Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu

ANALISIS KASUS
KEPERAWATAN DASAR

OLEH :

NAMA : FIRDA MANSYUR

NIM : R014201013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK (NGT)
Kasus 3
Seorang laki-kai berusia 58 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan stroke. Hasil
pengkajian ditemukan porsi makan tidak pernah dihabiskan, dan jika diberikan makanan lama
dikunyah kadang pada saat makan pasien tersedak. Setelah screening disfagia + (gangguan otot
menelan). Identifikasi dan analisis tindakan apa yang dilakukan pada kasus diatas.

1. Tindakan Keperawatan yang dilakukan


Pemasangan selang NGT
2. Diagnosa Keperawatan
a. Domain 2. Nutrisi, Kelas 1. Makan, Kode (00103) : Gangguan Menelan berhubungan
dengan masalah perilaku makan ditandai dengan
DO: - Porsi makan tidak pernah dihabiskan
- Makanan lama dikunyah
- Kadang pada saat makan pasien tersedak
- Gangguan otot menelan
b. Domain 4. Aktivitas/istirahat, Kelas 5. Perawatan diri, Kode (000102) :
Defisit perawatan diri : makan berhubungan dengan ketidaknyamanan ditandai dengan
DO: - Porsi makan tidak pernah dihabiskan
- Kadang pada saat makan pasien tersedak
- Gangguan otot menelan
(Herdman & Kamitsuru, 2015)
3. Tujuan Tindakan
Untuk memberikan nutrisi yang adekuat kepada pasien yang tidak dapat makan sendiri
ataupun menelan.
4. Prosedur dan Rasional Tindakan

No
Tindakan Keperawatan Rasional Tindakan
.
1. Mengecek program terapi medik Mencegah risiko kesalahan tindakan maupun
pasien akibat kelalaian perawat
2. Mengecek kepatenan kedua lubang hidung Agar mengetahui tempat yang bebas (jalan nafas
klien paten)

