Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS

NAMA : RAHMANIAR JASAN S.Kep


NIM : 03.2020.082
NAMA PEMBIMBING : Ns. BESTFY ANITASARI, S.kep M.kep Sp. kep.mat

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN SEKSUALITAS

A. Konsep Kebutuhan
1. Definisi/deskripsi kebutuhan
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain
melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku
yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan
kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan
dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai memerhatikan ,dan
menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu.
Tinjauan seksual dari beberapa aspek ,diantaranya :
 Aspek biologis .Aspek ini memandang dari segi biologi seperti
pandangan anatomi dan fisiologi dari system reproduksi (seksual).
 Aspek psikologis .Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas
jenis kelamin ,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran
identitasnya .
 Aspek social budaya.Aspek ini merupakan pandangan budaya atau
keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta
perilakunya di masyarakat.
Perilaku seksual sangat serupa dengan perilaku social lainnya yaitu seseorang
akan berperilaku sesuai dengan mereka dihargai untuk berperilaku .Mereka
cenderung “bermain sesuai aturan “ketika memilih seseorang untuk dinikahi
..Bagaimana seseorang memahami aspek dunia mereka bergantung pada siapa
mereka secara social dan dalam lingkungan social seperti apa mereka tinggal.
2. Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem
a. Seksual yang Sehat Meliputi :
 Bebas dari gangguan fisik maupun psikologis.
 Bersikap positif terhadap seksual.
 Mempunyai pengetahuan yang akura tentang seksualitas.
 Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas, dan peran.
b. Karakteristik Kesehatan Seks
 Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan
kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
 Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap
penampilan pribadi Merupakan hubungan biologis yang paling intim
antara dua individu yang mempunyai tujuan
 Mendapatkan keturunan (reproduksi)
 Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)Mampu membina hubungan
efektif dengan orang lain
 Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi,
sentuhan, emosional dan cinta.
c. Komponen kesehatan seksual
 Konsep seksual diri yaitu nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa
dan bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep
seksual diri yang negatif menghalangi terbentuknya suatu hubungan
dengan orang lain.
 Body image yaitu pusat kesadaran terhadap diri sendiri, secara
konstan dapat berubah. Bagaimana seseorang memandang(merasakan)
penampilan tubuhnya berhubungan dengan seksualitasnya:
Kehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit,dan terapi tertentu.
Contoh: wanita --bentuk tubuh dan ukuran payudara, Pria--- ukuran
penis.
 ldentitas Jender yaitu suatu pandangan mengenai jenis kelamin
Seseorang sebagal laki-laki atau perempuan, mencakup komponen
biologi, juga norma sosial dan budaya.
 Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimanaseseorang
mempunyai kesukaan berhubungan intim denganorang lain, dengan
lawan jenis atau sejenis.
d. Tubuh Manusia Memiliki Zona Erotik: Alat genítal, kulit , paha, bibir,
telinga,buah dada, bila dirangsang menyebabkan sexualarousal & desire
(keinginan).
e. ekspresiSeksual dipengaruhi oleh Sentuhan, bau, penglihatan, suara,
perasaan, pikiran, fantasy
f. Organ Seksual Wanita Organ seks internal: vagina, uterus, tubulus falopii
dan Ovarium.Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang
terdiridari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora,klitoris
dan ostium vaginalis (introitus)
g. Organ Seksual Laki-Laki Organ seks eksternal pria adalah penis dan
skrotum.Organ seks intermal pria yaitu testis, epididimis dan duktus
deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem
a. Perkembangan manusia berpengaruh terhadap psiko-sosial,emosional, dan
biologis
b. Kultur / budaya : berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku
yangdiharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan
mungkinjuga akan dipengaruhi budaya
c. Nilai-nilai Realigi :Aturan atau batasan yang boleh dan tidak
bolehdilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi,
hubunganseks tanpa nikah
d. Status Kesehatan : Klien dapat mengalami penurunan keinginanseksual
karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhikeinginan seksual. Citra
tubuh yang buruk, terutama ketikadiperburuk olch perasaan penolakan
atau pembedahan yangmengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien
kehilanganperasaannya secara seksual.
e. Hospitalisasi
 Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna.
 Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku secara
seksual melalui pengucapan kata-kata kotor,mencubit,dll
 Kien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan harga
dri dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan
femininitas.
4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
a. Penganiayaan seksual
 Mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan
seksual,perkosaan, pedofilia, pornografi anak
 Efek traumatik - masalah fisik dan psikologis – disfungsi seksual.
Contoh :lbu yang yang mengalami penganiayaan selama masa
kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat badan lahir
rendah.
 Anak-anak yang mengalamí penganiayaan dapat berisikoterhadap
masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dandapat terjadi
peningkatan keagresifan dan menjadi orangdewasa yang suka
melakukan tindak kekerasan.
 Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga.
Pelakupenganiayaan harus dilaporkan kepada yang berwenang..
b. Aborsi.
 Dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh
wanitayang berhubungan seks sebelum nikah.
 Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
 Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berdukac.
c. Penyakit menular seksual (PMS)
 Individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
 PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepadapasangannya
selama kontak seksual yang intim tempatpenularannya biasanya
genital, tetapi mungkin juga tertularmelalui oral-genital atau anal-
genital.
 Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sifilis disebabkan oleh bakteri
 Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS oleh virus
d. Penyakit/ Stress Yang Akan Mempengaruhi Kemampuan Seksual
Sescorang.
 nyeri Kronis
 Diabetes melitus
 Penyakit kardio vaskular
 penyakit – penyakit sendi
 pembedahan / body image
 gangguan mental
 PMS
 Obat – obatan
B. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan
1. Pengkajian
keinginan seksual klien itu beragam, sebagian ingin menikmati seks setiap hari
sementara yang lainnya menginginkan hanya satu kali alam sebulan dan lainnya
tidak lagi mempunyai kinginan seksual sama sekali. keinginan tersebut
ditunjukkan dalam bentuk rasa senang, sedih tidak nyaman maupun nyaman.
secara tidak sadar pasien menunjukkan isyarat terhadap masalah seksual mereka.
dilain pihak perawat harus memberikan kesempatan bagi klien untuk
mendiskusikan tentang seks dengan mengawali topik tersebut saat melakukan
pengkajian.
2. Riwayat keperawatan
klien pernah menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi
3. Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan fisik penting untuk mengevaluasi penyebab
kekhawatiran atau masalah seksual. tekhnik yang dapat dilakukan yaitu inspeksi
dan palpasi. perawat dapat melakukan pemeriksaan bagian genetalia dan payudara
interna dan ekterna klien. klien wanita maupun pria dapat belajar dari perawat
untuk melakukan pemeriksaan secara mandiri.
4. Pemeriksaan penunjang
 serologi
 urinalis
5. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1: Disfungsi seksual
a. Definisi
perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasrat, terangsang,
orgasme, dan atau relaksasi yang dirasa tidak memuaskan, tidak bermakna atau tidak
adekuat.
b. Batasan karakteristik
 mengugkapkan aktivitas seksual berubah
 mengungkapkan eksitasi seksual berubah
 merasa hubungan seksual tidak memuaskan
 mengunkapkan peran seksual berubah
 mengungkapkan hasrat seksual menurun
 mengeluh nyeri saat berhubungan seksual
 mengungkapkan ketertarikan pada pasangan berubah
 mengeluh hubungan seksual terbatas
 mencari informasi tentang kemampuan mencapai kepuasan seksual
c. faktor faktor yang berhubungan
 Gangguan endoktrin, perkemihan, neuromuskuler, muskuloskeletal,
kardiovaskuler
 trauma genital
 pembedahan pelvis
 kanker
 menopause
 gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demensia, gangguan
kepribadian, penyalahgunan atau penggunaan zat, gangguan kecemasan, dan
schizophrenia
Diagnosa 2: pola seksual tidak efektif
a. Definisi
kekhawatiran individu melakukan hubungan seksual yang beresiko menyebabkan
perubahan kesehatan
b. Batasan karakteristik
 mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual
 mengungkapkan aktivitas seksual berubah
 mengungkapkan perilaku seksual berubah
 orientasi seksual berubah
 mengungkapkan hubungan dengan pasangan berubah
c. Faktor yang berhubungan
 mastektomi
 histerektomi
 kanker
 kondisi yang menyebabkan paralisis
 penyakit menular seksual.
(Berdasarkan dua diagnosa pada 2.2)
Diagnosa 1: Disfungsi seksual
a. Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x 24 jam pasien dapat menerima perubahan struktur tubuh terutama pada
fungsi seksual yang dialaminya , dengan kriteria hasil
 mengekspresikan kenyamanan
 mengekspresikan kepercayaan diri
b. Intervensi keperawatan dan rasional :
 Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ
seksual seiring dengan bertambahnya usia. ( hal ini menetapkan sebagai data
untuk bekerja dan memberikan dasar untuk tujuan )
 berikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi seksual ( menambah
pengetahuan pasien dengan pasangan mengenai seksualitas)
 tinjau aturan pengobatan dan observasi efek samping ( banyaknya obat obatan
dalam memengaruhi fungsi seksual )
Diagnosa 2: Pola seksual tidak efektif
a. Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria)
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien dapat menerima
perubahan pola seksualitas yang disebabkan masalah kesehatannya, dengan kriteria
hasil :
 megidentifikasi keterbatasannya pada aktivitas seksual yang disebabkan
masalah kesehatan
 mengidentifikasi motivasi kegiatan seksual yang pantas dalam respon
terhadap keterbatasannya.
b. Intervensi keperawatan dan rasional
 ajarkan pentingnya mentaati aturan medis yang dibuat untuk mengontrol gejal
penyakit ( mengurangi perilaku yang tidak diharapkan )
 berikan informasi yang tepat pada pasien dan pasangannya tentang
keterbatasan fungsi seksual yang disebabkan oleh keadaan RS (tindakan ini
membantu mereka berfokus pada keluhan khusus, mendorong pertanyaan,
menghindari kesalahpahaman)
c. Daftar Pustaka
Abdullah, irwan. 2012. seks, gender, dan reproduksi kekuasaan. yogyakarta : pusat
tarawang press
potter dan perry. 2005. fundamuntal keperawatan. jakarta : EGC.
wilkinson, judith M. 2011 buku saku diagnosis keperawatan : diagnosa NANDA,
intervensi NIC , kriteria hasil NOC edisi 9. jakarta :EGC.

Murante, 1 februari 2021

Pembimbing

(Ns. bestfy anitasari, S.kep M.kep Sp. kep.mat)

Anda mungkin juga menyukai