Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN MITRAL REGURGITASI

DISUSUN OLEH :

Rahmat Maulida
11194692010079

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Laporan Pendahuluan Mitral Regurgitasi


NAMA MAHASISWA : Rahmat Maulida
NIM : 11194692010079

Banjarmasin, Desember 2020

Menyetujui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners


Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

(Sandi Suwardi, S.Kep.,Ns., M.Kes) (Eirene Eunika Meidiana G, Ns. MSN)


NIP. 197502141994021001 NIK. 1166012009017
A. Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks)
diantara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium
yang terdiri atas 2 lapisan:
1. Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada
dan selaput paru.
2. Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri
yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai
pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat
memompa.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
1. Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.
2. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.
3. Lapisan dalam disebut endokardium.
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut
atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik),
yaitu sebagai berikut :
1. Atrium
a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah
oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava
superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari
jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah di pompakan ke
ventrikel kanan.
b. Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri.
Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
atrium.
2. Ventrikel
a. Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian
dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.
b. Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian
memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel
dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
Katup-katup pada jantung terdiri dari :
1. Katup Atrioventrikuler
Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup
antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun
katup disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara
atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut
katup bikuspidalis atau katup mitral. Katup AV memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada waktu diastole
ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada saat sistol ventrikel.
2. Katup Semilunar
Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan.
Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup
semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik
ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel.
Sirkulasi pada jantung terdiri dari :
1. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi
koroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri
koroner bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut ”sinus
valsava”.
2. Vena Koroner
Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri
koroner. Sistem vena jantung terdiri dari 3 bagian: vena tebesian, vena
kardiaka anterior, sinus koronaria.
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) yang terdiri dari
arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena, mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Arteri
Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke
seluruh jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (lentur),
kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara
denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis yang
dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil saat diastol.
2. Arteriola
Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai
katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol
mempunyai dinding yang kuat sehingga mampu kontriksi atau dilatasi
beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke
kapiler. Otot arteriol dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang
berfungsi vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama
resistensi/tahanan aliran darah, perubahan pada diameternya
menyebabkan perubahan besar pada resistensi.
3. Kapiler
Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang
berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung)
dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan
oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan
memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam
darah.
4. Venula
Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan
venul-venul lain ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke
jantung.
5. Vena
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih
besar daripada arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam
volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak
terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem vena rendah
maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai
kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan
tubuh.
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga
sirkulasi koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung,
yaitu mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Sirkulasi Sistemik
a. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
b. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
c. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
d. Banyak mengalami tahanan.
e. Kolom hidrostatik panjang.
2. Sirkulasi Pulmonal
a. Hanya mengalirkan darah ke paru.
b. Hanya berfungsi untuk paru-paru.
c. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
d. Hanya sedikit mengalami tahanan.
e. Kolom hidrostatiknya pendek.
3. Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi
yang cukup pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi
seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untk miokardium
melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada keadaan saat peningkatan
aktifitas,jantung berdenyut dan Rangsang sistem saraf simpatis
Jantung sebagai pompa fungsinya dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang
saling terkait dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah
jantung (cardiac output) yaitu:

1. Beban awal (pre load)


Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium pada
akhir pengisian ventrikel. Hal ini sesuai dengan Hukum Starling:
peregangan serabut miokardium selama diastole melalui peningkatan
volume akhir diastole akan meningkatkan kekuatan kontraksi pada saat
sistolik. Sebagai contoh karet yang diregangkan maksimal akan
menambah kekuatan jepretan saat dilepaskan. Dengan kata lain beban
awal adalah kemampuan ventrikel meregang maksimal saat diastolik
sebelum berkontraksi/sistolik.
2. Kontraktilitas
Kontraktilitas merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk
menguncup dan mengembang. Peningkatan kontraktilitas merupakan
hasil dari interaksi protein otot aktin-miosin yang diaktifkan oleh kalsium.
Peningkatan kontraktilitas otot jantung memperbesar curah sekuncup
dengan cara menambah kemampuan ventrikel untuk mengosongkan
isinya selama sistolik.
3. Beban akhir (after load)
Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat
memompakan darah saat sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya
tahanan yang menghambat pengosongan ventrikel. Beban akhir juga
dapat diartikan sebagai suatu beban pada ventrikel kiri untuk membuka
katup semilunar aorta, dan mendorong darah selama kontrakis/sistolik.