3. Mengucapkan salam terapeutik Pasien mengetahui prosedur yang akan


(evaluasi/validasi, kontrak waktu, tempat, dilakukan serta mendapat persetujuan dari pasien
topik, dan langkah-langkah tindakan) dan keluarga terhadap tindakan yang akan
dilakukan
4. Mencuci tangan dengan 6 langkah Mencegah terjadinya infeksi silang
5. Menyiapkan alat di samping tidur Mempermudah melakukan prosedur tindakan
6. Menempatkan klien pada posisi fowler Memudahkan memasukkan selang NGT sampai
atau semi fowler ke lambung
7. Memasang handuk kecil di dada pasien Menjaga pasien agar tetap bersih
8. Memasang handschoen Mencegah terjadinya infeksi silang
9. Mengukur panjang selang yang akan Agar selang yang masuk tepat sampai di
dimasukkan dengan menempatkan ujung lambung
selang dari hidung pasien ke ujung telinga
atas, lalu lanjutkan sampai proc.
xiphodeus
10. Menekuk/menandai ujung dari selang Agar dapat mengetahui batas ukuran selang yang
tersebut dengan plester/hypafix akan dimasukkan
11. Meminta perawat lain memberi jelly Memudahkan pada saat selang dimasukkan
xylocain 10-20 cm dari ujung selang sehingga pasien merasa nyaman
tersebut
12. Meminta pasien untuk relaks dan bernafas Memudahkan pada saat selang dimasukkan
normal. Memasukkan selang perlahan tapi sehingga pasien merasa nyaman
tegas sepanjang 5-10 cm, meminta pasien
untuk menundukkan kepala/fleksi sambil
menelan
13. Memasukkan selang sampai batas yang Batuk, ada tahanan, dan ada reflex muntah
ditandai. JANGAN MEMASUKKAN menandakan selang tersebut tidak sampai ke
SELANG DENGAN PAKSA JIKA lambung melainkan masuk ke trachea/paru-paru.
TERASA ADA TAHANAN.
a. a. Jika pasien batuk, bersin, hentikan dulu
lalu ulangi lagi. Anjurkan pasien untuk
tarik nafas”.
b. b. Jika ada tahanan, tarik perlahan-lahan
dan masukkan ke hidung yang lain lalu
masukkan kembali secara perlahan.
c. c. Jika pasien terlihat akan muntah, tarik
tube dan menginspeksi tenggorokan lalu
melanjutkan memasukkan selang secara
bertahap.
14. Mengecek kepatenan Jika pada saat diauskultasi terdengar desiran
a. Menyambungkan spoit dengan ujung udara menandakan bahwa selang tidak masuk di
NGT, menempatkan stetoskop di kuadran lambung. Sementara jika pada saat diaspirasi,
kiri abdomen pasien, memasukkan 10-20 tidaka da cairan lambung yang keluar, hal
ml udara dengan cepat sambil diauskultasi tersebut juga menandakan selang tidak masuk di
b. Mengaspirasi cairan lambung secara lambung.
perlahan melalui spoit
c. Jika ngt ternyata tidak di lambung,
masukkan 2- cm lagi dan cek kembali
15. Memfiksasi selang pada hidung dengan Mempertahankan kepatenan selangNGT.
hypafix.
16. Membantu pasien mengatur posisi yang Membuat pasien merasa nyaman
nyaman
17. Merapikan dan membersihkan alat Lingkungan pasien kembali bersih
18. Mencuci tangan Mencegah terjadinya infeksi
19. Mengevaluasi respon pasien Mengetahui kondisi/perasaan pasien setelah
prosedur pemasangan ngt dilakukan.
20. Merencanakan tindak lanjut dan Pasien mengetahui tindakan selanjutnya yang
melakukan kontrak waktu, tempat, dan akan dilakukan, misalnya feeding.
topik
21. Melakukan dokumentasi tindakan hasil Sebagai acuan untuk melakukan tindakan
selanjutnya. Serta sebagai bukti
pertanggungjawaban perawat atas segala
tindakan yang dilakukan
(Keperawatan, 2019)
5. Prinsip Tindakan yang Wajib dilakukan
- Posisi kepala saat selang dimasukan ke faring adalah fleksi
- Pastikan selang berada di lambung

6. Analisis Tindakan

Link video: https://youtu.be/cuiNIVP_b44

- Dalam tindakan pemasangan NGT pada video belum sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur seperti tidak melakukan cuci tangan sebelum memakai sarung tangan sedangkan
dalam proses pemasangan NGT langkah awal adalah memastikan tangan sudah bersih
untuk menghindari terjadinya infeksi kepada klien.
- Perawat tidak mengecek kepatenan hidung klien yang bertujuan untuk mengetahui tempat
yang bebas (jalan nafas yang paten) untuk dimasukan selang NGT.
- Saat pemasangan selang NGT, perawat juga tidak memasang perlak atau handuk kecil di
dada klien agar tetap bersih bila terjadi muntah, serta tidak memposisikan klien pada
posisi fowler atau semi fowler. Dimana posisi ini sangat memudahkan untuk
memasukkan selang NGT sampai ke lambung.
- Sebelum tindakan pemasangan NGT, perawat memberi jeli pada ujung selang NGT
kemudian mengukur dari ujung telinga klien ke proc. xhiphoideus. Hal tersebut berbeda
dalam prosedur yang seharusnya mengukur dari ujung telinga ke proc. xhiphoideus
kemudian ujung selang NGT diberi jeli.
- Selanjutnya perawat tidak memperhatikan kenyaman klien dengan tindakan tidak
memfiksasi selang pada hidung dengan tujuan dapat mempertahankan kepatenan selang
NGT.
Daftar Pustaka

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017 (Edisi 10). Jakarta: EGC.

Keperawatan, F. (2019). SOP Keterampilan Klinik Profesi Keperawatan Dasar. Makassar:


Fakultas Keprawatan Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai