Angkutan Informal
Angkutan Informal
umum (informal) yang juga ikut berkembang di kota Lima, Peru. Perkembangannya
memiliki peran yang sangat penting di masyarakat tersebut. Betapa tidak, pada tahun
1984 hampir 91% kendaraan disana adalah angkutan sector informal. Sedangkan 9%
Angkutan umum mengambil peran krusial dalam sosial masyarakat, yang menjadi
Sama halnya dengan pemukiman dan perdagangan informal, angkutan informal juga
umum sebelum mengalami perkembangan pada jenis kendaraan terbagi dalam dua
jenis angkutan umum pokok. Pertama, kolektif (taksi umum) terdiri dari sedan
dengan kapasitas 5 orang dan station wagon dengan kapasitas 8-9 orang. Kedua, Bis
mini dengan kapasitas 16 – 18 orang ditambah ruang berdiri yang cukup untuk 43
orang.
Jenis-jenis ini sifatnya tidak terikat pada golongan, mereka dijalankan dengan cara
pada pengakuan dan hak formal yang tidak didapatkan dalam penjalanan usahanya.
Sebagai sector informal angkutan umum mengambil rute sebagai ladang usahanya
dengan konsep yang hampir sama yang dilakukan oleh pemukiman informal dengan
tanah dan pedagang informal dengan jalan-jalan. Penetapan rute didasarkan pada
mengkokohkan usaha, meski kadangkala aka ada permasalahan yang muncul dengan
pihak lain baik itu sesame pengusaha angkutan informal maupun dengan kepolisian.
Para pengusaha secara tidak langsung dituntut cerdas, yang terwujud dari cara
berpikir dan analisis mereka dalam melakukan penyerobotan rute. Mereka juga
sesudahnya. Selain itu para pengusaha ini juga harus mampu menciptakan legalitas
terhadap rute yang akan mereka buat dengan melakukan pengumpulan tandatangan
banyak akibat negative yang dapat muncul dikemudian. Misalnya kekcauan, bahaya
Komite bermunculan seiring dengan maraknya pengambil aihan rute, begitu juga
dengan sifat ekslusif yang menguat dan hampir menyerupai hak milik formal. Hal ini
dalam hal menjadi perwakilan angkutan. Terdapat dua organisasi yang bersaing untuk
Federasi Pengemudi dan Pekerja Terkait Peru (ANEXOS), tujuannya sendiri untuk
Lahirnya angkutan umum pada abad yang lalu dimungkinkan oleh kemajuan
Akan tetapi, keadaan ini membatasi pasar angkutan umum, karena rute kereta api
yang sifatnya sukar diambil alih. Angkutan umum pertama di Lima berdiri pada tahun
1851 ketika kelompok lokomotif Chalaquito berangkat dari sekitar tempat yang
sekarang dinamakan Plaza San Martin, menuju pelabuhan utama, dan dengan
demikian merintis jalan kereta api Lima-Callao. Peraaturan pertama mengenai lalu
lintas kendaraan dalam sejarah Republik Peru pada tahun 1874, memberi wewenang
pada pihak yang berwajib untuk menentukan tarif angkutan. Pada tahun 1895,
pemerintah kato Lima diberi wewenang untuk menutup kontrak dengan beberapa
perusahaan untuk membangun sistem angkutan kota ini, tetapi berulah pada tahun
1903 konsesi yang pertama diberikannya pada berbagai kelompok pengusaha formal,
pada bulan januari, untuk melayani rute antara Lima dan Chorrilos dan pada bulan
Maret untuk melayani rute antara Lima dan El Callo. Pada tahu 1905 pemerintah
memberikan pada sebuah perusahaan, perusahaan Kereta Api Lima, hak untuk
melayani lebih dari satu rute, dan dengan demikian memulai perkembangan menuju
monopoli yang dipertegas pada tahun 1913 dan 1920 ketika perusahaan Listrik Lima
mengambil alih kendali atas sistem trem kota dan sejumlah kecil kontraktor saja. Hal
ini menyebabkan pemilik-pemilik perusahaan swasta mau tidak mau harus mencari
pengaruh politik jika mereka ingin memasuki dan bertahan dalam dunia usaha
angkutan.
Pada bulan Mei 1921, Luis Tirado diberi wewenang untuk mendirikan
perusahaan bis yang pertama dengan rute antara Lima, Miraflores, Baranco, dan
Magdalena del Mar. Para pemilik bis kecil bekerjasama dengan industri lokal yaitu
Pertumbuhan ini didorong, sampai batas tertentu, oleh program pembuatan jalan oleh
semua biaya yang diperlukan untuk memasang rel mereka, masing-masing, maka
pertama yang diraih sektor informal terjadi dalam masa yang diuraikan diatas dan
terdiri atas munculnya sedan yang pertama yang digunakan untuk colective, atau taksi
umum.
menggalang persatuan dan kepentingan politik dalam serikat sekerja dan federasi.
Banyak yang bergabung dengan Serikat Sekerja Pengemudi Taksi Umum Lima atau
Union of Lima Public Taxi Drivers yang, bersama-sama dengan Serikat Sekerja
Pekerja Bis atau Bus Worker’s Union yang terdisi atas pengemudi bis dari
Sekerja Pusat Pengemudi atau Central Driver’s Union. Serikat Sekerja Pusat
Mogok Besar
Pada tahun 1930, pemerintah memberikan kontrak monopoli kepada
Listrik Lima, yang memegang monopoli atas jasa angkutan trem, dan pemodal-
pemodal dari Amerika Serikat, untuk melayani semua rute di Lima. Pengemudi bis
dukungan dari para pengusaha pompa bensin, yang juga dirugikan oleh monopoli
tersebut. Pemogokan itu terjadi bersamaan dengan terjadinya gelombang protes yang
tahun.
Perselisihan itu memuncak pada bulan April 1931, ketika sebuah dapur
umum yang besar dibentu oleh FED, OGTP, dan organisasi-organisasi lain yang ikut
untuk memperkuat kedudukan mereka. Pada bulan mei 1931 monopoli dalam tangan
bahkan mendapat perlindungan yang lebih besar lagi ketika dewan wasit menetapkan
rute tidak boleh tumpang tindih, yang berarti ijin operasi tidak akan diberikan jika
rute-rute yang diusulkan oleh pemohon bersangkutan tumpang tindih dengan rute
yang ada. Kedudukan pemerintah semakin kuat. Sejak awal tahun 1931, pemerintah
mewajibkan pengusaha informal membayar pajak yang setara dengan 6 persen dari
jumlah uang tarif yang masuk, mengeluarkan 100 karcis bebas untuk pejabat
pemerintah, dan memberikan 100 karcis bebas untuk pejabat pemerintah, dan
memberikan potongan tarif sebesar 50 persen bagi anggota angkatan bersenjata, yang
berkuasa pada waktu itu. Tahap berikutnya terjadi pada tahun 1950-an, ketika
pengusaha taksi umum mulai menambah kendaraan mereka, mengganti sedan dengan
station wagon. Karenanya, jenis kendaraan yang mereka gunakan mulai makin serupa
dengan jenis kendaraan angkutan formal dari segi ukuran, dan bagi pengusaha
angkutan formal ini berarti ancaman saingan baru. Perkembangan ini disebabkan oleh
membayar pajar imporatas kendaraan dan suku cadang sebagai hak istimewa, yang