4. Frekuensi jantung
Frekuensi dan irama jantung mempengaruhi kontaktilitas, misalnya
bila ada ekstra sistol ventrikel, maka akan terjadi potensiasi pada
ekstasistolik.
Faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung,
tekanan pembuluh darah perifer dan volume/aliran darah. Faktor-faktor yang
meregulasi tekanan darah bekerja untuk peride jangka pendek dan jangka
panjang, yaitu sebagai berikut :
1. Regulasi tekanan darah jangka pendek
a. Sistem Saraf
Sistem saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi
tahanan pembuluh darah perifer. Dua mekanisme yang dilakukan
adalah mempengaruhi distribusi darah dan mempengaruhi diameter
pembuluh darah.
Umumnya kontrol sistem saraf terhadap tekanan darah melibatkan:
1) Pusat Vasomotor (hipotalamus dan serebrum), mempengaruhi
diameter pembuluh darah dengan mengeluarkan epinefrin sebagai
vasokonstriktor kuat, dan asetilkolin sebagai vasodilator.
2) Baroresptor, berlokasi pada sinus karotikus dan arkus aorta.
Baroresptor sensitif terhadap perubahan tekanan darah dan
regangan arteri.
3) Kemoresptor, berlokasi pada badan karotis dan arkus aorta.
Kemoreseptor berespon terhadap perubahan kadar oksigen,
karbon dioksida dan hidrogen dalam darah.
b. Kontrol kimia
Selain CO2 dan O2, sejumlah kimia darah juga membantu regulasi
tekanan darah melalui refleks kemoreseptor yang akan dibawa ke
pusat vasomotor. Hormon yang mempengaruhi: epinefrin dan
norepinefrin, natriuretik atrial, ADH, angiotensin II, Nitrit oxide, dan
alkohol.
2. Regulasi tekanan darah jangka panjang
Ginjal melakukan regulasi tekanan darah jangka panjang melalui 2
mekanisme, yaitu : secara langsung melalui pengaturan kecepatan filtrasi
cairan di ginjal dan secara tidak langsung melalui pengaturan sistem renin
angiotensin.

B. Pengertian Regurgitasi Mitral


1. Definisi
Penyakit katup jantung merupakan kelainan aliran darah melintasi
katup jantung. Katup normal adalah aliran searah dan aliran yg tidak
terhalangi. Katup membuka merupakan tekanan proximal katup lebih
tinggi dari tekanan dalam ruang atau pembuluh darah sebelah katup.
Katup menutup merupakan tekanan distal lebih tinggi dari tekanan
dalam ruang proximal katup.
Regurgitasi mitral adalah suatu keadaan ketidak mampuan katup
mitral menutup dengan sempurna sehingga menyebabkan aliran
darah balik dari ventrikel kiri ke dalam atrium kiri pada saat sistol.
Regurgitasi katup mitral (Inkompetensia mitral, Insufisiensi mitral,
Mitral Regurgitation) adalah kebocoran aliran balik katup mitral setiap
kali ventrikal kiri berkontraksi.

2. Etiologi
Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat
dibagi atas reumatik dan non reumatik (degenaratif, endokarditis,
penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan
sebagainya). Penyebab terbanyak insufisiensi mitral adalah demam
reumatik. Sementara itu regurgitasi mitral kronik dapat terjadi pada
penyakit jantung rematik. Dapat juga terjadi pada perforasi katup atau
ruptur chorda.

3. Patofisiologi
Insufisiensi mitral terjadi bilah-bilah katup mitral tidak dapat saling
menutup selama systole. Chordate tendineae memendek, sehingga
bilah katup tidak dapat menutup dengan sempurna, akibatnya
terjadilah regurgitasi aliran balik dari ventrikel kiri ke antrium kiri.
Pemendekan atau sobekan salah satu atau kedua bilah katup mitral
mengakibatkan penutupan lumen mitral tidak sempurna saat ventrikel
kiri dengan kuat mendorong darah ke aorta, sehingga setiap denyut,
ventrikel kiri akan mendorong sebagaian darah kembali ke antrium
kiri. Aliran balik darah ini ditambah dengan darah yang masuk dari
paru, menyebabkan antrium kiri mengalami pelebaran dan hipertrofi.
Aliran darah balik dari ventrikel akan menyebabkan darah yang
mengalir dari paru ke antrium kiri menjadi berkurang. Akibatnya paru
mengalami kongesti, yang pada giliranya menambah beban ke
ventrikel kanan. Maka meskipun kebocoran mitral hanya kecil namun
selalu berakibat terhadap kedua paru dan ventrikel kanan.
4. Clinical Pathway

Kelainan Katup
jantung

Insufiensi katup Stenosis Katup


5. Manifestasi Klinik
a. Sangat letih,
b. Lemah
c. Kehabisan tenaga
d. Berat badan turun
e. Napas sesak bila terjadi kegiatan fisik
f. Ortopneu,
g. Paroxysma noktural dipsneu rales.

