Laporan Praktikum Mikrobio Tutor 18
Laporan Praktikum Mikrobio Tutor 18
BLOK DMS
Oleh:
Kelompok Tutorial 18
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Sel jamur terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk hifa (pseudo hypha) merupakan
banyak bentuk negatif dan bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk
bertahan hidup dimana kondisi di sekitarnya sangat buruk untuk berkembang
biak. Hifa ada yang bersepta dan ada yang tidak bersepta bergantung dengan
spesies daripada jamur. Kumpulan daripada hifa disebut miselium. Sampai saat ini
dikenal kurang lebih 200.000 spesies jamur, tetapi hanya 50 spesies yang patogen
pada manusia yaitu 20 spesies menyerang kulit. 12 spesies menyerang subkutan,
18 spesies menyerang alat bantu atau sistemik (Budimulja, 2008).
Infeksi jamur kulit terbagi atas infeksi superfisialis, infeksi kutan, dan infeksi
subkutan. Pengobatan yang dilakukan pada pasien infeksi jamur berbeda-beda
antara infeksi superfisialis, kutan maupun subkutan. Pengobatan yang sesuai dapat
tercapai jika penegakan diagnosis infeksi jamur kulit tersebut tepat. Dalam
menegakkan diagnosis infeksi jamur kulit dapat dilakukan beberapa cara, antara
lain pemeriksaan langsung kerokan kulit dengan KOH 10%, pembiakan atau
kultur, reaksi imunologis, dan pemeriksaan dengan lampu Wood. Pada
pemeriksaan kerokan kulit dengan menggunkan larutan KOH 10% atau 20% akan
melisiskan kulit, kuku, dan rambut sehingga bila mengandung jamur, dibawah
mikroskop akan terlihat hypha dan atau spora (Wirya, 2010).
1. Menemukan adanya hypha dan atau spora pada kuli pada kulit, kuku dan
rambut
2. Mengidentifikasi jamur yang berada pada kerokan kulit
Flora dalam tubuh manusia dapat manetap atau transient. Mikroba yang menetap
tersebut dapat dikatakan tidak menyebabkan penyakit dan mungkin
menguntungkan bila ia berada pada lokasi yang semestinya dan tanpa adanya
keadaan abnormal. Mereka dapat menyebabkan penyakit bila karena keadaan
tertentu, berada di tempat yang tidak semestinya, atau bila ada faktor predisposisi
(Jawetz, 2013).
Flora normal ini dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu pada kondisi
tertentu. Contohnya, Streptococcus dari kelompok viridians merupakan kelompok
organnisme yang biasa menghuni saluran nafas atas. Apabila masuk ke aliran
darah dalam jumlah banyak, maka mereka akan hidup di katup jantung yang rusak
atau katup prostetik dan menimbulkan endokarditis infektif (Jawetz, 2013).
BAB II
METODE
Mikroskop
Gelas objek
Scalpel
Alkohol 90 %
Potassium hydroxide 10 g
Glycerol 10 ml
Parker Quink Permanent Blue Ink 10 ml
Distilled water 80 ml
Osebulat
Nutrient broth
Nutrient agar
Lidi kapas steril
a. Identitas pasien
Usia : 20 tahun
b. Hasil
Kuku merupakan stuktur tubuh yang tidak kalah penting, dimana kuku
memiliki fungsi untuk barrier alami, fungsi menggaruk dan fungsi tangan optimal.
Berikut adalah penjelasan seputar kuku :
a. Anatomi kuku
1. Lipatan Kuku (Nail Fold) Lipatan kuku proksimal mirip dengan struktur kulit
tetapi tidak memiliki kelenjar sebasea. Kutikula terdiri dari modifikasi stratum
korneum dan berfungsi untuk melindungi struktur di dasar kuku, khususnya
matriks germinativum dari lingkungan tidak baik seperti alergi, bakteri, jamur,
dan patogen.
2. Matriks Kuku (Nail Matrix) Proksimal (dorsal) dan distal (intermediet) matriks
kuku menghasilkan bagian yang penting bagi kuku. seperti halnya epidermis kulit,
matriks memiliki lapisan pemisah basal yang menghasilkan keratinosit.
