Prinsip-prinsip Pengajaran
Setiap teori belajar mempunyai prinsip-prinsip belajar-mengajar
sendiri, yang mungkin sama ataupun berbeda dengan teori lain. Dalam
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di kelas,guru umumnya tidak hanya
menggunakan satu pendekatan ataupun metode mengajar tetapi
menggunakan beberapa metode. Ada beberapa prinsip pengajaran yang
secara relative berlaku umum , diantaranya:
1. Prinsip Perkembangan
Siswa yang sedang diajar di dalam kelas sedang berada dalam proses
perkembangan. Sehubungan dengan perkembangan ini maka
kemampuan anak pada setiap jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-
beda. Oleh karena itu, ketika memilih bahan dan metode belajar guru
hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan-
kemampuan anak tersebut.
2. Prinsip Perbedaan Individu
Seorang guru menghadapi banyak siswa di kelas dengan ciri masing-
masing siswa yang berbeda-beda. Tiap siswa memiliki pembawaan
yang berbeda, dan menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya
masing-masing juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar apabila
setiap siswa memiliki ciri-ciri tersendiri. Guru perlu mengerti benar
tentang adanya keragaman ciri-ciri siswa ini. Baik dalam menyiapkan
dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan
pembimbingan, guru hendaknya menyesuaikan dengan perbedaan-
perbedaan tersebut.
3. Prinsip Minat dan kebutuhan
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri.bahan
ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin di sesuaikan dengan
minat dan kebutuhan tersebut.pengajaran perlu memperhatikan minat
dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya
perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak akan
menarik perhatiannya dengan demikian mereka akan bersungguh-
sungguh dalam belajar.
4. Prinsip Aktivitas
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa
belajar. Dalam pengajaran, siwalah yang menjadi subjeknya, berarti
dialah yang menjadi pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan
sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya
merencanakan pengajaran yang menuntut siswa banyak melakukan
aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas.
Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik
minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat
bagi masa depannya. Metode-metode yang banyak mengaktifkan siswa,
diantaranya: metode diskaveri, inkuiri, eksperimen, demonstrasi
pemecahan masalah, keterampilan proses, penegasan, dan diskusi.
5. Prinsip Motivasi
Setiap perbuatan, termasuk perbuatan belajar di dorong oleh sesuatu
atau beberapa motif. Motif merupakan suatu tenaga yang berada pada
diri siswa yang mendorongnya untuk berbuat atau mencapai suatu
tujuan. Jika motif pada siswa cukup besar sehingga tanpa motivasi dari
luar dia sudah biasa berbuat berarti siswa tersebut memiliki motif
internal. Jika motif pada siswa kecil sekali sehingga ia membutuhkan
motivasi dari luar, siswa tersebut memerlukan motif eksternal. Selain
itu motif dibedakan pula menjadi motif intrinsic dan ekstrinsik. Motif
intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai atau berkaitan dengan
perbuatan yang dilakukan. Contoh seorang siswa rajin belajar Bahasa
inggris karena dia ingin bias berbicara Bahasa inggris. Motif ekstrinsik
adalah tenaga pendorong yang berada di luar perbuatan atau tidak ada
hubungannya langsung dengan perbuatan yang dilakukannya, tetapi
menjadi penyerta dari keberhasilan belajar.