kuat serta tetap berusaha untuk Successful aging sebagai tujuan dari
bisa mengendalikan lingkungan, atau dalam perkembangan tahap akhir lansia juga berkaitan
istilah yang lebih spesifik, untuk menghasilkan erat dengan adanya kebahagiaan. Menurut
konsistensi antara perilaku dan peristiwa di Erikson (dalam Hurlock 2004:442) orang yang
lingkungan. Hal ini disebut sebagai primary berusia lanjut yang telah mencapai standar yang
control. Sedangkan secondary control merujuk telah mereka tetapkan sewaktu muda dan mereka
kepada kemampuan seseorang untuk mengatur percaya bahwa keadaannya sesuai dengan
keadaan mental, emosi dan motivasi. Di dalam keadaan pribadi ideal maka mereka akan
aspek ini juga mayoritas lansia pria juga berada mengalami kebahagiaan, sebaliknya orang yang
dalam kategori tinggi sedangkan pada lansia berusia lanjut yang merasa gagal dengan harapan-
wanita meskipun sebagian besar berada pada harapan yang ditanam sewaktu muda dan putus
kategori tinggi namun banyak diantara mereka asa dengan keadaannya, menyadari bahwa
yang juga masuk dalam kategori sedang. Hal ini kesempatan mereka telah hilang mereka akan
menunjukkan pada aspek primary and secondary cenderung tidak bahagia.
control pencapaian successful aging pada lansia pria Dan kebahagiaan pada lanjut usia
lebih tinggi daripada lansia wanita. Hal ini dipengaruhi oleh penerimaan diri baik pada usia
diakibatakan oleh kehidupan sehari-hari dimana muda mauupun usia sekarang, selain oleh
lansia pria lebih bisa menempatkan diri terhadap penerimaan diri (self acceptance) kebahagiaan juga
lingkungan seperti tetap aktiv dalam kehidupan dipengaruhi oleh achievment, dan menurut sensus
bermasyarakat, sehingga memungkinkan lansia dari BPS menunjukkan bahwa ada perbedaan
pria mendapatkan pencapaian yang lebih tinggi penghasilan antara lansia pria dan lansia wanita.
dibanding lansia wanita. Hal inilah yang menyebabkan adanya pebedaan
Aspek yang terakhir dalam pengukuran dalam aspek psychological well-being.
successful aging adalah psychological well-being atau Hal yang ditemukan dalam penelitian ini
kesejahteraan psikologis adalah kondisi dimana sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
individu atau lansia merasa puas akan Purnama (2011: 1) selain ditinjau dari perbedaan
kehidupannya baik kehidupan di masa sekarang jumlah dan angka harapan hidupnya, lansia pria
maupun kehidupan di masa lalu. Kesejahteraan dan lansia wanita juga memiliki perbedaan pada
psikologis berhubungan erat dengan gaya hidup tingkat kualitas hidup dan usia harapan hidup,
aktif usia lanjut yang aktif pergi berorganisasi serta jumlah lansia wanita yang lebih tinggi