Tingkat lanjut: edema paru-paru, kegagalan jantung sebelah kanan.

Auskultasi: terasa getaran pada raba apex, S1 tidak ada, lemah,


murmur.

Murmur: bernada tinggi, menghembus, berdesis, selama


systoll(pada apex) S3 nada rendah.

6. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada kelainan katup.
a. Angina pectoris
b. Bedah jantung
c. Gagal jantung kongestif
d. Disritmia
e. Kondisi inflamasi jantung
f. Aspek-aspek psikososial perawatan akut
g. Penyakit jantung rematik
h. Penyakit jantung iskemik

7. Penatalaksaan
a. Farmakologi:
1) Antiaritmik, diperlukan untuk mengendalikan irama jantung
yang tidak teratur
2) Antikoagulan
3) Antibiotic, diperlukan jika ada infeksi bakteri
4) Vasodilator, diperlukan untuk mengurangi beban kerja jantung
5) Diuretic, untuk memperbaiki udema pulmo Pembedahan
6) Bedah penggantian katup (mitral valve replacement)
7) Bedah perbaikan katup (mitral valve repair), yaitu rekonstruksi
katup mitral yang menyebabkan regurgitasi seperti
penyambungan kembali daun katup ke annulus mitral, atau
penyambungan korda tindinea.

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Kateterisasi jantung : Untuk menentukan luas dan jenis
penyumbatannya. Gradien tekanan (pada distole) antara atrium
kiri dan ventrikel kiri melewati katup mitral, penurununan
orivisium katup (1,2 cm), peninggian tekanan atrium kiri, arteri
pulmunal, dan ventrikel kanan ; penurunan curah jantung.
b. Ventrikulografi kiri : Digunakan untuk mendemontrasikan prolaps
katup mitral.
c. ECG : Pembesaran atrium kiri ( P mitral berupa takik), hipertropi
ventrikel kanan, fibrilasi atrium kronis.
d. Sinar X dada : Pembesaran ventrikel kanan dan atrium kiri,
peningkatan vaskular, tanda-tanda kongesti/edema pulmunal.
e. Ekokardiogram : Dua dimensi dan ekokardiografi doppler dapat
memastikan masalah katup. Pada stenosis mitral pembesaran
atrium kiri, perubahan gerakan daun-daun katup.
f. Elektrokardiogram (teknik penggambaran jantung dengan
menggunakan gelombang ultrasonik).

9. Masalah Keperawatan
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
b. Riwayat penyakit sekarang
Kapan waktu timbulnya penyakit? Jam berapa? Bagaimana awal
munculnya?Berangsur-angsur? Keadaan penyakit, apakah
sudah membaik, parah atau tetapsama dengan
sebelumnya.Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan,
Kondisi saat dikaji P Q R S T

