Anda di halaman 1dari 2

COVID PANDEMIK YANG BERIMBAS PADA PENDIDIKAN

Akibat Covid-19 yang menyerang negara kita banyak tempat yang di tutup seperti tempat
ibadah, rumah sakit, super market dan salah satunya adalah pendidikan.
Karena keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) pemerintah dapat kesulitan untuk
menghadapi situasi yang sangat darurat ini, hal ini kita sudah ketahui karena banyaknya
korban yang terinfeksi virus Covid-19 bahkan mengakibatkan kematian dan bahkan negara
kita sekarang merupakan negara yang tercatat dengan jumlah pasien yang sangat bnayak.
Pemerintah pun mempunyai kendala yang sangat besar dalam mengatasi kendala ini karena
menyangkut dengan persoalan ekonomi, sosial kesehatan, pendidikan, keamanan dan lain-
lain dalam mengatasi Covid-19.

Maka di sini diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah dan warga masyarakat dalam
rangka memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 dalam skala besar dan luas sehingga
virus ini tidak berdaya menyebar ke warga masyarakat lainnya, dengan menerapkan sistem
ketaatan dan disiplin bagi warga itu sendiri.

Dilema ini juga berimbas ke dalam dunia pendidikan walaupun sudah ada sebuah regulasi
baru yang di keluarkan oleh pemerintah, dengan pembatasan kegiatan di setiap satuan
pendidikan.

Dengan sistem proses belajar mengajar di satuan pendidikan wajib mematuhi dan menaati
oleh setiap warga dari satuan pendidikan di seluruh Indonesia khususnya, tetapi ini bukan
berarti guru dan siswa hanya bebas belajar.

Guru dan siswa tetap harus melaksanakan pembelajaran di rumah masing-masing dengan
metode daring (dalam jaringan), metode luring (jaringan luar) atau dengan media lainnya
yang bisa mengakses model pembelajaran sesuai dengan aturan protokol di satuan pendidikan
masing-masing.

Kebijakan pembelajaran melalui metode daring merupakan sebuah manfaat yang sangat besar
bagi siswa di era teknologi digital, sehingga dapat memberi hak-hak otonomi bagi siswa agar
proses belajar tetap berjalan, meskipun dalam kondisi yang sangat prihatin dalam
menghadapi darurat pandemi Covid-19.

Namun demikian, masih banyak kendala yang dihadapi guru dan siswa yang muncul dalam
pembelajaran metode daring yang tidak bisa dihindari.

Sebagaimana contoh, yang akan terjadi di satuan pendidikan atau daerah misalnya, daerah
tertinggal, terdepan, dan terluar yang terkendala dengan koneksi jaringan internet yang tidak
ada, tentu ini tidak bisa dilaksanakan dengan sistem daring ataupun media teknologi lainnya.

Karena kemajuan informasi dan komunikasi, karena keterbatasan pemerataan teknologi


sehingga bagi mereka belum bisa dan sulit melaksanakan pembelajaran daring ataupun
dengan media lainya.

Alasan lain yang muncul adalah masih banyaknya satuan pendidikan yang belum familiar
dengan perkembangan informasi dan komunikasi sehingga beberapa media pembelajaran
daring yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring.
Tetapi kebanyakan siswa yang melakukan proses pembelajaran dengan daring malah
menyalahgunakan ponsel serta kuota yang diberikan oleh orang tua mereka yang seharusnya
digunakan untuk belajar justru digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti
bermain game, bermain tiktok serta hal-hal yang orang tua ataupun guru tidak dapat ketahui
seperti menyimpan film dewasa.

Hal inilah yang dapat menjadi kendala bagi para orang tua ataupun guru, maka dari itu
sebagai orang tua wajib mengawasi dan memberikan pemahaman kepada setiap anak-
anaknya serta tidak membiarkan anak-anaknya melakukan hal-hal yang tidak pantas.
Dengan adanya kuota gratis yang di bagikan pemerintah kepada setiap siswa dapat
mengurangi beban ekonomi bagi siswa-siswi yang tidak mampu membeli paket internet serta
dapat meringankan beban orang tua.
Dengan paket gratis yang dibagikan pemerintah kepada setiap siswa kemungkinan saja ada
beberapa siswa yang menggunakannya untuk bermain game sehingga kuota tersebut habis.

Anda mungkin juga menyukai