Manajemen Pergudangan
dalam Bisnis Retail
Sistem Pergudangan
- Aktivitas Pergudangan
- Gudang Pemyimpanan dan Gudang Distribusi
- Proses Penerimaan dan Penyimpanan Barang di Gudang
- Penyimpanan dan Pemeliharaan Barang di Gudang
Aktivitas Manajemen Pergudangan
- Proses Administrasi pada Gudang
- Pencatatan Persediaan Barang
- Prosedur Labelling
- Cross Docking
A. Sistem Pergudangan
Dalam sebuah toko, kita perlu memilki gudang
sebagai tempat penyimpanan berbagai barang.
Gudang identik dengan suatu bangunan yang
dapat digunakan untuk menyimpan barang,
baik dalam jangka dekat maupun panjang. Lalu,
bagaimana proses manajemen gudang dalam
bisnis retail? Simak pembahasan berikut!
1. Aktivitas pergudangan
Aktivitas utama yang dilakukan dalam sebuah
gudang retail, yaitu sebagai berikut.
a. Penerimaan (Receiving)
Pada bisnis retail, proses penerimaan merupakan aktivitas awal yang dilakukan dalam gudang
sebagai tempat penerimaan barang. Prosesnya menjadi sangat vital karena gudang sebagai pintu
gerbang awal barang masuk hingga nantinya akan digunakan untuk produksi. Ketika ada kesalahan
dari proses – proses berikutnya. Kesalahan yang mungkin bisa terjadi pada proses penerimaan,
antara lain kesalahan dalam jumlah dan jenis barang, pesanan tidak sesuai PO, kerusakan fisik pada
barang, serta ketidaklengkapan dikumen barang.
Makin banyak volume barang yang masuk, akan memungkinkan timbulnya kesalahan yang timbul
dari proses tersebut. Dengan demikian, harus dibuat manajemen atau sistem yang ketat yang
mengatur setiap langkah dalam proses penerimaan.
b. Penyimpanan (Dispatch)
Pada proes penyimpanan barang, hal yang harus di perhatikan yaitu mengenai kriteria atau sifat
barang yang akan disimpan itu sendri. Prosedur ini menuntut adanya perhatian, sumber dana,
sumber daya, dan waktu ekstra guna menjamin sistem penyimpanan yang baik.
1) Jenis Barang yang akan Disimpan serta Karakteristik dari Barang
Hal utama yang harus diperhatikan, yaitu barang yang akan disimpan dalam bentuk makanan
(food) dan bukan makanan (nonfood items) ataupun justru kedua – duanya.
Beberapa karakteristis barang yang harus diperhatikan dalam penyimpanan barang, yaitu sebagai
berikut.
a) Volume dari barang yang akan disimpan, contohnya apakah dalam bentuk tonase atau
kubikasi.
b) Frekuensi dan ukuran atau banyaknya pengiriman yang akan diterima di gudang.
c) Frekuensi dan ukuran atau banyaknya pengiriman yang akan dikirim / dikeluarkan dari gudang.
d) Lingkungan pergudangan dan kondisi bangunan. Hal ini penting untuk menjamin barang tidak
mengalami kerusakan atau penurunan kualitas selama disimpan.
e) Sensitivitas temperatur, apakah barang memerlukan suhu khusus.
f) Apakah barang yang akan disimpan termasuk kategori barang berbahaya atau tidak. Juga
bahan baku dari barang apakah termasuk bahan yang berbahaya.
2) Banyakanya Barang yang akan disimpan untuk Perhitungan Luas Tempa yang diperlukan
Berikut hal – hal yang harus diperhatikan terkait perhitungan luas tempat yang diperlukan.
a) Ukuran dan berat barang termasuk kemsannya.
b) Jenis kemasannya.
c) Apakah perlu tempat khusus untuk memsang kemasan baru, pemasangan label dan
sebagainya.
Sistem pencatatan persediaan barang dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode
pencatatan persediaan barang, antara lain sebagai berikut.
No Metode Keterangan
1. First-In, First-Out (FIFO) Pencatatan jenis ini berarti barang yang pertama
masuk, barang itulah yang lebih dahulu
dikeluarkan, atau secara mudah dapat dikatakan
masuk pertama, keluar pertama (MPKP).
2. Last-In, First-Out (LIFO) Pencatatan jenis ini berarti barang yang paling
akhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu
dikeluarkan atau dikatakan bahwa masuk akhir,
pertama keluar (MAKP).
3. Weight AVERAGE Cost Pencatatan jenis ini berarti bahwa barang-barang
(WAC)/ AVERAGE Cost (AC) yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata-
ratanya.
3. Prosedur Labelling
Prosedur labelling merupakan pemberian identitas pada suatu produ dasarnya, label
bertujuan agar konsumen dapat memperoleh produk sesu diharapkan dan sehat serta aman
dikonsumsi. Tanpa label tersebut pela akan kesulitan membedakan antara produk satu dengan
yang lainnya. Beba industri besar yang membutuhkan label untuk produk-produknya, antara
industri makanan, minuman, permen, cokelat, perawatan diri, kosmetik, main elektronik, mobil
dan motor (oli), bahan kimia (chemical), rumah tangga den retail.
