Anda di halaman 1dari 8

i

HUBUNGAN HUKUM DAN HAK

ARTIKEL

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengantar Ilmu Hukum yang diampu oleh bapak

Dr. Erie Hariyanto, S.H, M.H

Disusun Oleh:

KELOMPOK 8 :

1. SHOMADANI (19382041163)

2. MOH. ALI WARDANI SOLIHEN (19382041135)

3. RACHMATULLAH ZAINUL QODRY (19382041164)


A. Latar Belakang Masalah

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan
dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam
berbagai cara dan bertindak.

Dalam hukum seseorang mempunyai hak milik atas sesuatu benda kepadanya di ijinkan untuk
menikmati hasil dari benda miliknya itu. Benda tersebut dapat di jual, di gadaikan atau di perbuat
apa saja asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan. Ijin atau kekuasaan yang di
berikan hukum itu di sebut “hak” atau “wewenang”

Pasal 28I ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk menjunjung hak asasinya. Secara detail warga
negara berhak untuk hidup, tidak disiksa, merdeka pikiran dan hati nuraninya, beragama, tidak
diperbudak, diakui sebagai pribadi di depan hukum, dan tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku

Hak dan wewenang dalam bahasa latin menggunakan istilah “ius” dalam bahasa belanda di pakai
istilah “recht” dan “droit” dalam bahasa perancis. Dalam penyalah gunaan hak dalam belanda
disebut “misbruik van recht” atau “abus de droit” dalam bahasa prancis (meyalah gunakan
kekuasaan dalam bahasa perancis di sebut “detournement de pouvoir).

Untuk membedakan hak dengan hukum dalam bahasa belanda digunakan istilah “subjectife recht”
untuk hak “objectief recht”dan untuk hukum atau peraturan-peraturan yang menimbulkan hak bagi
orang lain yaitu menggunakan istilah “law” mengandung arti hukum atau undang-undang dan
“recht” mengandung arti hak atau wewenang. 1

HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat dibagi-bagi,
saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya dialamatkan
kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk
menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah
dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta.

Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak
tersebut "dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar. Sementara
itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini bahwa hak asasi manusia
merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat.

1
Marzuki Mahmud, Peter, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Kencana Prenada Media Jakarta 2008
B. Metodologi

Menggunakan Metodologi Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena
hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari
fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk
meneliti berbagai aspek dari pendidikan
C. Pembahasan/Analisis

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan
melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat
dituntut secara paksa olehnya. Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi akan menimbulkan pertentangan jikalau hak dan kewajiban berlawanan.

Telah kita ketahui bersama bahwa dalam hukum tercermin adanya hak dengan kewajiban yang
diberikan hukum. Dalam hal ini dapat di nyatakan bahwa hak dan kewajiban itu ada karena adanya
hukum. Sehingga tidak ada hak yang tanpa hukum, dan hak akan menjadi timbul dengan adanya
keterkaitan dengan kewajiban dan begitu sebaliknya.

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri
kita sendiri Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah
tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan
terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera.

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga
negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun
tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan
bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi.

Maka wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.”

Hak di bedakan menjadi dua yaitu:

1. Hak Mutlak
2. Hak Relatif (Hak Nisbi)2

1.Hak mutlak
2
Komariah, Hukum Perdata, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002, 92-93.
Adalah hak yang memberikan wewenang kepada seseorng untuk melakukan sesuatu perbuatan, hak
yang dapat di pertahankan bagi siapapun juga, dan setiap orang harus menghormati hak tersebut.

Hak mutlak dapat juga di golongkan dalam tiga kategori, yaitu:

(1) Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Misalnya :

a) Hak seseorang untuk bebas bergerak dan tinggal pada suatu negara.

(2) Hak Publik

Hak publik yaitu, hak yang didasarkan pada hukum publik dalam arti objektif. hak yang diberikan UU
kepada negara dan warga negara. Misalnya :

a) Hak Negara Dalam Memungut Pajak Dari Rakyatnya.

