2129 2848 1 PB
2129 2848 1 PB
Abstrak
Benign prostatic hyperplasia a da lah suatu keadaan dimana terjadi hiperplasia s el-sel stroma d a n s el - s el e pi tel k el enja r
pros tat. Benign prostatic hyperplasia i ni dapat dialami oleh s ekitar 70% pria di atas usia 60 ta hun. Angka i ni akan meningkat
hi ngga 90% pa da pria berusia di atas 80 ta hun. Pa da kasus ini, kami melaporkan l aki-laki berusia 61 ta hun d a ta ng d enga n
kel uhan tidak bisa buang air kecil (BAK). Pasien mengaku s ulit untuk memulai BAK, dan terkadang haru s di s erta i d enga n
mengedan untuk BAK, pancaran kencing lemah, kadang terhenti kemudian lancar kembali. Pasien jug a m eng el uh s eri ng
berkali-kali ke kamar mandi pada malam hari saat ti dur malam karena ingin BAK na mun s a a t B AK h a nya m e netes da n
mera sa kurang puas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, nadi 99x/menit reguler, l aju pernapa s a n
20x/meni t, tekanan darah 140/90 mmHg, dan suhu 36,7 oC. Pemeriksaan s tatus generalis didapatkan dalam bata s n orm a l.
Da ri rectal toucher di dapatkan tonus s phincter ani kuat, mukosa rektum licin, ti dak a da massa, ampulla recti i ntact, s e rta
pros tat teraba membesar, batas a tas teraba, konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul ti dak a da, da n n yeri te ka n ti da k
a da , tidak ada darah dan feses pada handscoon. Pemeriksaan USG urologi menunjukkan adanya sympl e cys t re n d extra ,
ves i colithiasis, pembesaran prostat (volume 42,3 ml ) dengan kalsifikasi dan protusi ke VU. Dilakukan open p ro s ta tek tom i
s uprapubik dan ekstraksi batu buli pada pasien.
Kata kunci : benign prostatic hyperplasia, open pros ta tektomi suprapubik, retensi urin
Kores pondens i : M. Azza ky Bi ma nda ma | Al a ma t Jl . Dr. Sa mra tul a ngi No. 32 Penenga ha n Ba nda r La mpung | HP
081271592139 | e-ma il: ma zzakybimandama2@gmail.com
prostatektomi suprapubik dan ekstraksi batu teraba membesar, batas atas teraba,
buli. Prognosis pasien ini adalah quo ad vitam konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul
dubia ad bonam, quo ad functionam dubia ad tidak ada, dan nyeri tekan tidak ada, tidak ada
bonam, quo ad sanationam dubia ad bonam. darah dan feses pada handscoen.
Skor hasil pengisian kuesioner IPSS
Pembahasan pasien adalah 32, hal ini menunjukkan bahwa
Seorang laki-laki Tn. T berusia 61 tahun, pasien mengalami gejala berat. Perinciannya
tinggal di Surya Mataram, seorang petani, adalah sebagai berikut: incomplete emptying
datang ke RSUD Yani pada 08 Januari 2018 (5), frequency (4), intermittency (4), urgency
dengan keluhan utama tidak dapat buang air (4), weak stream (5), straining (5), nocturia
kecil. (5).
Kurang lebih 1 bulan sebelum masuk Dari pemeriksaan penunjang, darah
rumah sakit, pasien mengeluh sulit buang air lengkap didapatkan leukosit meningkat (10.77
kecil (BAK). Pasien mengaku sulit untuk rb/uL). Dari USG urologi didapatkan kesan
memulai BAK, dan terkadang harus disertai adanya symple cyst ren dextra, vesicolithiasi s,
dengan mengedan untuk BAK, pancaran pembesaran prostat (volume 42,3 ml) dengan
kencing lemah, kadang terhenti kemudian kalsifikasi dan protusi ke VU, serta tak tampak
lancar kembali. Pasien juga mengeluh sering kelainan pada ren sinistra.
berkali-kali ke kamar mandi pada malam hari Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
saat tidur malam karena ingin BAK namun saat fisik, dan pemeriksaan penunjang di atas
BAK hanya menetes dan merasa kurang puas. pasien diagnosa Benign Prostatic Hyperplasia
BAK keluar batu tidak ada, BAK berdarah tidak dengan retensio urine dan vesicolithiasis.