c. Riwayat penyakit dahulu


Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah
dialami, imunisasi yang pernah diberikan, kecelakaan yang
pernah dialami, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit
alergi (makanan, obat-obatan, zat/substansi, textil), pengobatan
dini (konsumsi obat-obatan bebas).
d. Riwayat penyakit keluarga
Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umumnya
menyerang.Anggotakeluarga yang terkena alergi, asma, TBC,
hipertensi, penyakit jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis,
migrain, DM, kanker dan gangguan emosional.
e. Data Dasar Pasien
1) Aktivitas / Istirahat
a) Gejala : Kelemahan, kelelahan. Pusing, rasa berdenyut.
Dispenea karena kerja, palpitasi. Gangguan tidur
(ortopnea, dispnea paroksimal noktural, nokturia,
keringatmalam hari.)
b) Tanda : Takikardi, gangguan pada TD. Pingsan karena
kerja. Takipnea, dispnea.
2) Sirkulasi
a) Gejala : Riwayat kondisi pencetus, contoh: Demam
reumatik,Endokarditis bakterial subakut, infeksi
streptokokal; hipertensi, kondisi kongenital (contoh
kerusakan Atrial-septal, sindrom marfun), trauma dada,
hipertensi pulmonal. Riwayat murmur jantung, palpitasi.
Serak, hemoptisis. Batuk tanpa produksi sputum.
b) Tanda : Sistolik TD menurun (AS lambat).Tekanan nadi:
Penyempitan (SA); luas(IA)Nadi karotid: lambat dengan
volume nadi kecil (SA); bendungan dengan pulsasi arteri
terlihat (IA).Nadi apikal: PMI kuat dan terletak di bawah
dan kekiri(IM); secara lateral kuat dan perpindahan
tempat (IA).
c) Getaran : Getaran diastolik pada aspek (SM). Getaran
systolik pada dasar (SA) Getaran systolik senjang batas
sternal kiri; getaran systolik pada titik jagular dan
sepanjang arteri karotis(IA).
Dorongan : Dorongan apikal selama systolik(SA). Bunyi
jantung:S1 keras, pembukaan yang keras
(SM). Penurunan atau tak ada S1, bunyi
robekan luas, adanya S3(IM berat). Bunyi
ejeksi sistolik (SA). Bunyi sistolik, ditonjolkan
oleh berdiri/jongkok (MVP).
Kecepatan :Takikardi (MVP) ; takikardi pada istirahat
(SM).
Irama : Tak teratur, fibrilasi atrial (SM dan IM).
Disritmia dan derajat pertamaBlok AV (SA).
Murmur : Murmur diastolik pada area pulmonalik (IP).
Bunyi rendah, murmur diastolik gaduh(SM).
Murmur sistolik terdengar baik pada apek
(MR). Murmur sistolik terdengar baik pada
dasar dengan penyebaran ke leher
(SA).Murmur sistolik pada dasar kiri batas
sternal (SP) meningkat selama inspirasi (IT).
Murmur diastolik (tiupan), bunyi tinggi dan
terdengar baik pada dasar (IA). Murmur
diastolik pada dasar kiri strenal meningkat
dengan inspirasi ( ST).
Warna / Sianosis : Kulit hangat, lembab dan kemerahan
(IA).Kapiler kemerahan dan pucat pada tiap
nadi (IA).
3) Integritas Ego
a) Gejala : Tanda kecemasan. Contoh gelisah, pucat,
berkeringat,fokus menyempit, gemetar.
4) Makanan / Cairan
a) Gejala: Disfagia (IM Kronis)Perubahan berat badan.
Penggunaan diuretik.
b) Tanda: Edema umum / dependen. Hepatomegali dan
asites ( SM, IM, IT) Hangat, kemerahan dan kulit
lembab (IA). Pernafasan payah dan bising dengan
terdengar krekels dan mengi.
5) Neurosensori
a) Gejala: Episode pusing/ pingsan berkenaan dengan
beban kerja.
6) Nyeri / Kenyamanan
a) Gejala: Nyeri dada , angina (SA,IA). Nyeri dada non
angina / tidak khas (MVP).
7) Pernafasan
a) Gejala:Dispenia (Kerja, ortopnea, paroksismal,
nokturnal). Batuk menetap ataunokturnal ( sputum
mungkin/ tidak produktif).
b) Tanda: Takipnea. Bunyi napas adventisius (krekels
dan mengi). Sputum banyak dan berbecak darah
( Edema pulmonal). Gelisah/ ketakutan ( Pada adanya
edema pulmonal).
8) Keamanan
a) Gejala: Proses infeksi/ sepsis, kemoterapi radiasi.
Adanya perawatan gigi (pembersihan, pengisian, dsb).
b) Tanda: Perlu perawatan gigi / mulut.
9) Riwayat Psikososial
a) Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya
b) Identifikasi hubungan klien dengan yang lain dan
kepuasan diri sendiri
c) Kaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan
kondisi RS
d) Tanggapan klien tentang beban biaya RS
e) Tanggapan klien tentang penyakitnya
7) Riwayat Spiritual
a. Kaji ketaatan klien beribadah dan menjalankan
kepercayaannya :
b. Support system dalam keluarga :
c. Ritual yang biasa dijalankan :
8) Aktifitas Sehari-hari
a) Nutrisi :Selera makan, menu makan dalam 24 jam.
Frekuensi makan dalam 24 jam. Makanan yang disukai
dan makanan pantangan. Pembatasan pola makanan.
Cara makan (bersama keluarga, alat makan yang
digunakan). Ritual sebelum makan, dll.
b) Cairan : Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam,
frekuensi minum, kebutuhan cairan dalam 24 jam.
c) Eliminasi (BAB & BAK): Tempat pembuangan,
frekuensi? kapan? teratur?, konsistensi, kesulitan dan
cara menanganinya, obat-obat untuk memperlancar
BAB/BAK.
d) Istirahat Tidur Apakah cepat tertidur, jam tidur
(siang/malam), bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan,
apakah tidur secara rutin.
e) Olahraga
Program olahraga tertentu, berapa lama melakukan dan
jenisnya, perasaan setelah melakukan olahraga.
f) Rokok / alkohol dan obat-obatan
Apakah merokok? jenis? berapa banyak? kapan
mulai merokok? Apakah minum minuman keras?
berapa minum /hari/minggu? jenis minuman? apakah
banyak minum ketika stress?
g) Personal hygiene
Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan,
mandiri/dibantu), cuci rambut, gunting kuku, gosok gigi.
9) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum klien :
Tanda-tanda dari distress, penampilan dihubungkan
dengan usia, ekspresi wajah, bicara, mood, berpakaian
dan kebersihan umum, tinggi badan, BB, gaya
berjalan.
2) Tanda-tanda vital :
Suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah.
3) Sistem pernafasan
Hidung : Kesimetrisan, pernafasan cuping hidung,
adanya sekret / polip, passaseudara.
Leher : Pembesaran kelenjar, tumor.
Dada : Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest).
Perbandingan ukuran anterior posterior dengan
transversi. Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada
retraksi). Keadaan proxsesus xipoideus.Suara nafas
(trakhea, bronchial, bronchovesikular).Apakah ada
suara nafas tambahan. Apakah ada clubbing finger.
4) Sistem kardiovaskuler
Conjunctiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis),
arteri carotis, tekanan vena jugularis, ukuran jantung,
ictus cordis/apex, suara jantung (mitral,tricuspidalis,
S1, S2, bising aorta, murmur,gallop), capillary refill
time.
5) Sistem perncernaan
Sklera (ikterus/tidak), bibir (lembab, kering, pecah-
pecah, labio skizis), mulut (stomatitis, apakah ada
palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan menelan,
gerakan lidah), gaster (kembung, gerakan peristaltik),
abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap
kuadran), anus (kondisi, spinkter ani, koordinasi).
6) Sistem saraf
a) Fungsi cerebral: status mental (orientasi, daya
ingat, perhatian dan perhitungan, bahasa),
kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan gcs,
bicara (ekspresive dan resiptive)
b) Fungsi kranial (saraf kranial I s/d XII)
c) Fungsi motorik (massa, tonus dari kekuatan otot)
d) Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan
diskriminasi)
e) Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)
f) Refleks (ekstremitas atas, bawah dan superficial)
g) Iritasi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, kernig
sign, brudzinski sign)
h) Sistem musculoskeleta
i) Kepala (bentuk kepala), vertebrae (bentuk,
gerakan, rom), pelvis (thomas test, trendelenberg
test, ortolani/barlow test, rom), lutut (mc murray
test, ballotement, rom), kaki (keutuhan ligamen,
rom), bahu, tangan.