Langkah-langkah proses labelling barang pada gudang, antara lain sebagai berikut.
a. Memberi stiker semua produk dengan label informasi. Hal ini memastikan bahwa ketika akan
melalui inventaris, dapat dengan mudah melacak dan menyimpannya. Misalnya, jika
persediaan diberi label oleh admin gudang dengan jenis produk dan deskripsi maka ketika
mencari produk dapat melihat sesuai dengan label, bukan menebak apa yang dibutuhkan.
b. Memasukkan produk yang sama di barang-di-rak-supermarket tempat yang sama. Bila
memiliki banyak persediaan, hal ini membantu untuk menjaga jenis produk yang sama di
tempat yang sama, sehingga lebih mudah menemukan yang dibutuhkan. Misalnya, jika
berkeliling gudang untuk mencari
spidol, dan telah menemukan satu
spidol, secara tidak langsung
menemukan semuanya.
c. Menumpuk item secara vertikal
dengan tujuan menghemat ruang di
gudang peralatan yang harus disusun
ke belakang, membuatnya tampak
lebih rapi. Hal ini tidak berlaku untuk
furnitur dan peralatan yang harus
disusun di belakang.
d. Memberi jarak antargang, karena akan makin lorong gudang sangat berantakan. sulit untuk
ditemukan jika kondisi.
e. Menempatkan gambar digital pada kota ada di dalamnya. Gambar digital dapat berupa
gambar item maupun barcode. Jika setiap barang memiliki gambar digital di luar langsung
mengurangi kemungkinan terbuka pengecekan. Informasi label yang ditempelkan pada boks
sangat membantu operator gudang melakukan stok opname. Hal tersebut karena tidak perlu
melakukan penghitungan manual dan cukup melihat informasi pada lebel.
4. Cross Docking
Cross merupakan sistem distribusi di mana barang dagangan diterima di warehouse ataupun
distributio center tanpa disimpan kembali, tetapi langsung dipersiapkan untuk pengiriman
selanjutnya. Dengan kata lain, cross docking proses pemindahan dari titik penerimaan langsung ke
titik pengiriman tanpa disimpan lagi untuk sementara. Tujuan dari cross docking identik dengan
menghilangkan penyimpanan yang kurang produktif pada distribution center retailer atau wholesaler.
Keuntungan yang diperoleh, di antaranya berupa hilangnya biaya dan waktu, meminimalkan proses
memindahkan produk ke dalam atau ke luar lokasi pergudangan, termasuk data entry yang
dihubungkan ke dalam sistem informasi manajemen inventori.
a. Jenis-Jenis Cross Docking
Pada dasarnya cross docking dapat dikategorikan sebagai berikut.
1) Intermediate Handling Cross Docking
Pengemasan menggunakan peti dan lain-lain yang diterima, kemudian dibuka dan diberi
label kembali ke dalam kemasan baru oleh distribution center yang selanjutnya dikirimkan
kembali ke toko. Selanjutnya, kemasan baru dikirim dan digabungkan dengan kemasan yang
serupa dari supplier lain di kendaraan pengiriman. Dalam hal ini, distribution center
mengeluarkan order gabungan tanpa ada rincian dari toko. Unit logistik ditentukan oleh
distributor si pembeli sesuai dengan kebutuhan toko. Adapun supplier menyiapkan dan
mengirim produk ke distribution center. Pada tahap penerimaan, kemasan yang homogen
dikurangi menjadi unit distribusi untuk segera dikirim ke toko.
Dalam hal ini, toko tidak lagi melakukan persiapan produk di dalam gudang distributor,
tetapi dilakukan oleh supplier pada waktu persiapan sebelum barang tersebut dikirim. Proses
tersebut memungkinkan supplier untuk mengirim ke satu titik guna meningkatkan tingkat
kesegaran produk tersebut. Proses ini juga dapat digunakan untuk slow moving product guna
pengiriman ke toko dengan ukuran menengah seperti supermarket atau outlet kecil self service.
Cross docking jenis ini umumnya lebih sesuai untuk produk yang memiliki volume kecil seperti
kosmetik, produk kebersihan, barang yang beraneka ragam, apparel, dan lainlain. Oleh sebab
itu, guna mengoptimalkan penggunaan sumber alat pengangkut (transportasi), beberapa
supplier di dalam supply chain yang sama dapat membentuk satu grup untuk menggabungkan
pengiriman logistik mereka.
PROYEK
Kerjakan tugas berikut secara kelompok yang terdiri atas 4 – 5 orang siswa!
1. Lakukan pengamatan bersama kelompok ke toko retail yang ada di sekitar Anda!
2. Buat daftar petanyaan yang akan diajukan kepada pendangan maupun pembelinya, kemudian
lakukan wawancara!
3. Dari hasil wawancara lakukan identifikasi dan diskusi mengenai manajemn pergudangan!
4. Buatlah laporan hasil pengamatan dengan ketentuan pengetikan sebagai berikyt.
a. Ukuran kertas A4.
b. Margin kiri 4 cm, margin kanan 3 cm.
c. Margin atas 4 cm, margin bawah 3 cm.
d. Ukurann huruf untuk judul arial 14 pt, untuk subjudul 12 pt, sedangkan untuk isi laporan 11
pt
e. Laporan minimal 5 halaman, dilengkapi dengan gambar saat wawancara dilakukan, kemudian
dijilid dengan rapi.
5. Sistematika penulisan laporanya, yaitu sebagai berikut.
a. Pendahuluan
b. Isi laporan
c. Penutup
6. Laporan dikumpulkan 2 minggu setelah pemberian tugas.