89
Aji Dharma Agus dan Andromeda / Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi 6 (2) (2014)

daripada lansia pria. Dilaporkan secara signifikan fisik maupun psikis, tidak semua lansia pria
bahwa lansia pria memiliki hubungan personal, mengalami andropause sedangkan pada lansia
dukungan keluarga, keadaan ekonomi, pelayanan wanita mengalami menopause selain perubahan
sosial kondisi kehidupan dan kesehatan yang fisik dan psikis juga terjadi perubahan kondisi
lebih baik. Sedangkan wanita lansia memiliki sosial ekonomi. Pada umumnya kondisi sosial
kekhawatiran terhadap masa depan. Pada hasil ekonomi lansia pria lebih baik dibanding lansia
sensus yang dilkukan oleh Badan Pusat Statistik wanita perubahan-perubahan inilah yang
tahun 2009 ditemukan hasil bahwa lansia pria di meyebabkan terjadinya perbedaan pencapaian
Indonesia yang masih bekerja mendapat gaji successful aging.
yang secara signifikan lebih tinggi dibanding Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan yang didapatkan oleh lansia wanita yang kesimpulan, maka penulis akan mengajukan
masih bekerja hal ini menunjukkan bahwa lansia beberapa saran sebagai berikut: (1). Bagi
pria lebih mandiri secara ekonomi sehingga organisasi PWRI diharapkan untuk tetap aktif
mereka tidak khawatir terhadap masa depannya, dalam membina lanjut usia yang menjadi
Lanjut usia yang secara finansial terjamin, dapat anggotanya, selain itu juga lebih banyak
memanfaatkan waktu bebasnya untuk hal-hal mengadakan kegiatan bagi para anggotanya.
yang konstruktif, merasa bahagia dengan kontak Terutama kegiatan bagi lansia wanita sehingga
sosialnya dan dapat mengembangkan jasa- lansia wanita dapat lebih aktif dan dapat
jasanya bagi kepentingan orang lain, ia akan meningkatkan pencapaian successful aging-nya; (2).
dapat bertahan pada konsep diri yang superior, Bagi peneliti yang berminat mengadakan
tetap termotivasi tinggi dan merasa bahagia penelitian lebih lanjut, sebaiknya peneliti
dengan hidupnya. (Hurlock, 2004: 443) menyesuaikan instrumen penelitian yang akan
Secara akumulatif perbedaan pencapaian digunakan sesuai dengan budaya dari subjek
successful aging pada lansia dipengaruhi oleh penelitian sehingga data yang diambil lebih
perubahan-perubahan yang terjadi baik pada akurat. Selain itu hendaknya peneliti selanjutnya
lansia pria maupun lansia wanita, perubahan perlu memperbanyak jumlah subjek, sehingga
yang terjadi dalam tiap aspek pada successful memungkinkan untuk mengadakan try out
agingmenyebabkan adanya perbedaan, perbedaan penelitian.
perubahan baik perubahan fisik, maupun psikis,
tidak semua lansia pria mengalami andropause DAFTAR PUSTAKA
sedangkan pada lansia wanita mengalami
menopause selain perubahan fisik dan psikis juga Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Cetakan ke-12.
terjadi perubahan kondisi sosial ekonomi, pada Jakarta: Rineka Cipta
umumnya kondisi sosial ekonomi lansia pria Azizah, Lilik. M. 2011. Keprawatan Lanjut Usia.
Yogyakarta: Graha Ilmu
lebih baik dibanding lansia wanita perubahan-
Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Cetakan ke-10.
perubahan inilah yang meyebabkan terjadinya Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
perbedaan pencapaian successful aging. Azwar, S. 2010a. Metode Penelitian. Cetakan ke-10.
Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
yang mengemukakan bahwa lansia pria dan ---------------2010b. Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan
lansia wanita memiliki perbedaan yang signifikan ke-10. Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
di dalam pencapaian successful aging, menurut apa Hamidah. Successful aging melalui dukungan sosial. Jurnal
yang dikemukakan oleh Havigrust (dalam Psikologi Unair. Volume 14 no.02 Hal108-118
Hurlock, 2004: 442) bahwa kepuasaan hidup Hurlock. B. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta:
merupakan salah satu prediktor di dalam melihat Erlangga
Indriana, Yeniar. 2003. Religiositas, Keberadaan
pencapaian successful aging antara lansia pria dan
Pasangan dan Kesejahteraan Sosial (Social Well-
lansia wanita, dapat disimpulkan bahwa memang being) Pada Lansia Binaan. Jurnal Psikologi
perbedaan yang ditemukan dalam penelitian ini Undip. Volume 22 no.03 Hal 110-119
sesuai dengan konsep teoritis. Ouwehand et al. 2006. Clinical Psychology Review.
Utrecht: Elsiever
SIMPULAN DAN SARAN Papalia, D.E. 2004. Adult Development and Aging. New
York: MC. Graw-Hill Book.
Dari hasil penelitian, analisis data dan Purnama, Ahmad. 2009. Kepuasaan Hidup dan
pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: Dukungan Sosial Lanjut Usia. Yogyakarta:
B2P3KS Press.
Terdapat perbedaan successful aging antara lansia
Rowe, J.W Kahn, R.L. (1998) Successful aging: The Mc
pria dan lansia wanita, lansia pria lebih tinggi
arthur Foundation Study. Online.
successful aging-nya dibandingkan dengan successful http:egyptianaaa.org/healthsuccessfulaging2.ht
aging lansia wanita. Hal ini dipengaruhi oleh m
adanya perbedaan perubahan baik perubahan

90
Aji Dharma Agus dan Andromeda / Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi 6 (2) (2014)

Reker, Gary T. 2009. Successful Aging Scale.


Peterborough: Trent University.
Santrock, JW. 2003. Life Span Development
Perkembangan edisi keenam. Jakarta: Erlangga
Seniati, Liche;dkk. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta:
PT Indeks
Suardiman, SP. 2011. Psikologi Usia Lanjut.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Weiner. 2003. Handbook of Psychology. New Jersey:
John Willey and sons
http://Kemsos.go.id/read/detail/2012/03/09/105051
34/Penduduk Berusia lanjut di indonesia.htm
diunduh 03/09/2012

91

Anda mungkin juga menyukai