(3) Hak Keperdataan

Yang mengatur tetang hak, harta benda, dan hubungan antar orang atas dasar logika (formal) –
(material) yang mengatur hak, harta benda, hubungan antar orang atsa dasar kebendaan.
Misalnya :

a) Hak Keperdataan Anak. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya hak
keperdataan anak adalah sesuatu yang harus dimiliki seorang anak berkaitan tentang perihal
yang mengatur tetang hak, harta benda, hubungan antar orang berdasarkan logika.

2. Hak Relatif (Hak Nisbi)

Ialah hak yang memberikan wewenang kepada seseorang tertentu atau beberapa orang tertentu
untuk menuntut agar supaya seseorang atau beberapa orang lain tertentu memberikan sesuatu,
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

Hak relatif ini sebagian besar terdapat dalam hukum perikatan (bagian hukum perdata) yang timbul
berdasarkan persetujuan-persetujuan dari pihak-pihak yang bersangkutan.

Contoh: dari persetujuan jual beli terdapat hak relatif seperti:

Hak penjual untuk menerima pembayaran dan kewajibannya untuk menyerahkan barang kepada
pembeli.

Hak pembeli untuk menerima barang dan kewajibannya untuk melakukan pembayaran kepada
penjuHukumnya3

Dalam setiap hak terdapat empat unsur, yaitu:

3
Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Di Bidang Kenotariatan,
Bandung: Citra Aditya, 2008, Halaman. 24.
1) Subyek Hukum

Subyek hukum adalah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Dalam kehidupan sehari-hari,
yang menjadi subyek hukum dalam sistem hukum Indonesia, yang sudah barang tentu berdasar dari
sistem hukum Belanda, ialah individu (Manusia) dan badan hukum (perusahaan, organisasi,
institusi).

2) Obyek Hukum

Obyek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum (manusia dan
badan hukum), dan dapat menjadi pokok/objek suatu hubungan hukum , karena itu dapat dikuasa
oleh subyek hukum.

3) Hubungan Hukum yang mengikat hak lain dengan kewajiban

Ialah hubungan antara dua atau lebih subjek hukum. Dalam hubungan hukum ini hak dan kewajiban
pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain.

4) Perlindungan Hukum

Pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut
diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh
hukum.4

D. Kesimpulan

4
Kansil c.s.t. Drs, SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,
Penerbit Balai Pustaka jakarta 1989
Dalam hukum seseorang mempunyai hak milik atas sesuatu benda kepadanya di ijinkan untuk
menikmati hasil dari benda miliknya itu. Benda tersebut dapat di jual, di gadaikan atau di perbuat
apa saja asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan. Ijin atau kekuasaan yang di
berikan hukum itu di sebut “hak” atau “wewenang”

Pasal 28I ayat 1 UUD 1945 – Hak warga negara untuk menjunjung hak asasinya. Secara detail warga
negara berhak untuk hidup, tidak disiksa, merdeka pikiran dan hati nuraninya, beragama, tidak
diperbudak, diakui sebagai pribadi di depan hukum, dan tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku. Namun dalam hal ini juga diatur dalam Hukum.

Maka wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.”

Dalam hal ini dapat di nyatakan bahwa hak dan kewajiban itu ada karena adanya hukum. Sehingga
tidak ada hak yang tanpa hukum, dan hak akan menjadi timbul dengan adanya keterkaitan dengan
kewajiban dan begitu sebaliknya.

Hak dibagi menjadi dua, yaitu:

Hak mutlak

Hak relatif (Hak mutlak)

Yang setiap hak terdapat empat unsur, yaitu:

Subyek hukum

Obyek hukum

Hubungan hukum yang mengikat hak lain dengan kewajiban

Perlindungan hukum
i
Kansil c.s.t. Drs, SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Penerbit Balai Pustaka jakarta
1989.

Soeroso, R, SH, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Sinar Grafika Jakarta 2017

Marzuki Mahmud, Peter, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Kencana Prenada Media Jakarta 2008

DAFTAR PUSTAKA

Kansil c.s.t. Drs, SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Penerbit Balai Pustaka jakarta 1989.

Soeroso, R, SH, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Sinar Grafika Jakarta 2017

Marzuki Mahmud, Peter, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Kencana Prenada Media Jakarta 2008
Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Di Bidang Kenotariatan,
Bandung: Citra Aditya, 2008, Halaman. 24

Komariah, Hukum Perdata, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002, 92-93.

Anda mungkin juga menyukai