Keratinosit inilah yang mengeras lalu mati, serta memberikan kontribusi pada
lempeng kuku. Matriks kuku juga mengandung melanosit yang menyebabkan
pigmentasi pada keratinosit. Dalam keadaan normal, pigmen tidak terlihat pada
orang berkulit putih. Tetapi pada kebanyakan orang yang berkulit hitam
menunjukkan melanogenesis yang tidak sempurna.
3. Palung Kuku (Nail Bed) Palung kuku terdiri dari epidermis dan bagian dermis
yang mendasari penutupan periosteum falang distal. Terdapat pembuluh darah,
limfatik, dan sel-sel lemak.
4. Lempeng atau Badan Kuku (Nail Plate) Terdiri dari 3 lapisan horizontal, yaitu:
lamina dorsal tipis, lamina intermediet tebal, dan lapisan ventral dari palung kuku.
Dilihat dari mikroskopisnya, terdiri dari sel-sel skuamus yang mati, pada orang
tua biasanya tampak massa acidophilic yang disebut tubuh pertinaks.
Gambar 3. Onikomikosis
Di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kusmarinah dan
Unandar pada tahun 2004, insiden rerata dari onikomikosis yaitu 3,2% dari semua
penyakit kulit karena jamur atau skin fungal diseases. Dibandingkan dengan
semua penyakit kulit insidennya sekitar 0,5%, angka ini terbilang rendah sehingga
mengesankan onikomikosis merupakan penyakit yang under-reported.
Gambar :
Koloni 1 : Positif
Bakteri pada kulit tangan tergolong dalam flora normal. Flora normal
terdiri dari dua macam yaitu flora normal sementara dan flora normal yang
menetap. Flora sementara merupakan flora yang tidak menyebabkan patogen
ataupun berpotensi menyebakan patogen yang ada di kulit manusia dalam jangka
waktu tertentu.Secara umum flora jenis ini tidak menyebabkan penyakit, akan
tetapi perubahan keseimbangan dapat menyebabkan penyakit.(Jawetz,2013).
Identifikasi flora normal pada kulit dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya menggunakan isolasi bakteri. Pada praktikum isolasi bakteri yang
telah dilakukan dengan cara mencelupkan lidi kapas steril pada nutrient broth
kemudian dilakukan swab pada kulit untuk di inokulasi pada media pertumbuhan
dan di inkubasi selama 24 jam untuk mengidentifikasi morfologi koloni bakteri
pada kulit. Setelah di isolasi didapatkan hasil hanya terdapat 1 koloni bakteri
dengan morfologi koloni bulat kecil, hal ini menandakan bahwa flora normal yang
terdapat pada kulit probandus tidak banyak, Kemudian setelah dilakukan isolasi
bakteri pada kulit, selanjutnya dilakukan pewarnaan gram untuk mengidentifikasi
bakteri yang di isolasi apakah gram positif atau gram negative. Dari hasil
pewarnaan gram didapatkan hasil bakteri yang telah di isolasi merupakan gram
positif hal ini berarti bakteri yang telah diisolasi banyak mengandung eksotoksin.
Dan dapat disimpulkan pula bahwa bakteri yang telah diisolasi termasuk bakteri
staphylococcus maupun streptococcus.
Katalase : Positif
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang
diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah
H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase penting untuk pertumbuhan aerobik
karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan
bersifat racun terhadap sel mikroba. Bakteri katalase positif bisa menghasilkan
gelembung-gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 (hidrogen
peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri.
Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri, dimana
hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena
bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri. Oleh karena itu, komponen ini harus
dipecah agar tidak bersifat toksik lagi.
Bakteri terlihat berbentuk coccus tersusun seperti buah anggur dan bersifat gram
(+) positif yang merupakan Staphylococcus epidermidis yang bersifat non
patogen.
Dikatakan bakteri bersifat gram positif karena bakteri tersebut mengikat zat warna
CGV (Carbol Gentian Violet).
BAB IV
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Brooks, GF., Carroll KC, Butel JS, Morse, and all (2013). Mikrobiologi
Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg. Ed. 25. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms.
11th Ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Hal: 703. ISBN 0-13-
196893-9
LAMPIRAN
Alat Pewarnaan
Nutrien Broth
Hasil Pengolesan Pada Agar Hasil : Bakteri Coccus
Negatif
Scalpel
Proses Fiksasi di Atas Api Proses Perwarnaan
Pembuatan Sediaan
Jamur