ada, demam tidak ada, nyeri pinggang tidak Pembesaran prostat jinak atau lebih dikenal
ada, buang air besar biasa. Pasien sudah 4 kal i sebagai BPH (benign prostatic hyperplasia)
ke mantri terdekat untuk dipasang kateter. merupakan istilah histopatologis, yaitu
Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-se l
rumah sakit, pasien mengeluh tidak bisa BAK. epitel kelenjar prostat. 1 BPH merupakan salah
Pasien mengejan bila ingin BAK, namun air satu keadaan yang menyebabkan gangguan
kencing tidak dapat keluar. Demam tidak ada, miksi yaitu retensio urin yang mengakibatkan
nyeri pinggang tidak ada, mual tidak ada, supersaturasi urin, sehingga rentan untuk
muntah tidak ada. Buang air besar biasa. terbentuknya batu buli. Beberapa hipotesis
Pasien lalu berobat ke RS Muhammadiyah yang diduga sebagai penyebab timbulnya BPH
Metro dan dirujuk ke RSUD Jendral Ahmad diantaranya:
Yani dengan diagnosis retensi urine et causa a. Teori Dihidrotestosteron
BPH. Pada 05 Januari 2018 pasien datang ke Dihidrotestosteron adalah metabolit
poli bedah RSUD Jendral Ahmad Yani dalam androgen yang sangat penting pada
keadaan terpasang kateter. Kemudian pasien pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat.
dirawat inap pada 08 Januari 2018. Saat itu Dibentuk dari testosteron di dalam sel prostat
pun pada pasien terpasang kateter, air oleh enzim 5α reduktase dengan bantuan
kencing dapat keluar, darah tidak ada. koenzim NADPH. DHT yang telah terbentuk
Dari pemeriksaan fisik didapatkan berikatan dengan reseptor androgen (RA)
keadaan umum sakit sedang dengan membentuk kompleks DHT-RA pada inti sel
kesadaran compos mentis, tekanan darah dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth
140/90 mmHg, nadi 99x/menit, frekuensi factor yang menstimulasi pertumbuhan sel
pernafasan 20x/menit, dan suhu 36,7°C. prostat. Aktivitas enzim 5α-reduktase dan
Status lokalis didapatkan bahwa pada regio jumlah reseptor androgen lebih banyak pada
genitalia eksterna terpasang kateter ukuran BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat pada
16F, urin keluar, warna kuning, tidak ada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga
darah. Dari rectal toucher didapatkan tonus replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan
sphincter ani kuat, mukosa rektum licin, ti dak dengan prostat normal. 3
ada massa, ampulla recti intak, serta prostat
mempunyai kemampuan berproliferasi waktu yang lama juga seringkali menjadi inti
sangat ekstensif. Kehidupan sel ini sangat untuk terbentuknya batu buli-buli. Hal lain
tergantung pada keberadaan hormon yang dapat menyebabkan terbentuknya batu
androgen, sehingga jika hormon ini buli ialah adanya benda asing yang tidak
kadarnya menurun seperti yang terjadi sengaja dimasukkan ke dalam buli-buli atau
pada kastrasi, menyebabkan terjadinya batu ureter yang turun ke buli-buli.3
apoptosis. Terjadinya proliferasi sel-sel Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu
pada BPH dipostulasikan sebagai dengan open prostatektomi suprapubik dan
ketidaktepatan aktivitas sel stem ekstraksi batu buli dengan prognosis dubia ad
sehingga terjadi produksi yang bonam. Tidak semua pasien hiperplasia
beerlebihan sel stroma maupun sel prostat perlu menjalani tindakan medik.
