Anda di halaman 1dari 4

obat obatan yang mempengaruhi warna feses

 Suplemen zat besi dan bismuth subsalisilat (Kaopectate, Pepto-Bismol) misalnya


biasanya membuat warna feses menjadi hitam atau hijau
 obat diare bisa membuat warna feses Anda berwarna putih atau pucat seperti tanah liat
 Rifampisin
 Aspirin
 Barium Sulfat

Warna Feses

 Warna:
▫ kuning tua  karena pengaruh urobilin
▫ Kuning  susu, jagung, santonin atau bilirubin yang belum
berubah warna
▫ Hijau  sayur
▫ Abu2  tidak adanya urobilin dalam saluran makanan pada
ikterus obstruktif atau kolestasis  dsbut Acholic, selain itu juga
terdapat pada makanan yang mengandung lemak yang tidak
dicerna karena defisiensi enzim enzim pankreas
▫ Merah muda  perdarahan bagian distal atau wortel/ buah bit
▫ Hitam  perdarahan bagian proximal, melena, carbo
medicinalis, obat2 yang mengandung besi
Warna dipengaruhi oleh jenis makanan, kelainan saluran usus, dan obat
Negatif Palsu, Positif Palsu

Negatif Palsu

 Vitamin C dosis tinggi dan anti oxidant dapat menyebabkan hasil negatif (-) palsu
 Degradasi globin

Positif Palsu

 diet, obat, dan non-human hemoglobin, rehidrasi


 Lekosit, formalin, cupri oksida, jodium dan asam nitrat dapat menyebabkan positif (+)
palsu.
 Daging hewan

Nilai Normal Pemeriksaan Feses

Sampel Urin

 Urine sewaktu/urine acak (random)

Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus.
Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih,
bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan
rutin tanpa pendapat khusus.

 Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau
menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang
lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk
pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG
(human chorionic gonadothropin) dalam urine.

 Urine tampung 24 jam

Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan
dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif
suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu
botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

Teknik Pengambilan Urin

1. Aspirasi suprapubik

Teknik aspirasi suprapubik merupakan cara yang paling baik untuk mendapatkan urin guna
pemeriksaan kultur. Ditemukannya kuman patogen dari aspirasi suprapubik menunjukkan
adanya sistitis. Kriteria diagnosis terbaik adalah ditemukannya kuman >100/ml urin dari aspirasi
suprapubik dengan sensitifitas 95% dan spesifisitas 85% serta nilai duga positif yang tinggi
(88%) pada penderita yang simptomatis. Setelah sampel urin didapatkan harus segera dibawa ke
laboratorium mikrobiologi. Pengiriman sampel tidak boleh lebih dari 2 jam karena akan
mempengaruhi kualitas sampel urin yang akan diperiksa. Perlu diketahui bahwa aspirasi
suprapubik ini menimbulkan rasa nyeri, berbahaya, dan tidak nyaman bagi pasien.

2. Kateterisasi uretra

Kateterisasi uretra sangat bermanfaat bagi wanita, khususnya wanita yang tidak mampu untuk
mengosongkan kandung kemih secara alami dan kesulitan untuk berkemih secara normal pada
ibu postpartum. Cara melakukan kateterisasi uretra adalah pada daerah labia dan muara uretra
dibersihkan dengan aquades steril, larutan garam fisiologis, atau juga bisa dengan antiseptik,
dengan menggunakan kateter uretra nomor 14-16 Fr setelah labia minora dibuka, kateter
dimasukkan dalam uretra dan urin dimasukkan ke dalam botol. Teknik ini harus diperhatikan
agar spesimen urin tidak terkontaminasi .Kateterisasi urin khusus untuk sampling ISK tidak
dianjurkan. Sampling ISK dari urin kateter dilakukan pada penderita dengan pemasangan kateter
menetap atau ada indikasi kateterisasi lain, contihnya pada pasien retensio urin.
3. Urin pancaran tengah

Cara pengambilan urin pancaran tengah harus hati-hati karena dilakukan oleh pasien sendiri.
Sebelum pengambilan spesimen, daerah periuretra harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
aquades steril dan urin yang ditampung hanya pancar tengah, bagian awal dan akhir pancar urin
tidak digunakan. Cara pengambilan yang tidak benar kemungkinan besar dapat menyebabkan
sampel urin akan terkontaminasi oleh kuman dari periuretra atau labia minora dan mayora.

Anda mungkin juga menyukai