7) Sistem perkemihan
Edema palpebra, moon face, edema anasarka,
keadaan kandung kemih, nocturia, dysuria, kencing
batu, penyakit hubungan sexual.
8) Sistem immune
Allergi (cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia),
Immunisasi, Penyakit yang berhubungan dengan
perubahan cuaca, Riwayat transfusi dan reaksinya.

10. Diagnosa Keperawatan


a. Gangguan pertukaran gas b/d odema paru ditandai dengan
sianosis dan dispnea.
b. Resiko tinggi menurunanya curah jantung b/d penurunan
kontraktilitas ventrikel kiri ditandai dengan aritmia dan perubahan
EKG.
c. Nyeri dada b/d iskemia jaringan myokard ditandai dengan
perubahan denyut jantung dan ekspresi kesakitan.
d. Ansietas b/d situasi kritis ditandai dengan ketakutan dan
peningkatan tegangan.
e. Defisit pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang katup
jantung ditandai dengan permintaan informasi kepada perawat
dan ahli profesi kesehatan lainnya
11. Intervensi Keperawatan

No Dx NIC NOC
Rasional
1. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan, gas 1. Kaji suara paru, frekuensi nafas,
b/d odema paru ditandai darah arteri normal dalam jangka waktu 1 x kedalaman, dan usaha nafas, dan produksi
dengan sianosis dan 24 jam sputum sebagai indicator keefektian
dispnea DO: penggunaan alat penunjang.
Menunjukan perbaikan ventilasi/oksigenasi 2. Awasi dan laporkan pada data pengkajian
sebagai bukti adalah frekuensi pernapasan terkait (sensorium pasien, suara nafas, pola
dalam rentang normal, tak ada sianosis, dan nafas, analisis gas darah arteri, sputum,
penggunaaan otak aksesoris, bunyi nafas efek obat).
normal. 3. Membantu dalam posisi, batuk, dan nafas
DS: dalam.
Sudah tidak terlihat pernafasan cuping hidung 4. Jelaskan pada pasien mengenai
Warna kulit pasien kembali dalam keaadaan penggunaan alat bantu yang diperlukan
normal (oksigen, pengisap, spirometer)
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Berikan oksigen tambahan dengan
menurunanya curah Penurunan curah jantung dapat teratasi dan nasal kanal/ masker sesuai dengan
jantung b/d penurunan menunjukkan tanda vital dalam batas yang indikasi.
kontraktilitas ventrikel kiri dapat diterima, disritmia terkontrol atau 2. Berikan istirahat psikologi dengan
ditandai dengan aritmia hilang dan bebas gejala gagal jantung dalam lingkungan yang tenang.
dan perubahan EKG. jangka waktu 3x24 jam. 3. Pantau tanda kelebihan cairan.
DO: 4. PemberianIV ,pembatasan jumlah total
Tekanan darah dalam batas normal (120/80 sesuai dengan indikasi. Hindari cairan
mmHg, nadi 80x/menit). garam.
Tidak terjadi aritmia dan irama jantung 5. Kolaborasi pemberian obat.
teratur, CRT kurang dari 3 detik.
DS:
Klien akan melaporkan penurunan episode
dispnea, berperan dalam aktivitas mengurangi
beban kerja jantung.

3. Nyeri dada b/d iskemia Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan skala nyeri 0-10 untuk
jaringan myokard ditandai keperawatan,Pasien mengatakan bahwa nyeri rentang intensitas.
dengan perubahan denyut dada telah hilang/terkontrol dalam jangka 2. Catat ekspresi verbal atau non verbal,
jantung dan ekspresi waktu 3x24 jam respon otomatis terhadap
kesakitan. DO: nyeri(berkeringat,TD dan nadi
Denyut jantung dan frekuensi pernafasan berubah,peningkatan atau penurunan
kembali dalam keadaan normal. frekuensi pernafasan).
Pola makan pasien kembali dalam keadaan 3. Ajarkan penggunaan teknik
normal. nonfarmakolog (misalnya: TENS,
DS: hypnosis, relaksasi, masase, dll)
Pasien mengatakan nyeri di area dada sedah 4. Evaluasi respon terhadap obat.
menghilang. 5. Berikan lingkungan istirahat dan
Pasien mengatakan pola tidur kembali batasi aktifitas sesuai kebutuhan.
normal.
Ekspresi wajah pasien tenang.
4. Ansietas b/d situasi kritis Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Kaji dan dokumentai tingkat kecemasan
ditandai dengan ketakutan Pasien merasa tenang dalam jangka waktu pasien, termasuk reaksi fisik pasien.
dan peningkatan tegangan. 1x24 jam. 2. Ajarkan dan anjurkan pasien melakukan
DO: teknik relaksasi, contoh napas dalam,
Mulut kembali dalam keadaan normal, tidak bimbingan imajinasi, relaksasi progresif.
kering 3. Berikan tindakan kenyamanan contoh,
DS: mandi, gosokan punggung, perubahan
Pasien mengatakan nafsu makan sudah posisi.
kembali normal. 4. Koordinasikan waktu istirahat dan
Pasien tidak terlihat cemas lagi. aktivitas saat senggang tepat untuk
Kontak mata dengan pasien kembali normal. kondisi.
5. Libatkan orang terdekat dalam rencana
perawatan dan dorong partisipasi
maksimum pada rencan pengobatan.
5. Defisit pengetahuan b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Jelaskan dasar patologi abnormalitas
kurangnya informasi Pasien mengerti tentang kelainan katub katub.
tentang katup jantung jantung dalam jangka waktu 1x24 jam 2. Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek
ditandai dengan DS: samping, dan pentingnya minum obat
permintaan informasi Pasien menyatakan pemahaman proses sesuai resep.
kepada perawat dan ahli penyakit, program pengobatan dan 3. Anjurkan dan biarkan pasien
profesi kesehatan lainnya. potensial komplikasi. menunjukkan ketrampilan pemantauan
Pasien mampu mengenali kebutuhan untuk sendiri nadi bila pasien pulang dengan
kerja sama dan mengikuti perawatan. digitalis.

Anda mungkin juga menyukai