epitel.3 Kadang-kadang mereka yang mengeluh LUTS
ringan dapat sembuh sendiri tanpa
mendapatkan terapi apapun atau hanya
dengan nasehat dan konsultasi saja. Namun,
di antara mereka akhirnya ada yang
membutuhkan terapi medikamentosa atau
tindakan medik yang lain karena keluhannya
semakin parah.3,4,10
Tujuan terapi pada pasien hiperplasia
prostat adalah (1) memperbaiki keluhan miksi,
(2) meningkatkan kualitas hidup, (3)
Gambar 1. Pros ta t normal dan BPH 3
mengurangi obstruksi infravesika, (4)
mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal
Diagnosis banding dari kasus ini ginjal, (5) mengurangi volume residu urin
adalah karsinoma prostat, karsinoma buli-bul i setelah miksi, dan (6) mencegah progesifitas
dan prostatitis akut. Karsinoma prostat penyakit. Hal ini dapat dicapai dengan cara
dijadikan diagnosis banding berdasarkan pada medikamentosa, pembedahan, atau tindakan
anamnesa bahwa pasien mengalami susah endourologi yang kurang invasif. 3
buang air kecil. Pasien juga merasakan a. Watchfull waiting
kesulitan untuk memulai BAK dan terkadang Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk
harus mengedan untuk buang air kecil, pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7,
pancaran semakin melemah dan kadang yaitu keluhan ringan yang tidak
pasien mengalami kencing tiba-tiba berhenti mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasi en
dan lancar kembali. Diagnosis karsinoma tidak mendapatkan terapi apapun dan
prostat disingkirkan karena pada pemeriksaan hanya diberi penjelasan mengenai suatu
rectal toucher konsistensi prostat kenyal, hal yang mungkin dapat memperburuk
berbeda dengan karsinoma prostat yang keluhannya, misalnya (1) jangan
konsistensi prostatnya keras serta dapat konsumsi kopi atau alkohol setelah
teraba nodul. Prostatitis akut dijadikan makan malam, (2) kurangi konsumsi
diagnosis banding karena berdasarkan makanan atau minuman yang mengiritasi
anamnesa pasien mengeluh dirinya sering buli-buli, (3) batasi penggunaan obat-
berkali-kali ke kamar mandi dikarenakan obat influenza yang mengandung
hasrat ingin BAK tetapi saat BAK hanya fenilpropanolamin, (4) kurangi makanan
menetes dan BAK tidak lampias. Prostatitis pedas dan asin, serta (5) jangan menahan
akut disingkirkan karena pada pasien ini ti dak kencing terlalu lama. Secara periodik
mengalami demam, sakit di punggung bawah pasien diminta untuk datang kontrol
dan bagian kelamin. 3,4,5,6 dengan ditanya keluhannya apakah
Batu buli-buli atau vesicolithiasis menjadi lebih baik, disamping itu
sering terjadi pada pasien yang menderita dilakukan pemeriksaan laboratorium,
gangguan miksi. Gangguan miksi salah satunya residu urin, atau uroflowmetri. 3
dapat terjadi pada pasien hiperplasia prostat. b. Medikamentosa
Kateter yang terpasang pada buli-buli dalam Tujuan terapi medikamentosa adalah
berusaha untuk: (1) mengurangi
resistensi otot polos prostat sebagai operasi. Cairan yang sering dipakai
komponen dinamik penyebab obstruksi dan harganya cukup murah yaitu H2O
infravesika dengan obat-obatan dengan steril (aquades). Pada hiperplasi
penghambat adrenergik alfa dan (2) prostat yang tidak begitu besar, tanpa
mengurangi volume prostat sebagai ada pembesaran lobus medius, dan
komponen statik dengan cara pada pasien yang umurnya masih
menurunkan kadar hormon muda hanya diperlukan insisi kelenjar
testosteron/dihidrotestosteron (DHT) prostat atau TUIP (Transurethral
melalui penghambat 5α-reduktase. Selain incision of the prostate) atau insisi
kedua cara tersebut, banyak terapi leher buli-buli atau BNI (Bladder Neck
dengan menggunakan fitofarmaka yang Incision). Sebelum melakukan
mekanisme kerjanya masih belum tindakan ini, harus disingkirkan
jelas.2,3,5 kemungkinan adanya karsinoma
c. Operasi prostat dengan melakukan colok
Pembedahan terbuka dubur, melakukan pemeriksaan
Beberapa macam teknik operasi ultrasonografi transrektal, dan
prostatektomi terbuka adalah metode pengukuran kadar PSA. 3,5,10
dari Millin yaitu melakukan enukleasi Elektrovaporisasi prostat
kelenjar prostat melalui pendekatan Cara elektrovaporisasi prostat adalah
retropubik infravesika, Freyer me l alui sama dengan TURP, hanya saja teknik
pendekatan suprapubik transvesika, ini memakai roller ball yang spesifik
atau transperineal. Prostatektomi dan dengan mesin diatermi yang
terbuka adalah tindakan yang paling cukup kuat, sehingga mampu
tua yang masih banyak dikerjakan saat membuat vaporisasi kelenjar prostat.
ini, paling invasif, dan paling efisien Teknik ini cukup aman, tidak banyak
sebagai terapi BPH. Prostatektomi menimbulkan perdarahan pada saat
terbuka dapat dilakukan melalui operasi, dan masa rawat di rumah
pendekatan suprapubik transvesikal sakit lebih singkat. Namun teknik ini
atau retropubik infravesikal.3,5,10 hanya diperuntukkan pada prostat
yang tidak terlalu besar (<50 gram)
dan membutuhkan waktu operasi
yang lebih lama.3